Anda di halaman 1dari 24

METODE PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP POLE AND LINE DI

PERAIRAN TELUK BONE

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

DWI FAJRIANTI
L231 12 901

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografi Kabupaten Luwu terletak pada koordinat antara 2°3’45”

sampai 3°37’30” LS dan 119°15” sampai 121°43’11” BB. Kabupaten Luwu memiliki

luas perairan laut sekitar 48.050 km2. Oleh karena itu, Kabupaten Luwu memiliki

prospek yang baik dalam bidang perikanan dan kelautan. Salah satu sumberdaya

perikanan ekonomis penting di daerah ini adalah ikan cakalang (Katsuwonus

pelamis) dengan potensi 193.500 ton per tahun (www.luwukab.go.id, 2012).

Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di

sebelah barat dan utara, Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur, dan sebelah

selatan dengan Laut Banda. Wilayah pesisir Teluk Bone terbagi atas 15

kabupaten/kota yang meliputi: Kab. Bulukumba, Kab. Selayar, Kab. Sinjai, Kab.

Bone, Kab. Wajo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Utara, Kab. Luwu Timur, Kota Palopo, Kab.

Kolaka Utara, Kab. Kolaka, Kab. Bombana, Kab. Muna, Kota Bau Bau dan Kab.

Buton, di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang membentang

sepanjang 1.128 km2 garis pantai dengan luas sekitar 31.837 km2 memiliki potensi

sumberdaya perikanan yang cukup besar khususnya perikanan cakalang karena

13.616 ton (59%) produksi ikan cakalang Sulawesi Selatan berasal dari kawasan

Teluk Bone (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2008).

Alat Tangkap pole and line di Teluk Bone, Kabupaten Luwu, Sulawesi

Selatan telah dihadapkan pada potensi pelagis yang besar seperi ikan cakalang,
sehingga usaha penangkapan dengan menggunakan pole and line sangat

berkembang di daerah ini.

Gambar 1. Jumlah Alat Tangkap Penangkap ikan Tuna dan Cakalang di Wilayah
Teluk Bone, Sulawesi Selatan pada Tahun 2007 (DKP, Sul-Sel, 2008).

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktik kerja lapang ini yaitu mendeskripsikan metode

pengoperasian alat tangkap pole and line di perairan Teluk Bone.

Adapun kegunaan dari praktik kerja lapang ini yaitu diharapkan mahasiswa

mampu mendeskripsikan metode operasi alat tangkap pole and line khususnya di

perairan Teluk Bone.


II. METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Tempat dan Waktu

Praktik kerja lapang ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September

2015, bertempat di di wilayah perairan Teluk Bone dengan fishing base di Tempat

Pendaratan Ikan (TPI) Murante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu.

Gambar 2. Peta Lokasi

B. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktik kerja lapang ini dapat dilihat pada

Tabel 1:

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No. Alat Kegunaan
1 Pole and line Untuk menangkap ikan
2 Global Positioning System Untuk menentukan lokasi penangkapan
3 Kamera Digital Untuk mengembil gambar saat penelitian
4 Alat tulis menulis Untuk mencatat data penelitian
Untuk mengetahui waktu proses setting dan
5 Stopwatch hauling serta jarak dari fishing base ke
fishing ground
C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada praktik kerja lapang ini adalah metode

deskriptif. Pengamatan dilakukan pada satu unit pole and line yang beroperasi di

Kabupaten Luwu, Kecamatan Suli, Desa Murante. Target trip yang dilakukan

sebanyak 15 trip selama pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan

mengamati cara pengoperasian alat tangkap pole and line serta waktu yang

diperlukan dari mulai setting hingga hauling.

III. Hasil Praktik Kerja Lapang

A. Keadaan Umum Lokasi Praktik


Teluk Bone merupakan perairan semi teluk yang secara administratif terletak

di Provinsi Sulawesi Selatan (di sebelah barat dan utara) dan Provinsi Sulawesi

Tenggara (di sebelah timur). Letak geografisnya adalah kurang lebih 2 o 30’ Lintang

Selatan – 5o30’ Lintang Selatan dan 120o30’ Bujur Timur - 121o30’ Bujur Timur.

