Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

Kedatangan Bangsa Eropa Ke Asia


Untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah dari makul
Sejarah Asia Tenggara

Dosen Pengampu :
Yuddy cristiawan S.pd ., Mpd.

Di Susun Oleh : M Iwan Budianto

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH


FAKULTAS PENDIDIKAN SEJARAH
JABON TEGAL-PUNGGING
MOJOKEERTO
Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia

Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah
seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawet makanan,
bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah ini sangat laku di pasaran
dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli
perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan
menjualnya kepada para pedagang Eropa.
Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh
Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah
yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam
perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah
di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.

Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat
menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini
sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan adanya jiwa penjelajah. Bangsa
Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru.
Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah,
maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis
dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama
Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh.
Mereka yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama. Di luar faktor yang disebutkan di atas,
orang-orang Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana
pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil kepada orang-
orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan hidupnya. Selain menyebarkan
Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan (Gold) dan kebanggaan serta kejayaan (Glory)
bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-
rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di
Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi
sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan
rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli
perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini.
Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak
monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering
dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya
menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu
daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan
kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah dapat
mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang

. Sebab Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia :


Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi
keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama.
Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur adalah sebagai berikut :
Gold : Memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas, perak dan
bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga. Waktu itu yang dituju terutama
Guinea dan rempah-rempah dari Timur
Glory : membulru kejayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling
bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
Gospel : menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya orang-orang eropa
ingin mencari dan bertemu prester john yang mereka yakini sebagai raja Kristen yang berkuasa
di timur.
Tujuan Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia
Berikut ini terdapat beberapa tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia, antara lain:

1 Menguasai Perdagangan rempah-rempah


Menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari sumbernya. Caranya dengan
menerapkan monopoli perdagangan. Dengan monopoli, bangsa Eropa bertindak sebagai satu-
satunya pembeli dengan harga yang mereka tentukan. Tindakan itu sudah tentu merugikan para
petani rempah-rempah.

2 Menguasai wilayah strategis


Menguasai wilayah strategis baik untuk perdagangan maupun basis militer. Dengan
kekuatan armada dan strategi pecah belah, bangsa Eropa memaksa penguasa setempat untuk
menandatangani perjanjian yang mengesahkan penguasaan atas suatu wilayah strategis.

3 Mengeruk kekayaan sumber daya


Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya suatu wilayah. Caranya dengan
memaksa penguasa setempat menandatangani suatu perjanjian.

4 Turut campur dalam urusan politik


Turut campur dalam urusan politik suatu wilayah. Secara semena-mena, bangsa Eropa
ikut serta menentukan orang yang mereka anggap layak menjadi penguasa. Orang yang mereka
pilih sudah tentu  yang akan menguntungkan mereka, sedangkan penguasa yang menentang akan
sesegera mungkin mereka singkirkan. Dengan cara seperti itu, mereka dapat mempertahankan
atau bahkan memperbesar pengaruh mereka atas suatu wilayah.

5 Rute Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia


Daya tarik Indonesia memang telah ada sejak dulu, salah satu diantaranya adalah rempah-
rempah. Bangsa barat berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk mencari sumber rempah-
rempah. Pada awalnya mereka hanya ingin melakukan perdagangan, namun karena sumber daya
alam Indonesia yang melimpah ruah, niat berdagang berubah menjadi niat ingin berkuasa.
Beberapa bangsa barat yang pernah mendatangi Nusantara antara lain Portugis, Spanyol, Inggris,
dan Belanda. Berikut adalah uraian singkat mengenai datangnya bangsa barat ke Indonesia.

Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol dinyatakan sebagai pelopor dari pelayaran dan
penjelajahan samudera, karena bangsa ini merupakan bangsa pertama yang melakukan
penjelajahan samudera dan menemukan dunia baru sekaligus membuka jalan menemukan
wilayah nusantara sebagai penghasil rempah-rempah. Dimulai dari ekspedisi
Columbus(Spanyol), selanjutnya ekspedisi Vasco de Gama(Portugis). Hal ini disebabkan karena
kemajuan bangsa Spanyol dan Portugis dalam teknologi yang mendukung mereka dalam
melakukan penjelajahan samudera.

No. Bangsa Rute Perjalanan Tokoh

1. Spanyol Christophorus Columbus dari Christophorus


Lisbon berlayar kearah barat Columbus,
menyeberangi samudra Ferdinand
Atlantik. Pada tahun 1492 Magelhaens
berhasil menemukan benua dan Juan
Amerika. Pada tahun 1519 Sebastian del
dilanjutkan Ferdinand Cano
Magelhaens dan Juan
Sebastian del Cano dengan
menempuh rute yang pernah
dilalui oleh Christophorus
Columbus. Pada tahun 1521
sampai dikepulauan Massava
(sekarang Filipina). Setelah
Ferdinand Magelhaens
meninggal, pelayaran
dilanjutkan oleh Juan Sebastian
del Cano dari Filipina menuju
arah selatan, maka sampailah
dikepulauan Maluku tahun
1522 masehi.

