Spi Subekti PDF
Spi Subekti PDF
~ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Oleh: Subekti _ _ _ _ _ _ _ _ __
September 1983
406 Hukum d an Pembangunan
Kalau alasan kasasi itu mengenai du1u tidak diketahui oleh Hakim atau
fakta atau pembuktian, maka per- terdapatnya kekeliruan-kekeliruan
mohonan kasasi harus dito1ak. Harap yang menyolok dalam putusan.
diingat bahwa soal kasalahan terdakwa Dasar bagi peninj auan kern bali ter-
adalah mengenai pembuktian, dus ti- dapat dalam Undang-Undang No. 14
dak tunduk pada kasasi. Begitu pula: tahun 1970 (Undang-Undang Kek uasa-
soal "strafmaat" atau beratnya hu- an Kehakiman) pasal 21, tetapi per-
kuman (pidana) tidak bisa dikasasi, aturan pelaksanaannya baru saja ter-
kecuali ka1au Hakim bawahan me1ang- wujud dalam KUHAP (pasal 263 -
gar batas maksimum hukuman yang di- 269) yang mengenai putusan pidana,
ancamkan oleh undang-undang. sedangkan yang mengenai putusan per-
Namun ada kemungkinan bahwa data masih berupa: Peraturan Mahka-
Hakim melanggar ketentuan hukum mah Agung No.1 tahun 1980 sebagai-
pembuktian, misalnya: ia menghukum mana disempurnakan oleh Peraturan
terdakwa hanya atas dasar keterangan Mahkamah Agung No.1 tahun 1982.
~atu orang saksi atau satu petunjuk.
9. Kekuasaan menguji undang-undang.
lni dapat dikasasi. Atau, dalam perkara Diperbedakan dalam 2 (du a) ma-
perdata: Hakim berlaku tidak adil da- cam, yaitu: a) hak uji formal, yaitu
lam membagi beban pembuktian an- meneliti apakah yang menamakan diri-
tara kedua belah pihak, misalnya: si nya "undang-undang" sungguh~ung
penjual disuruh membuktikan bahwa guh memenuhi syarat-syarat untuk itu,
si pembeli belum membayar harga ba- dan b) hak uji materiil, yaitu mene-
rang. Atau, dalam perkara pidana: Ha- liti apakah peraturan yang dikandung
kim memberikan kualifikasi keliru tidak bertentangan dengan peraturan
atau salah merumuskan tindak pidana yang lebih tinggi tingkatnya atau ti-
yang telah dilakukan terdakwa. Inipun dak bertentangan dengan asas-asas hu-
dapat dikasasi. kum dan keadilan pada umumnya, dan
8. Lembaga "peninjauan kembali". jika ada alasan, membatalkan peratur-
Kepastian hukum menghendaki an itu.
bahwa putusan Pengadilan yang sudah Hak uji dari macam yang pertama·
memperoleh kekuatan hukum yang te- diakui dimana-mana dan Hakim mem-
tap, tidal<: bisa dirobah lagi. Namun ka- punyai hak uji formal tersebut tidak
lau nyata-nyata ada kekeliruan, maka terbatas mengenai peraturan dari ting-
demi Keadilan, prinsip tersebut bisa di- kat mana saja. Hak uji dari macam
terobos. Penerobosan ini dilakukan de- yang kedua: di Amerika Serikat, Fe-
ngan "peninjauan kern bali". Jaman deral Supreme Court mempunyai ke-
dulu namanya: herziening untuk per- kuasaan untuk membatalkan undang-
kara pidana dan request-civiel untuk undang yang dianggapnya bertentang-
perkara perdata. Sekarang kedua-dua- an dengan Konstitusi. Namun banyak
nya dinamakan peninjauan kembali. negara melarang ujian materiil terha-
Kalau dulu herziening dan request-ci- dap produk legis1atip yang tertinggi,
viel dilakukan oleh Pengadilan tingkat misalnya negeri Belanda (de wetten
pertama yang salah memeriksa dan me- zijn onschendbaar). Juga di Indonesia
mutus, sekarang kedua-duanya dilaku- diadakan pembatasan seperti itu (lihat
kan oleh Mahkamah Agung sendiri. Undang-Undang No. 14 tahun 1970,
Alasan untuk peninjauan kembali pasal 26 ayat 1). Namun, baik di ne-
adalah pada prinsipnya diketemukan- geri Be1anda maupun di Indonesia,
nya hal-hal yang baru (novum) yang 1arangan tersebut sudah digerogoti
Sistem Peradilan 407
September 1983
408 Hukum dan Pembangunan
lebih luas karena Supreme Court di- Pengadilan dilaksanakan oleh Dir. Jen.
perbolehkan juga membuat peraturan- Peradilan.
peraturan hukum acara (secara tain- 15 . Gagasan-gagasan baru
bahan) untuk semua pengadilan ba- Ada gagasan untuk melimpahkan
wahan. semua administrasi mengenai para Ha-
14. Mahkamah Agung mempu- kim dan pegawai dari badan-badan
nyai fungsi administratip untuk pega- Peradilan Umum kepada Mahkamah
wai-pegawainya sendiri yang pangkat- Agl,Ing. ltu berarti bahwa Dir.J en. Per-
nya lebih rendah dari Panitera/Sekre- adilan Umum dipindahkan ke Mahka-
taris Jenderal Mahkamah Agung. Para mah Agung. Dan karena sudah tidak
Hakim Agung dan Panitera/Sekretaris ada sangkut-pautnya lagi dengan Per-
Jenderal administrasinya diurus oleh adilan (Kehakiman), maka nama De-
Sekretariat Negara. partemen Kehakima~ lebih tepat diro-
bah menjadi Departemen Perundang-
Para Hakim untuk pertama kalinya undangan, seperti halnya di India.
diangkat oleh Kepala Negara, tetapi Juga ada gagasan, supaya Mahka-
administrasi selanjutnya diurus oleh mah Agung, seperti halnya dengan Pre-
Direktorat-Jenderal Peradilan Umum siden , bersama-sama dengan Lembaga
Departemen' Kehakiman . Begitu pula Tinggi Negara ' lainnya (DP A, BPK)
semua pengangkatan/mutasi pegawai memberikan laporan kepada MPR ,
•
,