Wilayah administratif dari Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan

perairan Teluk Bone adalah Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sinjai, Kabupaten

Bone, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwu, Kota Polopo, Kabupaten Luwu Utara,

Kabupaten LuwuTimur. Sedangkan wilayah administratif di Provinsi Sulawesi

Tenggara yang berbatasan dengan perairan Teluk Bone adalah Kabupaten

Bombana dan Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka. Laut Flores adalah

batas sebelah Selatan dari perairan Teluk Bone.

Alat tangkap pole and line yang digunakan selama penelitian adalah alat

tangkap yang dioperasikan di perairan Teluk Bone dengan fishing base yang

digunakan selama penelitian adalah pangkalan nelayan di Pangkalan Pendaratan

Ikan (PPI) Murante Kecamatan Suli kabupaten Luwu dengan letak geografis yaitu

03o 28’ 35.5” Lintang Selatan dan 120o 22’ 47.7” Bujur Timur . Waktu yang

diperlukan untuk sampai ke fishing ground tergantung dari jarak fishing base ke

fishing ground. Posisi fishing ground terjauh dengan jarak >20 mil dapat ditempuh

sekitar ±7 jam dengan kecepatan kapal maksimal 8 – 10 knot. Sedangkan untuk

posisi fishing ground terdekat dengan jarak >10 mil dapat ditempuh dengan waktu 4

– 5 jam.

B. Deskripsi Pole and Line

1. Kapal Pole and Line


Konstruksi kapal pole and line yang digunakan di TPI Murante rata-rata

berukuran sama yakni memiliki ukuran panjang (L) 20,18 meter, lebar (B) 4,17

meter dan tinggi (D) 1,66 meter (Gambar 6).

Kapasitas (tonnage) kapal adalah suatu besaran yang menunjukkan

kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air yang

berada di dalam kapal. Kapasitas kapal dapat ditinjau dari nilai Gross Tonnage (GT).

Kapasitas kapal pole and line yang digunakan selama penelitian di perairan Teluk

Bone yaitu 28 GT.

Gambar 3. Kapal pole and line yang digunakan selama penelitian di Desa Murante
Kecamatan Suli kabupaten Luwu

Kapal pole and line memiliki karakteristik khusus yaitu di bagian atas dek

haluan kapal terdapat pelataran (plat form) dimana pada tempat tersebut para

pemancing melakukan pemancingan, memiliki tempat umpan hidup (live bait tank),

tempat penyimpanan hasil tangkapan, mempunyai sistem sirkulasi pipa-pipa dan


pompa untuk menyemprotkan air (water pump) dan palka yang dapat menampung

ikan hasil tangkapan.

2. Alat Tangkap Pole and Line

Pole and line atau biasa dikenal dengan huhate adalah jenis alat pancing

penangkapan ikan yang terdiri dari bambu sebagai joran/tongkat tali sebagai tali

pancing yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang. Pada tali pancing ini

dikaitkan mata pancing yang tidak berkait. Penggunaan mata pancing tidak berkait

dimaksudkan agar ikan yang dapat mudah lepas.

Krakteristik pole and line yaitu adanya pemancing yang memancing

gerombolan cakalang setelah umpan mulai ditebar, dan umpan yang digunakan

adalah umpan hidup.

Adapun konstruksi alat tangkap pole and line adalah sebagai berikut:

a. Joran (Tangkai Pancing), bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan

mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang digunakan adalah bambu yang

berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 meter dengan diameter pada

bagian ujung bawah (ujung yang dipegang) 3 – 4 cm dan pada bagian ujung

atas (ujung untuk sambungan dengan tali utama) sekitar 1 – 1,5 cm (Gambar 7).

