Makalah Konsolidasi (Della Yulia Okta 170420029) PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

AKUNTANSI KONSOLIDASI BESERTA KASUS PERUSAHAAN

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. HENDRA RAZA, S.E., M.Si

DISUSUN OLEH :

DELLA YULIA OKTA 170420029

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Akuntansi Konsolidasi beserta Kasus Perusahaan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akuntansi Konsolidasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Hendra Raza., S.E.,
M.Si, selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3 Tujuan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Defenisi Laporan Keuangan Konsolidasi .......................................... 4

2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi ............................................ 6

2.3 Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasi ....................................... 7

2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi .................................. 8

2.5 Konsep Dan Standar Dari Pelaporan Keuangan Konsolidasi ........... 9

2.6 Prosedur Pelaporan Keuangan Konsolidasi ....................................... 10

2.7 Contoh Kasus Perusahaan ................................................................... 12

BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 23

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan ekonomi saat ini, banyak perusahaan yang


melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan
mereka. Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang mengekor pada
perusahaan pembeli, konsolidasi yang mendirikan perusahaan baru, atau akuisisi
saham, yaitu perusahaan yang bergabung tapi masih melakukan operasi masing-
masing.

Jika perusahaan bergabung dalam bentuk merger atau konsolidasi, maka


pencatatan akuntansinya akan lebih mudah dibandingkan dengan akuisisi saham,
yaitu hanya memindahkan semua akun aktiva bersih ke perusahaan yang masih
berdiri atau perusahaan yang didirikan, kemudian perusahaan lainnya yang
bergabung dibubarkan. Kondisi berbeda terjadi bila perusahaan-perusahaan yang
bergabung ini masih menjalankan operasinya masing-masing. Yang terjadi adalah
akan muncul akun resiprokal pada masing-masing perusahaan yang bergabung ini.
Untuk itulah dibuat laporan keuangan konsolidasi.

Walaupun disebut laporan keuangan konsolidasi, bukan berarti laporan ini


digunakan untuk penggabungan usaha bentuk konsolidasi. Dalam praktiknya,
laporan ini biasa digunakan untuk perusahaan induk dan perusahaan anak. Lebih
lengkapnya, laporan konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk
menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan
yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan
secara hukum tidak dilakukan. Dalam penyusunan neraca gabungan untuk kantor
pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing cabang digabungkan
dengan saldo yang sama pada kantor pusat.

Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan


yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan

1
2

keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki


kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control)
yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka
masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada
maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu:


agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi
dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah
perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan
diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus
didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4,
Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan
mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok
tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam
menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak
perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsure-unsur yang
sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana defenisi laporan keuangan konsolidasi?
2. Bagaimana tujuan laporan keuangan konsolidasi?
3. Bagaimana kegunaan laporan keuangan konsolidasi?
4. Bagaimana keterbatasan yang ada pada pelaporan keuangan konsolidasi?
5. Bagaimana konsep dan standar dari pelaporan keuangan konsolidasi?
6. Bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan konsolidasi?
7. Bagaimana contoh kasus akuntansi konsolidasi pada perusahaan?
3

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan konsolidasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana tujuan laporan keuangan konsolidasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana kegunaan laporan keuangan konsolidasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana keterbatasan yang ada pada pelaporan
keuangan konsolidasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan standar dari pelaporan keuangan
konsolidasi.
6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan
konsolidasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana contoh kasus akuntansi konsolidasi pada
perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Laporan Keuangan Konsolidasi

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan


(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas
atau lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas
yang baru yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan
terbatas yang meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang
meleburkan diri berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27
Tahun 1998, peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
dua perseroan terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk
satu perseroan terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang
meleburkan diri menjadi bubar.

Contoh : pembentukan Bank Mandiri yang berasal dari peleburan empat


Bank BUMN yang sedang sekarat akibat dampak krisis moneter 1997/1998, yaitu
Bank BDN, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo. Kebijakan
peleburan empat Bank BUMN tersebut diambil pemerintah guna menyelematkan
bank dari risiko kebangkrutan karena pada saat itu modal keempat Bank BUMN
tersebut sudah negatif.

