Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK

TEMA
“EKSISTENSI PERATURAN BUPATI NOMOR 29 TAHUN 2020 TENTANG
PEDOMAN MENUJU TATANAN NORMAL BARU PRODUKTIF DAN AMAN
COVID-19 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI KABUPATEN BUNGO
DILIHAT BERDASARKAN BANYAKNYA MASYARAKAT YANG
MEMATUHI”

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
A. Latar Belakang
Ketika pertama kali diumumkan sebagai pandemi global pada 11 Maret lalu
oleh WHO jumlah infeksi di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 121.000. Alih-
alih Indonesia masih merasa aman dari wabah virus yang sudah melumpuhkan
sebagian negara-negara di dunia, Presiden Joko Widodo pada awal Maret lalu yang
tadinya membuat masyarakat berada di zona nyaman, harus mengakui kekalahan
dengan adanya laporan kasus covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 atau
yang lebih dikenal dengan sebutan virus Corona.
Penyebaran virus yang tak-pernah-disangka (atau tak pernah diantisipasi)
akan sampai di Indonesia hingga kini masih berlanjut. Pusat Pemodelan Matematika
dan Simulasi Institut Teknologi Bandung mempekirakan pandemi ini akan mencapai
puncaknya pada akhir Maret dan berakhir pada pertengahan April 2020. Bahkan
dengan kedinamisan data yang ada, prediksi tersebut bisa saja berubah. Data ini
tentunya bukan untuk membuat kepanikan di tengah masyarakat, namun lebih untuk
membuat masyarakat waspada dan memberikan gambaran bagi pemerintah dalam
penanganannya. Yakni penanganan secara kompehensif, khususnya untuk mencegah
penyebaran yang lebih luas agar jumlah infeksi dapat ditekan.
Perlu diketahui, akibat pemerintah terlihat ‘santai’ dalam mengantisipasi
kedatangan virus ke Indonesia, Direktur Jenderal WHO telah turun tangan
mengirimkan surat tertanggal 10 Maret 2020 kepada Presiden RI untuk
mempertanyakan tingkat kesiapan Indonesia dalam menghadapi pandemi global,
keterbukaan pemerintah dalam menangani kasus hingga menyoroti pendekatan
Indonesia dalam melacak dan mendekteksi kasus corona. Sebenarnya secara
sederhana dapat dipahami bahwa upaya Pemerintah dengan bersikap tenang
(cenderung santai/lamban?) menangkal krisis adalah dengan meminimalisir informasi
agar tidak ada kepanikan. Namun logika pendek tersebut menyebabkan permasalahan
yang lebih pelik, salah satunya masyarakat yang kekurangan informasi akan lebih
mudah termakan hoax ketika tidak ada rujukan yang resmi. Akibatnya masyarakat
kurang bisa mendapat akses yang benar untuk upaya pencegahan yang bisa dilakukan
sejak dini.

