Anda di halaman 1dari 18

Modul Praktikum GP2204 Seismik Refraksi, Semester IV Tahun 2019

LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 5 Pengolahan Data Multichannel Analysis Surface Wave

(MASW)
Mata Kuliah GP2204 Seismik Refraksi

Nama : M.Aldi
NIM : 101117011
Kelas : GP1
Shift : 1 – Sabtu, 09.00-11.00 WIB
Tanggal Praktikum : 20 April 2019

ABSTRAK

Pada praktikum modul 5 ini yang berjudul “Pengolahan Data Multichanel


Analysis Surface Wave (MASW)” memiliki beberpa tujuan salah satunya untuk
Menentukan faktor-faktor dalam memodelkan penampang melalui MASW.
Adapun konsep mengenai analisis surface wave adalah menggunakan data
seismik pada permukaan seperti Rayleigh Wave, untuk menganalisa karakteristik
lapisan melalui perbedaan frekuensi dan energi yang dihasilkan. Dari praktikum
ini didapatkan bahwa model lapisan memiliki ketebalan 2-5 ft, tapi adajuga yang
memiliki ketebalan hingga 7 ft pada data MASW09B2. Didapatkan juga
kedalaman 0 sampai 60 ft serta memiliki kecepatan lapisan yang berbeda untuk
setiap ketebalan lapisan. Selain itu, diketahui pula bahwa karakteristik dari semua
lapisan tersebut adalah Tanah padat dengan batuan lunak didalamnya.

I.TUJUAN

 Menentukan faktor-faktor dalam memodelkan penampang melalui MASW


 Menentukan tebal lapisan bawah permukaan dengan metode MASW

 Menentukan kecepatan fase gelombang seismik dengan metode MASW

II.DASAR TEORI

Gelombang permukaan adalah gelombang yang rambatannya hanya


melalui kerak bumi.Gelombang ini memiliki frekuensi yang lebih rendah
dibandingkan dengan gelombang badan. Gelombang permukaan dibedakan
menjadi dua, yaitu:

 Gelombang Love

Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang


terpolarisasi secara horizontal dan tidak menghasilkan perpindahan
vertikal. Gelombang love terbentuk karena interferensi konstruktif dari
pantulan –pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas.
Gelombang ini merambat dengan kecepatan 2 3/4 km/s. Pergerakan partikel
gelombang love sejajar dengan permukaan tetapi tegak lurus dengan arah
rambatnya. Gelombang love lebih cepat daripada gelombang Rayleigh dan
lebih dulu sampai pada seismograph. Gelombang Love terbentuk jika di
bawah permukaan terdapat lapisan dengan kecepatan rendah (low velocity
layer) tetapi tidak untuk Gelombang Rayleigh yang selalu hadir di dekat
permukaan bumi.
Gambar 2.1 Gelombang Love

 Gelombang Reyleigh

Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak


partikelnya menyerupai ellips. Dihasilkan oleh gelombang datang P dan
gelombang S yang berinteraksi pada permukaan bebas dan merambat
sejajar dengan permukaan tersebut. Gerakan partikelnya ke belakang
(bawah maju atas mundur) dan gelombang ini menjalar melalui
permukaan media yang homogen. Gelombang Rayleigh merambat dengan
kecepatan sekitar 2 1/4 mil sehingga menimbulkan efek gerakan tanah yang
sirkuler dan hasilnya tanah akan bergerak naik turun seperti ombak di laut.
Gelombang Rayleigh (Vr) Gelombang Rayleigh yang menjalar di bawah
permukaan bumi yang heterogen, secara spasial mempunyai modulus
elastis bervariasi, dapat menyebabkan Gelombang Rayleigh terdispersi.
Gelombang Rayleigh yang terdispersi tersebut dapat diuraikan
menggunakan transformasi Fourier menjadi frekuensi frekuensi individu.
Frekuensi frekuensi tersebut menjalar pada kecapatan nya masing masing
atau disebut kecepatan fase. Grafik yang menghubungkan antara
kecepatan fase dengan frekuensi gelombang dinamakan sebagai
karakteristik disperse. Tetapi apabila gelombang reyleigh menjalar pada
medium yang maka gelombang tersebut tidak akan terdispersi.
Gambar 2.2 Gelombang Reyleigh

MASW (Multichannel Analysis Surface Wave) adalah metode survey


bawah permukaan yang menganalisis gelombang permukaan (ground roll).
Groundroll atau gelombang rayleigh adalah gelombang yang menjalar di
permukaan bumi dengan pergerakan partikelnya menyerupai ellip (lihat
gambar). Karena menjalar di permukaan, amplitudo gelombang rayleigh akan
berkurang dengan bertambahya kedalaman. Gelombang rayleigh memiliki
sifat dispersi yaitu kecepatan rambatnya berbeda untuk setiap nilai frekuensi.
Dari siafat dispersi tersebut dapat diamati komponen fisik batuan (shear
modulus) bawah permukaan sehingga didapat diketahui kecepatan dan tebal
atau kedalaman lapisan.