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi


keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu
atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas
individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan
keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control)
yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka
masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak

4
5

mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada
maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Laporan keuangan konsolidasi di Indonesia mengacu pada Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 4 revisi 2009, tentang Laporan Keuangan
Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK 4 ini diadopsi dari Standar
Akuntansi Internasional (IAS) 27 tahun 2009, yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) pada tanggal 22 Desember 2009. PSAK 4 yang terbit 22 Desember
2009 ini sebagai revisi dari PSAK 4 tanggal 7 September 1994.

Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang
berbeda, bahkan undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s length
transaction diantara entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk
tidak diperkenankan membedakan harga jual atau pembelian produk terhadap
entitas anak dan entitas lain yang tidak berafiliasi.

Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu:


agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi
dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah
perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan
diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus
didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK No. 4,
Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi oleh induk Perusahaan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan
mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok
tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. Dalam
menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan bank dan anak
perusahaan digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsure-unsur yang
sejenis dari asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban.

Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan


dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut :
6

1. Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak


perusahaan harus dieliminasi.
2. Keuntungan dan kerugian yang belum direalialisasi, yang timbul dari
transaksi antara bank dan anak perusahaan harus dieliminasi.
3. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan anak perusahaan pada
dasarnya harus sama dengan tanggal laporan keuangan bank. Apabila
tanggal laporan keuangan tersebut berbeda maka laporan keuangan
konsolidasi per tanggal laporan keuangan bank masih dapat dilakukan
sepanjang :
a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 bulan.
b. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi diantara tanggal
pelaporantersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasi.
4. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau
sejenis.
5. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal sedangkan hak minoritas dalam
laba disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi

Tujuan PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi adalah


memberikan acuan dan aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian
pada unit-unit pemerintahan dalam rangka menyajikan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) demi meningkatkan kualitas
dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk
lembaga legislatif sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan
7

pentingnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama ini belum


dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan.

2.3 Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi terutama ditunjukan untuk kepentingan


pihak-pihak yang memiliki kepentingan jangka panjang dengan induk perusahaan
seperti pemegang saham, kreditur dan penyedia dana. Laporan keuangan
konsolidasi seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran
yang jelas dari total sumber daya perusahaan hasil gabungan tersebut.

Pemegang saham yang ada dan calon pemegang saham dari induk
perusahaan umumnya mempunyai kepentingan paling besar atas laporan keuangan
konsolidasi disbanding laporan masing-masing perusahaan secara individu karena
nasib induk perusahaan dipengaruhi oleh oprasi dari anak-anak perusahaan. Ketika
anak perusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk
perusahaan. Dan sebaliknya, kerugian yang diterima oleh anak perusahaan juga
akan berpengaruh kepada induk perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan
konsolidasi, pemilik dan calon pemilik lebih mampu untuk menentukan efisiensi
dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang berada pada
pengendaliannya.

Kreditur jangka panjang dari induk perusahaan juga memperhatikan


kegunaan laporan keuangan konsolidasi karena pengaruh oprasional anak
perusahaan terhadap kesehatan keseluruhan perusahaan dan masa depan induk
perusahaan,relevan untuk pengambilan keputusan kreditur. Walaupun induk
perusahaan dan anak perusahaan adalah entitas yang terpisah, kreditur induk
perusahaan mempunyai klaim tidak langsung atas asset-aset anak perusahaan.

Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan


untuk informasi terkini baik mengenai oprasi gabungan dari entitas konsolidasi dan
juga mengenai perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas
konsolidasi. Sebagai contoh, anak perusahaan individual dapat mempunyai
volatilitas tinggidalam oprasinya, setelah hasiloprasi dan neraca digabung, manager
8

dapat mengetahui pengaruh keseluruhan aktivitas pada periode tersebut.


Sebaliknya, informasi mengenai perusahaan-perusahaan individual dalam entitas
konsolidasi juga dapat berguna.

Contohnya, manajer dapat mengkompensasi kekurangan kas di suatu anak


perusahaan dengan kelebihan kas dari anak perusahaan lain tanpa perlu melakukan
pinjaman dari luar yang memerlukan biaya tambahan. Manajer induk perusahaan
menaruh perhatian kepada laporan keuangan konsolidasi untuk mengevaluasi
kinerja dari masing-masing entitas.