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
Dalam hal penegakan hukum, mari kita tinjau dari awal munculnya virus
tersebut di Indonesia. Pemerintah RI berdasarkan Pasal 154 UU Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, wajib mengumumkan wilayah yang menjadi sumber penularan
penyakit ke masyarakat. Ini berarti pemerintah wajib mengungkapkan jenis dan
persebaran penyakit yang berpotensi menular atau menyebar dalam waktu yang
singkat serta menyebutkan daerah yang menjadi sumber penularan. Namun, faktanya
pemerintah lamban dalam menyebarkan informasi terkait kasus pertama Covid–19
yakni pengumuman secara resmi baru disampaikan setelah sepekan sejak
dinyatakannya dua pasien positif virus SARS-Cov-2 dan tidak adanya pemberitahuan
domisili dua pasien tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pemerintah terlihat ragu
dalam menghadapi pandemi global ketika sebelumnya terlalu jumawa dalam
mengantisipasi datangnya virus tersebut ke Indonesia.
Tetapi dalam membahas suatu permasalahan, kita tidak bisa berlarut-larut
membahas hal yang sudah terjadi dan terlanjur menyimpang. Maka lebih baik
memperbaiki ke depan, pemerintah harus mempersiapkan skenario lebih lanjut dalam
penanganan Covid-19 terutama untuk mengatisipasi lonjakan jumlah infeksi yang
sudah di prediksi, bahwa disini hukum juga harus ditegakan baik ketika penanganan
dan dapat turut mencegah jika wabah serupa terjadi di depan (futuristik). Dalam
penegakan hukum yang harus dilakukan mari kita lihat beberapa hal diantaranya :
1. Dasar konstitusional atas Jaminan Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, yang
belakangan telah dijamin haknya secara konstitusional. Sesungguhnya jaminan
konstitusi terhadap hak atas kesehatan telah ada sejak masa Konstitusi Republik
Serikat (RIS) 1949 “Penguasa senantiasa berusaha dengan sunguh-sungguh
memajukan kebersihan umum dan kesehatan rakyat”. Setelah bentuk negara
serikat kembali ke bentuk negara kesatuan dan berlakunya Undang-Undang
Dasar Sementara 1950 (UUDS), ketentuan Pasal 40 Konstitusi RIS di adopsi ke
dalam Pasal 42 UUDS.
Sejalan dengan itu, Konstitusi World Health Organization (WHO)
1948 telah menegaskan pula bahwa “memperoleh derajat kesehatan yang
setinggitingginya adalah suatu hak asasi bagi setiap orang” (the enjoyment of

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
the highest attainable standard of health is one of the fundamental rights of
every human being).Istilah yang digunakan bukan “human rights”, tetapi
“fundamental rights”, yang kalau kita terjemahkan langsung ke Bahasa
Indonesia menjadi “Hak hak Dasar”.
Kemudian pada tahun 2000, melalui Perubahan Kedua Undang-
Undang Dasar 1945, kesehatan ditegaskan sebagai bagian dari hak asasi
manusia. Dalam Pasal 28H ayat (1) dinyatakan, bahwa: “Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
Masuknya ketentuan tersebut ke dalam Undang-Undang Dasar 1945,
menggambarkan perubahan paradigma yang luar biasa. Kesehatan dipandang
tidak lagi sekedar urusan pribadi yang terkait dengan nasib atau karunia Tuhan
yang tidak ada hubungannya dengan tanggung jawab negara, melainkan suatu
hak hukum (legal rights) yang tentunya dijamin oleh negara.
2. Tindak Lanjut one health Approach
Untuk menindaklanjuti antisipasi kedaruratan penyakit zoonosis, selain
telah ada serangkaian regulasi yang mengatur upaya perlindungan dan
pencegahan penyakit menular juga perlu ada Pedoman Koordinasi Pendekatan
One Health, yang nantinya mengkoordinasikan peran antar kementerian terkait
dalam penanganan penyakit misalnya mengkoordinasikan Kementerian
Kesehatan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Upaya ini
diharapkan dapat mendukung keberadaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 yang menetapkan wabah penyakit sebagai salah satu bencana non-alam
yang perlu dikelola potensi ancamannya.
3. Kebijakan Social Distancing
Adanya Social Distancing sejauh ini sangat efektif dalam menghambat
penyebaran virus/penyakit, yakni dengan mencegah orang sakit melakukan
kontak dekat dengan orang-orang untuk mencegah penularan. Namun melihat
fenomena sekarang, nyatanya social distancing masih berbentuk imbauan yang
jika tidak dibantu diviral–kan di media sosial akan lebih sedikit mayarakat yang
mengetahuinya. Maka dari itu, sebaiknya kebijakan social distancing harus

