Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM BANGUNAN DAN RUNGAN NAMA: GHINA REVITA S.

“Cottage Dengan Suasana Minang” NIM: 1507114529


Suasana yang diambil untuk bangunan cottage ini yaitu suasana minangkabau. Ciri
khas yang dapat menampilkan suasana minang yaitu terletak pada atap gonjongnya. Selain
itu, adat istiadatnya dalam bergotong - royong serta kepercayaan dalam agama islam yang
kuat dalam kehidupan sehari – hari menjadikannya ciri khas dari suasana masyarakat minang.
Konsep: “Alam Takambang Jadi Guru”. Alam takambang jadi guru adalah pepatah yang
berasal dari Minangkabau. Secara sederhana, dapat diartikan agar kita belajar kepada alam
dan berbagai fenomenanya yang senantiasa mengabarkan sebuah kearifan. Alam merupakan
tempat hidup dan sumber kehidupan Manusia. Maka dari itu manusia seharusnya
mamanfaatkan alam semaksimal mungkin dengan memperhatikan kelestariannya.

PROGRAM BANGUNAN
Bangunan ini di rancang dengan suasana minang, seperti halnya yang kita ketahui
bahwa ranah minang terkenal akan adat istiadatnya. Selain itu, juga terkenal akan permukaan
gunung, bukit, sawah dan sungainya. Oleh karena itu, bangunan ini dirancang di bawah
lereng bukit yang di kelilingi oleh sawah dan sungai. Perencanaan bangunan ini memiliki
tujuan kenyamanan dan rekreasi yang kontak langsung dengan alam, bangunan dan manusia.
Yaitu dengan menyatukan langsung bangunan dalam segi desain bentukan dan fasad dengan
lingkungan sekitar. Karena, pada umumya orang Minangkabau akan selalu terpancing dengan
sifat alam di sekitarnya baik itu merupakan gerak-gerik isyarat ataupun bersifat lambang.
Mereka tidak bisa hidup lepas dari alam. Karena itulah mereka menorehkan alam ke dalam
bangunannya dalam bentuk ukiran. Sehingga pada bangunan cottage ini akan diterapkan
ukiran sebagaimana dengan konsep bangunannya sendiri.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa tempat yang sifatnya rekreatif memiliki waktu
– waktu tertentu yang banyak dikunjungi wisatawan yaitu pada hari libur. Oleh karena itu
untuk mempertahankan kenyamanan dalam menginap tetap tinggi, maka perlu disediakan
juga fasilitas yang dapat digunakan untuk fungsi rekreatif seperti kolam renang. Kolam atau
fasilitas pendukung lainnya yang akan dikembangkan sebagai salah satu tempat wisata yang
memiliki karakter yang berbeda, sehingga memerlukan pemecahan khusus dalam
perancangan.
Bangunan ini dikelilingi oleh lereng bukit, tebing, sungai serta sawah. Sehingga
pengunjung dapat langsung berinteraksi dengan alam. Untuk memaksimalkan suasana
pedesaan minangkabau, maka cottage ini dibangun tidak jauh dari rumah penduduk sekitar.
Dan tidak membatasi kawasan dengan area penduduk. Hanya saja, di beri pagar tanaman
rendah sebagai pembatas tanah dari bangunan. Hal ini bertujuan agar pengunjung tidak hanya
dapat berinteraksi dengan keindahan alam setempat melainkan juga dengan masyarakat
sekitarnyanya.
Bangunan ini didesain dengan tema neo-vernakular yang disesuaikan dengan
lingkungan alam sekitar. Tema neo-vernakular yang diterapkan pada bangunan ini yaitu
dengan menerapkan unsur – unsur budaya minangkabau pada bangunan dengan pembaharuan
pada beberapa bentuk dan pemilihan material yang digunakanl. Seperti halnya rumah gadang,
bangunan ini mengambil bentukan atap dan orientasi bangunan serta pola ruangnya. Dan
mengkombinasikan material asli dengan material yang modern. Kayu – kayuan
dikombinasikan dengan aluminium di kisi-kisi bangunan sebagai pelunak derasnya cahaya
matahari sore pada kawasan ini. Batu-batuan dijadikan alas pijak alami yang baik dan
pemakaian keramik dengan tekstur batu pada lantai kamar mandi, selain itu untuk bebatuan
jenis tertentu juga dijadikan sebagai pelapis akhir dinding yang baik bagi sebuah kawasan
cottage.
