Anda di halaman 1dari 6

Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

KLASIFIKASI KECURAMAN
KECAMATAN GAJAHMUNGKUR
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Model Permukaan Digital)

Disusun oleh:
Barkah Amiruddin Ahmad
Ulifatus Sa’diyah 21110112130052
Dedigun Bintang F 21110112130068
Handaru 21110112140076
Fajar Rudi P 21110112130059
Mufid Damar P. 21110112140081

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang
Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail : jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2015

1
Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

KLASIFIKASI KELERENGAN
KECAMATAN GAJAHMUNGKUR

Kecamatan Gajahmungkur adalah sebuah kecamatan di Kota


Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan kecamatan pecahan dari
Kecamatan Semarang Selatan. Terdiri dari kelurahan Lempongsari, Candi,
Kintelan, Sampangan serta kelurahan Gajahmungkur.
Kecamatan Gajahmungkur memiliki luas 8,53 km2 (sumber : Wikipedia).
Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan,
Kecamatan Gajahmungkur masuk dalam lereng II (2-5%). Kecamatan
Gajahmungkur berada pada ketinggian 90,56 - 348 MDPL (perbukitan).
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Gajahmungkur mencapai 0.99% dan
pemanfaatan lahannya hanya berupa lahan non-sawah (Bappeda, 2004).
Peta kemiringan tanah memiliki peran penting. Kelerengan merupakan data
yang sangat penting dan banyak digunakan pada banyak bidang keilmuan spasial
salah satunya adalah dalam bidang perencanaan wilayah. Seperti yang disebutkan
dalam SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara
Penetapan Hutan Lindung bahwa Kelerengan merupakan salah satu kriteria yang
diperlukan. Selain itu, data kelerengan memiliki peran penting dalam mitigasi
bencana seperti memprediksi daerah rawan longsor atau daerah terendam banjir.
Berdasarkan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Semarang tahun 2011-2031, Kecamatan Gajahmungkur masuk dalam daerah
rawan longsor. Kelurahan yang paling berpotensi rawan longsor di Kecamatan
Gajah mungkur adalah Kelurahan Gajahmungkur, Kelurahan Bendan Dhuwur,
dan Kelurahan Lempongsari (MetroSemarang, 2014).
Dengan permasalahan seperti diatas, maka perlu dibuat data klasifikasi
kelerengan atau kecuraman di Kecamatan Gajahmungkur. Data yang digunakan
adalah data batas kecamatan, data kontur Semarang, dan data jalan di Semarang.
Sedangkan software yang digunakan adalah ArcMap 10.0. Dari data kontur
tersebut nantinya akan di buat DEM (Digital Elevation Model), kemudian di-clip
menurut data batas kecamatan, selanjutnya dihitung selisih jarak antara dua
dimensi dan tiga dimensi yang dijadikan dasar dalam klasifikasi dalam lima
tingkat kelerengan.

1
Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

Dalam Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi


Tanah, (1986) disebutkan bahwa kelas kemiringan lahan dapat diklasifikasikan
dalam table berikut:
Tabel 1. Tabel Klasifikasi Kecuraman
Kelas Kemiringan (%) Klasifikasi
I 0-8 Datar
II >8-15 Landai
III >15-25 Agak Curam
IV >25-45 Curam
V >45 Sangat Curam

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan


1. Membuat DEM dari data kontur dengan Topo to Raster

2. Overlay DEM dengan data kontur, data jalan, dan data batas kecamatan.

3. Clip area studi

2
Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

Hasil Clip:

4. Menghitung surface length

Hasil perhitungan surface length:

3
Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

5. Hitung selisih 2D dan 3D

6. Menghitung kecuraman

4
Klasifikasi Kecuraman Kecamatan Gajahmungkur

7. Klasifikasi Kecuraman berdasarkan table 1

Dari hasil klasifikasi kecurangan seperti data diatas, dapat disimpulkan bahwa di
Kecamatan Gajahmungkur sebagian besar datar. Kecuraman paling besar adalah
132.162756 (Sangat curam), dan kecuraman paling rendah adalah 0.000021
(Datar).

Anda mungkin juga menyukai