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
dimuat dalam dalam peraturan pemerintah pengganti undang-undang tentang
upaya penanganan wabah Covid-19, yang salah satunya mengatur social
distancing adalah kewajiban, jika perlu terdapat penegasan berupa sanksi sesuai
hukum positif, agar masyarakat tidak hanya sadar akan pentingnya social
distancing tetapi juga menerapkan praktiknya. Hal ini dirasa perlu untuk
melakukan pembatasan hak individual dalam melakukan social distancing
karena kondisi yang terjadi adalah kegentingan yang mengancam kesehatan
publik.
4. Perlindungan bagi Tenaga Kesehatan sebagai Garda Depan
Berkenaan dengan social distancing, sebenarnya kita juga turut membantu
tenaga kesehatan yang berdiri di garda depan dalam mencegah bertambahnya
jumlah infeksi. Selain itu, pemerintah pula perlu menjamin perlindungan dan
keselamatan kerja bagi tenaga medis dalam upaya penanganan Covid-19.
Tuntutan perlindungan tenaga kesehatan bergulir setelah ada tujuh dokter
meninggal karena positif terinfeksi, kelelahan hingga serangan jantung. Maka
dari itu, harus ada pengaturan jam kerja, penambahan jumlah rumah sakit
rujukan, pemenuhan kebutuhan primer setiap tenaga kesehatan, penyediaan Alat
Pelindung Diri (APD), kemudian penentuan skala prioritas pemberian APD
harus diutamakan ketimbang pemberian insentif (meskipun ini juga perlu).
Jangan sampai garda depan kekurangan senjata dalam menangani pandemik,
terlebih belum ada vaksin.
Kepastian hukum merupakan instrumen penting dalam menjamin keselamatan
tenaga kesehatan sehingga pemerintah tidak dapat melakukan tindakan
sewenang-wenang terhadap penugasan tenaga kesehatan. Terlebih jika melihat
peraturan perundang-undangan mengenai tenaga kesehatan nampaknya belum
ada yang mengatur penjaminan kepastian hukum bagi tenaga kesehatan
sekalipun sudah ada Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Maka dari itu Pemerintah perlu menerbitkan peraturan pelaksanaan
dan petunjuk teknis UU Tenaga kesehatan dan undang-undang lainnya yang
mengatur tentang perlindungan hukum dan keselamatan kerja bagi Tenaga
kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Perhimpunan Dokter Paru

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
Indonesia Agus Dwi Susanto, menyatakan bahwa jumlah dokter spesialis paru
terbatas, hal ini harus diupayakan oleh pemerintah dengan mengadakan
kebijakan lebih lanjut agar jumlah kasus infeksi tidak membuat kewalahan
tenaga kesehatan, hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran
virus seperti dengan melakukan pengadaan karantina parsial dan social
distancing.
5. Menatap kebijakan Lockdown oleh Pemerintah Pusat
Kewenangan lockdown berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan merupakan wewenang absolut
Pemerintah Pusat. Dalam Pasal 1 Angka 1 dinyatakan bahwa “kekarantinaan
kesehatan dilakukan untuk mencegah dan menangkal keluar atau masuknya
penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyrakat yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.” Maka dari itu jika ada
pemerintah daerah yang merasa daerahnya memiliki situasi kedaruratan dan
hendak melakukan lockdown, tentunya hal ini inkonstitusional dan perlu adanya
konsul dari kepala daerah dengan pemerintah pusat sebelum mengambil
kebijakan terkait.
Menimbang keadaan darurat maka penyebaran virus corona yang saat
ini telah meninfeksi 893 orang (per 26 Maret 2020) maka virus ini dapat
dikategorikan sebagai penyebaran penyakit menular yang dapat memicu
kedaruratan kesehatan masyarakat, sehingga pelaksanaan karantina nasional
sebetulnya dapat dilakukan apalagi dengan kewenangan yang sudah jelas
dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan.
Namun sejauh ini pemerintah pusat belum mengeluarkan kebijakan
lockdown, walaupun jumlah infeksi sudah meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh
pertimbangan ekonomi selama lockdown dilakukan. Penurunan ekonomi,
kegagalan bisnis hingga banyaknya PHK oleh perusahaan menjadi
pertimbangan utama. Belum lagi pemerintah harus dapat memenuhi kebutuhan
dasar penduduk selama aktivitas lockdown atau karantina nasional ketika
diberlakukan. Pertanyaannya pun muncul, bahwa apakah pemerintah sanggup
untuk memenuhi kebutuhan primer warga negaranya ketika lockdownterjadi?