Gambar 2.3 Gelombang Reyleigh

Metode MASW dapat dibagi menjdai metode aktif dan metode pasif
berdasarkan bagaimana gelombang Reyleigh diperoleh saat akuisisi. Metode
MASW aktif menggunakan sumber seismik buatan
berupa Sledgehammer atau weighdrop. Sedangkan metode MASW pasif
mendapatkan gelombang Reyleigh dari sumber alami seperti efek tidal, angin,
sungai, atau proses buatan manusia seperti aktifitas industri dll. Kombinasi antara
metode Aktif dan Pasif akan memberikan model Vs dari permukaan hingga
kedalaman tertentu yang lebih baik.

III.DATA DAN PENGOLAHAN

Langkah pertama yaitu buka software “surface wave analysis wizard”


kemudian, kita pilih file open SEG2 file MASW09B1_SEGY.sg2
open. Maka akan muncul gambar seperti yang ada dibawah ini:
Gambar 3.1 Data Mentah Sebelum di Pick

Kemudian kita atur geometri dari survey dengan cara pilih edit/display edit
aource atau receiver location, etc. Setelah itu kita buat kurva dispersinya
dengan pilih surface wave analysis phase velocity-frequency transformation.
Maka akan muncul gambar seperti yang ada dibawah ini:

Gambar 3.2 Kurva Dispersi

Setelah itu kita rubah bentuknya dengan cara menekan tombol warna-warni
dibawah ini :
Gambar 3.3 Menu-menu software “surface wave analysis wizard”

Setelah gambar nya berubah kita lakukan picking velocity dengan cara pilih
surface wave analysis pick phase velocity (1D).lalu kemudian kita lakukan
picking dengan memilih energi yang paling tinggi. kurang lebihnya gambarnya
akan seperti yang ada dibawah ini:

Gambar 3.4 Data Picking First Break MASW09B1

Selanjutnya tekan tombol ”enter”, lalu pilih file software WaveEq yang terdapat
pada local disk (C) program file (x86) seisImager_e. Setelah melakukan
picking kita pilih surface wave analysis show phase velocity curve (1D)
<launches WaveEq. Maka akan muncul kurva disperse seperti gambar kurva
dibawah ini:
Gambar 3.5 Kurva Dispersi MASW09B1

Setelah kurva disperse muncul, kita buat itial model nya dengan cara pilih
MASW(1D)(O) initial mode, berikutnya kita lakukan inversi dengan cara
Pilih MASW(1D)(O) inversion. Sehingga akan muncul gambar seperti yang
ada dibawah ini:

Gambar 3.6 Data Sebelum dan Sesudah di Inversi MASW09B1

Kemudian kita save semua data dengan cara pilih file save ID analysis
result in tabular form (*txt).
Gambar 3.7 Data Hasil Inversi MASW09B1 dalam txt

Selanjutnya untuk data MASW09B2, MASW09D1, dan MASW09D2 data


pengolahannya sama seperti MASW09B1 maka kita akan mendapatkan data
picking, kurva dispersi, data inversi, dan hasilnya dalam txt.

Gambar 3.8 Data Picking First Break MASW09B2


Gambar 3.9 Kurva Dispersi MASW09B2

Gambar 3.10 Data Sebelum dan Sesudah di Inversi MASW09B2

Gambar 3.11 Data Hasil Inversi MASW09B2 dalam txt


Gambar 3.12 Data Picking First Break MASW09D1

Gambar 3.13 Kurva Dispersi MASW09D1


Gambar 3.14 Data Sebelum dan Sesudah di Inversi MASW09D1

Gambar 15 Data Hasil Inversi MASW09D1 dalam txt


Gambar 3.16 Data Picking First Break MASW09D2

Gambar 3.17 Kurva Dispersi MASW09D2

Gambar 3.18 Data Sebelum dan Sesudah di Inversi MASW09D2


Gambar 3.19 Data Hasil Inversi MASW09D2 dalam txt

IV.ANALISIS

Kurva dispersi merupakan kurva yang menunjukan kecepatan fase


terhadap frekuensi. Jika pada kurva dispersi menunjukan kecepatan fase yang
rendah maka itu menunjukan nilai frekuensi yang tinggi sehingga biasanya
frekuensi yang rendah memiliki rentang kecepatan ynag tinggi sementara
frekuensi tinggi memiliki rentang yang lebih rendah. Sifat dispersi dapat dilihat
dari hasil pengolahan data MASW09B1, MASW09B2, MASW09D1, dan
MASW09D2. Pada inisial model lapisan dapat dilihat semakin dalam permukaan
maka kecepatannya semakin tinggi, dan juga setelah dilakukan inversi untuk
mendekati kebentuk sebenarnya maka kecepatannya ada yang turun untuk tiap
kedalaman tetentu.