Gambar 4. Joran (tangkai pancing) pole and line di Desa Murante Kecamatan Suli
Kabupaten Luwu
b. Tali Utama (main line) seperti yang terihat pada Gambar 8, terbuat dari bahan

sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 – 2 meter yang sesuai dengan

panjang joran yang digunakan

Gambar 5. Tali utama (main line) pole and line di Desa Murante Kecamatan Suli
Kabupaten Luwu

c. Tali Sekunder, terbuat dari bahan monofilament berupa tasi berwarna putih

sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20 cm. Hal

ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama (main line) dengan

mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cakalang.

d. Mata Pancing (hook), mata pancing yang digunakan adalah mata pancing yang

tidak berkait balik dengan nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 –

2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan

panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dilapisi nikel sehingga berwarna

mengkilap dan menarik perhatian ikan cakalang. Selain itu, pada sisi luar

silinder terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Dibagian mata
pancing dilapisi dengan guntingan tali rapia berwarna merah yang membungkus

rumbai-rumbai.

Gambar 6. Tali sekunder dan mata pancing pole and line di Desa Murante
Kecamatan Suli Kabupaten Luwu

3. Alat Bantu Penangkapan

Alat bantu penangkapan Ikan (Auxillary Fishing Gear) diartikan sebagai

semua teknologi dan instrumen yang digunakan dalam penangkapan ikan, baik

untuk mengumpulkan, mencari keberadaan ikan, menentukan daerah penangkapan

maupun mempermudah pengoperasian alat tangkap.

Dalam pengoperasian pole and line untuk penangkapan ikan cakalang

digunakan alat bantu berupa serok dan rumpon. Adapun serok yang digunakan ada

dua jenis, yaitu:


Gambar 7. Serok yang digunakan oleh fishing master untuk menebarkan umpan
hidup ke perairan pada saat boy-boy melakukan pemancingan.

Gambar 8. Serok untuk mengambil umpan hidup dari palka

Gambar 9. Rumpon
4. Metode Pengoperasian Pole and Line

Proses penangkapan ikan menggunakan pole and line dimulai pada saat

tengah malam menjelang subuh hari, sebelum melakukan penangkapan ikan

sebelumnya kapal menuju ke daerah yang terdapat bagan perahu atau bagan rambo

untuk pengambilan umpan hidup, umpan yang digunakan biasanya dari jenis ikan

teri (Stolephorus spp) yang masih hidup hal ini dimaksudkan agar setelah umpan

hidup dilempar ke perairan maka umpan hidup akan berusaha kembali naik ke

permukaan air yang akan mengundang ikan cakalang untuk naik ke permukaan.

Gambar 9. Pengambilan umpan hidup di bagan rambo

Setelah mengambil umpan di bagan, maka nahkoda kembali mengemudikan

kapalnya menuju daerah penangkapan ikan cakalang. Ketika kapal mulai mendekati

a b
daerah penangkapan ikan cakalang maka salah seorang pemantau naik ke atas

geladak kapal (biasanya fishing master atau boy-boy) untuk melihat apakah ada

gerombolan ikan cakalang atau tidak. Biasanya kapal tiba di fishing ground pada

pukul 06.00 atau 07.00 WITA. Bila gerombolan ikan telah ditemukan maka kapal

akan mendekat. Untuk penentuan fishing ground nelayan menggunakan rumpon

serta melihat banyaknya burung-burung yang berada di perairan dan juga nelayan

melihat apakah terdapat buih-buih di perairan.

Gambar 10. (a) Burung-burung berada di perairan (penanda adanya gerombolan


ikan cakalang); (b) Fishing master (boy – boy) melempar umpan
hidup

Kemudian umpan hidup di lempar ke perairan yang terdapat gerombolan ikan

cakalang, hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan mengumpulkan ikan

tersebut di sekitar kapal untuk memudahkan melakukan pemancingan. Disamping

itu, dilakukan penyemprotan air untuk mengaburkan penglihatan ikan. Selanjutnya

dilakukan pemancingan dengan menggunakan pancing yang tak berkait balik, cara

pemancingan yang dilakukan oleh nelayan menggunakan dua cara yaitu cara yang

pertama yaitu ketika ikan cakalang telah tersangkut di kail maka pemancing akan

langsung melempar pancing ke arah belakang dan cara kedua yang dilakukan oleh

nelayan yaitu apabila ikan telah tersangkut maka nelayang akan mengambil ikan

yang terkait di mata pancing lalu menarik pancingnya kemudian ikan yang terkait di

mata pancingnya di apit di salah satu lengannya kemudian membuka mata

pancingnya dari mulut ikan cakalang.