Rute pejelajahan samudra yang


ditempuh oleh bangsa Portugis
dimulai dari kota Lisabon
(1486 dan 1497 ), menyusuri
pantai barat Afrika,
semenanjung Harapan, pantai
timur Afrika berlayar kearah
timur menuju ke Calicut
(India) pada tahun 1498
masehi. Di India Vasco da Vasco da
Gama mendirikan kantor Gama,
2. Portugis
dagang. Kemudian pada tahun Alfonso
1511 Alfonso d’Albuquerque d’Albuquerque
yang menggantikan Vasco da
Gama berhasil menguasai selat
Malaka. Setelah menguasai
Malaka, bangsa Portugis
melanjutkan pelayarannya
kearah timur menuju
Indonesia. Pada tahun 1512
masehi berhasil menanamkan
pengaruhnya di Maluku.

3. Belanda Tahun 1595 masehi Cornelis Cornelis de


de Houtman, menempuh jalur Hou
pelayaran bangsa Portugis.
Setelah melewati semenanjung
Harapan, samudra Hindia dan
selat Malaka, rombongan
Cornelis de Houtman sampai di
pelabuhan Banten pada tahun
1596 masehi. Dari Banten
Cornelis de Houtman
melanjutkan pelayarannya
kearah Indonesia bagian timur,
untuk memperoleh rempah-
rempah. Mereka singgah di
Madura, Bali, kemudian
berlayar kearah utara sehingga
sampai di kepulauan Maluku
pada tahun 1598 masehi.

Berikut ini terdapat beberapa negara-negara barat yang datang ke indonesia, antara lain:
A, Spanyol
Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan
samudra mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia). Mereka
diprakarsai oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat Columbus menghadap kepada Ratu
Isabella untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan
menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga menyediakan hadiah
apabila misi Columbus dapat berhasil. Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka
Columbus dengan rombongannya optimis berhasil menemukan daerah baru di timur.
Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan Spanyol berlayar menuju
arah barat. Pada tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan Columbus sampai di
Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra dilanjutkan dengan
mengarungi lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra Atlantik.
Salah satu kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun Columbus terus
memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah sekitar satu bulan lebih
berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendarat di pantai bagian dari
Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia.
Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah itu disebut orang-orang Indian.
Tempat mendarat Colombus ini kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan
Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka
rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun
1493 Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan disambut
dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Kepulauan Bahama dan Haiti,
Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika.
B, Portugis
Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat penasaran raja Portugis
(sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel l. Dipanggillah pelaut ulung Portugis
bernama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah
Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia tempat
penghasil rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja
Manuel l, sudah ada pelaut Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari
daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada tahun 1488 karena serangan ombak
besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat
tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi
memilih bertolak kembali ke negerinya.
Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan.
Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute
yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung
Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da
Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke
kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan
Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.
C, Belanda
Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah
baru, apalagi daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau
ketinggalan. Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur atau Tanah
Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari
utara atau barat akan sampai pula di timur.  Ia gagal melanjutkan penjelajahannya karena
kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku. Barents terhenti di sebuah
pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di
perjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Piter de Keyser
memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan kekuatan empat kapal dan 249
awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
mencari tanah Hindia yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Cornelis de Houtman
mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 Cornelis de
Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan
mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de
Houtman diterima baik oleh rakyat. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan masa
pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir.
D. Inggris
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku,
perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat
mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah karena Inggris mendapatkan
rempah- rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian
diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena
Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris
mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena
itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah.
Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang
justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil
rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-
rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada
tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi
dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang
Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah- rempah.
Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah Hindia.
Di samping ekspedisi tersebut, ada beberapa rombongan pelaut Inggris yang melewati jalur yang
pernah ditempuh para pelaut Spanyol. Misalnya kelompok Pelgrim Father yang merupakan
kelompok pelaut Inggris yang menggunakan Kapal Mayflower. Tahun 1607 kelompok Pilgrim
Father berhasil mendarat di Amerika bagian Utara. Mereka kemudian membangun koloni di
Amerika Utara di Massachusetts.

