Rambu-Rambu Pert
Rambu-Rambu Pert
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Tujuan disusunnya Rambu-rambu Implementasi ini adalah mengelaborasi Petunjuk
Pelaksanaan menjadi kegiatan operasional yang implementatif di tingkat sekolah.
d. Penyusunan Bahan Ajar (Modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), Hand Out, dll)
1) Bahan ajar yang disusun adalah bahan ajar yang akan digunakan untuk
kebutuhan pembelajaran yang belum dimiliki oleh sekolah atau industri;
2) Penulisan bahan ajar yang dimulai dari kondisi awal, workshop dilakukan
sebanyak 2 kali :
workshop pertama
menyepakati format-format dan menentukan penulis ,
selanjutnya menentukan penulis untuk di PR kan dengan diberi
waktu paling lama 5 hari kerja dan dapat lebih cepat tergantung
kedalaman dan keluasan materi yang akan ditulis,
Workshop kedua
merupakan kegiatan review dan finalisasi bahan ajar, dilakukan
pleno dan masukan koreksi dari peserta/penulis lainnya;
3) Review bahan ajar dilakukan apabila seluruh kebutuhan bahan ajar sudah
tersedia di sekolah/industri sehingga waktu yang diperlukan cukup 1 atau
2 hari, sekali kegiatan dalam workshop;
4) Pembiayaan penyusunan/formatting bahan ajar secara online;
5) Komponen biaya yang dapat didanai adalah konsumsi dan honor diluar
jam kerja, untuk peserta workshop, dan bagi penulis ditambahkan honor
penulisan;
6) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan workshop 1 dan 2:
6.1 Surat undangan
6.2 Daftar hadir
6.3 Daftar penulis Bahan Ajar
6.4 Bahan ajar
6.5 Administrasi keuangan
6.6 Laporan dan Dokumentasi
4. Pengadaan ATK
a. ATK diperlukan hampir di setiap kegiatan, yang jumlah dan jenis ATK nya dapat
beragam;
b. Kebutuhan ATK diperhitungkan pada setiap kegiatan, dan dikumulatifkan untuk
satu kali pembiayaan untuk memudahkan pengadaan;
c. ATK tidak termasuk alat kantor (PC, laptop, dan printer )
d. Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban penggunaan
ATK :
1. Administrasi keuangan
2. Tanda terima ATK peserta
B. Pelaksanaan Program Pengembangan
1. Penggandaan Bahan Ajar (modul, LKS, hand out, dll)
a. Bahan ajar tertentu dapat digunakan secara kelompok siswa, dan ada yang harus
digunakan secara individual, sehingga cara menghitung jumlah penggandaannya
harus dibedakan;
b. biaya penggandaan tidak diperlukan ketika sekolah yang bersangkutan telah
menerapkan bahan ajar yang disediakan secara online atau basis elektronik;
2. Pengadaan Barang/Jasa
a. Pengadaan Peralatan Praktik dan Suku Cadang
1) Peralatan praktik yang dimaksudkan dalam program Pengembangan SMK
Pendukung Ketahanan Pangan adalah peralatan yang akan dimanfaatkan
untuk kegiatan produksi sebagai realisasi Production Based Learning (PBL);
2) Peralatan praktik yang diadakan melalui bantuan ini hanya peralatan praktik
yang sifatnya sebagai penunjang ( peralatan praktik utama harus sudah
terlebih dahulu dimiliki oleh sekolah atau sekolah yang bersangkutan
memiliki fasilitas dari industri mitranya);
3) Peralatan praktik utama yang kondisinya kurang berfungsi secara optimal
atau sama sekali tidak dapat berfungsi, sekolah dapat menggunakan dana
bantuan ini untuk mengadakan suku cadang dan biaya perbaikan/perawatan
agar peralatan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
4) Prosedur pengadaan barang/jasa sebagaimana peralatan praktik penunjang
dan suku cadang yang diperlukan, telah diatur dalam Perpres No 54 tahun
2010 dan perubahannya, atau yang lebih spesifik telah disajikan dalam buku
Panduan Penyusunan Laporan Kegiatan dan Pertanggungjawaban Keuangan
bantuan pemerintah.
b. Sertifikasi
1) Jenis sertifikasi yang didorong segera dimiliki oleh guru adalah Sertifikasi
Kompetensi Metodologi Pengujian dan sertifikasi kompetensi Teknis;
2) Diutamakan guru produktif dari Kompetensi Keahlian yang akan
dikembangkan;
3) Khusus sertifikasi kompetensi teknis, untuk guru sekurang-kurangnya
level IV;
4) Institusi penyelenggara sertifikasi kompetensi metodologi direkomendasi
BNSP, dan sertifikasi kompetensi teknis pada LSP-P2 P4TK atau LSP-P3
yang relevan;
5) Komponen pembiayaan terdiri dari honor, transport, dan biaya sertifikasi.
6) Dokumen yang harus diarsipkan sebagai bukti pertanggungjawaban
kegiatan:
a. Surat tugas
b. Dokumentasi dan laporan
c. Administrasi keuangan
IV. PENUTUP
Pengaturan terlalu rinci dengan maksud untuk memudahkan pelaksanaan di tingkat
sekolah, yang terjadi kadang sebaliknya. Sekolah menjadi kurang berkembang, tidak
kreatif bahkan merasa terbelenggu. Rambu-rambu implementasi ini kemungkinan
seperti itu, terdapat pengaturan yang terlalu rinci sehingga kurang kontektual pada
kondisi di lapangan.
Apabila dalam proses pelaksanaan program terdapat kondisi yang tidak sesuai dengan
rambu-rambu implementasi pelaksanaan, maka dapat berkoordinasi dengan
Direktorat Pembinaan SMK demi tercapainya tujuan program.