2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

Walaupun laporan keuangan konsolidasi berguna, tetap harus diingat bahwa


laporan keuangan konsolidasi tetap memiliki keterbatasan. Beberapa informasi
akan hilang setiap kumpulan data digabungkan. Beberapa keterbatasan dari laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:

1. Karena hasil oprasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan


yang dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi tidak diungkapkan,
maka kinerja atau posisi dari satu atau lebih perusahaan dapat
disembunyikan oleh kinerja baik dari perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk deviden induk
perusahaan karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan
atas laba anak perusahaan yang belum dibagikan. Begitu pula karena
laporan keuangan konsolidasi termasuk asset anak perusahaan, tidak
semua asset yang ditampilkan tersedia untuk pembagian deviden induk
perusahaan.
3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi
dihitung berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak
mewakili perusahaan mana pun yang dikonsolidasi, termasuk induk
perusahaan.
4. Akun-akun yang sama dari perusahaan-perusahaan berbeda yang
digabungkan dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat
9

diperbandingkan. Sebagai contoh, panjang siklus oprasi dari perusahan-


perusahaan yang berbeda dapat bervariasi, menyebabkan piutang dari
panjang periode yang sama diklasifikasikan berbeda.
5. Informasi tambahan tentang masing-masing perusahaan atau kelompok
perusahaan yang termasuk dalam konsolidasi sering sekali diperlukan
untuk penyajian wajar, tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat
menyebabkan catatan atas laporan keuangan menjadi sangat banyak.

2.5 Konsep Dan Standar Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Pandangan Tradisional mengenai Pengendalian

Satu-satunya kriteria paling penting untuk menentukan apakah individual


perusahaan harus dikonsolidasi adalah pengendalian. PSAK 4 menyatakan bahwa
laporan keuangan konsolidasi biasanya diterapkan untuk sekelompok perusahaan
ketika salah satunya memiliki pengendalian atas kepentingan keuangan di
perusahaan lainnya. Dinyatakan juga bahwa kondisi umum untuk pengendalian atas
kepentingan keuangan adalah kepemilikan berhak suara mayoritas. Dalam
praktiknya, pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak suara perusahaan
yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan lain.

2. Pengendalian Tidak Langsung


Pandangan tradisional mengenai pengendalian terdiri dari pengendalian
langsung dan tidak langsung. Pengendalian langsung (direct control) biasanya
terjadi jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham biasa perusahaan lain.
Pengendalian tidak langsung (indirect control) atau bentuk piramida terjadi jika
saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih perusahaan yang
semuanya dalam pengendalian bersama.

3. Kemampuan Untuk Memiliki Pengendalian


Dalam situasi tertentu, pemegang saham mayoritas anak perusahaan
mungkin tidak mampu untuk mempunyai kendali walaupun mereka mempunyai
lebih dari 50% saham berhak suara yang beredar. Hal ini bisa terjadi, sebagai
10

contohnya, jika anak perusahaan dalam kondisi reorganisasi legal atau dalam
kepailitan; walaupun induk perusahaan memiliki kepemilikan mayoritas,
pengendalian ada pada peradilan atau trustee yang ditunjuk oleh pengadilan.

Begitupula jika anak perusahaan berada di Negara lain dan Negara tersebut
memberikan batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengambilan laba atau
asset ke induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai
karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek penting dari
oprasi anak perusahaan.

4. Perbedaan Periode Fiskal


Perbedaan periode fiskal dari induk perusahaan dan anak perusahaan tidak
menyebabkan konsolidasi tidak diterapkan atas anak perusahaan tersebut.Sering
terjadi periode fiskal anak perusahaan, jika berbeda dengan induk perusahaan,
diubah untuk disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan. Baik
Bapepam maupun standar akuntansi yang berlaku memperbolehkan konsolidasi
dari laporan keuangan anak perusahaan tanpa menyesuaikan periode fiskal anak
perusahaan jika periode fiskal tersebut tidak berbeda lebih dari tiga bulan dari
periode fiskal induk perusahaan dan jika dilakukan pengakuan terhadap kejadian-
kejadian yang mempunyai pengaruh material terhadap posisi keuangan atau hasil
oprasi.