Dampak Kedatangan Bangsa Barat Ke Indonesia

Berikut ini terdapat beberapa dampak kedatangan bangsa barat ke indonesia, antara lain:

1. Bidang Politik
Selama pemerintahan kolonial, kekuatan kerajaan di kepulauan berkurang karena
intervensi pemerintah kolonial, melalui devide et impera (kebijakan perjuangan melawan
domba). Berkat devide et impera, pemerintah kolonial Belanda berhasil mempengaruhi
pemerintah daerah untuk tunduk kepada otoritas mereka.
Keberhasilan penyerahan otoritas regional berarti bahwa mereka juga dapat “mengatur” beberapa
kebijakan baru, seperti:
Bagilah wilayah Hindia Belanda, khususnya Jawa, menjadi 9 prefektur dan 30 kabupaten.
Setiap prefektur dikepalai oleh seorang Prefek yang berkebangsaan Eropa, sedangkan setiap
regentschap (kabupaten) dipimpin oleh seorang bupati dari kaum bangsawan.
Prefektur dan bupati melapor kepada Gubernur Jenderal, yang merupakan pejabat paling senior
dalam pemerintahan kolonial Belanda.
Gubernur Jenderal dibantu oleh enam departemen, yaitu peradilan, keuangan, urusan dalam
negeri, budaya dan kepercayaan, ekonomi dan kesejahteraan penduduk.
Perubahan kebijakan pemerintah terjadi lagi karena kebijakan politik Pax Nederlanica pada akhir
abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

2. Bidang Budaya
Kedatangan orang Eropa di kepulauan itu memengaruhi budaya masyarakat Indonesia.
Pengaruh-pengaruh ini berkisar dari kosa kata linguistik, musik, tarian, pakaian, arsitektur
hingga cara berpikir. Dampak di bidang budaya pertama adalah kehadiran kata-kata penyerapan.
Selain itu, kedatangan orang Eropa juga membawa hal-hal baru bagi bangsa kita. Misalnya, kita
mengenal berbagai musik atau tarian internasional seperti tari. Selain itu, ada juga bangunan
yang menjadi saksi bisu semua peristiwa masa lalu. Semua bangunan ini memiliki karakteristik
yang sulit dicapai sekarang. Seperti bangunan yang dapat Anda temukan di Kota Tua, Jakarta.
Kota Tua pernah menjadi pusat pemerintahan Batavia.
Orang Eropa, khususnya Belanda, juga membangun banyak benteng untuk mengusir serangan
oleh Inggris. Anda bisa melihat Benteng Kock di Bukittinggi, Sumatera Barat, Benteng
Marlborough di Bengkulu, Benteng Spellwijk di Banten, Benteng Vredeburg di Yogyakarta dan
banyak lagi.

3. Bidang Ekonomi
Dengan kedatangan bangsa Eropa, orang Indonesia diperkenalkan pada mata uang ketika
Raffles menerapkan kebijakan sistem sewa tanah. Pengenalan uang kertas dan koin mendukung
kemunculan perbankan modern di Hindia Belanda. Salah satunya adalah dari Javasche Bank,
bank modern di Hindia Belanda yang muncul untuk pertama kali dan didirikan di Batavia pada
tahun 1828.
Berikutnya adalah meningkatnya kehidupan ekonomi akibat pembangunan jalan Pos Anyer-
Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi, khususnya kereta
yang muncul dan berkembang selama sistem penanaman. Jaringan kereta api lahir dan
dikembangkan di Hindia Belanda sebagai sarana pengiriman produk penanaman ke Hindia
Belanda dan transportasi umum. Munculnya sistem transportasi ini adalah dampak dari
kedatangan orang Eropa di Indonesia yang masih bisa Anda gunakan hingga saat ini.

4. Bidang Pendidikan
Masuknya orang Eropa ke nusantara juga telah membawa pengaruh besar di bidang
pendidikan. Pendidikan Eropa memasuki nusantara untuk pertama kalinya dengan masuknya
agama Kristen Katolik. Pada waktu itu, sebuah sekolah dibangun yang mengajarkan agama
Katolik kepada pribumi di bagian timur Indonesia di sekitar wilayah Maluku.
Pendidikan mulai dianggap penting ketika kebijakan kebijakan etis dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan harus memenuhi
kebutuhan tenaga kerja di sektor swasta dan publik. Sekolah yang didirikan oleh pemerintah
mematuhi sistem pendidikan Barat dan hanya dapat dibuka oleh aristokrasi.
Pendidikan komplementer yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda terdiri dari sekolah
kejuruan seperti sekolah masa depan untuk pegawai negeri sipil, OSVIA (Opleidingschool voor
Inlandsche Ambtenaren). Ada juga dua sekolah kedokteran profesional di tingkat universitas, Tot
Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) dan Sekolah Seni Indische Belanda (NIAS).
STOVIA didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk melahirkan dokter untuk
mengatasi berbagai penyakit berbahaya di koloninya. Sekolah ini dibuat untuk mendidik
masyarakat adat, sehingga setelah menerima pendidikan di STOVIA, mereka memperoleh gelar
“dokter Jawa”.
Kemudian muncul kembali pengajaran universitas Technische Hoogeschool (THS, Technical
College). Berkat gaya Barat, sekolah-sekolah pendidikan yang didirikan oleh pemerintah
kolonial Belanda telah melahirkan elit baru di masyarakat Indonesia. Kelompok elit baru ini
telah membawa perubahan dalam perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan.

Daftar Pustaka:
Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: PT Serambi Alam Semesta.
Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius
Tjandrasasmita, Uka (Ed). 1975. Sejarah Nasional Indonesia 3. Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai