DWI FAJRIANTI
L231 12 901
A. Latar Belakang
sampai 3°37’30” LS dan 119°15” sampai 121°43’11” BB. Kabupaten Luwu memiliki
luas perairan laut sekitar 48.050 km2. Oleh karena itu, Kabupaten Luwu memiliki
prospek yang baik dalam bidang perikanan dan kelautan. Salah satu sumberdaya
sebelah barat dan utara, Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur, dan sebelah
selatan dengan Laut Banda. Wilayah pesisir Teluk Bone terbagi atas 15
kabupaten/kota yang meliputi: Kab. Bulukumba, Kab. Selayar, Kab. Sinjai, Kab.
Bone, Kab. Wajo, Kab. Luwu, Kab. Luwu Utara, Kab. Luwu Timur, Kota Palopo, Kab.
Kolaka Utara, Kab. Kolaka, Kab. Bombana, Kab. Muna, Kota Bau Bau dan Kab.
sepanjang 1.128 km2 garis pantai dengan luas sekitar 31.837 km2 memiliki potensi
13.616 ton (59%) produksi ikan cakalang Sulawesi Selatan berasal dari kawasan
Alat Tangkap pole and line di Teluk Bone, Kabupaten Luwu, Sulawesi
Selatan telah dihadapkan pada potensi pelagis yang besar seperi ikan cakalang,
sehingga usaha penangkapan dengan menggunakan pole and line sangat
Gambar 1. Jumlah Alat Tangkap Penangkap ikan Tuna dan Cakalang di Wilayah
Teluk Bone, Sulawesi Selatan pada Tahun 2007 (DKP, Sul-Sel, 2008).
Adapun kegunaan dari praktik kerja lapang ini yaitu diharapkan mahasiswa
mampu mendeskripsikan metode operasi alat tangkap pole and line khususnya di
Praktik kerja lapang ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September
2015, bertempat di di wilayah perairan Teluk Bone dengan fishing base di Tempat
B. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktik kerja lapang ini dapat dilihat pada
Tabel 1:
Metode yang digunakan pada praktik kerja lapang ini adalah metode
deskriptif. Pengamatan dilakukan pada satu unit pole and line yang beroperasi di
Kabupaten Luwu, Kecamatan Suli, Desa Murante. Target trip yang dilakukan
mengamati cara pengoperasian alat tangkap pole and line serta waktu yang
di Provinsi Sulawesi Selatan (di sebelah barat dan utara) dan Provinsi Sulawesi
Tenggara (di sebelah timur). Letak geografisnya adalah kurang lebih 2 o 30’ Lintang
Selatan – 5o30’ Lintang Selatan dan 120o30’ Bujur Timur - 121o30’ Bujur Timur.
Bone, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwu, Kota Polopo, Kabupaten Luwu Utara,
Bombana dan Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Kolaka. Laut Flores adalah
Alat tangkap pole and line yang digunakan selama penelitian adalah alat
tangkap yang dioperasikan di perairan Teluk Bone dengan fishing base yang
Ikan (PPI) Murante Kecamatan Suli kabupaten Luwu dengan letak geografis yaitu
03o 28’ 35.5” Lintang Selatan dan 120o 22’ 47.7” Bujur Timur . Waktu yang
diperlukan untuk sampai ke fishing ground tergantung dari jarak fishing base ke
fishing ground. Posisi fishing ground terjauh dengan jarak >20 mil dapat ditempuh
posisi fishing ground terdekat dengan jarak >10 mil dapat ditempuh dengan waktu 4
– 5 jam.
berukuran sama yakni memiliki ukuran panjang (L) 20,18 meter, lebar (B) 4,17
kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air yang
berada di dalam kapal. Kapasitas kapal dapat ditinjau dari nilai Gross Tonnage (GT).
Kapasitas kapal pole and line yang digunakan selama penelitian di perairan Teluk
Gambar 3. Kapal pole and line yang digunakan selama penelitian di Desa Murante
Kecamatan Suli kabupaten Luwu
Kapal pole and line memiliki karakteristik khusus yaitu di bagian atas dek
haluan kapal terdapat pelataran (plat form) dimana pada tempat tersebut para
pemancing melakukan pemancingan, memiliki tempat umpan hidup (live bait tank),
Pole and line atau biasa dikenal dengan huhate adalah jenis alat pancing
penangkapan ikan yang terdiri dari bambu sebagai joran/tongkat tali sebagai tali
pancing yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang. Pada tali pancing ini
dikaitkan mata pancing yang tidak berkait. Penggunaan mata pancing tidak berkait
gerombolan cakalang setelah umpan mulai ditebar, dan umpan yang digunakan
Adapun konstruksi alat tangkap pole and line adalah sebagai berikut:
a. Joran (Tangkai Pancing), bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan
mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang digunakan adalah bambu yang
berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 – 2,5 meter dengan diameter pada
bagian ujung bawah (ujung yang dipegang) 3 – 4 cm dan pada bagian ujung
atas (ujung untuk sambungan dengan tali utama) sekitar 1 – 1,5 cm (Gambar 7).