2.6 Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas


anak yang dalam oprasi sehari-hari adalah entitas yang terpisah. Pengendalian
entitas induk atas entitas anak menyebabkan oprasi entitas anak dipengaruhi oleh
entitas induk dalam banyak hal. Dengan demikian banyak terjadi transaksi bisnis
diantara kedua entitas tersebut. Setiap transaksi yang dilakukan entitas induk pada
anak atau sebaliknya , atau transaksi yang dilakukan entitas anak dengan entitas
anak lainnya dalam hubungan entitas induk-anak, disebut dengan transaksi antar
perusahaan.
11

Contoh transaksi antar perusahaan seperti transaksi penjualan barang dari


entitas induk ke entitas anak akan menyebabkan akun penjualan pada induk dan
akun pembelian pada anak perusahaan. Transaksi antar perusahaan tidak dipandang
sebagai transaksi dalam penyusunan laporan konsolidasi. Laporan konsolidasi
memandang entitas induk dan anak adalah satu, sehingga bila entitas induk
melakukan transaksi dengan anak, hal itu berarti melakukan transaksi dengan diri
sendiri. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengakui transaksi seperti ini, dan
menganggap penjualan tersebut hanya sebagai pemindahan (transfer) asset saja.
Oleh karena itu dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi, transaksi-transaksi
seperti ini harus dieliminasi. Konsolidasi hanya mengakui transaksi dengan pihak-
pihak diluar hubungan induk-anak. Entitas lain diluar hubungan induk-anak
selanjutnya disebut entitas eksternal.

Laporan konsolidasi disusun dengan menggabungkan laporan keuangan


entitas induk dan laporan keuangan entitas anak. Dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, setiap akun antarperusahaan harus dieliminasi karena entitas
induk dan anak dianggap satu.. Karena itu, prosedur penyusunan laporan
konsolidasi menjadi sebagai berikut :

Laporan Konsolidasi = Laporan entitas induk + Laporan entitas anak – Akun

antar perusahaan

Laporan konsolidasi berasal dari penggabungan saldo akun-akun laporan


keuangan entitas induk dan entitas anak. Kas konsolidasi disajikan dengan
menjumlahkan kas induk dank as anak.Piutang konsolidasi disajikan dari hasil
penjumlahan piutang induk serta anak dan apabila terdapat piutang antar peruahaan,
jumlah piutang antar perusahaan tersebut dikurangi sehingga diperoleh piutang
konsolidasi yang mencerminkan bahwa entitas induk dan anak adalah satu.

Penyusunan laporan konsolidasi akan menjadi lebih akurat apabila akun


antar perusahaan diperhitungkan dahulu, baru kemudian dilakukan konsolidasi
akun-akun laporan keuangan entitas induk dan entitas anak.
12

Tahap-tahap pengkonsolidasian akun-akun laporan keuangan entitas induk


sebaiknya dilakukan sebagai berikut:

1. Penyusunan jurnal eliminasi atas akun-akun antar perusahaan.


2. Penjumlahan akun-akun entitas induk dan entitas anak yang sama, misalnya
kas entitas induk dank as entitas anak, utang entitas induk dengen utang
entitas anak, dan seterusnya.
3. Penjumlahan No.2 dikurangi dengangan No.1 atas akun-akun sejenis.
4. Penyajian akun-akun hasil konsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi
berdasar ketentuan yang berlaku.

2.7 Contoh Kasus Perusahaan

Contoh kasus merger dan konsolidasi adalah penggabungan perusahaan


sejenis (Konglomerasi; vertical, horisontal) yakni antara Trans TV dengan Trans 7
dimana keduanya telah telah menjadi televisi swasta nasional dibawah naungan
Trans.corp.

PT. Trans Corporation (sebelumnya bernama PT. Para Inti Investindo)


adalah unit usaha para group di bidang media, gaya hidup, dan hiburan. Pada
awalnya, Trans Corp didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans Tv
dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh
Para Group dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG), Trans 7 (dulunya Tv 7).
Trans Corp dimiliki oleh para group yang dimotori Chairul Tanjung.

