Anda di halaman 1dari 29

AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK,

DAN PERALATAN

Properti, pabrik, dan peralatan merupakan komponen yang sangat penting dari aktiva
perusahaan. Mereka termasuk aktiva perusahaan dalam melakukan bisnisnya, seperti tanah,
gedung perkantoran, pabrik, mesin, peralatan, gudang, toko ritel, dan pengiriman kendaraan.
Mereka biasanya sebagian besar dari total aktiva perusahaan.
Properti, pabrik, dan peralatan adalah aset berwujud yang tidak lancar, perusahaan
menggunakan dalam operational normal bisnisnya. Istilah alternatif aktiva pabrik, aktiva tetap,
dan aktiva operasional. Untuk dapat termasuk termasuk dalam kategori ini, aktiva harus memiliki
tiga karakteristik
1. Aktiva tersebut diperoleh untuk dipergunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual
kembali.
Aktiva hanya digunakan dalam kegiatan usaha normal. Tidak termasuk lahan atau
bangunan tidak terpakai, ini harus dilaporkan sebagai investasi. Sebuah jenis tertentu dari aktiva
dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap, oleh satu perusahaan dan sebagai persediaan oleh
orang lain. Misalnya, truk yang dimiliki oleh sebuah perusahaan truk termasuk dalam pabrik,
peralatan dan properti. Namun, truk yang dimiliki oleh dealer dikategorikan sebagai inventaris.
2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.
Untuk termasuk dalam properti, peralatan pabrik, masa manfaat dapat digunakan selama
lebih dari satu tahun atau siklus operasi normal, mana yang lebih lama. Investasi dalam aktiva –
aktiva ini akan dibebankan pada periode masa depan melalui beban penyusutan periodik.
3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
Harus ada suatu zat fisik yang dapat dilihat dan disentuh. Sebaliknya, aktiva tak berwujud
seperti goodwill atau hak paten tidak memiliki substansi fisik. Tidak seperti bahan baku,
umumnya properti, pabrik dan peralatan tidak mengubah karakteristik fisik mereka dan tidak
ditambahkan ke dalam produk untuk dijual kembali.

1
Menuurut PSAK No.16 (IAI :2007: Para. 06), aset tetap adalah aset berwujud yang :
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

Evaluasi penggunaan biaya historis

Penggunaan perolehan biaya (historis) sebagai dasar untuk pelaporan properti, pabrik,
dan peralatan konsisten dengan pelaporan aset yang lain, kewajiban, ekuitas pemegang saham.
Keuntungan adalah bahwa :

1. Biaya ini sama dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi

2. Biaya penilaian yang dapat diandalkan, dan

3.Keuntungan dan kerugian dari memegang aset diakui hanya ketika diwujudkan melalui
transaksi penjualan.

AKUISISI PROPERTI, PABRIK DAN PERALATAN


Jenis utama aktiva perusahaan yang termasuk dalam kategori properti, pabrik, dan
peralatan adalah tanah, bangunan, peralatan, mesin, furnitur dan perlengkapan,dan perbaikan
prasarana. Akuisisi dari item properti, pabrik, dan peralatan menimbulkan banyak masalah. Ini
mencakup penentuan biaya suatu aset yang diperoleh secara tunggal atau dengan pembelian
lump-sum, dengan pembayaran tangguhan, melalui penerbitan surat berharga, atau dengan
sumbangan. Juga, dalam situasi yang lebih kompleks, aktiva dapat diperoleh dalam pertukaran
untuk aktiva lain atau oleh self kontruksi.

Penentuan biaya
Biaya properti, peralatan pabrik, dan pengeluaran uang tunai atau setara yang diperlukan
untuk memperoleh aktiva dan memasukkannya ke dalam kondisi operasi. Dengan kata lain,
biaya akuisisi yang diperlukan untuk memperoleh keuntungan akan diperoleh dari aset tersebut

2
dikapitalisasi (dicatat sebagai aset). Biaya ini termasuk harga kontrak, diskon, ditambah barang,
perakitan, instalasi, dan biaya pengujian.

Tanah
Tercatat biaya tanah meliputi:
1. Harga beli
2. Biaya penutupan transaksi dan memperoleh hak milik, termasuk komisi, opsi, legal
fees, title search, asuransi, dan pajak yang jatuh tempo
3. Biaya survei
4 Biaya penyiapan lahan untuk penggunaan tertentu, seperti meratakan, menimbun,
mengosongkan gedung tua
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya hingga siap untuk
digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Secara umum tanah adalah bagian dari
property, pabrik dan peralatan. Namun jika tujuan utama dari perolehan dan pemilikan tanah
adalah spekulatif, maka tanah lebih tepat diklasifikasikan sebagai investasi. Jika tanah dimiliki
oleh sebuah perusahaan real estate untuk dijual kembali maka harus diklasifikasikan sebagai
persediaan. Dalam kasus dimana tanah dipegang sebagai investasi, perlakuan akuntansi apa yang
harus diberikan berkenaan dengan pajak asuransi, dan biaya langsung lainnya yang dikeluarkan
selama pengolahan tanah.

Bangunan
Tercatat biaya bangunan meliputi:
1. Harga beli
2. Biaya renovasi dan rekondisi
3. Biaya penggalian untuk bangunan tertentu
4. Arsitektur biaya dan biaya izin bangunan
5. Biaya bunga yang dikapitalisasi dalam situasi tertentu dibahas kemudian dalam bab ini
6. Mengantisipasi biaya yang dihasilkan dari kondisi tanah.
Sebuah perusahaan harus mempredisikan biaya tak terduga, seperti kerusakan atau
kebakaran, terkait dengan pembangunan gedung. Biaya pajak properti dan asuransi selama
konstruksi dapat dikapitalisasi atau dibebankan, sebagaimana kita bahas untuk tanah

3
Pengembangan gedung yang disewa
Perbaikan yang dilakukan oleh penyewa untuk properti yang disewakan, kecuali secara
khusus dikecualikan dalam perjanjian sewa, kembali kepada lessor pada akhir masa sewa. Oleh
karena itu, lessee mengkapitalisasi biaya perbaikan prasarana, seperti desain interior toko ritel,
dan biaya amortisasi atas kehidupan ekonomi atau kehidupan sewa, mana yang lebih pendek
Prosedur umum adalah untuk menentukan apakah biaya akan memberikan manfaat ekonomi bagi
perusahaan di luar periode berjalan, dan yang aset terkait dengan peningkatan keuntungan.
misalnya, ketika sebuah perusahaan pembelian tanah, biaya menghancurkan sebuah gedung tua
di tanah benar dikapitalisasi ke tanah karena keuntungan yang akan berasal dari tanah yang
meningkat sebagai akibat dari bangunan tua tidak lagi berada di sana. Juga, jika penjual telah
menghancurkan bangunan tua, harga jual mungkin akan lebih tinggi. Ketika sebuah perusahaan
dihancurkan sebuah gedung tua di lahan yang sudah dimiliki sehingga bangunan baru dapat
didirikan, biaya yang dikaitkan dengan manfaat yang disadari sebelumnya dari bangunan tua.
Oleh karena itu, biaya ini termasuk dalam perhitungan keuntungan atau kerugian pembuangan.
Bangunan baru tidak memiliki manfaat yang lebih besar karena bangunan tua usang. Demikian
pula jika perusahaan membeli bangunan tua dengan harapan menimbulkan beberapa biaya
renovasi, tapi biaya yang sebenarnya melebihi biaya yang direncanakan karena kesulitan tak
terduga, biaya tambahan tidak harus dikapitalisasi. Hal ini karena hasil dari kesalahan dan tidak
meningkatkan manfaat ekonomi dari bangunan atas manfaat tersebut awalnya diharapkan.
Namun mengingat kesulitan penganggaran yang akurat, biaya total sering dikapitalisasi apakah
atau tidak mereka total biaya melebihi jumlah yang dianggarkan.