Sistem struktur bangunan yang digunakan dalam cottage ini menggunakan strukutur
rangka. Struktur ini menggunakan penahan beban juga sebagai pendukung karakter pada
penampilan bangunan neo-vernakular. Untuk itu sistem struktur yang digunakan juga
mempunyai kekuatan penyangga beban, dapat memberikan ruang bagi kegiatan dan ekspresi
struktur mendukung penampilan bangunan yang neo-vernakular. Struktur atap bangunan
menggunakan atap kayu yaitu atap tropis dengan bentuk gonjong sebagai ciri khas dari
minangkabau. Dengan mengekspos struktur atap bangunan sebagai estetika dalam bangunan
itu sendiri.
Struktur dan konstruksi atap bangunan diperhitungkan dan didesain untuk mendukung
beban media bahan berupa material kayu dan kaca yang akan di desain di sekelilingnya.
Untuk bangunan utama, yaitu lobby dan receptionis diletakkan pada area depan dan
menggunakan struktur atap kayu dengan bentukan gonjong dari rumah adat minang. Jumlah
atap gonjong dari bangunan ini adalah bergonjong dua, yang mana sesuai dengan aturan adat
setempat, bahwa lokasi cottage yang letaknya berada di dusun hanya memiliki dua gonjong.
Atap terbuat dari ijuk, saga ijuk diatur susunannya dengan nama Labah Mangirok atau Labah
Maraok dan Bada Mudiak. Bubungan seperti legkungan sayap burung burak akan terbang.
Lengkungan bubungan terletak antara dua gonjong yang ditengah. Gonjongnya seperti
rebung yang mula keluar dari tanah. Pucuk gonjong mencuat ke atas. Atap yang bergonjong
menunjukkan kebesaran Bangsa Minangkabau.
Jaringan listrik pada bangunan ini menggunakan sumber listrik dari PLN sebagai
sumber utama untuk ruang-ruangan tertentu, seperti Receptionis, ruang informasi, lobby dll.
dan menyediakan generator/ genset sebagai energi cadangan apabila listrik mati, yang secara
otomatis akan menyala apabila listrik dari PLN padam. Sedangkan pada taman dan sirkulasi
ruang tidur tamu menggunakan cahaya lampu obor untuk menciptakan suasana alami di
pedesaan.
Jaringan air bersih pada bangunan ini menggunakan sumur bor, sedangkan jaringan
air kotor dari sisa – sisa pembuangan cucian dll, dialiri ke sumur resapan dan terkhir ke riol
desa setempat. Untuk jaringan sampah pada bangunan ini, terutama ruang tidur tamu
disediakan tempat sampah di masing – masing ruangan. Lalu petugas akan membuangnya ke
tempat penampungan sementara. Selanjutnya di pilah – pilah sesuai jenisnya, dan terkhir
dibuang ke tempat pembungan akhir. Untuk tempat penampungan sementara, dibuat jauh dari
tempat pengunjung sehingga tidak mengganggu kenyamanan dan aktivitas rekreasi.
Sistem pemadam kebakaran pada bangunan ini yaitu, sistem deteksi dini terjadinya
kebakaran sehingga segera ada indikasi/sinyal begitu kebakaran terjadi. Yaitu dengan
menggunakan alat Fire hydrant dan alat pencegah kebakaran lain baik yang berisi air maupun
gas galon. Serta alat pemadam api ringan di semua fasilitas, terutama di area rungan tidur
tamu. Dan pemanfaatan sumur resapan sebagai saluran hydran.