Unit usaha : PT Trans Media Corpora

1. Penyiaran
• PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans Tv)
• PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7)\
2. Situs online
PT. Agranet Multicitra Siberkom (detik.com)
3. Rumah produksi
• PT. Transinema Pictures
13

• PT. Trans Lifestyle


• PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk (Antatour)
• PT. Trans Fashion
• PT. Trans Mahagaya
• PT. Mahagaya Perdana (Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio,
Hugo Boss, Francesco Biasia, Jimmy Choo, Canali, Mango)
• PT. Trans F&B
• PT. Trans Coffee (The coffee bean & the tea leaf)
• PT. Trans Ice
• PT. Naryadelta Prarthana (Baskin robbins)
• PT. Metropolitan Retailmart (Metro Departement stor
• PT. Trans Airwayse
• PT. Trans Rekan Media
• PT. Trans Entertainment
• PT. Trans Property (dahulu PT Para Inti Propertindo)
• PT. Para Bandung Propertindo (Bandung supermall)
• PT. Batam Indah Investindo
• PT. Mega Indah Propertindo
• PT. Para Bali Propertindo
• PT. Trans Studio

1. PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Makassar)


2. Trans studio Bandung

Sejarah Trans7

Trans7 berdiri dengan nama TV7 berdasarkan izin dari Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000 yang
sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Kompas Gramedia (KG) dan 12% dimiliki
Bakrie & Brothers (perusahaan konglomerat milik Aburizal Bakrie yang memiliki
antv). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita
14

Negara Nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pada 4 Agustus
2006, Para Group melalui PT Trans Corpora resmi membeli 49% saham PT Duta
Visual Nusantara Tivi Tujuh. Dengan dilakukannya re-launch pada tanggal 15
Desember 2006, tanggal ini ditetapkan sebagai hari lahirnya Trans7. Direktur
Utama Trans7 saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni.

Pergantian nama dan logo

Pada 15 Desember 2006 (bertepatan dengan ulang tahun Trans Corp yang
ke-5), TV7 mengubah logo dan namanya menjadi Trans7 setelah 55% sahamnya
dibeli oleh Trans Corp pada 4 Agustus 2006, yaitu dengan mengubah kata TV
menjadi Trans. Meski perubahan ini terjadi, namanya tetap menggunakan angka 7.
Sejak itu letak logonya pun diubah pula, dari posisi yang biasanya di sudut kiri atas
menjadi sudut kanan atas agar letak logonya sama dengan Trans TV yang letak
logonya selalu di sudut kanan atas.

Menjadi Trans7

Berdasarkan kutipan dari buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak


Singkong , Pada 4 Agustus 2006, Para Group melalui PT Trans Corporaresmi
membeli 55% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Jakob Oetama sebagai
Presiden Direktur Kompas Gramedia juga menyetujui kerjasama dengan Trans TV
karena adanya kesamaan kultur yang dipegang oleh kedua belah pihak, yakni
adanya kesamaan antara visi dan misinya. Proses kerjasama pun berlangsung
dengan cepat yang diikuti oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada hari yang
sama.

Selain itu, melalui kerjasama dengan Trans TV. Manajemen pun secara
langsung diganti. Agung Adiprasetyo yang kini ditunjuk sebagai CEO Kompas
Gramedia pun ditunjuk sebagai Komisaris Trans7 hingga kini. Seiring dengan
berjalannya waktu, Redaksi dan kantor pun secara berangsur - angsur pindah dari
Wisma Dharmala Sakti di Kawasan Soedirman, Jakarta Pusat serta di
Cawang, Jakarta Timur ke Gedung Trans TV. Dengan dilaksanakannya re-launch
pada tanggal 15 Desember 2006 , TV7 resmi berganti nama menjadi Trans7
15

sekaligus menjadikan hari jadi Trans7. Semua Operasional dan Teknisi juga
digabung dengan Trans TV sebagai upaya mengurangi biaya operasional yang
mencapai Rp 15 Milyar per bulan.