Lump – Sum Purchase


Sebuah perusahaan dapat memperoleh beberapa aset berbeda dengan harga lump sum
pembelian tunggal. Harga pembelian dialokasikan untuk aktiva secara individual dibeli. Alokasi
ini diperlukan karena beberapa aktiva dapat didepresiasi dan beberapa tidak, dan aktiva
disusutkan mungkin memiliki kehidupan ekonomi yang berbeda dan disusutkan dengan metode
yang berbeda. Sebuah perusahaan mengalokasikan harga perolehan dalam pembelian lump sum
berdasarkan nilai wajar relatif dari aset individu.

4
Contoh: Lump Sum Purchase
Misalkan perusahaan membayar $ 120,000 untuk tanah dan bangunan. Jika tidak ada
bukti dalam kontrak harga terpisah menyetujui untuk tanah dan bangunan, perusahaan
mengalokasikan $ 120,000 antara dua aset berdasarkan nilai relatif mereka adil. Perusahaan
dapat memperoleh bukti nilai-nilai tersebut dari beberapa sumber, seperti penilaian atau dinilai
untuk pajak properti, jika menganggap nilai - nilai menjadi indikasi yang cukup akurat nilai
pasar relatif. Misalkan bahwa penilaian tanah dan bangunan menunjukkan nilai $ 50,000 dan $
75,000 masing-masing. perusahaan sampel menghitung biaya masing-masing sebagai berikut:
Appraisal Relative Fair Value x Total Cost = Allocated Cost
Value
Land $ 50,000 $ 50,000 / $ 125,000 x $ 120,000 $ 48,000
Building $ 75,000 $ 75,000 / $ 125,000 x $ 120,000 $ 72,000
Total $ 125,000 $ 120,000

Perusahaan Sample mencatat biaya tanah $ 48,000 dan biaya bangunan $ 72,000. Jika
biaya untuk memperoleh penilaian yang bersifat material, perusahaan harus menambahkannya ke
harga pembelian sehingga dialokasikan ke masing-masing aset. Dalam beberapa situasi,
dimungkinkan untuk menentukan hanya salah satu dari nilai pasar.

Pembayaran tangguhan
Ketika sebuah perusahaan memperoleh properti, pabrik, dan peralatan atas dasar
pembayaran ditangguhkan, seperti dengan menerbitkan obligasi atau catatan atau asumsi hipotek,
catatan aset pada nilai wajar atau nilai wajar kewajiban pada tanggal transaksi, mana yang lebih
dapat diandalkan. Jika tidak ditentukan, perusahaan mencatat aset sebesar nilai sekarang dari
pembayaran tangguhan pada tingkat bunga yang dinyatakan, kecuali tingkat dinyatakan secara
material berbeda dari tingkat pasar, dalam hal ini menggunakan suku bunga pasar.

Penerbitan surat berharga


Apabila properti diperoleh melalui penerbitan sekuritas saham biasanya maka biaya
property itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai ditetapkan saham tersebut.
Jika saham itu sedang diperdagangkan secara aktif, maka nilai pasar saham yang diterbitkan
merpakan ukuran yang baik atas harga ekuivalen kas berjalan.

5
Contoh : PT B memutusakan untuk membeli beberapa tanah. Perusahaan menerbitkan
5000 lembar saham biasa kepada PT. A (nilai pari $10) nilai pasar wajar $12 persaham sebagai
pengganti pembayaran tunai atas tanah tersebut

Jurnal yang harus dibuat :

Tanah (5000 x $12) $60,000

Saham Biasa $ 50,000

Tambahan modal disetor $ 10,000

Akuisisi Aktiva oleh Donasi


Ketika sebuah perusahaan memperoleh properti, pabrik dan peralatan melalui donasi
(biasanya oleh unit pemerintah atau individu), transaksi ini didefinisikan sebagai transfer aktiva
nonmoneter. GAAP membutuhkan perlakuan yang berbeda untuk mencatat aktiva yang
disumbangkan oleh unit pemerintah dan aktiva yang disumbangkan oleh unit non pemerintah
(seperti pemegang saham perorangan). Dalam kedua situasi, catatan perusahaan (debit) aset pada
nilai wajar. Dalam hal sumbangan oleh unit pemerintah, kredit dicatat dalam akun modal
disumbangkan. Argumen untuk perlakuan ini adalah bahwa perusahaan tidak harus
meningkatkan laba sebagai hasil dari sumbangan oleh unit pemerintah.

Contoh: Donasi oleh unit Pemerintah

Misalkan kota Julesberg (unit pemerintah) menyumbangkan tanah seharga $ 20.000


kepada Perusahaan Klemme karena perusahaan berpindah lokasi fasilitas produksi untuk
Julesberg. Perusahaan Klemme mencatat peristiwa ini sebagai berikut:

Tanah 20,000

Sumbangan modal 20,000

Contoh: Donasi oleh Badan Nonpemerintah

6
Dalam kasus sumbangan oleh unit non pemerintah, perusahaan mendapatkan catatan.
Argumen untuk perlakuan ini adalah bahwa menerima sesuatu nilai dari unit swadaya
masyarakat (pemegang saham) merupakan laba bagi perusahaan.

Misalnya, CEO dari Perusahaan Hrouda menyumbangkan sebuah bangunan senilai $ 50.000
untuk perusahaan. Perusahaan catatan peristiwa ini sebagai berikut:

Building 50,000

Gain on Receipt Of Donated Building 50,000

PERTUKARAN AKTIVA NON MONETER


Akuntansi yang tepat untuk pertukaran nonmoneter (seperti persediaan serta properti,
pabrik, dan peralatan ) masih diperdebatkan atau masalah kontrolvesial. Sebagian akuntan
berpendapat bahwa akuntansi untuk jenis pertukaran ini harus didasarkan atas nilai wajar aktiva
yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima dengan mengakui suatu keuntungan atau
kerugian. Sebagian lagi berperndapat bahwa akuntansi harus didasarkan atas jumlah yang
tercatat dari aktiva yang diberikan tanpa mngakui keuntungan atau kerugian.
Cost of Asset Acquired = Fair value of + Cash Paid or - Cash Received
Asset Surrendered
And
Gain (Loss) = Fair Value of - Book Value of Asset Surrendered
Asset Surrendered

SELF - CONTRUCTION
Kadang - kadang sebuah perusahaan konstruksi properti, pabrik, dan peralatan bahwa
mereka berniat untuk digunakan dalam proses produksinya. Biaya langsung terkait dengan
konstruksi ditambahkan dengan biaya aktiva, termasuk bahan, tenaga kerja, teknik, dan overhead
manufaktur variabel. Tiga komponen biaya aktiva memerlukan pertimbangan tambahan 1. Biaya
bunga, 2. Biaya overhead tetap manufaktur, 3. Keuntungan pada konstruksi.
Bunga selama konstruksi

7
Telah ada banyak kontroversi mengenai apakah perusahaan harus memanfaatkan pungut
pada dana pinjaman untuk membiayai pembangunan aset sebagai bagian dari biaya akuisisi, atau
beban bunga tersebut.