Gambar 4. Joran (tangkai pancing) pole and line di Desa Murante Kecamatan Suli
Kabupaten Luwu
b. Tali Utama (main line) seperti yang terihat pada Gambar 8, terbuat dari bahan
sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 – 2 meter yang sesuai dengan
Gambar 5. Tali utama (main line) pole and line di Desa Murante Kecamatan Suli
Kabupaten Luwu
c. Tali Sekunder, terbuat dari bahan monofilament berupa tasi berwarna putih
sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20 cm. Hal
ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama (main line) dengan
d. Mata Pancing (hook), mata pancing yang digunakan adalah mata pancing yang
tidak berkait balik dengan nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5 –
2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan
mengkilap dan menarik perhatian ikan cakalang. Selain itu, pada sisi luar
silinder terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Dibagian mata
pancing dilapisi dengan guntingan tali rapia berwarna merah yang membungkus
rumbai-rumbai.
Gambar 6. Tali sekunder dan mata pancing pole and line di Desa Murante
Kecamatan Suli Kabupaten Luwu
semua teknologi dan instrumen yang digunakan dalam penangkapan ikan, baik
digunakan alat bantu berupa serok dan rumpon. Adapun serok yang digunakan ada
Gambar 9. Rumpon
4. Metode Pengoperasian Pole and Line
Proses penangkapan ikan menggunakan pole and line dimulai pada saat
sebelumnya kapal menuju ke daerah yang terdapat bagan perahu atau bagan rambo
untuk pengambilan umpan hidup, umpan yang digunakan biasanya dari jenis ikan
teri (Stolephorus spp) yang masih hidup hal ini dimaksudkan agar setelah umpan
hidup dilempar ke perairan maka umpan hidup akan berusaha kembali naik ke
permukaan air yang akan mengundang ikan cakalang untuk naik ke permukaan.
kapalnya menuju daerah penangkapan ikan cakalang. Ketika kapal mulai mendekati
a b
daerah penangkapan ikan cakalang maka salah seorang pemantau naik ke atas
geladak kapal (biasanya fishing master atau boy-boy) untuk melihat apakah ada
gerombolan ikan cakalang atau tidak. Biasanya kapal tiba di fishing ground pada
pukul 06.00 atau 07.00 WITA. Bila gerombolan ikan telah ditemukan maka kapal
serta melihat banyaknya burung-burung yang berada di perairan dan juga nelayan
cakalang, hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan mengumpulkan ikan
dilakukan pemancingan dengan menggunakan pancing yang tak berkait balik, cara
pemancingan yang dilakukan oleh nelayan menggunakan dua cara yaitu cara yang
pertama yaitu ketika ikan cakalang telah tersangkut di kail maka pemancing akan
langsung melempar pancing ke arah belakang dan cara kedua yang dilakukan oleh
nelayan yaitu apabila ikan telah tersangkut maka nelayang akan mengambil ikan
yang terkait di mata pancing lalu menarik pancingnya kemudian ikan yang terkait di
akan berpindah pindah untuk memutari daerah rumpon, apabila di titik yang pertama
ikan mulai habis maka nahkoda akan menggerakkan kapalnya ke titik yang lain akan
tetapi tidak jauh dari rumpon. Waktu yang diperlukan pemancing untuk memancing
ikan ± 2 jam apabila ikan di daerah penangkapan telah habis maka ikan akan
membersihkan ikan cakalang dengan menyiramkan air ke tumpukan ikan yang telah
mati, setelah darah ikan telah bersih maka ikan di masukkan kedalam palka lalu es
dimasukkan kedalam palka bersama ikan metode es yang digunakan pada alat
tangkap pole and line yaitu metode pengesan dengan cara berlapis. Kapal pole and
Adapun hasil tangkapan pole and line adalah ikan pelagis, adapun jenis
HASIL TANGKAPAN
2500
2045
2000
1025
1000
516 516
500
266 265 286 265 286
2 18 72 30
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TRIP
tangkap pole and line produksi tertinggi ikan cakalang terdapat pada trip ke 13
yaitu sebanyak 2045 ekor sedangkan produksi terendah ikan cakalang terdapat
A. KESIMPULAN
Proses penangkapan ikan menggunakan pole and line dimulai pada saat
sebelumnya kapal menuju ke daerah yang terdapat bagan perahu atau bagan rambo
banyaknya burung-burung yang berada di perairan dan juga nelayan melihat apakah
tak berkait balik. Hasil tangkapan pole and line adalah ikan pelagis yaitu Ikan
Cakalang.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2008. Data Statistik Alat Tangkap Yang Beroperasi
Di Kabupaten Luwu. Makassar. Sulawesi Selatan
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2008. Laporan Statistik
Perikanan. DKP Republik Indonesia.
LAMPIRAN
1. Proses Pemancingan
3. Hasil Tangkapan
4. Pembelian Umpan