Kesuksesan Trans7

Berbeda dengan saat menjadi TV7, Terhitung mulai 2007, keuntungan yang
dicapai Trans7 telah memasuki puncaknya. Bahkan, menurut BukuChairul Tanjung
si Anak Singkong pun, keuntungan Trans7 mampu mengalahkan Trans TV sebagai
saudaranya sendiri. Dan, berkat keuntungannya, Trans7 menyewa gedung sendiri
meski sudah bergabung dengan Trans TV.

Daftar Direktur Utama

1. August Parengkuan 2001-2006

2. Wishnutama 2006-2008

3. Atiek Nurwahyuni 2008 sekarang

Direksi Saat ini

1. Atiek Nurwahyuni : Direktur Utama

2. Wishnutama : Direktur Produksi dan operasional

3. Ch. Suswati Handayani : Direktur Keuangan dan Sumber Daya

Sejarah Trans tv

Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun


televisi swasta Indonesia mulai secara terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh
konglomerat Chairul Tanjung. Dengan motto "Milik Kita Bersama", konsep tayang
stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah
anak perusahaan PT Trans Corpora. Kantor Pusat stasiun ini berada di Studio
TransTV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV
saat ini adalah Wishnutama.
16

Trans TV memperoleh izin siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998


Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung
siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan
Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa
pukul 19.00 WIB malam. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai
diluncurkan diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15
Desember 2001 sejak sekitar pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai siaran
secara resmi.

Daftar direktur utama

1. Ishadi S. K. 1998-2008

2. Wishnutama 2008 sekarang

Direksi saat ini

1. Wishnutama : Direktur Utama

2. Atiek Nurwahyuni : Direktur Penjualan dan Pemasaran

3. Warnedy : Direktur Keuangan dan Sumber Daya

Alasan Konsolidasi Trans TV & TV 7 (Trans 7)

Sejarah Trans Corp dimulai dari perusahaan bernama PT Para Inti


Investindo. Unit usaha Para Group ini pada awalnya memang fokus di bidang
media, gaya hidup, dan bisnis hiburan. Mulai mengudara pada 10 November 2001,
Trans TV menjadi unit bisnis pertama Trans Corp. Untuk mengudara pertama kali,
perusahaan ini membangun stasiun reli di Bandung dan Jakarta. Setelah
berkembang cukup besar dan menguasai industri TV nasional, Trans Corp
kemudian berekspansi dengan membeli 49% saham TV7 pada awal Agustus 2006.
Stasiun televisi yang sebelumnya dikuasai penuh oleh Grup Kompas Gramedia
(KG) ini kemudian berubah nama menjadi Trans7. Dengan membeli TV7, Trans
Corp berusaha mengonsolidasikan dua perusahaan televisi itu sehingga semakin
eksis dan mampu bersaing di industri televisi nasional. Apalagi sebagai televisi
17

yang baru berumur enam tahun, saat itu Trans TV harus melawan dominasi televisi
yang sudah lahir dan besar lebih dahulu, seperti RCTI, SCTV, dan Indosiar.

Agar mampu bersaing, Trans Corp kemudian mengambil strategi dengan


memilih pasar yang selama ini masih belum tergarap dengan baik, yaitu segmen A,
B, dan C. Baik Trans TV maupun Trans7 mencoba mencuwil pasar yang
menginginkan tayangan non-sinetron. Segmen pasar itu juga biasanya lebih
memilih tayangan dengan sajian komedi lebih banyak, variety show, termasuk
sajian budaya dan petualangan seperti program Jelajah dan Jejak Petualang.