Konseptual Alternatif
FASB mempertimbangkan tiga alternatif untuk memperhitungkan bunga selama
konstruksi
a. Tidak ada bunga yang dikapitalisasi selama masa konstruksi
b. Bermodalkan suatu jumlah bunga untuk semua dana yang digunakan untuk konstruksi
c. Mengkapitalisasi bunga dana pinjaman untuk pembangunan
GAAP untuk Kapitalisasi bunga
Sebuah perusahaan dibutuhkan untuk menyelesaikan tiga langkah untuk kapitalisasi
bunga:
1. Tentukan apakah aset memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga
2. Hitung jumlah bunga untuk memanfaatkan
3. Mengidentifikasi periode dimana untuk memanfaatkan bunga

Aktiva Kualifikasi Untuk Kapitalisasi Bunga


Perusahaan diperluan untuk memanfaatkan bunga atas aset yang dibangun baik untuk
digunakan sendiri atau dibangun sebagai proyek diskrit untuk dijual atau sewa untuk lainnya.
Bunga tidak dapat dikapitalisasi untuk jenis aset berikut :
1. Persediaan yang rutin diproduksi. Persediaan tidak kualifikasi aset karena, dalam
pandangan FASB, "manfaat informasi tidak membenarkan biaya" kapitalisasi.
2. Aset yang digunakan atau siap untuk digunakan
3. Aset yang tidak digunakan dalam aktivitas perusahaan untuk menghasilkan laba dan
tidak digunakan dalam aktivitas yang diperlukan untuk membuatnya siap digunakan (seperti
tanah yang tidak dikembangkan dan aktiva yang tidak digunakan karena usang, kelebihan
kapasitas, atau perlu direparasi).

Periode Kapitalisasi

8
Periode kapitalisasi adalah periode waktu dimana bunga harus dikapitalisasi yang dimulai
apabila ketiga kondisi berikut terjadi :
1) Pengeluaran untuk aktiva telah dilakukan
2) Aktiva yang dipelukan untuk mempersiapkan aktiva agar dapat digunakan sedang
berjalan
3) Biaya bunga telah terjadi
Kapitalisasi bunga akan terus berlangsung selama tiga kondisi tersebut ada, sementara
periode kapitalisasi akan berakhir apabila aktiva telah selesai dan siap untuk digunakan

Jumlah yang harus dikapitalisasi


Jumlah bunga yang dikapitalisasi untuk kualifikasi aktiva didasarkan pada jumlah yang
sebenarnya dipinjam dan biaya pinjaman tersebut. Jumlah tersebut "dimaksudkan adalah bahwa
sebagian dari biaya bunga yang timbul biaya bunga selama periode akuisisi aset yang secara
teoritis bisa dihindari". Perusahaan menentukan jumlah bunga untuk memanfaatkan dengan
menerapkan tarif pungut untuk biaya investasi rata-rata kumulatif (pengeluaran) untuk aset
kualifikasi selama periode kapitalisasi. Bunga yang dapat dihindarkam adalah jumlah biaya
bunga selama periode berjalan yang secara teoritis dapat dihindari jika pengeluaran untuk
membeli aktiva tidak dilakukan. Jika biaya bunga actual selama periode adalah $90,000 dan
bunga yang dapat dihindarkan adalah $ 80,000 maka hanya $ 80,000 yang dikapitalisasi. Atau
jika biaya bunga actual adalah $ 80,000 dan bunga yang daoat dihindari adalag $90,000 maka
hanya $ 80,000 yang dikapitalisasi.

Untuk menerapkan konsep bunga yang dihindarkan, jumlah bunga potensial yang dapat
dikapitalisasikan selama periode akuntansi ditentukan dengan mengakihkan suku bunga dengan
akumulasi pengeluaran rata – rata tertimbang dari aktiva yang memenuhi kualifikasi selama
periode berjalan.

Fixed Overhead Costs

9
Ada tiga alternatif bagi perusahaan untuk memasukkan biaya overhead tetap dalam biaya
aktiva yang dibangun.
1. Alokasikan sebagian dari overhead tetap total diri - aktiva yang dibangun
Di bawah alternatif ini, perusahaan mengalokasikan overhead tetap untuk pembangunan
dengan cara yang sama untuk unit persediaan yang diproduksi. Ini adalah konsep "biaya penuh",
karena biaya overhead total periode dialokasikan untuk produksi persediaan dan pembangunan
aktiva.
Argumen yang mendukung alternatif ini adalah:
a. Konstruksi harus diperhitungkan dalam cara yang sama seperti produk biasa, meskipun
ini berarti bahwa produk reguler akan dialokasikan kurang dari biaya overhead
b. Biaya aktiva yang dibangun akan cenderung lebih dekat perkiraan biaya suatu aktiva
yang dibeli, karena penjual biasanya mencakup overhead tetap dalam harga jual.
2. Memasukkan overhead tambahan dalam biaya aktiva yang dibangun sendiri.
Di bawah alternatif ini, perusahaan hanya mencakup overhead tetap yang meningkat
sebagai akibat dari konstruksi (tapi tidak ada biaya overhead yang dialokasikan) dalam biaya
aktiva yang dibangun sendiri. Argumen yang mendukung alternatif ini
a. Biaya aktiva adalah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memproduksinya
b. Operasi normal seharusnya tidak menerima perlakuan yang berbeda dengan
mengurangi biaya produk reguler dan meningkatkan pendapatan karena konstruksi
c. Overhead akan terjadi atau tidak saat konstruksi berlangsung dan
d. Keputusan untuk membangun aktiva harus didasarkan pada biaya tambahan total dan
tidak termasuk overhead tetap dialokasikan.

