Anda di halaman 1dari 12

FARMAKOLOGI

“PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT”

DOSEN PEMBIMBING :Ns. Ervan, M.Kep., Sp. Kep.J

KELAS : 1A / PRODI DIII KEPERAWATAN

NAMA KELOMPOK 3 :

1. Edo Bisri Afriansa (P05120219 012)


2. Elfina Tri Tasya (P0 5120219 013)
3. Julian Piter (P05120219 018)
4. Mutia Ardilla Fitri (P05120219 021)
5. Nadila Dwi Herlina (P05120219 022)
6. Syahfarman (P05120219 034)
7. Viola Kriselly (P0 5120219 039)
8. Wira Saputra (P05120219 040)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBATini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapakdosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 04 Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Perawat dalam Pengobatan................................................................2
B. Prinsip Pemberian Obat................................................................................2
C. Cara Penyimpanan Obat...............................................................................4
D. Hak Klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat..............................5
E. Kesalahan dalam Pemberian Obat...............................................................5
F. Pendidikan Kesehatan..................................................................................6
G. Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat...........................................6
H. Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat......................6
I. Trend Issue
Pengobatan................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan yang
aman.Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian
obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas
atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan.Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan
dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien.Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab
pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti,
Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians’ Desk Reference (PDR), dan
sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat  jika
merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan,
kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang
merugikan dari pengobatan. Sebelum sesuatu obat diberikan atau dikonsumsi
seseorang, obat telah melalui berbagai proses antara lain proses penyediaan,
pengolahan, pengijinan, perdagangan, pengorderan, pemblian dan pemakaian.
Pada aspek pemberian obat, perawat harus yakin tentang order pengobatan
yang dibuat oleh dokter sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan
dan pelaksanannya.

B. Tujuan
1. Agar seorang perawat mengetahui peran apa saja yang harus dimiliki
dalam pemberian.
2. Supaya perawat dapat menghargai hak-hak pasien dalam pemberian
obat.
3. Agar seorang perawat tidak salah lagi dalam pemberian obat.

4
4. Agar perawat memahami apa saja yang perlu di perhatikan dalam
pemberian obat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Perawat dalam Pengobatan


Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh
darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap
pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting dimiliki oleh perawat.Perawat memiliki peran yang utama
dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan
mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang
benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang
dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa
tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam
memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus
tepat.

B. Prinsip Pemberian Obat


1. Pasien yang Benar
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya.Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien
mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Obat yang Benar

5
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa
nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua
label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat.Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3. Dosis yang Benar
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya.Jika
ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.Jika pasien meragukan dosisnya
perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul
maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4. Cara/Rute Pemberian yang Benar
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda.Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan.Obat dapat diberikan peroral,
sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti
tablet ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus,
atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).

6
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek
untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang
memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat
dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat
diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Dokumentasi yang Benar
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum
obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat

C. Cara Penyimpanan Obat


1. Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat
termolabil (rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara
penyimpanan masing-masing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin,

7
supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi tidak boleh beku),
vaksin tifoid antara 2 – 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.
2. Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum
dan terkunci.
3. Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru
diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan
warna (dari bening menjadi keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya
rusak.

D. Hak Klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat


1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.
Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan setelah
mendapatkan informasi (informed consent) yang berdasarkan
pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan.
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan.Adalah
tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan
penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.Jika tetap menolak,
perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melapor
kepada dokter yang menginstruksikan.

E. Kesalahan dalam Pemberian Obat


Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup
faktor lain yang mengubah terapi obat yang direncanakan, misalnya lupa
memberi obat, memberi obat dua sekaligus sebagai kompensasi, memberi
obat yang benar pada waktu yang salah, atau memberi obat yang benar pada
rute yang salah.
Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus
segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior
segera setelah kesalahan itu diketahuinya.

8
F. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu
diberikan mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara
merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan peberian obat
yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.

G. Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat


Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan
efek terapeutik obat, perawat harus mampu melakukan observasi untuk
mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan
keefektifitasan obat.Pemberian obat tidak boleh dipandang sebagai pengganti
perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana dengan pemberian
obat saja.Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi
keefektifitasan obat yang diberikan kepada pasien.Namun, laporan langsung
yang disampaikan oleh pasien dapat digunakan pada berbagai
keadaan.Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung kepada pasien
tentang keefektifitasan obat yang diberikan.

H. Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat


Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi pasien
terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat.untuk melakukan hal ini,
perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta
kemungkinan efek samping yang dapat terjadi.Beberapa efek samping obat
khususnya yang menimbulkan keracunan memerlukan tindakan segera
misalnya dengan memberikan obat-obatan emergensi, menghentikan obat
yang diberikan dan secepatnya memberitahu dokter.
Perawat harus memberitahu pasien yang memakai/ minum obat di rumah
mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan

9
pada dokter atau perawat.Setiap pasien mempunyai ketahanan yang berbeda
terhadap obat.Beberapa pasien dapat mengalami alergi terhadap obat-obat
tertentu.Perawat mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya alergi
pada pasien akibat pemberian obat.Data tentang alergi harus diperoleh
sewaktu perawat melakukan pengumpulan data riwayat kesehatan.

I. Trend Issue Pengobatan


Pemanfaatan potensi keanekaragaman hayati tanaman untuk pengobatan
herbal secara alami berdasarkan praktik empiris di Indonesia semakin
meningkat.Pengobatan dengan bahan alami digunakan berdasarkan praktis
empiris seperti  pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan, penyembuhan
penyakit dan sebagai kosmetik. Brotowali, Kumis Kucing, Buah Merah, dan
Temulawak merupakan sedikit dari beragam jenis tumbuhan asli Indonesia
yang diketahui dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti diare,
darah tinggi, diabetes, hiperkolesterorl, hepatitis, asam urat, asma, batu ginjal,
reumatik, batu empedu, keputihan, hingga obesitas.
Pemanfaatan tanaman asli Indonesia sebagai bahan pengobatan modern
merupakan usaha yang terus harus dilanjutkan untuk menjadikan Indonesia
tuan rumah dari pengobatan herbal,Pemanfaatan bahan alami yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk obat pun sudah diatur dalam Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan pemasukan
bahan baku obat tradisional.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada
klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan
teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.Perawat yang
memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan
dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

B. Saran
Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat
kepada pasien.Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat
dalam pemberian obat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/
http://akper1a2010.blogspot.com/2011/08/peran-perawat-dalam-pemberian-
obat.html
http://haris715.blogspot.com/2013/04/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-
obat.html
http://health.liputan6.com/read/627062/meningkat-tren-pengobatan-herbal-di-
indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai