Anda di halaman 1dari 10

RAMBU-RAMBU IMPLEMENTASI

BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SMK PERTANIAN


PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN

Rambu-rambu Implementasi ini dibuat sebagai dokumen komplementer dari


Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pengembangan SMK Pendukung
Ketahanan Pangan yang diterbitkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Nomor :…..

Ketentuan yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan tersebut yang masih


menimbulkan bias persepsi dan bahkan belum termuat, lebih lanjut akan diatur
dalam Rambu-rambu Implementasi ini. Dengan demikian sifat dan kedudukan
Rambu-rambu ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Petunjuk
Pelaksanaan.

Tidak menutup kemungkinan penggunaan Rambu-rambu Implementasi ini pada


situasi dan kondisi yang berbeda menuntut adanya pendekatan spesifik kearifan
profesionalitas Tim Pelaksana. Untuk itu, sepanjang yang ditempuh tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan dan yang disepakati
dalam Bimbingan teknis (Bimtek), Tim Pelaksana diperkenankan menentukan
langkah-langkah secara mandiri untuk menjamin keberhasilan program.

II. TUJUAN
Tujuan disusunnya Rambu-rambu Implementasi ini adalah mengelaborasi Petunjuk
Pelaksanaan menjadi kegiatan operasional yang implementatif di tingkat sekolah.

III. KEGIATAN PENGEMBANGAN PROGRAM


A. Persiapan Program
1. Rapat Koordinasi Internal Tim Pelaksana
a. Rapat Koordinasi Internal merupakan wahana untuk mensosialisasikan program,
mengkoordinasikan kegiatan, dan wahana umpan balik kemajuan pekerjaan;
b. Menetapkan tim pelaksana kegiatan
c. Pada rapat koordinasi untuk tujuan sosialisasi, peserta yang terlibat adalah
seluruh warga sekolah, sedangkan untuk koordinasi kegiatan dan umpan balik
kemajuan pekerjaan, peserta yang dilibatkan adalah Tim Pelaksana, guru, dan
industri;
d. Berdasarkan tujuan rapat koordinasi, maka dalam satu periode pelaksanaan
program, rapat koordinasi yang didanai sebanyak 3 kali (sosialisasi, koordiansi
kegiatan, kegiatan evaluasi);
e. Komponen biaya rapat koordinasi yang dapat didanai adalah konsumsi,
sedangkan dari pihak industri diberikan transport lokal dan honor diluar jam
kerja.
f. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban kegiatan:
1) Surat undangan
2) Daftar hadir
3) Notula rapat
4) SK tim pelaksana

2. Rapat Koordinasi Eksternal


a. Rapat Koordinasi Eksternal merupakan koordinasi kegiatan, dan umpan balik
kemajuan pekerjaan;
b. Pada rapat koordinasi dan umpan balik kemajuan pekerjaan, peserta yang
dilibatkan adalah instansi terkait antar lain Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pertanian, Direktorat Pembinaan SMK ;
c. Komponen biaya rapat koordinasi yang dapat didanai adalah konsumsi,
sedangkan dari pihak Direktorat diberikan biaya perjalanan dinas dan honor
narasumber.
d. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban kegiatan:
1) Surat undangan
2) Daftar hadir
3) Notula rapat
4) Laporan dan Dokumentasi
5) Administrasi keuangan
3. Penyusunan Pelaksanaan Kegiatan
a. Penyusunan Program Kerja
1) Program Kerja disusun oleh Tim Pelaksana disesuaikan dengan usulan
program yang telah disepakati pada Bimbingan Teknis (Bimtek);
2) Komponen Format Program kerja diserahkan kepada sekolah, terdiri:
2.1 Jenis kegiatan
2.2 Tujuan spesifik setiap jenis kegiatan
2.3 Penanggungjawab per kegiatan
2.4 Waktu pelaksanaan kegiatan
3) Jenis kegiatan dirumuskan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dapat
menjamin tercapainya tujuan Pengembangan SMK Pendukung Ketahanan
Pangan, dan diurutkan sesuai tahapan pelaksanaan pekerjaan;
4) Tujuan spesifik kegiatan dapat dirumuskan berdasarkan kelompok
kegiatan (komponen) atau setiap kegiatan disesuaikan kebutuhan
sekolah, untuk memastikan keberhasilan setiap langkah kegiatan (Quality
assurance);
5) Penanggungjawab kegiatan adalah personil yang berkompeten dibidang
pertanian untuk pencapaian tujuan kegiatan sekaligus sebagai pelaksana;
6) Waktu pelaksanaan kegiatan diidentifikasi berdasarkan durasi waktu yang
telah disepakati bersama merujuk pada Surat Perjanjian Kerjasama (SPK);
7) Bentuk kegiatan : workshop;
8) Komponen biaya yang dapat didanai dalam penyusunan program kerja
adalah konsumsi dan honor diluar jam kerja.
9) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
8.1 Surat undangan
8.2 Daftar hadir
8.3 Program Kerja
8.4 Laporan dan Dokumentasi
8.5 Administrasi keuangan