Bangunanan ini dibagi dalam tiga zona, pertama yaitu zona publik yang terdiri dari area
parkir, lobby, ruang informasi dan resepsionis. Kedua yaitu zona semi privat, terdiri dari
fasiitas pendukung seperti kantor pengelola, servis area, restoran, kolam renang, taman,
lapangan golf, dan lapangan tenis. Sedangkan yang ketiga yaitu zona privat, zona ini berisi
cottage. Untuk cottage, di desain dengan terpisah – pisah antar ruang untuk menjaga privasi
setiap tamu yang berkunjung namun masih dikelompokkan dalam satu kawasan sesuai
dengan tipenya. Hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat minangkabau yang hidup dalam
berkelompok. Cottage ini sendiri terdiri dari dua tipe, yaitu family room dan deluxe room.
Dengan fasilitas yang berbeda setiap tipenya, sesuai fungsi pendukungnya. Untuk cottage
dibuat dalam bentuk aturan rumah gadang yang mana bangunan ini nantinya adalah rumah
panggung. Rumah panggung berarti bahwa kedudukan manusia memiliki derajat yang lebih
tinggi dari pada hewan mengingat kolong di bawah rumah diperuntukkan sebagai kandang
hewan peliharaan atau tempat penyimpanan, sesuai aturan dalam rumah gadang.
Zona publik, yaitu lobby, reseptionis dan area drop off merupakan bangunan utama
pada cottage ini. Oleh karena itu, diletakkan paling depan pada area kawasan cottage.
Sehingga dapat memudahkan akses masuk pengunjung dan tidak jauh dari lokasi parkir. Dan
untuk area drop off, dibuat serambi yang memanjang ke depan, sehingga pengunjung dapat
langsung masuk ke lobby dari serambi tersebut. Serambi ini juga dibuat dengan
menggunakan atap gonjong. Di depan serambi dibuat kolam melingkar, hal ini bertujuan
apabila pengunjung datang, maka mereka akan mengelilingi bangunan itu terlebih dahulu
baru menuju ke tempat parkir. Dari lobby dan tempat reseptionis, pengunjung atau tamu di
sambut dengan pegawai dengan seragam adat minang dan pengunjung beserta banrang
bawaannya diantar langsung oleh pegawai ke kamar mereka dengan menggunakan “bendi”
atau yang biasa dikenal dengan sebutan delman. Bendi merupakan alat transportasi
tradisional di Sumatra Barat.
Pada zona semi privat, terdapat area taman yang dibuat di area sawah dengan tujuan
pengunjung juga dapat berekreasi dalam mencoba cara menanam padi di sawah. Hal in sesuai
dengan konsep dan pepatah Minangkabau bahwa harto pusako (seperti sawah, kebun, tanah)
bukanlah milik pribadi, melainkan milik semua anggota keluarga. Oleh karena itu, cottage ini
menyediakan area sawah dan kebun sebagai tempat rekreasi keluarga dalam mengenal cara
bercocok tanam sekaligus belajar dari masyarakat sekitar. Dan area ini juga berdampingan
dengan area lapangan tenis dan golf. Pada taman, juga dibuat saung – saung kecil atau di
sebut dangau dalam bahasa minang. Dangau ini dibuat sebagai tempat beristirahat dan santai
saat letih bermain. Dangau tersebut dibuat dengan atap gonjong dari jerami yang bentuknya
menyerupai atap lumbung padi atau rangkiak dalam bahasa minang. Hal ini bertujuan untuk
menonjolkan ciri khas minang. Selain itu, juga terdapat area rekreasi dengan sampan dan area
memancing yang letaknya juga tidak jauh dari taman. Namun, area ini bukanlah sungai asli,
melainkan sungai buatan yang dibuat khusus sebagai tempat rekreasi namun tetap
dihubungkan dengan sungai asli. Sungai buatan atau bisa disebut juga sebagai kolam ini
berfungsi sebagai area sampan yang akan mengarahkan kita ke restoran.
