b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat
diintervensi dengan asuhan keperawatan (masalah keperawatan)
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, sedangkan segera mencakup waktu
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau
kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang
mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan,
persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari
individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah (Carpenito,2000). Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
b. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak di lakukan intervensi.
c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan
individu,keluarga,atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3) Rencana tindakan keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di
uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Rencana tindakan keperawatan merupakan pedoman tertulis
untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga
setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan
dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas
tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur
pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas.
Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang. (potter,1997)
4) Tindakan keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-tahap
dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan yaitu tahap awal tindakan keperawatan ini
menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada
tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi yaitu fokus tahap pelaksanaan tindakan
perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari
perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,
dependen dan interdependen.
Tahap 3 : dokumentasi yaitu pelaksanaan tindakan keperawatan
harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5) Evaluasi tindakan keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah dirumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut
:
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang
telah disusun.
Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang
telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
6) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak
yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu
yang berwenang. (potter 2005)
Banyak para ahli menyusun sistem dokumentasi keperawatan.
Sistem dokumentasi ini masing-masing memiliki keunikan tersendiri,
namun pada dasarnya tidak banyak perbedaan. Ada beberapa sistem
pendokumentasian yang sering dipakai antara lain : Catatan
Berorientasi Pada Sumber (Source Oriented Record ISOR). Sistem ini
memberi kemudahan dalam menempatkan catatan mengenai data yang
diperoleh karena biasanya masing-masing format telah dibuat secara
spesifik. Namun demikian sistem ini memiliki kelemahan antara lain
informasi menjadi sulit dipelajari secara lengkap karena masing-
masing data berada pada format yang berbeda. Komponen SOR
meliputi hal berikut :
a. Lembar penerimaan
Lembar ini berisi data demografi pasien/klien, seperti, nama,
alamat, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan serta,diagnosis
pada saat masuk rumah sakit.
b. Lembar instruksi dokter
Lembar ini digunakan untuk mencatat setiap instruksi dokter
yang dilengkapi dengan tanggal dan, tanda tangan dokter yang
bersangkutan.
c. Lembar riwayat medik.
Lembar ini berisi catatan tentang hasil pemeriksaan fisik,
kondisi kesehatan klien, perkembangan, dan tindak lanjut.
d. Catatan perawat
Catatan ini mencakup catatan, pengkajian, diagnosis,
intervensi dan evaluasi.
e. Catatan dan laporan khusus
Catatan ini berisi tentang hasil konsultasi, pemeriksaan
laboratorium, laporan operasi, berbagai terapi fisik, tanda-tanda
vital, masukan dan haluaran cairan serta pengobatan.
Terdapat 3 model dokumentasi yang saling berhubungan, saling
ketergantungan dan dinamis, yaitu komunikasi, proses keperawatan
dan standar dokumentasi.
a. Ketrampilan komunikasi secara tertulis
adalah ketrampilan perawat dalam mencatat dengan jelas,
mudah dimengerti. Dalam kenyataannya dengan kompleknya
pelayanan keperawatan dan peningkatan kualitas, keperawatan,
perawat dituntut untuk dapat mendokumentasikan secara benar.
Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lain.
Personalia
Persediaan
Riset
Informasi ttg : Tujuan Sistem : Bentuk Klasifikasi Pasien : Kekuasaan : Kendali mutu :
Pasien Standar Organisasi : Penentuan Pemecahan Audit
Pegawai Kebijakan Uraian kebutuhan masalah Penampilan
Sumber- Budget jabatan / pegawai Pengambilan kerja
sumber pekerjaaan Penjadwalan keputusan Disiplin
Evaluasi Penugasan Mengatasi Hubungan kerja
pekerjaan Pengurangan konflik Komputer
Kerja Tim / absen Komunikasi dan sistem
kelompok Pengurangan sistem analisis
pindah transaksional
Pengembangan
pegawai
Sumber : Gillies, 1985
Gambar 2.2 Proses Manajemen Keperawatan Mendukung Proses Keperawatan
Pengkajian Evaluasi
Pengelolaan Kepegawaian
PROSES MANAJEMEN
Kepala Ruang
Pasien
2) Model Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang saling
membantu.
Kepala Ruang
Pasien Pasien
3) Model Primer
Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung
jawab penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Gambar 2.5 Skema Model Primer
Primary Nurse
Pasien
4) Manajemen Kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan
hal ini umumnya dilakukan untuk perawat privat atau
keperawatan khusus seperti isolasi dan intensive care.
5) Model Tim Primer.
Pada model ini digunakan kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), penerapan model ini
didasarkan pada beberapa alasan yaitu :
Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 keperawatan atau setara.
Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
kontinuitas asuhan keprawatan dan accountabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis &
Houston, 1998), yaitu :
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
4. Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
5. Kepuasan kinerja perawat
6. Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
3. Actuiting
a. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yg memberi
konstribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk faktor
yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku
manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner, Freman 11995). Motivasi
adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
(Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas dapat diambil 3 point penting
yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg
kurang baik fisiologis maupun psikologis, dorongan merupakan
arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir
dari satu siklus motivasi. ( Luthan, 2000)
b. Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien
menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Di
dalam kebanyakan sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai
dengan kebergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai
dengan waktu pemberian perawatan dan kemampuan yang diperlukan
untuk memberikan perawatan. Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien
adalah untuk mengkaji pasien dan menghargai masing-masing nilai
angkanya yang mengukur volume usaha yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan perawatan pasien.
Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang
akan dijalankan, manajer perawat harus menentukan jumlah kategori
pembagian pasien; karakteristik pasien di masing-masing kategori,
jumlah dan jenis prosedur perawatan yang akan dibutuhkan oleh jenis
pasien di dalam masing-masing kategori, dan waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan prosedur tersebut, memberikan dukungan emosional
serta memberikan pengajaran kesehatan kepada pasien masing-masing
kategori. Karena tujuan sistem klasifikasi pasien adalah menghasilkan
informasi mengenai perkiraan beban kerja keperawatan, masing-
masing sistem membolehkan usaha kualifikasi waktu.
c. Ketenagaan keperawatan dan pasien
Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk
mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang
dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
pengguna jasa.
Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan kategori klien
yang dirawat, ratio perawat dan metode penugasan.
Terdapat beberapa formula dalam perhitungan kebutuhan tenaga,
yaitu sebagai berikut :
1) Rumus Gillies
Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun
Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari
= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun
Σ jam kerja / tahun
Catatan :
Waktu perawatan menurut Gillies (1989) :
a. Waktu perawatan langsung
- Self care = ½ X 4 jam = 2 jam
- Partial care = ¾ X 4 jam = 3 jam
- Total care = 1 – 1½ X 4 jam = 4-6 jam
- Intensive care = 2 x 4 jam = 8 jam
- Rata-rata perawatan langsung = 4-5 jam
b. Waktu perawatan tak langsung : 38 menit/klien/hari
c. Waktu penyuluhan : 15 menit/klien/hari
Ratio perawat ahli : trampil : 55 % : 45 %
Proporsi dinas pagi : sore : malam : 47 % : 36 % : 17 %
2) Rumus Douglas