b. Penyelarasan Kurikulum Implementatif


1) Kurikulum SMK 2013 (revisi), pada prinsipnya adalah kurikulum yang
telah diselaraskan bersama industri. Pada level sekolah yang bermitra
dengan industri secara spesifik seperti Pengembangan SMK Pendukung
Ketahanan Pangan, maka kurikulum tersebut perlu selaraskan bersama
industi mitra, yang hasilnya berupa kurikulum implementatif;
2) Penyelarasan kurikulum dilakukan pada kegiatan workshop untuk
melakukan review (menambah dan atau mengurang) khusus kompetensi
pada mata pelajaran kelompok C2 dan C3;
3) Agar guru tidak mengalami kesulitan dalam implementasinya, maka
penyelarasan kurikulum dilaksanakan sampai menghasilkan silabus dan
RPP;
4) Kegiatan dilaksanakan sebanyak 2 tahap, tahap 1 menghasilkan draft
kurikulum ,silabus dan penugasan guru untuk menyusun RPP. Sedangkan
tahap 2 melakukan review RPP bersama industri
5) Unsur yang terlibat : Guru produktif, Industri dan narasumber terkait;
6) Komponen biaya yang dapat didanai adalah transport dan honor
narasumber, konsumsi dan honor diluar jam kerja.
7) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
7.1 Surat undangan
7.2 Daftar hadir
7.3 Dokumen Kurikulum (KI-KD); silabus dan RPP Mata Pelajaran
kelompok C2 dan C3
7.4 Laporan dan Dokumentasi
7.5 Administrasi keuangan

c. Analisis Kebutuhan Pembelajaran (Teaching Need Analisys)


1) Analisis kebutuhan pembelajaran hanya dapat dilakukan mengacu pada
kurikulum implementatif yang sudah dihasilkan;
2) Produk dari kegiatan analisis kebutuhan pembelajaran antara lain
berupa:
2.1 Kebutuhan Bahan ajar (modul, LKS, hand out, dll)
2.2 Kebutuhan dan kondisi Peralatan praktik
2.3 Kebutuhan Bahan praktik
2.4 Kebutuhan guru produktif (termasuk guru tamu)
2.5 Pendekatan model pembelajaran (Production Based Learning
(PBL))
3) Untuk PBL, sekolah harus memastikan jenis komoditi/produk olahan yang
akan dihasilkan , dan melibatkan guru Kewirausahaan untuk membuat
analisa usaha;
4) Unsur yang terlibat : Guru produktif, Industri dan narasumber terkait;
5) Kegiatan analisis kebutuhan pembelajaran dilakukan dalam workshop;
6) Komponen biaya yang dapat didanai adalah transport dan honor
narasumber, konsumsi dan honor diluar jam kerja.
7) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
1. Surat undangan
2. Daftar hadir
3. Kumpulan jenis dokumen yang dihasilkan:
a. Analisa Kebutuhan Bahan ajar (modul, LKS, hand out, dll)
b. Analisa Kebutuhan dan kondisi Peralatan praktik
c. Analisa Kebutuhan Bahan praktik
d. Analisa Kebutuhan guru produktif (termasuk guru tamu)
e. Analisa Pendekatan model pembelajaran (antara lain
Production Based Learning , Project Based Learning)
4. Laporan dan Dokumentasi
5. Administrasi keuangan

d. Penyusunan Bahan Ajar (Modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), Hand Out, dll)
1) Bahan ajar yang disusun adalah bahan ajar yang akan digunakan untuk
kebutuhan pembelajaran yang belum dimiliki oleh sekolah atau industri;
2) Penulisan bahan ajar yang dimulai dari kondisi awal, workshop dilakukan
sebanyak 2 kali :
 workshop pertama
menyepakati format-format dan menentukan penulis ,
selanjutnya menentukan penulis untuk di PR kan dengan diberi
waktu paling lama 5 hari kerja dan dapat lebih cepat tergantung
kedalaman dan keluasan materi yang akan ditulis,

 Workshop kedua
merupakan kegiatan review dan finalisasi bahan ajar, dilakukan
pleno dan masukan koreksi dari peserta/penulis lainnya;
3) Review bahan ajar dilakukan apabila seluruh kebutuhan bahan ajar sudah
tersedia di sekolah/industri sehingga waktu yang diperlukan cukup 1 atau
2 hari, sekali kegiatan dalam workshop;
4) Pembiayaan penyusunan/formatting bahan ajar secara online;
5) Komponen biaya yang dapat didanai adalah konsumsi dan honor diluar
jam kerja, untuk peserta workshop, dan bagi penulis ditambahkan honor
penulisan;
6) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan workshop 1 dan 2:
6.1 Surat undangan
6.2 Daftar hadir
6.3 Daftar penulis Bahan Ajar
6.4 Bahan ajar
6.5 Administrasi keuangan
6.6 Laporan dan Dokumentasi

4. Pengadaan ATK
a. ATK diperlukan hampir di setiap kegiatan, yang jumlah dan jenis ATK nya dapat
beragam;
b. Kebutuhan ATK diperhitungkan pada setiap kegiatan, dan dikumulatifkan untuk
satu kali pembiayaan untuk memudahkan pengadaan;
c. ATK tidak termasuk alat kantor (PC, laptop, dan printer )
d. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban penggunaan
ATK :
1. Administrasi keuangan
2. Tanda terima ATK peserta
B. Pelaksanaan Program Pengembangan
1. Penggandaan Bahan Ajar (modul, LKS, hand out, dll)
a. Bahan ajar tertentu dapat digunakan secara kelompok siswa, dan ada yang harus
digunakan secara individual, sehingga cara menghitung jumlah penggandaannya
harus dibedakan;
b. biaya penggandaan tidak diperlukan ketika sekolah yang bersangkutan telah
menerapkan bahan ajar yang disediakan secara online atau basis elektronik;

2. Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengadaan Peralatan Praktik dan Suku Cadang
1) Peralatan praktik yang dimaksudkan dalam program Pengembangan SMK
Pendukung Ketahanan Pangan adalah peralatan yang akan dimanfaatkan
untuk kegiatan produksi sebagai realisasi Production Based Learning (PBL);
2) Peralatan praktik yang diadakan melalui bantuan ini hanya peralatan praktik
yang sifatnya sebagai penunjang ( peralatan praktik utama harus sudah
terlebih dahulu dimiliki oleh sekolah atau sekolah yang bersangkutan
memiliki fasilitas dari industri mitranya);
3) Peralatan praktik utama yang kondisinya kurang berfungsi secara optimal
atau sama sekali tidak dapat berfungsi, sekolah dapat menggunakan dana
bantuan ini untuk mengadakan suku cadang dan biaya perbaikan/perawatan
agar peralatan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
4) Prosedur pengadaan barang/jasa sebagaimana peralatan praktik penunjang
dan suku cadang yang diperlukan, telah diatur dalam Perpres No 54 tahun
2010 dan perubahannya, atau yang lebih spesifik telah disajikan dalam buku
Panduan Penyusunan Laporan Kegiatan dan Pertanggungjawaban Keuangan
bantuan pemerintah.