Area restoran dibuat menghadap sawah dan anak sungai, dan berada di tepi kolam
tepatnya di tengah kawasan bangunan. Area ini diletakkan tidak jauh dari kawasan cottage,
sehingga dapat memudahkan akses tamu ke restoran. Restoran ini juga dibuat saung – saung
tempat menikmati makanan. Saung ini diletakkan di dekat perkebunan dan sawah serta di tepi
sungai. Sehingga pengunjung dapat menikmati makanan sambil melihat pemandangan sawah
serta suara aliran sungai yang dapat memberikan keyamanan tersendiri. Untuk surau atau
disebut mushola, dibangun di seberang restoran, tetapi masih dalam satu kawasan. Hanya saja
dipisahkan dengan kolam/ sungai buatan. Dan untuk area kantor pengelola dan servis
dibangun dalam satu bangunan. Bangunan ini diletakkan di dekat bangunan lobby dan jauh
dari cottage.
Zona ketiga, yaitu kawasan cottage yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
tipenya. Kelompok pertama yaitu tipe family room. Tipe ini memiliki luasan 60 m 2, dengan
fasilitas berupa 2 kamar tidur, kamar mandi, dan ruang keluarga dan kolam renang. Untuk
tipe ini disediakan sebanyak 10 cottage dan di letakkan berdekatan dengan sawah dan sungai.
Dan kolam renang pada tipe ini digabungkan dengan room lainnya. Untuk tipe yang kedua
yaitu deluxe room yang tersedia sebanyak 5 cottage. Tipe ini dibuat khusus buat pengantin
baru berbulan madu. Yang memiliki luasan yang sama dengan tipe family yaitu 60 m 2, tipe
ini di buat di area lereng bukit dan merupakan area paling tinggi dari kawasan ini. Karena
kawasan tipe ini memiliki privasi yang lebih tinggi, maka untuk mencapai area ini perlu
menyeberangi anak sungai dengan sampan yang sudah disediakan. Room tipe ini memiliki
fasilitas berupa kamar tidur, kamar mandi, ruang santai serta kolam renang. Kolam renang
untuk tipe family room dibuat bergabung dengan family room lainnya yang di buat di
belakang cottage dengan mengikuti aliran sungai. Hal ini dibuat dengan maksud mengikuti
pola masyarakat minang yang mandi di sungai, sehingga dibuatlah kolam renang dengan pola
aliran sungai. Untuk memperkuat suasana sungai, maka kolam dibuat beringkat – tingkat dan
diletakkan “karakik buto”, yaitu dekorasi kolam yang terbuat dari bambu yang diisi air dan
bambu akan berbalik arah apabila sudah penuh. Biasanya alat ini digunakan sebagai pengusir
binatang yang ada di sawah dan ladang mereka. Sedangkan kolam renang untuk tipe deluxe
room, diletakkan di bawah panggung bangunan yang mengarah view lereng bukit. Untuk
kolam renang tipe ini di buat lebih privasi sehingga satu room memiliki satu kolam. Dan
untuk menjaga agar tetap privasi, maka jarak antar room diberi tanaman bambu sebagai
dinding pembatasnya.
PROGRAM RUANG
Program ruang pada cottage ini yaitu menerapkan pola ruang dari rumah gadang.
Dimana jumlah ruangan terdiri dari bilangan ganjil, sesuai kebutuhan fungsinya. Pertama,
cottage tipe family room yang terdiri dari 5 ruangan. Cottage dibuat panggung dengan bentuk
persegi panjang dengan luasan 60 m2. Lantai cottage dibuat sebagian besar dari papan,
mengambil kesan rumah gadang. Selain dengan pola ruang, penerapan suasana minang
diwujudkan dengan penggunaan ukiran kayu yang berongga pada seluruh dinding cottage, hal
ini bertujuan sebagai sirkulasi alami pada ruangan. Dan jenis jendela yang digunakan pada
cottage ini yaitu jendela pada rumah gadang yang terdiri dari daun jendela kayu yang berukir
dan jendela kaca di bagian dalamnya.