Gambar 11. Proses Pemancingan Ikan Cakalang

Bila pemancingan dilakukan di daerah rumpon maka proses pemancingan

akan berpindah pindah untuk memutari daerah rumpon, apabila di titik yang pertama

ikan mulai habis maka nahkoda akan menggerakkan kapalnya ke titik yang lain akan

tetapi tidak jauh dari rumpon. Waktu yang diperlukan pemancing untuk memancing

ikan ± 2 jam apabila ikan di daerah penangkapan telah habis maka ikan akan

kembali ke fishing base dalam perjalanan menuju fishing base nelayan

membersihkan ikan cakalang dengan menyiramkan air ke tumpukan ikan yang telah

mati, setelah darah ikan telah bersih maka ikan di masukkan kedalam palka lalu es

dimasukkan kedalam palka bersama ikan metode es yang digunakan pada alat

tangkap pole and line yaitu metode pengesan dengan cara berlapis. Kapal pole and

line sampai di fishing base biasanya pada pukul 17.00 WITA.

5. Hasil Tangkapan Pole and Line

Adapun hasil tangkapan pole and line adalah ikan pelagis, adapun jenis

ikannya yaitu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)


Gambar 12. Ikan Hasil Tangkapan

6. Produksi Hasil Tangkapan

Produksi hasil tangkapan pole and line sebagai berikut :

HASIL TANGKAPAN
2500
2045
2000

1500 1326 1326


PRODUKSI

1025
1000

516 516
500
266 265 286 265 286
2 18 72 30
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TRIP

Gambar 13. Produksi Hasil Tangkapan Ikan Cakalang

Berdasarkan grafik produksi ikan cakalang dengan menggunakan alat

tangkap pole and line produksi tertinggi ikan cakalang terdapat pada trip ke 13

yaitu sebanyak 2045 ekor sedangkan produksi terendah ikan cakalang terdapat

pada trip 1 yaitu sebanyak 2 ekor


IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses penangkapan ikan menggunakan pole and line dimulai pada saat

tengah malam menjelang subuh hari, sebelum melakukan penangkapan ikan

sebelumnya kapal menuju ke daerah yang terdapat bagan perahu atau bagan rambo

untuk pengambilan umpan hidup.

Untuk penentuan fishing ground nelayan menggunakan rumpon serta melihat

banyaknya burung-burung yang berada di perairan dan juga nelayan melihat apakah

terdapat buih-buih di perairan, pemancingan dengan menggunakan pancing yang

tak berkait balik. Hasil tangkapan pole and line adalah ikan pelagis yaitu Ikan

Cakalang.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2008. Data Statistik Alat Tangkap Yang Beroperasi
Di Kabupaten Luwu. Makassar. Sulawesi Selatan
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2008. Laporan Statistik
Perikanan. DKP Republik Indonesia.
LAMPIRAN

1. Proses Pemancingan

2. Penanganan Hasil Tangkapan

3. Hasil Tangkapan
4. Pembelian Umpan

5. Pelemparan Umpan Oleh Fishing Master


JURNAL PRAKTIK KERJA LAPANG TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
NO Hari/Tanggal Nama Kegiatan Waktu (Jam) Lama TTD

1 Kamis, 4 Juni 2015 Konsultasi 12:00 - 14.12 2,12 jam


dengan Kepala
LAB. TPI
2 Sabtu, 20 Juni 2015 Cek lokasi Praktik 06.10 – 07.00 50 menit
Kerja Lapang dan
Wawancara
dengan nelayan

