Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME PENGAUDITAN 1

“AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN OPINI AUDITOR “

DI SUSUN OLEH :

NAMA : WENDY FITRIA RAMADHANI

NIM : 2015017068

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA
1. LAPORAN AUDITOR BENTUK BAKU
Laporan adalah hal yang sangat penting dalam penugasan audit dan assurance karena mengkomunikasikan
temuan-temuan auditor. Laporan tersebut digunakan oleh para pemakai laporan keuangan untuk memberikan
kepastian atas laporan keuangan perusahaan. Standar pelaporan keempat berbunyi laporan auditor harus memuat
suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk
yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Agar para pengguna laporan dapat memahami laporan audit, standar professional AICP telah menyediakan kata-kata
baku (standar kalimat) untuk laporan audit. Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan
audit bentuk baku adalah laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi, tidak
diketemukan kesalahan saji yang signifikan, serta laporan ini berisi pendapat auditor bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar sesuai standar. Unsur-unsur laporan audit bentuk baku :
a. Judul laporan
Standar auditing
mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang mengandung kata independen. Sebagai contoh, judul
yang tepat mencakup “laporan auditor independen”, “pendapat akuntan independen”. Kewajiban dari
mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para pemakai laporan bahwa
audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak.
b. Alamat laporan audit
Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, pemegang saham, atau dewan direksi perusahaan.
Dalam tahun-tahun terakhir, telah menjadi kebiasaan mengalamatkan laporan audit kepada pemegang
saham dan dewan direksi perusahaan dengan maksud bahwa auditor independen terhadap perusahaan.
c. Paragraf pendahuluan
Paragraph pertama laporan menunjukkan tiga hal. Pertama, laporan ini membuat suatu pernyataan
sederhana bahwa kantor akuntan publik bersangkutan telah melaksanakan audit. Kedua, paragraf ini
menyatakan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk
laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan meyatakan bahwa laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen dan bahwa tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat
atas laporan keuangan itu berdasarkan audit.
d. Paragraf ruang lingkup
Paragraph ruang lingkup merupakan pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor dalam proses
audit. Pertama, paragraf ini menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan standar auditing
yang berlaku umum. Kedua, pernyataan bahwa standar auditing mengharuskan auditor merencanakan dan
melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material (material misstatement). Ketiga, paragraf ini juga membahas bukti audit yang
dikumpulkan dan menyatakan auditor sudah yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan itu sudah memadai
guna pernyataan pendapat.
e. Pernyataan pendapat
Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.
Auditor diwajibkan untuk menyatakan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk
kesimpulan apakah perusahaan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Salah satu bagian
dalam laporan auditor yang kontroversial adalah arti istilah menyajikan secara wajar (present fairly).
f. Nama KAP
Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang melaksanakan audit. Biasanya yang
dituliskan adalah nama kantor akuntan publik, karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik mempunyai
tanggung jawab hukum dan profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar
profesional.
g. Tanggal laporan audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur
audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal merupakan hal yang penting bagi pemakai laporan karena
menunjukkan hari terakhir dari tanggung jawab auditor untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.

2. OPINI AUDITOR
Pengertian Opini Audit Berdasarkan kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) mengemukakan bahwa, opini
audit adalah suatu laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya dari kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004)
opini audit adalah suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan sudah
dilakukan sesuai dengan norma dan aturan pemeriksaan akuntan yang diikuti dengan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa tahap audit sehingga
auditor tersebut bisa memberikan kesimpulan dari opiini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya
tersebut. Jenis-Jenis Opini Audit Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri dari 5 jenis,
yakni:
a. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Yaitu, suatu pendapat yang diberikan pada saat audit sudah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing,
auditor tidak menemukan adanya kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau tidak
terdapat penyimpangan dari adanya prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Bukti audit yang dibutuhkan
sudah terkumpul dan mencukupi, serta auditor sudah menjalankan tugasnya sesuai standar auditing. Bentuk
laporan tersebut digunakan jika :
- Standar umum sudah diikuti sepenuhnya di dalam perikatan kerja.
- Laporan keuangan yang diaudit disajikan sesuai prinsip akuntansi dan ditetapkan secara konsisten
pada laporan-laporan sebelumnya.
- Penjelasan mencukupi sudah disertakan pada catatan kaki serta bagian-bagian lain dari laporan
keuangan.
- Tidak terdapat adanya ketidakpastian yang cukup berarti (no material uncertainties).

b. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (modified unqualified opinion)
Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap adanya pendapat wajar. Keadaan tertentu bisa terjadi apabila :
- Pendapat auditor sebagian didasarkan dari pendapat auditor independen lain.
- Belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat meyimpang dari SAK.
- Laporan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau kejadian masa yang akan datang, hasilnya
belum bisa diperkirakan ditanggal laporan audit.
- Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha didalam mempertahankan
kelangsungan usahanya.
- Diantara 2 (dua) periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material didalam penerapan
prinsip akuntansi.
- Data keuangan tertentu yang diharuskn ada oleh BAPEPAM namun tidak disajikan.

c. Opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)


Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan dikatakan wajar didalam hal yang
material, namun terdapat sesuatu penyimpangan atau kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dilakukan pengecualian sehingga kemungkinan yang terjadi :
- Buktinya kurang cukup.
- Adanya pembatasan dalam ruang lingkup.
- Terdapat suatu penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum
(SAK).
Menurut SA 508 , jenis pendapat tersebut diberikan apabila :
- Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau adanya pembatasan dalam lingkup audit
yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
- Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisi suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum yang berdampak material namun tidak mempengaruhi laporan
keuangan tersebut secara keseluruhan.

d. Opini tidak wajar (adverse opinion)


Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara keseluruhan itu bisa terjadi jika auditor harus
memberi tambahan suatu paragraf untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan keuangan,
yang disertai dengan dampak dari akibat adanya ketidakwajaran tersebut, pada suatu laporan auditnya.
Opini diberikan karena auditor meyakini, berdasar bukti-bukti yang dikumpulkannya, bahwa laporan
keuangan mengandung banyak sekali kesalahan dan kekeliruan yang material. Artinya, laporan keuangan
tidak menggambarkan kondisi keuangan secara benar.

e. Opini tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)


Yaitu suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor
tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan
laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang
mengakibatkan auditor tersebut tidak memberi pendapat. Opini diberikan karena auditor tidak bisa meyakini
apakah laporan keuangan benar atau salah. Hal ini terjadi karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti
yang dibutuhkan untuk menyimpulkan dan menyatakan apakah laporan sudah disajikan dengan benar atau
salah.

Tahap-Tahap Opini Audit Tahap-tahap audit menurut Arens :


a. Perencanaan dan pencanangan pendekatan audit
b. . Pengujian ,pengendalian, dan transaksi.
c. Pelaksanaan prosedur analitis dan juga pengujian terinci atas saldo.
d. Penyelesaian dan penerbitan laporan audit.

Anda mungkin juga menyukai