Kamar Tidur Kamar Tidur


Wc Ruang Keluarga
koridor
dan pantry
(Gambar Diagram Pola Ruang Family Room)

Saat memasuki cottage, ruang pertama yang didatangi yaitu ruang keluarga. Ruang
keluarga di letakkan di tengah sebagai pusat ruangan lainnya. Ruangan ini seluas 16,5 m 2
yang berfungsi sebagai tempat berkumpul sekaligus tempat makan. Dengan meja rendah di
tengah ruangan dan lantai papan yang beralas karpet sebagai tempat tamu sekeluarga
menyantap makanan dengan duduk bersila. Sebelah kanan ruang keluarga terdapat pantry
yang di pisahkan dengan kolom dan partisi dari ukiran kayu. Pantry ini memiliki ukuran 2 x
3 meter. Yang disediakan untuk tamu membuat makanan dan minuman ringan, seperti teh
dan kopi yang sudah disediakan.
Cottage ini memiliki 2 kamar tidur dengan masing – masing memiliki luasan 15 m 2,
yaitu ukuran 3 x 5 meter. Yang mana letaknya berhadapan dengan pintu masuk. Lantai kamar
ditinggikan 15 cm dari ruang lainnya. Pada kamar tidur dibuat dinding kaca yang mengarah
ke view luar, sungai dan sawah. Sehingga tamu dapat menikmati view secara langsung dari
kamar tidur mereka. Antar kamar dibatasi oleh dinding kaca dengan ukiran diatasnya.
Di sebelah kiri dari pintu masuk terdapat kamar mandi namun dipisahkan dari
bangunan utama. Hal ini mengingat bahwa kamar mandi dipisahkan dari rumah yang
dianggap sebagai tempat suci bagi masyarakat minang. Namun, kamar mandi yang dirancang
tetap menyatu dengan bangunan dengan koridor yang fasadnya masih berupa dinding ukir
yang berongga dengan atap kaca. Sedangkan bagian bawah koridor ini dibuat kolam ikan.
Lantai kamar mandi dibuat lebih rendah dari ruang keluarga, dan menggunakan keramik
dengan tekstur batu. Kamar mandi dibuat dengan ukuran 3 x 3 meter. Salah satu sisi dinding
kamar mandi dibuat kaca lebar, yaitu jenis kaca oneway sehingga orang luar tidak dapat
melihat ke dalam. Hal ini bertuuan, ketika mandi dapat santai melihat pemandangan luar.
Kamar mandi terdiri dari shower berupa pancuran air, bathtube, closet duduk, dan sebuah
wastafel yang terletak diatas potongan kayu yang tertata dengan konsep alami.
Kedua pada deluxe room, fasilitas yang tersedia sama dengan famliy room, hanya saja
yang membedakannya yaitu tidak ada ruang kelarga. Melainkan langsung akses ke kamar
tidur. Kamar tidur room ini sebesar dua kamar tidur pada family room. Yang membuatnya
spesial dari family room adalah dinding kamar yang menghadap lereng bukit dibuat dengan
full kaca, namun dinding lainnya masih tetap menggunakan kayu ukiran yang berongga. Dari
kamar tidurnya di buat beranda sebagai tepat duduk atau santai dengan view lereng bukit di
depannya. Sedangkan kamar mandi pada room ini ukurannya lebih besar dari family room
namun fasilitas umumnya tetap sama dan tetap terpisah dari bangunan utama. Hanya saja,
pada kamar mandi ini yang membedakan dengan kamar mandi family room adalah
disediakan bathtube besar untuk berendam. Dan untuk kolam renang pada room ini memiliki
kolam pribadi yang di letakkan di bawah panggung yang memanjang mengarah view lereng
bukit.

Wc koridor Kamar Tidur

(Gambar Diagram Pola Ruang Deluxe Room)

Pada bangunan publik, dibuat tidak panggung hanya saja platform dinaikan. Platform
yang dinaikkan menciptakan level permukaan horizontal yang diangkat di atas lahan yang
asli. Atap yang digunakan tetap atap gonjong sebagai ciri khas minang. Bangunan ini
berukuran 30 x 10 meter. Lantainya dibuat setinggi 80 cm dari lantai luar / area drop off.