3. Memasukkan overhead tetap dalam biaya diri - aktiva yang dibangun.


Argumen utama dalam mendukung alternatif ini adalah bahwa overhead tetap perusahaan
tidak berubah sebagai hasil dari konstruksi. Oleh karena itu, jika perusahaan termasuk beberapa
overhead, ini akan menghasilkan overhead kurang yang dibebankan pada periode berjalan (atau
termasuk dalam biaya persediaan) dan peningkatan pendapatan. Tentu saja, alternatif ini masuk
akal hanya jika overhead tetap tidak meningkat sebagai akibat dari konstruksi

BIAYA SETELAH AKUISISI

10
Sebuah perusahaan menimbulkan biaya - biaya selama masa manfaat, properti, pabrik
peralatan, dan untuk keperluan perbaikan. Keputusan akuntansi yang berhubungan adalah apakah
biaya-biaya ini harus ditambahkan (dikapitalisasi) ke akun aset (Pengeluaran modal) atau
dibebankan (pengeluaran operasi atau pendapatan). Sebuah biaya yang meningkatkan manfaat
ekonomi masa depan dari aset di atas orang-orang yang awalnya diharapkan adalah belanja
modal. Manfaat ekonomi masa depan dapat ditingkatkan dengan

1. Memperpanjang masa manfaat aktiva

2. Meningkatkan produktivitas

3. Memproduksi produk yang sama dengan biaya lebih rendah

4. Meningkatkan kualitas produk

Sebuah biaya yang tidak meningkatkan manfaat ekonomi tetapi dikeluarkan untuk
mempertahankan manfaat adalah pengeluaran operasional. Kami membahas penambahan,
perbaikan dan penggantian, penataan ulang dan bergerak, dan perbaikan dan pemeliharaan di
bagian berikut

Penambahan

Biaya sebuah tambahan merupakan aset baru dan karena itu dikapitalisasi. Menambahkan
bangunan disamping dan menginstal sebuah alat kontrol polusi adalah contoh penambahan.
Selain itu melibatkan menghapus aset tua, masalah muncul adalah bagaimana untuk
memperhitungkan biaya penghapusan. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan menambahkan
bangunan baru disamping bangunan, sering membuat perubahan terhadap bangunan tua. Jika
perubahan ini meningkatkan manfaat ekonomi yang diantisipasi untuk bangunan tua, maka biaya
perubahan dikapitalisasi. Jika perubahan tidak meningkatkan manfaat asli dari bangunan tua,
maka biaya dibebankan. Selain itu, biaya dari setiap bagian dari aset yang dihancurkan
(misalnya, sebuah dinding penghubung) harus dihapus dari account sebagai pembuangan aset,
meskipun hal ini jarang dilakukan karena keabstrakan atau kesulitan pengukuran

Perbaikan dan Penggantian

11
Perbaikan (kadang-kadang disebut pemugaran) dan penggantian (kadang disebut
perpanjangan) melibatkan substitusi baru untuk yang lama, dan meningkatkan manfaat ekonomi
yang akan diperoleh dari aset tersebut. Perbaikan adalah penggantian aktiva yang sekarang
sedang digunakan dengan aktiva lain yang lebih bai ( katakanlah, lantai kayu dengan lantai
semen). Dipihak lain, penggatian adalah subsitusi dari aktiva yang sama ( lantai kayu dengan
lantai kayu)

Jika pengeluaran ini meningkatkan potensi pelayanan masa depan dari aktiva, dan oleh
karena itu pengeluaran tersebut harus dikapialisasi, maka akuntansinya diperlakukan dengan
salah satu cara berikut, tergantung pada situasinya

1. Pendekatan Subsitusi. Secara konseptual, pendekatan subsitusi merupakan prosedur


yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia.

Contoh : Instinct Enterprises memutuskan untuk mengganti pipa – pipa dari sistem pipa
ledengnya. Sebuah perusahan pipa ledeng menyarankan agar pipa besi dan tube baja diganti
dengan tube plastik yang baru dikembangkan. Pipa dan tube lama memiliki nilai buku sebesar $
15.000 (biaya $ 150,000 dikurangi akumulasi penyusutan $135,000) dan nilai sisa sesbesar $
1000. Sistem tube plastik memiliki biaya atau harga pokok sebesar $125,000. Dengan asumsi
bahwa Insinct harus membayar sebesar $124,000 untuk tube baru setelah menukarnya dengan
tube lama, maka ayat jurnalnya adalah :

Sistem ledeng 125,000

Akumulasi Penyusutan 135,000

Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap 14,000

Sistem Ledeng 150,000

Kas ( $125,000 - $1000) 124,000

2. Mengkapitalisasi Biaya baru

12
Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan atau penggantian adalah bahwa
walaupun nilai tercatat aktiva lama tidak dikeluarkan dari akun, namun penyusutan yang
mencukup tealh diperhitungkan atas pos tesebut untuk mengurangi nilai tercatat menjadi hampir
nol.

3. Membebankan ke Akumulasi Penyusutan.

Sewaktu – waktu kuantitas atua kualitas aktiva itu sendiri tidak dapat ditingkatkan, tetapi
umur manfaatnya dapat diperpanjang. Penggantian, secara khusus, dapat memperpanjang umur
manfaat aktiva, tetapi mungkin tidak meningkatkan kualitas atau kuantitasnya.

Penyusunan dan Pemasangan Kembali


Biaya penyusunan kembali dan pemasangan kembali yang merupakan pengeluaran yang
ditujukan untuk memberikan manfaat diperiode masa depan, berbeda dengan penambahan,
penggantian dan perbaikan. Contohnya adalah penyusunan kembali dan pemasangan kembali
sekelompok mesin untuk memudahkan produksi dimasa depan. Jika biaya pemasangan awal dan
akumulasi penyusutan yang dihitung sampai tanggal sekarang dapat ditentukan atau diestimasi,
maka biaya penyusunan dan pemasangan kembali dipelukan sebagai penggantian. Jika tidak,
yang bisanya merupkan kasus yang sering terjadi, maka biaya baru itu (jika jumlahnya material)
harus dikapitalisasikan sebagai aktiva yang akan diamortisasi selama periode masa depan yang
diharapkan menerima manfaat. Jika biaya ini tidak material, jika tidak dapat dipisahkan dari
beban operasi lainnya, atau jika manfaat masa depannya masih diragukan, maka hal itu harus
dengan segera dibebankan

Perbaikan dan Pemeliharaan


Ketika sebuah perusahaan menimbulkan perbaikan rutin dan biaya pemeliharaan untuk
mempertahankan aset dalam kondisi operasi, maka pengeluaran biaya pada periode terjadinya.
Namun, klasifikasi pengeluaran sebagai perbaikan mungkin tergantung pada bagaimana
perusahaan menyumbang aktivanya. Reparasi adalalah pengeluaran yang dilakukan untuk
mempertahankan aktiva tetap berada dalam kondisi siap operasi, biaya ini dapat dibebankan ke
akun beban selama periode tejadinya atas dasar bahwa periode tersebut merupakan periode yang
paling banyak menerima manfaat. Penggantian komponen kecil, pelumasan dan penyetelan
peralatan, pengecatan kemabli dan pembersihan adalah contoh dari beban pemeliharaan yang
dikeluarkan secara teratur serta diperlakukan sebagai beban operasi biasa.