3 Sabtu, 20 Juni 2015 Menuju Fishing 23.45 – 23.55 10 menit


Base
4 Senin,21 Juni 2015 Menuju 01.00 – 04.00 3 jam
pengambilan
Umpan
5 Senin,21 Juni 2015 Pembelian umpan 04.00 – 04.30 30 menit

6 Senin,21 Juni 2015 Menuju fishing 04.30 – 07.30 4,30 jam


ground
7 Senin,21 Juni 2015 Pemancingan 07.30 – 08.00 30 menit

8 Senin,21 Juni 2015 Kembali ke FB 08.00 – 11.00 3 jam

9 Senin,21 Juni 2015 Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


Base pole and
line
10 Senin,21 Juni 2015 Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
Pengambilan
Umpan
11 Selasa, 22 Juni 2015 Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
12 Selasa, 22 Juni 2015 Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
Ground
13 Selasa, 22 Juni 2015 Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
Pemancingan
14 Selasa, 22 Juni 2015 Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

15 Rabu, 23 Juni 2015 Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


Base pole and
line
16 Rabu, 23 Juni 2015 Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
Pengambilan
Umpan
17 Kamis, 24 Juni 2015 Membeli Umpan 01.30-02.00 30 menit
18 Kamis, 24 Juni 2015 Menuju Fishing 02.00–05.30 3,30 jam
Ground
19 Kamis, 24 Juni 2015 Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
Pemancingan
20 Kamis, 24 Juni 2015 Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan
21 Sabtu, 29 Juli 2015 Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit
Base pole and
line
22 Minggu, 30 Juli 2015 Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
Pengambilan
Umpan
23 Minggu, 30 Juli 2015 Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
24 Minggu, 30 Juli 2015 Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
Ground
25 Minggu, 30 Juli 2015 Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
Pemancingan
26 Minggu, 30 Juli 2015 Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan
27 Rabu, 09 agustus 2015 Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit
Base pole and
line
28 Kamis, 10 agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
29 Kamis, 10 agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
30 Kamis, 10 agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
31 Kamis, 10 agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
32 Kamis, 10 agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan
33 Kamis, 10 agustus Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit
2015 Base pole and
line
34 Jum’at, 11 agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
35 Jum’at, 11 agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
36 Jum’at, 11 agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
37 Jum’at, 11 agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
38 Jum’at, 11 agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

39 Jum’at, 11 agustus Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


2015 Base pole and
line
40 Sabtu, 12 Agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
42 Sabtu, 12 Agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
42 Sabtu, 12 Agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
43 Sabtu, 12 Agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
44 Sabtu, 12 Agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

45 Sabtu, 12 Agustus Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


2015 Base pole and
line
46 Minggu, 13 Agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
47 Minggu, 13 Agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
48 Minggu, 13 Agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
49 Minggu, 13 Agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
50 Minggu, 13 Agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

51 Minggu, 13 Agustus Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


2015 Base pole and
line
52 Senin, 14 agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
53 Senin, 14 agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
54 Senin, 14 agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
55 Senin, 14 agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
56 Senin, 14 agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

57 Senin, 14 agustus Menuju Fishing 16.00-16.30 30 Menit


2015 Base pole and
line
58 Selasa, 15 Agustus Menuju Tempat 16:30-01.30 10 jam
2015 Pengambilan
Umpan
59 Selasa, 15 Agustus Membeli Umpan 01.30 – 02.00 30 menit
2015
60 Selasa, 15 Agustus Menuju Fishing 02.00 – 05.30 3,30 jam
2015 Ground
61 Selasa, 15 Agustus Proses 05.30 – 08.00 4,30 Jam
2015 Pemancingan
62 Selasa, 15 Agustus Kembali ke 09.00 – 13.00 4 jam
2015 fishing base dan
penanganan hasil
tangkapan

65 Minggu, 13 september Membuat 8.00-15.00 7 jam


2015 Laporan

66 Senin, 14 september Membuat laporan 9.00-15.00 6 jam


2015
67 Selasa, 15 September Membuat 18:30-21.30 3 jam
2015 Laporan

Anda mungkin juga menyukai