BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Resin komposit terdiri dari campuran resin, bahan pengisi anorganik, dan bahan pengikat atau
coupling agent. Resin yang digunakan biasanya modifikasi dari methacrylate atau acrylate, dimana
monomer yang sering digunakan adalah BIS-GMA dan urethane dimethacrylate yang digunakan
bersama dengan tri-ethylene glycol dimethacrylate sebagai comonomer (TEGMA) yang berfungsi
untuk mengontrol viskositas dari material yang tidak tercampur (McCabe dan Walls, 2008).
BIS-GMA secara normal terbentuk dari reaksi antara bisphenol A and glycidylmethacrylate
(McCabe dan Walls, 2008). Sedangkan bahan pengisi anorganiknya adalah kuarsa, kaca, silika.
Bahan pengisi anorganik tersebut berfungi untuk menambah kekuatan dan karakteristik lain yang
dibutuhkan oleh material restorasi. Faktor yang mempengaruhi kekuatan dari material adalah jumlah
bahan pengisi, ukuran partikel, dan tipe bahan pengisi yang digunakan. Bahan pengikat atau coupling
agent dapat memperkuat resin karena bahan pengikat akan menciptakan ikatan kimia antara matriks
Menurut Powers dan Wataha (2008) sifat penting dari resin komposit meliputi :
Terdapat 2 metode utuk mengurangi pengkerutan pada resin komposit. Yang pertama
yaitu dengan cara melakukan polimerisasi dengan tekhnik layers. Yang kedua yaitu dengan
cara melapisi dengan semen resin yang memiliki viskositas yang rendah.
Microfilled komposit memiliki nilai yang lebih tinggi untuk ekspansi termal dari microhybrid
komposit
7. Radiopacity tinggi
Vivadent, amherst, ny) mengandung ytterbium trifluoride, yang membuatnya radiopak. Resin
komposit bersifat radiopak bila dibandingkan dengan dentin tetapi radiolusen bila
Umumnya resin komposit tersedia dalam 10 atau lebih warna, yang mencakup rentang
Terdapat berbagai tipe resin komposit yang memiliki karakteristik fisik berbeda-beda, dan
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel, jumlah, dan bahan pengisi anorganiknya. Resin
komposit biasanya diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan ukuran, jumlah, dan komposisi
bahan pengisi anorganik: yaitu resin komposit makrofil, resin komposit mikrofil, partikel kecil, resin
Resin komposit yang biasa digunakan untuk restorasi anterior adalah resin
komposit mikrofil dan hibrid karena memiliki hasil poles yang baik Resin komposit hibrid
mengandung dua macam bahan pengisi yaitu koloid silika dan partikel kaca yang mengandung
logam besar. Silika koloidal memiliki ukuran partikel 0,6-1,0μm. Meskipun bahan pengisi
silikakoloidalnya kecil namun sifat resin komposit lebih ditentukan oleh ukuran partikel bahan
untuk digunakan dalam klinik. Bahan tersebut memiliki modulus elastisitas yang tinggi karena
memiliki kandungan filler yang banyak, matriks baru ini disebut resin komposit berbahan dasar
siloren. Silorane komposit kombinasi siloxane dan oxirane mempunyai keunggulan karena daya
penyerapan air yang rendah, kelarutan dan koefisien yang rendah dibandingkan dengan resin
microleakage yang lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit berbasis methacrylate
(Whelan, 1994).
Banyak faktor yang dapat memiliki pengaruh pada shrinkage volumetrik dari resin komposit
yaitu, isi filler material, ukuran filler, jenis monomer, jenis matriks organik, dan faktor konversi
matriks organik, dan juga sumber sinar, Albers (2002). Suksesnya restorasi komposit secara klinis
diperoleh melalui aktivasi dengan sinar (light-cured composite) atausenyawa kimia (self-cured
Proses pengerasan resin komposit memerlukan alat visible light cure (VLC) atau sinar tampak.
Keuntungan dari VLC adalah proses pengerasan yang cepat, dalam, dan dapat diandalkan, meskipun
melalui lapisan email bagian labial atau lingual,Albers (2002). Bahan restorasi sinar menunjukkan
warna yang lebih stabil dibandingkan sistem self-cured (pengerasan secara kimiawi), dan proses
kelemahan resinkomposit yaitu shrinkage dan menurunnya kekerasan. Resin komposit yang
diaktivasi sinar akan mengalami pengerutan polimerisasi ke arahsumber sinar (Bektas dkk, 2012).
Komposisi resin komposit terdiri dari monomer dasar resin Bis-GMA atau Bowen’s, monomer
pengencer seperti triethylene atau tetraethylene glycol dimethacrylate untuk kemudahan mengalir,
monomer pengisi yang bersifat penguat seperti crystaline quartz, lithium aluminosilicate,barium
aluminoborate silica glass, dan fused silica, bahan penggabung untuk mendapatkan ikatan adesif yang
sangat stabil oleh bahan pengisi terhadap resin dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari
komposit. Bahan penghambat polimerisasi untuk membatasi terjadinya proses polimerisasi selama
penyinaran, bahan pemula polimerisasi (initiator) dan yang terakhir adalah bahan pengaktif
Proses polimerisasi terjadi dalam tiga tahapan yaitu tahap inisiasi dimana molekul besar terurai
karena proses panas menjadi radikal bebas. Proses pembebasan tersebut menggunakan sinar tampak
yang dimulai dengan panjang gelombang 460–485 nm. Tahap kedua adalah propagasi, pada tahap ini
monomer yang diaktifkan akan saling berikatan sehingga tercapai polimer dengan jumlah monomer
tertentu. Tahap terakhir adalah terminasi dimana rantai membentuk molekul yang stabil (Aguiar dkk,
2007).
Menurut Price dkk (2000), jarak sumber sinar yang paling ideal guna mendapatkan
polimerisasi yang optimal adalah 1-2 mm denganketebalan material komposit resin 1,5-2mm. Jika
jarak sumber sinar mencapai 5-6 mm,maka sinar yang diterima oleh material komposit resin tidak
dapat mempolimerisasi komposit resin dengan optimal, yang secaralangsung akan menyebabkan
penurunan sifat fisik dan mekanik. Seperti yang dilaporkan oleh Herrero dkk (2005) bahwa
polimerisasi yang tidak sempurna pada komposit resin dapat menurunkan kekerasan, kekuatandan