13
DISPOSAL OF PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT

Sebuah perusahaan dapat melepaskan properti, pabrik,dan peralatan dengan penjualan,


konversi paksa, ditinggalkan, atau. Idealnya, penyusutan, yang terakumulasi sampai dengan saat
pelepasan, akan mengurangi nilai buku. Biasanya, perusahaan harus mengakui keuntungan atau
kerugian atas pelepasan. Keuntungan atau kerugian dapat dianggap sebagai koreksi pendapatan
yang telah dicatat dalam aktiva tahun telah dimiliki, karena merupakan indikasi bahwa depresiasi
itu tidak benar. Namun, GAAP mengharuskan perusahaan jumlah keuntungan atau kerugian
pelepasan pada periode tersebut. Perusahaan ini biasanya termasuk keuntungan atau kerugian
dalam pendapatan biasa, tetapi juga dapat dilaporkan sebagai pos luar biasa atau pembuangan
dari komponen sebuah bisnis jika memenuhi kriteria yang tepat.

Penyusutan harus dicatat selama periode waktu antara tanggal ayat jurnal penyusutan
terakhir dibuat dan tanggal penjualan. Untuk mengilustrasikanya, asumsikan bahwa penyusutan
mesin yang bebiaya $ 18,000 tealah dicatat selama 9 tahun sebesar $1,200 per tahun. Jika mesin
itu dijual pada pertengahan tahun kesepuluh seharaga $ 7,000, maka ayat jurnal untuk mencatat
penyusutan pada tanggak penjualan adalah sebagai berikut :

Beban penyusutan 600

Akumulasi penyusutan – Mesin 600

Ayat jurnal yang terpisah ini biasanya tidak dibuat karena kebanyakn perusahaan
memasukkan semua penyusutan, termasuk jumlah ini, pada satu ayat jurnal diakhir thaun. Dalam
kedua kasus tersebut ayat jurnak untuk penjualan aktiva adalah sebagai berikut

Kas 7000

14
Akumulasi Penyusutan – mesin 11,400

(($1,200 x 9 ) + $ 600)

Mesin 18,000

Keuntungan atas pelepasan Mesin 400

Nilai buku mesin pada saat penjualan adalah $ 6,600 ($18.000 - $11,400); karena mesin
dijual seharga $7,000, maka jumlah keuntungan dari penjualan adalah $ 400

Secara konseptual IFRS menawarkan standard akuntansi yang lebih ideal untuk
diterapkan, terlepas dari berbagai hambatan yang dipastikan akan dihadapi pada saat standard
tersebut diterapkan. Dalam hal standard akuntansi untuk aset tetap, terdapat sejumlah kesamaan
dan juga sejumlah perbedaan. Hal-hal yang berbeda dalam IFRS pada dasarnya sudah lama
menjadi wacana dalam perumusan US GAAP, dan tidak dimasukkannya wacana standar
akuntansi ke dalam US GAAP adalah karena faktor pertimbangan biaya, manfaat, dan risiko.
Dengan demikian, jika pada akhirnya wacana standar akuntansi yang tidak dimasukkan ke dalam
US GAAP sekarang justru dimasukkan ke dalam IFRS, maka pengguna standar harus terampil di
dalam menerapkannya sehingga tujuan ideal dari IFRS benar-benar bisa dicapai.

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan dikaji ulang secara lebih komprehensif
dalam kaitannya dengan standard akuntansi untuk aset tetap adalah sebagai berikut:

1.    Masalah saat pengakuan aset tetap, tidak terdapat perbedaan antara US GAAP dan
IFRS.

2.    Masalah pengukuran kos perolehan aset tetap, terdapat perbedaan antara US GAAP
dengan IFRS, terutama dengan perlunya dimasukkan unsur dismantling costs dan
decommissioning costs.

3.    Masalah pengukuran kos depresiasi aset tetap, terdapat perbedaan antara US GAAP
dengan IFRS, yaitu dengan dimasukkannya dismantling costs, decommissioning costs,
pengukuran nilai residu, dan revaluasi aset tetap.

15
4.    Masalah penyajian kos aset tetap di dalam laporan posisi keuangan, terdapat
perbedaan antara US GAAP dan IFRS, yaitu berdasarkan kos historis untuk US GAAP dan
berdasarkan fair value untuk IFRS.

Dengan memahami perbedaan pokok antara US GAAP dan IFRS, serta memahami
pemikiran yang melatarbelakangi masing-masing standard, akan menjadi lebih mudah di dalam
memetakan permasalah stadard akuntansi untuk aset tetap serta di dalam menerapkannya di
dalam dunia praktik. Pembandingan antara US GAAP dan IFRS memegang peran penting dalam
proses pemahaman mengingat US GAAP adalah standar akuntansi yang sudah dikenal dan
diterapkan secara luas selama puluhan tahun.

Aset Tetap, dari segi pengakuan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan.


Aset tetap telah diatur pada PSAK 16 atau dalam IAS 16, terkait dengan perbedaan dan
persamaan secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TOPIK GAAP IAS 16
Pengakuan Aktiva tetap diakui sebesar biaya sama
perolehan
penentuan cost Biaya perolehan mencakup semua sama
pengeluaran, termasuk administrasi dan
pengeluaran overhead umum, langsung
untuk membawa aset ke kondisi kerja bagi
perusahaan dimaksudkan digunakan.
Aktiva tetap disusutkan selama masa sama
manfaat
Tidak ada petunjuk khusus yang Suatu aset tetap disusutkan
berhubungan dengan meskipun aset tersebut
penyusutan suatu aset tetap peralatan yang idle/tidak
idle dan aset tidak lancar yang dimiliki digunakan. Namun, aset tidak
untuk dijual tidak disusutkan. lancar yang dimiliki untuk
dijual tidak disusutkan.
Masa manfaat, nilai sisa dan metode Masa manfaat, nilai sisa dan
penyusutan ditinjau secara berkala dengan metode penyusutan harus
alasan yang jelas. direview minimum setiap

16
tanggal neraca (tiap tahun)
dengan alasan pola konsumsi
atau pemanfaatan ekonomi
atas aset tersebut.
Perubahan pada masa manfaat suatu aktiva Sama
dicatat
prospektif sebagai perubahan estimasi
akuntansi
Revaluasi Umumnya, aset tetap tidak dapat dinilai Aktiva tetap dapat dinilai
kembali ke fair value kecuali jika penilaian kembali untuk fair value jika
kembali dilakukan berdasarkan peraturan semua item di kelas yang
pemerintah. sama dinilai kembali pada
waktu yang sama dan
revaluasi disimpan up-to-date.
Impairment Tidak ada panduan khusus tentang apakah Kompensasi atas kerugian
kompensasi atas kerugian atau penurunan atau penurunan nilai tidak
nilai dapat di-offset terhadap nilai tercatat dapat offset terhadap nilai
aktiva yang hilang atau tercatat aktiva yang hilang
penurunan nilai. atau turun.
Disposal Keuntungan atau kerugian yang timbul dari Sama
penghentian atau pelepasan suatu aktiva
tetap diakui sebagai keuntungan atau
kerugian dalam laporan laba rugi

DEPRESIASI & DEPLESI

Depresiasi / Penyusutan adalah proses untuk mengalokasikan biaya aset dengan cara
yang sistematis dan rasional selama periode yang diharapkan mendapat manfaat dari aset
tersebut.

