Makalah Manajemen Konflik Kel. 3 (3B-D3 Kep)
Makalah Manajemen Konflik Kel. 3 (3B-D3 Kep)
MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan penulisan .................................................................... 2
1.4 Ruang lingkup ........................................................................ 2
1.5 Manfaat Penulisan .................................................................. 2
1.6 Metode penulisan ................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan penyebab terjadinya konflik?
2. Apa saja kategori konflik?
3. Bagaimana proses manajemen konflik?
4. Bagaimana Langkah-Langkah dalam Penyelesaian Konflik?
5. Apa saja strategi dalam penyelesaian Konflik?
2
1.6 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode Studi Pustaka, yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka, baik
berupa jurnal penelitian, buku, maupun informasi dari internet.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
konflik tidak terkena imbasnya dan kualitas suatu produk (asuhan
keperawatan) tetap terjaga.
5
Konflik terjadi antara dua atau lebih, kelompok, departemen, atau
organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai
kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan
prasarana.
4. Konflik Intrakelompok
Konflik ini terjadi ketika seseorang didalam kelompok melakukan kerja
berbeda dari tujuan, dengan contoh seorang perawat tidak
mendokumentasikan rencana tindakan perawatan pasien sehingga akan
mempengaruhi kinerja perawat lainnya dalam satu tim untuk mencapai
tujuan perawatan di ruangan tersebut.
6
upaya dan strategi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi. Contohnya,
Pemberian reward atau penghargaan kepada perawat teladan.
4. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara
memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip win-
win solution. Win-win solution adalah suatu strategi komunikasi yang
biasanya terjadi dalam hal percakapan negosiasi yang bermakna bahwa
pihak yang terlibat dalam pembicaraan siap sedia untuk berkompromi,
setidaknya sampai tingkat tertentu tapi bukan suatu upaya untuk menang
sendiri, bukan menyatakan keberadaan, dan bukan pula menjadikan teman
komunikasi itu sebagai lawan debat. Hasil akhir yang diharapkan yaitu
tidak membuat salah satu satu kedua pihak merasa dirugikan.
5. Konflik aftermath
Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat dari tidak
terselesaikannya konflik yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah
besar dan bisa menjadi penyebab dari konflik yang utama bila tidak segera
di atasi atau dikurangi.
Konflik Laten
Konflik yang
tampak
Penyelesaian/manajemen
konflik
Konflik aftermath
7
2.4 Langkah Penyelesaian Konflik
Vestal (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konfik
meliputi pengkajian, identifikasi dan intervensi.
1. Pengkajian
a. Analisis situasi
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan,
setelah dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan
melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang terlibat dan
peran masing-masing. Tentukan jika situasinya dapat dirubah.
b. Analisis dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah
utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari masalah
tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu.
c. Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2. Identifikasi
a. Mengelola perasaan.
Hìndari respons emosional: marah, sebab setiap orang mempunyai
respons yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
3. Intervensi
a. Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik
Selanjutnya identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.
b. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik
memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling
sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
8
sering diartikan sebagai “lose-lose situation”. Kedua pihak yang terlibat
saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam
manajemen keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top
manajer keperawatan.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation. Penyelesaian ini
menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah akibat negatif dari strategi ini adalah
kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang.
3. Akomodasi
Istilah lain yang sering digunakan adalah Cooperative situation. Konflik
ini berlawanan dengan kompetesi. Pada strattegi ini, seseorang berusaha
mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada orang lain
untuk menang. Pada strategi ini, masalah utama yang terjadi sebenarnya
tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk
merebut kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya.
4. Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
komponen emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang
terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan daripada
perbedaan dengan penuh kesadaran dan intropeksi diri. Strategi ini bisa
diterapkan pada konflik yang ringkas, tetapi tidak dapat digunakan pada
konflik yaang besar, misalnya persaingan pelayanan/hasil produksi.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila ketidaksepakatan
membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar daripada
menghindar, atau perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika
masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi
9
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi, kedua
pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya yakin akan tercapainya suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborsi tidak akan bisa berjalan
bila kompetesi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang
terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan
tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok/seseorang (Bowditch dan
Buono.1994).