Lantai bangunan ini menggunakan granit. Untuk dinding bangunan ini dibuat dari ukiran
kayu yang berongga sebagai sirkulasi udara alami bangunan dan penggabungan material kaca
yang mengarah view depan bangunan. Struktur bangunan ini menggunkan struktur rangka
beton dan kayu pada atapnya. Bangunan ini terdiri dari resepsionis, lobby tamu, ruang
serbaguna, ruang sanitair dan janitor. Untuk resepsionis dibuat di depang pintu masuk dan
diatasnya dipasang lampu gantung dengan gaya klasik dengan paduan karpet motif realis
alam. Pintu masuk pada bngunan ini yaitu pintu kaca otomatis yang di frame dengan ukiran
kayu minang sekaligus sebagai dindingnya. Dan di samping kiri dan kanan tempat
resepsionis dibuat dinding terbuka lebar sebagai akses ke area cottage dan area rekreasi.
Untuk area toilet dan janitor dibuat di area kiri bangunan dan area kanan sebagai ruang
serbaguna. Untuk toilet, terdiri dari wastafel, urinoir pada toilet pria, closet. Closet pada toilet
ini dibuat dengan dua tipe, yaitu duduk dan jongkok. Melihat masih banyaknya masyarakat
yang belum terbiasa dengan closet duduk. Untuk wastafel dilengkapi cermin besar yang
dikelilingi oleh lampu spotlight sebagai pencahayaannya. Antara ruang serbaguna dengan
lobby hanya dibatasi oleh dinding kaca. Ruang ini berkesan tertutup bila dilihat dari dalam
lobby dan depan bangunan. Fungsi ruangan ini sebagai tempat pertemuan, seminar dan rapat.
Untuk menghilangkan kesan kaku dan tegang pada ruangan ini, maka dinding samping pada
ruangan ini terbuka, sehingga suasana alam dapat masuk kedalam ruangan.
Surau atau mushola, di desain panggung, dengan tempat wudhu dibawahnya.
Bentuknya persegi panjang, dengan lebarnya lebih panjang dari panjangnya. Surau ini dibuat
tanpa adanya dinding, hanya dilingkupi pagar pembatas setinggi 1 meter. Pagar pembatas ini
menggunakan kayu yang diukir. Tujuan dari tidak dibuatnya dinding pada surau ini adalah
sebagai sirkulasi alami ruangan. Untuk atap surau ini dibuat beberapa menara yang
merupakan ciri khusus dari masjid ataupun surau di minangkabau. Untuk material struktur
atap masih menggunakan kayu, dengan tetap mengekspos strukturnya sebagai estetika
ruangan. Pada tempat wudhu, saluran pipa air dilampisi dengan bambu dengan model
pancuran air dengan kayu sebagai penutup krannnya. Dan untuk lantainya menggunakan
keramik batu alam yang memiliki tekstur kasar sehingga tidak licin ketika basah. Tempat
wudhu pria tidak menggunakan dinding, langsung terbuka mengarah sungai. Sedangkan pada
wanita memakai dinding sekat.
Keunggulan dari restoran ini adalah pada penyesuaian dan penyatuannya dengan
alam. Restoran ini menggunakan material utama dari kayu. Desain panggung yang dibuat
tinggi menjadikan tempat paling cocok untuk menukmati makanan dengan keluarga sambil
melihat alam dari ketinggian. Penggunaan lantai kayu dan tanpa penggunaan dinding
membuatnya kesan menyatu dengan alam secara tidak langsung. Selain itu, dinding terbuka
juga bertujuan sebagai pencahayaan alami pada restoran ini. Untuk dinding pagar restoran ini
menggunakan potongan kayu yang disusun bertingkat - tingkat. Kasir diletakkan di dekat
tangga turun, dimana sistem dari restoran ini yaitu makan terlebih dahulu setelah itu bayar.