17
Pendekatan depresiasi digunakan karena adanya selisih antara harga beli dan pada saat barang
tersebut dijual.

Istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses alokasi tergantung dari jenis aset tetap:

1. Depresiasi: digunakan untuk aset tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, peralatan,
dsb.
2. Deplesi: digunakan untuk sumber daya alam, contohnya minyak, gas, mineral, kayu, dsb.
3. Amortisasi: digunakan untuk paten atau hak Cipta.

Faktor-faktor yang terlibat dalam Penyusutan

Ada 4 faktor yang dipertimbangkan dalam perhitungan penyusutan dalam satu periode:

 Biaya aset tetap


Biaya aset tetap termasuk semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan dari aset tersebut. Biaya ini termasuk biaya pengiriman,
pemasangan, pengujian mesin, dan lain-lain.

 Service life / umur manfaat


Umur manfaat dari aset tetap adalah pengukuran dari unit jasa yang diharapkan oleh
perusahaan sebelum aset tersebut dijual atau ditarik dari penggunaannya. Faktor-faktor yang
membatasi umur manfaat dari aset dapat dibagi menjadi 2 kategori:

o Faktor fisik seperti kerusakan dan habisnya umur fisik (keausan dan kerusakan)
o Faktor functional: menimbulnya terbatasnya penggunaan aset dikarenakan adanya
keusangan dan ketidak layakan, meskipun secara fisik tidak habis.
Obsolence (keusangan) menjadi suatu hal yang biasa terjadi dalam perkembangan
teknolgi, suatu aset bisa menjadi usang karena adanya teknologi baru.

Inadequate (ketidaklayakan) mengacu pada situasi di mana aset tetap tersebut tidak
cocok untuk ukuran operasional perusahaan.

 Nilai Residu

18
Nilai residu adalah nilai yang diharapkan untuk diterima suatu perusahaan pada saat akhir
pelepasan penggunaan aset tersebut. Nilai residu dan jangka waktu pemakaian masing-
masing ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan. Apabila nilai residu sulit diperkirakan,
kadang tidak diperhatikan dalam perhitungan depresiasinya atau hanya menggunakan dari
persentase rate standar, misalnya 10% dari rate awal.

 Metode Pengalokasian biaya


Prinsip akuntansi mewajibkan metode pengalokasian biaya harus “sistematis dan rasional”.
Sistematis artinya perhitungan harus mengikuti rumus dan tidak dapat ditentukan dengan
cara yang sewenang-wenang. Rasional berarti nilai depresi harus sesuai dengan keuntungan
penggunaan aset tersebut pada tiap periode.

Beberapa metode pengalokasian biaya yang biasa dilakukan:

1. Time-based method
a. Straight Line (garis lurus)
b. Accelerate (dipercepat) / Declining Charge (beban menurun):
i. Sum of the years’ digit (jumlah-angka-tahun)
ii. Declining balance (metode saldo menurun)
2. Activity (or use) method / metode aktivitas untuk unit penggunaan atau produksi

Time based method / metode berbasis waktu digunakan ketika umur manfaat secara garis besar
dipengaruhi oleh fungsi dari waktu dan bukan fungsi dari penggunaan aset tersebut. Kategori
umum metode ini adalah:

1. Metode garis lurus: digunakan ketika perusahaan memperkirakan manfaat yang diberikan
oleh aset tersebut konstan pada setiap periode dalam selama jangka waktu penggunaannya.

Contoh metode garis lurus:

Year Nilai buku aset Penyusuta Nilai buku aset


pada awal tahun n pada akhir

19
tahun
2009 $ 120,000 $ 20,000 $ 100,000
2010 100,000 20,000 80,000
2011 80,000 20,000 60,000
2012 60,000 20,000 40,000
2013 40,000 20,000 20,000

Biaya – Nilai residu


Depresiasi
Jangka waktu
=
penggunaan
$120,000-$20,000
=
5
= $20,000 per tahun

2. Metode beban menurun/ accelerate(declining charge): digunakan ketika perusahaan


memperkirakan manfaat yang diberikan oleh aset tersebut akan menurun pada tiap periode.
Ada 2 macam metode accelerate ini:

a. Sum of year digits method (metode jumlah-angka-tahun)


Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan dari
biaya yang dapat disusutkan.

Contoh sum of year digits method:

Dasar Nilai buku aset pada


Year Fraksi Penyusutan
penyusutan akhir tahun
2009 $ 100,000 5/15 $ 33,333 $ 86,667
2010 100,000 4/15 26,667 60,000
2011 100,000 3/15 20,000 40,000
2012 100,000 2/15 13,333 26,667
2013 100,000 1/15 6,667 20,000
$ 100,000

b. Declining balance (metode saldo menurun)

20
Metode ini menggunakan tarif penyusutan (ditunjukkan sebagai persentase) berupa
beberapa kelipatan dari metode garis lurus. Tidak seperti metode lainnya, dalam
metode ini nilai residu tidak dikurangkan dalam menghitung dasar penyusutan.

Contoh metode saldo menurun (double declining balance):

Nilai buku aset Nilai buku aset pada


Year Rate Penyusutan
pada awal tahun akhir tahun
2009 $ 120,000 40% $ 48,000 $ 72,000
2010 72,000 40% 28,800 43,200
2011 43,200 40% 17,280 25,920
2012 25,920 - 5,920 20,000
2013 20,000 - -- 20,000
$ 100,000

3. Metode aktivitas: digunakan ketika umur manfaat aset banyak dipengaruhi oleh jumlah aset
yang digunakan dan bukan oleh jumlah waktu. Aktivitas biasanya diukur dari jumlah jam
kerja atau output yang dihasilkan.
Meskipun metode aktivitas cocok digunakan untuk beberapa aset karena umurnya dibatasi
oleh faktor fisik, akan tetapi jarang digunakan karena sulitnya untuk memperkirakan umur
manfaat aktivitas

Contoh perhitungan penyusutan berdasarkan aktivitas

Depresiasi Biaya – Nilai residu


Total umur aktvitas
rate=
$120,000-$20,000
=
10,000
= $10 per jam

Pencatatan Penyusutan

Suatu perusahaan tidak diperbolehkan biaya penyusutannya dihabiskan dalam satu


periode. Untuk persediaan yang sudah diakui sebagai aset manufaktur, pencatatan penyusutannya
dimasukkan ke dalam akun Work in Process Inventory. Perusahaan lebih banyak
mengkapitalisasi penyusutan ke dalam persediaan daripada dibebankan secara langsung sebagai

21
biaya. Banyak perusahaan menghindari masalah pertukaran penggunaan metode saldo menurun
dengan metode garis lurus selama masa manfaat aset tersebut berjalan.