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
Maka dari itu mahasiswa dari FH Unand merasa perlu untuk melakukan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang mana disini kegiatannya bersifat daring
untuk menanggapi pandemik yang terus berekskalasi ini. Masyarakat perlu
mendapatkan edukasi yang baik mengenai penanggulangan Covid-19 dan mendapat
kepastian dari pemerintah, bahwa secara hukum Pemerintah wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai, dan masyarakat berhak mendapat perlindungan
sebagai inherent rights. Perlindungan pun harus pula menjamin setiap orang yang
berada di garda depan.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud sekaligus manfaat dari kegiatan KKN ini adalah:
1. Sebagai salah satu bentuk kegiatan KKN mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Andalas yaitu dengan sistem daring.
2. Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman bagi mahasiswa Fakultas
Hukum mengenai bagaimana bentuk penyelenggaraan penanganan Pemerintah
dalam mengatasi pandemi covid-19 ini.
3. Melatih mahasiswa melakukan pengamatan tentang fenomena terkait pandemi
covid-19.

Kemudian yang menjadi tujuan dari KKN Tematik FHUA ini, adalah:
Untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan penanganan Pemerintah
terkait covid-19 di daerah masing-masing peserta KKN Tematik FHUA 2020.

C. Waktu dan Tempat


Kegiatan KKN Tematik ini akan dilaksanakan pada:
Tanggal : 29 Juni s/d 29 Juli 2020
Tempat : BPBD Kabupaten Bungo ( RELAWAN TIM GUGUS COVID 19
BUNGO)

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com

D. Jumlah Peserta
Kegiatan KKN Tematik ini akan diikuti oleh beberapa mahasiswa Fakultas
Hukum. Adapun jumlah peserta KKN Tematik ini yaitu 3 orang mahasiswa dengan
1orang dosen pembimbing.

E. Daftar Peserta
No. Nama BP Daerah Tempat Tinggal
1. Anggun Widia Anggraini 1710112010 Kabupaten Bungo
2. Azhari Ramadhan 1710112034 Kabupaten Bungo

F. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan KKN Tematik Cegah Covid-19 dilaksanakan dengan
mempertimbangkan aspek keselamatan mahasiswa, DPL, dan masyarakat. Dalam
kegiatan mendapatkan data masyarakat dimulai dengan memberikan self
assessment yang bisa dilakukan di rumah saja, dengan tetap mematuhi physical
atau social distancing. Dukungan dari mahasiswa sebagai relawan informasi yang
ada di rumah, untuk melakukan pengamatan dengan menganalisis kebijakan yang
dikeluarkan Pemerintah sesuai daerah masing-masing peserta KKN yang dilihat
dari perspektif Law Enforcement.
Dalam melakukan kegiatan, mahasiswa tidak perlu tinggal bersama
dengan masyarakat dan berada di daerah selama waktu pelaksanaan KKN.
Namun, tetap dilakukan komunikasi yang intensif dengan pemerintah setempat
seperti lurah, wali nagari atau tokoh masyarakat lainnya melalui jaringan tanpa
secara fisik bertemu. Oleh sebab itu, perlu pengawasan yang optimal dari dosen
DPL terkait pelaksanaan kegiatan dan masalah yang ditemui selama kegiatan
KKN Tematik ini.