b. Pengadaan Bahan Praktik


1) Bahan praktik yang dimaksudkan adalah bahan baku yang akan digunakan
dalam proses produksi pada kegiatan PBL;
2) Pembelian bahan praktik yang sifatnya mudah rusak dibatasi, cara pembelian
dengan model Delivery Order (DO) sampai batas berakhirnya tahun anggaran
2018;
3) Jumlah dan jenis bahan baku disesuaikan dengan rancangan PBL, dan yang
perlu diperhatikan bahwa PBL dimaksud dirancang dalam skala bisnis
sebagaimana tertuang dalam Business Plan/ analisa usaha yang disusun oleh
guru Kewirausahaan;
4) Prosedur pengadaan barang/jasa sebagaimana bahan baku yang diperlukan
dalam PBL, telah diatur dalam Perpres No 54 tahun 2010 dan perubahannya,
atau yang lebih spesifik telah disajikan dalam buku Panduan Penyusunan
Laporan Kegiatan dan Pertanggungjawaban Keuangan bantuan pemerintah.
3. Total Productive Maintenance (TPM)
a. Tahapan untuk penerapan TPM di SMK dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Identifikasi kondisi TPM saat ini,
2) Pengenalan konsep TPM,
3) Pembentukan Tim Kerja TPM,
4) Pengembangan rencana induk Implementasi TPM,
5) Melatih secara bertahap prinsip-prinsip TPM kepada pihak terkait (terutama
teknisi/ instruktur dan pengelola RPS,
6) Persiapan proses Implementasi,
7) Mengembangkan kebijakan, tujuan, dan peta jalan implementasi TPM
b. Komponen pembiayaan untuk Maintence and repair dan In House Training TPM
guru produktif menjalankan TPM tidak dirinci pada tiap tahapan, tetapi cukup
paket kegiatan TPM.
c. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban kegiatan:
1. Surat undangan
2. Daftar hadir
3. Copy Materi TPM
4. Laporan dan Dokumentasi
5. Administrasi keuangan

4. Peningkatan Kapasitas Guru


a. Magang Industri
1) Magang hanya diperuntukan bagi guru produktif kelompok mata
pelajaran C3 yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan
dikembangkan;
2) Magang diperlukan apabila dalam rancangan pembelajaran bersama
industri masih terdapat deskrepansi kompetensi yang belum dikuasai
guru dengan baik;
3) Waktu yang diperlukan magang sangat tergantung dari tingkat
penguasaan kompetensi dan kesepakatan waktu dari industri/petani
yang berhasil yang bersangkutan (1-3 bulan);
4) Akhir magang dibuktikan dengan sertifikat dari industri (tanda tangan
pihak industri), lengkap dengan transkrip kompetensi yang dikuasai;
5) Komponen pembiayaan : akomodasi, konsumsi, honor, dan transport
6) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
a. Surat (surat dari industri, surat tugas)
b. Dokumentasi dan laporan
c. Administrasi keuangan

b. Sertifikasi
1) Jenis sertifikasi yang didorong segera dimiliki oleh guru adalah Sertifikasi
Kompetensi Metodologi Pengujian dan sertifikasi kompetensi Teknis;
2) Diutamakan guru produktif dari Kompetensi Keahlian yang akan
dikembangkan;
3) Khusus sertifikasi kompetensi teknis, untuk guru sekurang-kurangnya
level IV;
4) Institusi penyelenggara sertifikasi kompetensi metodologi direkomendasi
BNSP, dan sertifikasi kompetensi teknis pada LSP-P2 P4TK atau LSP-P3
yang relevan;
5) Komponen pembiayaan terdiri dari honor, transport, dan biaya sertifikasi.
6) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
a. Surat tugas
b. Dokumentasi dan laporan
c. Administrasi keuangan

c. IHT Penulisan Perangkat Ujian


a. Dalam kerangka untuk menyetarakan kualitas soal (USBN) yang
penyediaan soalnya ditulis oleh sekolah, diperlukan pembekalan melalui
IHT kompetensi penulisan perangkat ujian bagi guru;
b. IHT dilaksanakan di sekolah diikuti oleh semua guru mata pelajaran yang
diujikan secara nasional;
c. Narasumber/pemateri disarankan widyaiswara dari LPMP setempat yang
kompeten di bidang pengujian hasil pembelajaran;
d. Waktu pelaksanaan IHT diupayakan tidak menggangu proses belajar
mengajar, sehingga pelaksanaannya dapat bergantian (sekurang-
kurangnya 3 hari);
e. Komponen pembiyaan terdiri dari ATK, penggandaan materi, konsumsi,
dan bagi narasumber : transport, akomodasi, uang harian dan honor.
f. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan workshop 1 dan 2:
1. Surat undangan
2. Daftar hadir peserta dan Narasumber
3. Copy materi
4. Laporan dan Dokumentasi
5. Administrasi keuangan

5. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


a. KBM dilaksanakan sesuai dengan rancangan pengembangan bersama industri
mitranya. Karena pendekatan pembelajaran dengan Production Based Learning
dan Project Based Learning, maka pelaksanaannya dengan sistem Blok;
b. Komoditas/produk olahan yang menjadi obyek pembelajaran sesuai dengan
analisa usaha atau yang telah ditetapkan bersama industri mitra;
c. Kegiatan belajar berbasis produksi harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan
Kewirausahaan, yaitu berorientasi pada kualitas, pasar/konsumen, kontinyu,
tepat waktu, dan menghasilkan keuntungan, atau sekurang-kurangnya break
event point (BEP) untuk menjamin keberlangsungan KBM selanjutnya;
d. Pasca panen komoditas/ pasca produksi pengolahan harus merupakan
tanggungjawab pembelajaran kewirausahaan untuk memasarkan, sekaligus
mencari pasar baru (order baru) untuk proses produksi periode berikutnya;
e. Kekurangan guru produktif, sekolah dapat dilakukan dengan pendampingan oleh
BIOTROP/Kementerian Pertanian/ Kamar Pertanian Peternakan Indonesia (KAPPIN)
dan atau perekrutan praktisi industri yang telah purna bakti dengan membekali
mereka kompetensi mengajar (teaching methodology);
f. Komponen pembiayaan pada KBM hanya honor guru tamu/ guru honorer
praktisi industri purna bakti/pendampingan.
g. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban kegiatan
workshop 1 dan 2:
1. Surat undangan/SK penugasan
2. Daftar hadir Narasumber/pendamping
3. Laporan dan Dokumentasi
4. Administrasi keuangan

C. Pelaporan Pelaksanaan Program


1. Penyusunan laporan
a. Laporan memuat rekapitulasi pertanggungjawaban keuangan dan pencapaian
pelaksanaan program;
b. Laporan pelaksanaan, yaitu laporan kemajuan pekerjaan (50%) dan laporan akhir
(100%);
c. Bahan/ materi untuk penyusunan laporan secara periodik harus dihimpun dari
para penanggungjawab kegiatan;
d. Ketentuan format, isi laporan, waktu pelaporan seperti yang sudah diatur dalam
Petunjuk Pelaksanaan;
e. Komponen yang dibiayai honor penyusun.
2. Penggandaan dan Pengiriman laporan
a. Laporan pertanggungjawaban keuangan tidak dikirim ke Direktorat Pembinaan
SMK, cukup menjadi arsip di sekolah sebagai bukti pemeriksaan oleh Auditor;
b. Laporan hasil capaian program dikirim ke Direktorat Pembinaan SMK dengan
tembusan Kantor Diknas Provinsi;
c. Penggandaan disesuaikan kebutuhan

IV. PENUTUP
Pengaturan terlalu rinci dengan maksud untuk memudahkan pelaksanaan di tingkat
sekolah, yang terjadi kadang sebaliknya. Sekolah menjadi kurang berkembang, tidak
kreatif bahkan merasa terbelenggu. Rambu-rambu implementasi ini kemungkinan
seperti itu, terdapat pengaturan yang terlalu rinci sehingga kurang kontektual pada
kondisi di lapangan.
Apabila dalam proses pelaksanaan program terdapat kondisi yang tidak sesuai dengan
rambu-rambu implementasi pelaksanaan, maka dapat berkoordinasi dengan
Direktorat Pembinaan SMK demi tercapainya tujuan program.

Anda mungkin juga menyukai