Jadi, di area atas difokuskan sebagai tempat makan, sedangkan dapur, gudang dan toilet di
letakkan dibawahnya. Selain itu, dangau – dangau di sekitar bangunan ini juga dibuat sebagai
tempat menikmati makanan. Bedanya, suasana pada dangau ini adalah pengunjung dapat
langsung makan di tepi sungai. Pada malam hari, pencahayaan yang digunakan yaitu
beberapa titik lampu gantung sebagai cahaya utama restoran, dan penambahan lampu
semprong/ lampu minyak di meja – meja makan. Selain itu, akses jalan menuju restoran juga
dilengkapi lampu taman dan lampu obor di sepanjang jalan.
Servis area pada bangunan cottage ini terdiri dari ruang panel, ruang pompa, ruang
cctv, dan ruang genset. Bangunan ini di desain bentuk kotak dan sederhana. Hanya saja untuk
tampilan fasadnya di buat tersamar dari luar. Yaitu dengan menjadikan dinding luar
bangunan sebagai greenwall, dengan tanaman rambat. Sehingga area servis ini tidak
mengganggu aktivitas rekreasi pengunjung melainkan dapat menjadi taman. Untuk ruang
dalam genset diatur dengan sistem akustik ruang, yaitu dengan memberikan buffer pada
dinding ruang. Sehingga getaran dan suara bisingnya tidak menggangu. Ruang genset
diletakkan paling ujung, berdekatan dengan ruang pompa. Sedangkan ruang panel dan cctv
paling depan. Untuk penghawaan rungan panel dan cctv dibuat celah sebagai sirkulasi udara
alami.
Kantor pengelola dibuat berdekatan denga area servis. Bangunan ini pun dibuat
dengan model yang sama dengan bangunan area servis. Bangunan ini terdiri dari ruang ketua
dan sekretaris, ruang rapat, dan ruang kabag admistrasi dan publikasi serta pantry dan toilet.
Bangunan ini memiliki luas sekitar 40 m2. Untuk ruang ketua dan sekretaris disatukan dengan
sekat sebagai pembatasnya. Ruang ketua 6 m2 yang terdiri dari meja dan kursi kerja dan meja
kursi tamu. Dan untuk sekretaris seluas 4 m2 terdiri dari meja dan sepasang kursi. Sedangkan
ruang kabag seluas 10 m2 yang masing – masing kabag terdiri dari meja dan sepasang kursi.
Untuk lantai bangunan ini menggunakan lantai keramik, dan dinding utama masif dan
dinding antar ruang hanya berupa sekat. Untuk ruang rapat dibuat di area paling kanan
bangunan dan toilet dan pantry di sebelah kiri bangunan. Dinding belakang bangunan ini
menggunakan kaca lebar sehingga pegawai juga dapat melihat view saat bekerja.
Area parkir pada bangunan cottage ini dibuat di area depan kawasan, tepatnya di
samping kanan bangunan lobby. Parkir antara karyawan dan pengunjung dipisahkan, tetapi
masih dalam satu area. Yang menandainya yaitu untuk area pegawai diberi naungan,
sedangkan pengunjung tidak. Area parkir pengunjung di tata pohon – pohon rindang,
sehingga area tetap teduh sekaligus sebagai naungannya. Dan pembagian susunan kendaraan
dibuat miring sesuai garis parkir. Parkir kendaraan dibuat dengan kemiringan 60o satu arah.
Sehingga akses masuk dan keluar parkir dibuat terpisah. Dari akses keluar parkir, kendaraan
dapat langsung keluar ke jalan utama. Dan pada area rekreasi kawasan cottage ini
menyediakan lapangan tenis dan golf. Pada area ini juga disediakan dangau – dangau dari
kayu sebagai tempat duduk bersantai dan beristirahat. Dangau ini hanya berupa tempat
terbuka dan paltform yang ditinggikan sebagai tempat duduk.

Anda mungkin juga menyukai