G. Rencana Kegiatan KKN Tematik


Peserta KKN Tematik harus menyaring informasi terkait wabah convid-
19 ini dengan informasi yang benar-benar relevan, Ada 3 bentuk rencana kegiatan
KKN Tematik FHUA yakni edukasi, sosialisasi dan analisis yuridis :

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
1. Edukasi
Mahasiswa peserta KKN Tematik dapat memberikan edukasi
kepada masyarakat agar dapat berpartisipasi untuk peduli terhadap diri
sendiri, keluarga dan di lingkungan tempat tinggal dalam rangka memutus
rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Edukasi
dilakukan dengan media digital dan non digital (bagi masyarakat tidak
melek digital), pembatasan aktivitas publik termasuk pembatasan kegiatan
keagamaan bersifat perkumpulan publik, mengadvokasi dan membangun
jejaring dengan pembentuk kebijakan di lingkup komunitas berkaitan
dengan implementasi kebijakan. Menyusun media edukasi tepat sasaran
mengenai physical distancing untuk kelompok rentan sperti lansia, orang
dengan penyakit kronis dan anak.
2. Sosialisasi
Sebagai upaya dalam penekanan peningkatan jumlah kejadian
dengan melakukan pembatasan terhadap pertemuan publik atau dikenal
dengan physical distancing. Kepada masyarakat diberikan sosialisasi untuk
dapat berpartisipasi dan peduli terhadap diri sendiri, keluarga dan di
lingkungan tempat tinggal dalam rangka memutus rantai penyebaran virus
SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, yaitu dengan mensosialisasikan apa
yang harus dilakukan dengan diri sendiri dan keluarga dalam pencegahan
dan pengurangan resiko kena virus convig-19 ini.
Di samping itu peserta KKN Tematik FHUA juga akan melakukan
kegiatan sosialisasi melalui media sosial terkait pencegahan timbulnya
berita hoax yang akan meresahkan masyarakat sehubungan dengan
maraknya fenomena ovid-19 ini.
3. Analisis Yuridis
Analisis yuridis disini merupakan suatu kegiatan dimana nantinya
peserta KKN Tematik akan mengumpulkan dasar hukum yang relevan
sehubungan dengan kebijakan atau peraturan pemerintah yang dikeluarkan
dalam rangka pencegahan covid-19 untuk kemudian mengambil kesimpulan
sebagai jalan keluar atau jawaban atas permasalahan yang timbul akibat

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com
dikeluarkannya kebijkan tersebut dan menilai apakah kebijakan itu telah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat terkait pencegahan covid-19 ini.
4. Melihat Law in Book dan Law in Action terkait Covid-19
Law in book disini merupakan hukum yang tertulis dan Law in Action
yaitu keadaan di masyarakat, dimana disini kami akan turun ke lapangan
melihat apakah hukum yang ada di aturan dilaksanakan oleh masyarakat atau
tidak
5. Membuat Hand Sanitizer
Membuat Hand Sanitizer bersama kelompok kecil, dan akan dibagikan
kepada masyarakat.

H. Penutup
Demikianlah proposal rencana kegiatan KKN Tematik FHUA ini
disusun sebagai dasar dan bahan acuan bagi yang berkepentingan dalam
melaksanakan kegiatan. Namun untuk kesuksesan kegiatan ini, kami sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik dukungan moril
maupun materil. Atas bantuan dan dukungannya kami ucapkan terima kasih

9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS HUKUM
Alamat : Kampus UNAND Limau Manis Padang Kode Pos 25153
Telepon : 0751-72985, Fax : 0751-778109
Laman : www.fhuk.unand.ac.id E-mail : fh.ua@yahoo.com

PANITIA PELAKSANA/
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN KKN TEMATIK
FAKULTAS HUKUM UNAND
2020

Dosen Pembimbing Ketua Panitia

DR. A. IRZAL RIAS, SH., MH Azhari Ramadhan


NIP: BP. 1710112034

Mengetahui:
Dekan Fakultas Hukum Universitas Andalas

Dr. Busyra Azheri, SH.M.Hum


NIP.196911181994031002

10

Anda mungkin juga menyukai