Konsep Evaluasi dari Metode Penyusutan

Pemilihan metode tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan dalam pendapatan
perusahaan dan aset. Penggunana metode yang tidak sesuai dapat menimbulkan dampak yang
tidak baik dalam pengukuran pendapatan tiap tahun dan dapat digunakan sebagai earnings
management. Tiga faktor tambahan yang harus diperhitungkan ketika perusahaan memilih
metode penyusutan yaitu perbaikan, biaya perawatan, perubahan harga dan resiko yang
berhubungan dengan arus kas dari aset tersebut.

Inflasi kelihatannya memiliki efek yang signifikan dalam pengukuran keuntungan atau
pendapatan dari umur manfaat aset. Dalam memilih metode penyusutan, perusahaan harus
mempertimbangkan apakah keuntungannya diukur dari nilai nominal saat itu atau nilai mininal
yang terlealisasi pada periode di masa yang akan datang.

Di masa saat ini di mana perubahan teknologi yang sangat pesat, aset dapat menjadi
usang sebelum akhir dari umur manfaat yang sudah diperkirakan pada awalnya. Oleh karena itu,
ada resiko yang lebih besar yang berhubungan dengan perkiraan pendapatan pada akhir masa
umur manfaat suatu aset dari pada pada awal masa pemakaian. Dengan penggunaan penyusutan
accelerated bisa menjadi lebih sesuai di dalam situasi tersebut karena nilai penyusutan yang lebih
rendah dicatat di akhir periode umur penyusutan mengurangi jumlah pendapatan yang harus
dihasilkan supaya aset tersebut lebih menguntungkan.

Ratio yang biasa digunakan di dalam analisa keuangan adalah rate of return dari total
aset yang didefinisikan sebagai pendapatan dibagi dengan aset. Penyusutan dimaksudkan hanya
untuk mengalokasi biaya dengan cara yang sistematik dan rasional dan tidak berusaha untuk
mengukur fair value dari aset tersebut.

Disclosure dari Penyusutan

22
Berikut ini adalah beberapa penjelasan untuk penyusutan:

1. Biaya penyusutan dalam periode tersebut


2. Saldo kelas utama dari aset yang dapat disusutkan dari asal atau fungsinya dalam tanggal
neraca.
3. Akumulasi penyusutan, baik dengan kelas utama dari aset yang dapat disusutkan atau di
dalam jumlah, pada saat tanggal neraca
4. Pernyataan umum bahwa metode yang digunakan dalam perhitungan penyusutan dengan
membagi kelas utama dari aset yang sudah dihasilkan

Metode Penyusutan Tambahan

Metode penyusutan tambahan yang akan dijelaskan adalah

1. Metode Kelompok/ Group


Metode kelompok ini mengacu pada suatu kumpulan aset yang bersifat serupa, sering
digunakan apabila aset bersangkutan cukup homogen dan memiliki masa manfaat yang
hampir sama. Dalam metode ini, perusahaan menggunakan prosedur berikut ini:

 Mengkapitalisasi aset-aset tersebut dalam satu akun aset


 Memperlakukan kelompok sebagai satu “aset” untuk tujuan penyusutan
 Didasarkan depreciation rate pada umur manfaat dari aset di dalam kelompok
tersebut
 Mengakumulasikan penyusutan dalam satu akun kontra aset.
 Ketika suatu barang dalam kelompok tidak dipergunakan, perusahaan tidak akan
mengetahui keuntungan atau kerugian barang tersebut karena keseluruhan “aset”
masih digunakan.

23
 Mencatat barang yang tidak dipergunakan lagi dalam kelompok dengan
mengkreditkan akun aset dari nilai perolehannya, dan mendebitkan akun akumulasi
penyusutan untuk selisih antara biaya dan hasil penjualan yang diterima.
2. Metode Campuran/ Kombinasi
Metode campuran/kombinasi ini mengacu pada suatu kumpulan aset yang bersifat tidak
serupa, digunakan apabila aset bersangkutan bersifat heterogen dan memiliki masa manfaat
yang berbeda.

Dalam metode ini, perusahaan menggunakan prosedur berikut ini:

 Perusahaan menggabungkan aset dalam satu akun aset dan menyusutkannya.


 Perusahaan menggunakan satu akun akumulasi penyusutan.
 Perusahaan tidak mengetahui keuntungan atau kerugian pada setiap item yang sudah
tidak dipergunakan
 Perusahaan mengetahui keuntungan atau kerugian apabila semua aset sudah tidak
dipergunakan lagi.
Tarif penyusutan gabungan didapatkan dari penyusutan per tahun dibagi dengan total biaya
aset.

Keuntungan penggunaan kedua metode kelompok dan campuran ini adalah memudahkan
pencatatan perusahaan terutama ketika mendapatkan banyak sekali item dengan nilai rendah.
Kedua metode ini juga mengenali bahwa perkiraan penyusutan berdasarkan rata-rata keuntungan
atau kerugian pada disposisi aset tunggal yang kadang-kadang tidak bersifat material. Sedangkan
kekurangan utama dari kedua metode ini adalah kesalahan perkiraan akan tersembunyi dalam
jangka waktu yang lama. Dan juga, keuntungan dan kerugian akan ditangguhkan di luar periode
yang seharusnya timbul secara aktual.

Sistem Inventori

Sistem ini digunakan untuk item dengan nilai rendah yang jumlahnya besar seperti
peralatan pada perusahaan manufaktur atau alat makan dalam suatu restoran. Metode ini mirip
dengan sistem inventori periodik, yaitu di mana biaya dibebankan ke dalam nilai fisik pada akhir

24
tahun. Biaya yang dibebankan dihasilkan dari jumlah unit dan biaya penggantiannya. Nilai akhir
inventori sering kali didapatkan dari nilai aset. Metode ini banyak dikritik karena tidak
menghasilkan alokasi biaya yang sistematis dan rasional.

Penyusutan dari Periode Parsial atau Sebagian

Perhitungan penyusutan ke bulan penuh terdekat

Dengan metode ini, aset yang dibeli sebelum tanggal 15 dari bulan tersebut diperhitungkan
bahwa aset tersebut termasuk di dalam bulan itu, sedangkan jika lebih dari tanggal 15 akan
dicatat di bulan berikutnya.

Contoh perhitungan penyusutan untuk periode parsial:

Penyusutan
Tahun dengan sum-of- Penyusutan
Bulan Perhitungan
ke- the years digit tahunan
method
1 $3,000 4 4/12 X $3,000 $1,000
2 2,000 12 8/12 X $3,000 + 4/12 X 2,667
$2,000
3 1,000 12 8/12 X $2,000 + 4/12 X 1,667
$1,000
4 - 8 8/12 X $1,000 666
$6,000 6,000

Perhitungan Penyusutan ke tahun penuh terdekat

25
Metode ini mirip dengan perhitungan untuk bulan penuh, aset yang didapatkan dalam 6 bulan
awal periode tahun tersebut akan tercatat diperoleh tahun tersebut, dan aset yang dibeli selama 6
bulan berikutnya tidak disusutkan dalam tahun tersebut.