Dalam Proses picking data dilakukan dengan mengikuti pola persebaran


kecepatan fase tersebut dengan melihat kontur warna yang paling tinggi pada
kontur kecepatan fase terhadap frekuensi. Kurva dispersi yang dihasilkan pun
tidak memiliki kemenerusan yang terus turun seiring bertambahnya frekuensi.
Ada bagaian frekuensi tinggi yang memiliki kecepatan fase yang tinggi pula. Pada
saat dilakukan pemodelan awal terlihat adanya velocity inversion layer yaitu
lapisan yang lebih lambat dari lapisan diatasnya. Berdassarkan tabel 2, diketahui
semua lintasan tersebut berada pada interval 350 ≤ 𝑉 𝑠 ≤ 750. Sehingga dapat
diketahui bahwa karakteristik dari semua lapisan tersebut adalah Tanah padat
dengan batuan lunak didalamnya.

Berdasarkan hasil pengolahan, lapisan bawah permukaan yang


dimodelkan memiliki kedalaman dari nol sampai 60 ft dengan ketebalan dan
kecepatan fasa yang berbeda. Ketebalan lapisan untuk semua data berkisar antara
2 – 5 ft, walaupun ada yang 7 ft pada data MASW09B2. Kecepatan fasa pada data
MASW09B1 di kedalaman 0-60 ft sebesar 546-2252 ft/s untuk Vs dan Vp sebesar
4260-6082 ft/s, kecepatan fasa Pada data MASW09B2 di kedalaman 0-60 ft
sebesar 958-1238 ft/s untuk Vs dan Vp sebesar 4933-5244 ft/s, kecepatan fasa
pada data MASW09D1 di kedalaman 0-60 ft sebesar 853-1976 ft/s untuk Vs dan
Vp sebesar 4721-5941 ft/s, dan kecepatan fasa pada data MASW09D2 di
kedalaman 0-60 ft sebesar 191-2105 ft/s untuk Vs dan Vp sebesar 3873-5852 ft/s.

V.KESIMPULAN

 Faktor-faktor dalam memodelkan penampang melalui MASW adalah


picking first break, banyaknya iterasi, dan elevasi.

 Berdasarkan hasil inversi dari MASW didapatkan ketebalan yang bervariasi


pada setiap kedalaman. Ketebalan tersebut mulai dair 2ft samapai dengan
5ft, tetapi pada hasil inversi Inversi MASW09B2 terdapat lapisan dengan
ketebalan sekitar 7ft pada kedalaman 0 sampai 7 ft.

 Kecepatan gelombang seismik yang didapat adalah:


- MASW09B1

Pada kedalaman 0-60 ft kecepatan Vs sebesar 546-2252 ft/s dan Vp


sebesar 4260-6082 ft/s.

- MASW09B2

Pada kedalaman 0-60 ft kecepatan Vs sebesar 958-1238 ft/s dan Vp


sebesar 4933-5244 ft/s.

- MASW09D1

Pada kedalaman 0-60 ft kecepatan Vs sebesar 853-1976 ft/s dan Vp


sebesar 4721-5941 ft/s.

- MASW09D2

Pada kedalaman 0-60 ft kecepatan Vs sebesar 191-2105 ft/s dan Vp


sebesar 3873-5852 ft/s.

VI.MANFAAT PRAKTIKUM

 Dapat menggunakan software seisimager untuk mengolah dan memodelkan


lapisan bawah permukaan dengan metode MASW.

 Dapat membuat penampang lapisan melalui MSAW menggunakan data


yang diberikan dengan software seismager.

 Dapat menentukan kedalaman, kecepatan gelombang p dan s, dan masa


jenis atau dengan kata lain karakteristik lapisan dibawah permukaan melalui
MSAW.

VII.REFERENSI

[1] Burger, Robert, 1992. Exploration Geophysics Of The Shallow Subsurface.


New Jersey : Prentice Hall [2019/04/26].
[2] Suswandi, Iwan, 1997. Pendugaan Struktur Lapisan Bumi Dengan Metode
Seismik Bias, Jurnal Aneka Widya STKIP Singaraja No.4 TH.XXX Juli
1997[2019/04/26].

[3] Anonim. What is SAMW?.URL:http://www.masw.com/WhatisMASW.html
[2019/04/26].

[4] Anonim.Seisimager 2D from Geometric. URL :
https://www.geometrix.co.uk/software/seismic/siesimager/2d [2019/04/26].

[5] Anonim.2009.SeisImager/2D Manual. URL :
ftp://geom.geometric.com/pub/seismic/SeisImager/Installation_CD/SeisImager2
D_manual/ SeisImager2D_Manual_v3.3.pdf [2019/04/26]

Anda mungkin juga menyukai