10
Contoh Studi Kasus
11
4. Seorang kepala ruangan anak dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di
ruangannya menunjukkan kekuasaannya dengan posisi terutama yang terkait
dengan tugas dan tanggung jawab staffnya , dan berupaya melakukan
peningkatan motivasi antar-staff guna menimbulkan rasa persaingan yang sehat.
Apakah strategi manajemen konflik yang digunakan oleh kepala ruangan
tersebut ?
a. Kompetisi
b. Kerjasama
c. Kompromi
d. Akomodasi
e. Menghindar
5. Seorang manajer telah melakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan
konflik dengan melakukan pengajaran pada staff teknik berinteraksi dengan
orang lain dan peran yang harus dilakukan, pemberian informasi yang jelas pada
setiap personil secara utuh, pertimbangan aspek situasi emosi, pengembangan
keterampilan dasar dan pencapaian tujuan bersama. Apakah strategi
penyelesaian konflik yang digunakan oleh manajer tersebut ?
a. Menghindar
b. Akomodasi
c. Kompromi
d. Kolaborasi
e. Kompetisi
12
Pembahasan Studi Kasus
1. Jawaban B. Interpersonal
Pembahasan :
Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih
dimana nilai, tujuan, dan keyakinan berbeda.
(Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika (H. 119-
122)
2. Jawaban A. Intrapersonal
Pembahasan :
Konflik intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada individu itu sendiri.
Keadaan ini merupakan masalah internal untuk mengklarifikasi nilai dan
keinginan dari konflik yang terjadi.
(Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika (H. 119)
3. Jawaban E. Negosiasi
Pembahasan :
Negosiasi merupakan Suatu strategi penyelesaian konfik di mana semua yang
terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian
strategi ini sering diartikan sebagai “lose-lose situation”. Kedua pihak yang
terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam
manajemen keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top
manajer keperawatan.
4. Jawaban A. Kompetisi
Pembahasan :
Strategi yang digunakan oleh kepala ruangan adalah strategi kompetisi, strategi
ini dapat diartikan sebagai “win-win lose” penyelesaian konflik. Penyelesaian ini
menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Namun, kepala ruangan harus mengantisipasi
dampak negative yang timbul dari penggunaan strategi ini.
5. Jawaban D. Kolaborasi
13
Pembahasan :
Strategi yang digunakan oleh kepala ruangan adalah strategi penyelesaian
konflik dengan kolaborasi dimana strategi ini merupakan strategi “win-win
solution” pada kolaborasi kedua unsur terlibat menentukan tujuan bersama dan
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya.
Strategi kolaborasi tidak akan berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian
dari situasi tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konflik sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai
akibat dan perbedaan pendapaat, nilai-nilai ataau keyakinan dari dua orang
atau lebih (marquis dan huston, 1998). Namun, menurut littelfield, 1995
mengatakann bahwa konflik di katagorikan sebgai suatu kejadian atau sebuah
proses. Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi akibat ketidak setujuan antara
dua orang atau organisasi yang merasa kepentingannya terancam. Sebagai
proses, konflik di manifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang
dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dimana setiaporang atau kelompok
berusaha untuk menghalangi atau mencegah kepuasan dari pihak lawan.
Di dalam organisasi, konflik di pandang secara vertical dan horizontal
(Marquis dan Huston, 1998). Konflik vertical terjadi antara atasan dan
bawahan. Konflik horizontal terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan
yang sama, misalnya konflik yang meliputi wewenang, keahlian, dan praktik.
Konflik dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni, konflik intrapersonal,
interpersonal, dan antar kelompok.
Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu Konflik laten, Konflik
yang dirasakan (felt conflict), Akomodasi, Smoothing, Menghindar,
Kolaborasi.
4.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian
hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
16