Penurunan nilai dari Property, Plant and Equipment

Perusahaan sangat memperhatikan nilai perolehan dari asetnya. Jika nilai pasar lebih
kecil dari nilai perolehannya maka pendapatan sebelumnya akan overstated, karena
penyusutannya tidak diperhitungkan dengan baik. Penganut paham konservatis akan
menyarankan untuk menilai ulang dan mengakuinya sebagai kerugian. Tapi bila nilai ulangnya
terlalu rendah maka juga akan menjadikan keuntungan dimasa depan overstated. GAAP meminta
perusahaan mereview kembali aset dan equipmentnya untuk impairment manakala terjadi
penurunan nilai perolehan yang tidak bisa dikembalikan lagi. Beberapa contoh keadaan atau
perubahan dalam kondisi tertentu :

- Penurunan yg tajam dari nilai pasar asset


- Perubahan yg tajam dari penggunaan asset
- Perubahan yg tajam dalam bisnis atau ketentuan yg berlaku
- Biaya pembuatan asset melampaui jumlah yg diperkirakan
- Kerugian operasi periode berjalan
- Cash flow negative dari aktifitas operasi

Saat perusahaan mengidentifikasi asset yg mungkin impaired, maka 2 langkah dilakukan:

1. Impairment test. Perusahaan mengestimasi future net cash flow yg diinginkan dari
kegunaan asset dan harga pasarnya. Jika total cash flow yg diinginkan lebih kecil nilai
buku asset maka perusahaan harus mencatatkan impairment lost. Masalah utama yg
dihadapi oleh FSAB adalah pengelompokan asset. FSAB menyikapinya dengan meminta
asset yg dikelompokkan pada tingkat terendah dimana cash flow yg diidentifikasi adalah
independen terhadap cash flow kelompok asset lainnya. Jika future cash flow melebihi

26
nilai buku maka impairment lost tidak dicatat. Tetapi dilarang mereview metode
penyusutan yg dipakai perusahaan.
2. Measurement of the lost. Impairment lost atas asset yg digunakan oleh perusahaan adalah
perbedaan antara nilai buku dengan nilai pasar terendah dari asset.

Recording and reporting the lost.


Ketika perusahaan mencatat impairment lost (debit), maka akan mencatat nilai asset
(kredit) untuk mengurangi nilai bukunya terhadap harga pasar terendah. Nilai buku yg sudah
mengalami pengurangan akan menjadi beban baru asset digunakan untuk menghitung depresiasi
pd sisa masa ekonomisnya. Setelah asset di write down maka ketika nilainya naik tidak boleh di
lakukan penilaian ulang lagi.

Disclosures
Perusahaan harus melakukan disclosures pada tahun saat dilakukan write down hingga 2
tahun ke depan berupa :
(1) Deskripsi dari impaired asset dan konsidisi yg menyebabkan dilakukan impairement.
(2) Jumlah kerugian, bagaimana harga pasar asset diperoleh
(3) Pencatatan pada laporan keuangan termasuk kerugiannya
(4) Bagian operasional yg terkena dampaknya

Conceptual evaluation of asset impairment


Pencatatan dari impairment lost digunakan dalam laporan keuangan untuk mencatat
kerugian bila terjadi dan memberikan nilai guna untuk asset yg produktif. Ini akan memberikan
gambaran untuk perusahaan dalam menilai investasinya. Dengan informasi ini dapat
diperkirakan return on investment, kemampuan operasional dan resiko yg dihadapi perusahaan
secara relevan.
GAAP memberi kelonggaran pada kebijakan managemen, seperti tidak meminta dilakukan
impairment test dengan regular basis yg akan membutuhkan biaya banyak. Hal tersebut akan
memberi pengaruh pd manajemen pendapatan.

Penyusutan dan Pajak Pendapatan

27
Perusahaan mengikuti aturan-aturan penyusutan yang berebeda-beda untuk perhitungan
pendapatan kena pajak dengan perhitungan pendapatan untuk kepentingan laporan keuangan.
Oleh karena itu, untuk perusahaan yang tidak harus mengikuti aturan GAAP dan menggunakan
metode pajak dalam laporan keuangan mereka.

Perubahan dan Pengkoreksian Penyusutan

Perusahaan dapat melakukan setiap perubahan dan pengkoreksian penyusutan seperti di


bawah ini:

1. Perubahan dari perkiraan nilai residu atau umur manfaat dari aset yang sudah dimiliki
dihitung secara prospektif. Perusahaan tersebut mengalokasikan biaya undepreciated
pada awal tahun penggantian umur manfaat yang baru dengan mempertimbangkan nilai
residu yang baru.
2. Perubahan metode penyusutan untuk aset yang sedang dimiliki juga dihitung secara
prospektif. Suatu perusahaan dapat mengubah metode penyusutan dikarenakan adanya
perubahan perkiraan keuntungan yang diperoleh di masa yang akan datang dari aset
tersebut. Pada kasus ini perusahaan mengalokasikan biaya undepreciated pada awal
tahun setelah sisa umur manfaat dengan menggunakan metode penyusutan yang baru.
3. Koreksi pada kesalahan pada penyusutan dihitung sebagai pencatatan periode
sebelumnya. Dampak pada laporan keuangan saat ini memasukkan koreksi jumlah akun
akumulasi penyusutan dan penyesuaian untuk mendapatkan pendapatan untuk jumlah
yang salah pada laporan pendapatan sebelumnya.

Deplesi

Deplesi adalah alokasi biaya penyusutan untuk penggunaan sumber daya alam dalam
periode tersebut di mana keuntungannya sudah diterima.

Perusahaan biasanya menghitung deplesi dengan menggunakan metode aktivitas. Metode


aktivitas ini dihitung dari jumlah sumber daya yang diperkirakan selama umur manfaat.
Perhitungan harga unit deplesi sebagai berikut:

28
Cost – Residual
Unit Depletion rate= Value
Units

Untuk menentukan deplesi aktual dari suatu periode, unit depletion rate dikalikan dengan hasil
produksi aktual pada periode tersebut.

Contoh perhitungan:

Perusahaan Regio membeli tanah senilai $ 3,000,000 yang diharapkan menghasilkan 1,000,000
ton batu bara, perkiraan nilai residu $ 200,000 dan akan menghasilkan 80,000 ton batu bara
untuk tahun pertama. Perhitungan untuk deplesi tahun tersebut adalah:

$3,000,000 –
Unit Depletion
$200,000
rate=
1,000,000 ton
= $2.80 per ton
Depletion for year $2.80 X 80,000
=
= $224,000

Apabila pada tahun berikutnya perushaan mengindikasikan bahwa tambang tersebut memiliki
kapasitas produksi bertambah, maka perusahaan menggunakan unit depletion rate yang baru
untuk menghitung deplesi per tahun hingga muncul perkiraan yang baru dan menghitung
depletion rate lainnya.

Unit Depletion Book value – Residual value


Remaining units
rate=
($3,000,000 - $224,000) -
= $200,000
1,600,000
= $1.61 per ton

29

Anda mungkin juga menyukai