FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan,
perlindungan, dan pemberdayaan, usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan
ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi.
a. pemerataan hak;
b. kepastian hukum;
c. kemudahan berusaha;
d. kebersamaan; dan
e. kemandirian.
Beberapa poin yang mengkhawatirkan dalam draf RUU Cipta Kerja, seperti
izin lingkungan hilang, berganti perizinan usaha, ada pelemahan beberapa pasal
sanksi hukum, sampai unsur strict liability pun dihapus. Hak partisipasi publik melalui
jalur peradilan seperti tercantum dalam Pasal 93 UU PPLH untuk mengoreksi atau
menguji izin lingkungan dan atau izin usaha melalui peradilan administrasi (PTUN)
tak ada lagi.
1
Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 3
2
Lusia Arumingtyas dan Sapariah Saturi, “Horor RUU Cipta Kerja, dari Izin Lingkungan Hilang sampai Lemahkan
Sanksi Hukum”, diakses dari https://www.mongabay.co.id/2020/02/14/horor-ruu-cipta-kerja-dari-izin-
lingkungan-hilang-sampai-lemahkan-sanksi-hukum/, pada tanggal 30 April 2020 pukul 09:42
Jenis Perizinan Menurut Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja dibagi
berdasarkan resikonya, yaitu:
a. Presiden;
b. Menteri;
c. Pimpinn Lembaga;
d. Gubernur;
e. Bupati/Walikota.
Lebih lanjut, RUU Cipta Kerja juga memungkinkan pemberi kerja untuk
melakukan PHK jika perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran
3
utang. Alasan PHK ini tidak diatur dalam UU Ketenagakerjaan.
Selain karena kelonggaran ketentuan terkait PHK, RUU Cipta Kerja juga dapat
merugikan tenaga kerja Indonesia dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT). Pasalnya, RUU Cipta Kerja tidak lagi membatasi jangka waktu PKWT seperti
UU Ketenagakerjaan membatasi keberlakuannya untuk paling lama dua tahun,
dengan kemungkinan perpanjangan satu tahun.
3
Tim Hukum Online, “RUU Cipta Kerja: Untuk Kepentingan Siapa” diakses dari
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e4fdfbb4ff5a/ruu-cipta-kerja--untuk-kepentingan-siapa/, pada
tanggal 30 April 2020 Pukul 10:00