Untuk melengkapi bisnis hiburan, Trans Corp kemudian berkongsi dengan


Kalla Group membangun Trans Studio di Makassar. Resmi beroperasi pada 9
September 2009, wahana rekreasi dan permainan dalam ruangan atau indoor ini
diresmikan oleh Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia saat itu yang juga pemilik
Kalla Group. Dengan nama Trans Studio Theme Park, wahana ini berlokasi di
kawasan Tanjung Bunga, dekat Pantai Losari, Makassar. Studio ini memiliki lahan
24 hektare. Chairul membangun wahana ini karena terinspirasi Disneyland dan
Universal Studio di Amerika Serikat. Ongkos membangun Trans Studio ini lebih
dari Rp 1 triliun di tahap awal. Setelah sukses di Makassar, Trans Corp giliran
berekspansi ke Jawa. Kali ini, Bandung yang menjadi pilihan lokasi Trans Studio
yang kedua. Trans Studio di Bandung beroperasi perdana pada 18 Juni 2011. Di
kota kembang tersebut, Trans Studio berdiri di lahan kurang lebih 4 hektare di Jalan
Gatot Subroto, Bandung. Di lokasi yang sama, Trans Corp juga membangun Hotel
Trans dan Ibis Hotel berkapasitas 1.000 kamar.

Untuk membangun Trans Studio di Bandung, perusahaan ini diperkirakan


harus merogoh kocek sekitar Rp 2 triliun. Itu di luar ongkos akuisisi tanah. Selain
Bandung, Trans Studio juga akan membangun 20 wahana lain seperti di Solo dan
Palembang, serta di Jakarta. Ishadi Soetopo Kartosapoetro, Komisaris Trans Corp
membenarkan rencana perusahaannya membuka 20 Trans Studio di berbagai kota
di Tanah Air. "Pembangunan Trans Studio Jakarta ditargetkan mulai tahun depan,"
katanya ke KONTAN, Jumat (4/5). Menurut Ishadi, 20 Trans Studio selesai
18

dibangun dalam kurun empat hingga lima tahun ke depan. Dia menjelaskan, khusus
Trans Studio Jakarta, Trans Corp akan membuat dua macam theme park, yaitu versi
Trans dan versi Marvel. Trans Corp memang telah membeli lisensi tokoh
komik super hero dari Marvel Entertainment. Nantinya pusat hiburan bermain dan
rekreasi tersebut akan ada di dalam satu kawasan kota mandiri yang diberi nama
Trans City.

Konsep kota mandiri sebenarnya bukan yang pertama digarap Trans Corp.
Maklum, perusahaan ini juga mengembangkan proyek serupa di Bandung. Chairul
mengatakan, Trans City akan dibangun di lahan seluas 120 hektare dengan dana
investasi hingga sekitar US$ 2 miliar. Selain Trans Studio, di Trans City tersebut
kelak akan hadir studio televisi, pusat belanja, hotel, perkantoran, dan juga
perumahan. Di bisnis media, Trans Corp juga terus berekspansi dengan membeli
situs berita online Detik.com pada Juni 2011.

Menurut Ishadi, saat ini persaingan industri media sangat ketat sehingga
mau tidak mau pemain bisnis ini harus melakukan konsolidasi. Sejumlah
perusahaan media yang juga melakukan konsolidasi secara cepat adalah MNC
Group milik Hary Tanoesoedibyo maupun Viva Group milik keluarga Bakrie.
Ishadi menambahkan, ke depan, Trans Corp akan berusaha menjadi pemimpin
pasar di industri pertelevisian nasional. "Kami bekerja keras untuk menjadi pemain
nomor satu di pasar TV Tanah Air," ujarnya. Saat ini, Trans TV memiliki pangsa
pasar sebesar 12% hingga 13% dan Trans7 memiliki pangsa sebesar 11% Di sektor
ritel, Trans Corp melalui anak usahanya PT Trans Retail juga telah mengakuisisi
40% saham PT Carrefour Indonesia dengan nilai lebih dari US$ 300 juta pada April
2010.

Dengan akuisisi itu maka Trans Retail menjadi pemegang saham terbesar
Carrefour Indonesia, sedangkan sisanya digenggam oleh Carrefour SA, sebesar
39%, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5%, dan Onesia BV sebesar 11,5%. Ketika
itu Chairul mengungkapkan, proses akuisisi Carrefour Indonesia hanya memakan
waktu selama tiga bulan. Carrefour yang merupakan perusahaan swasta
19

multinasional yang pernah masuk ke dalam 25 besar Fortune Global 500, menurut
Chairul, sangat strategis. Selain telah menjadi perusahaan ritel terbesar di
Indonesia, pertumbuhan ekonomi dan ritel di Indonesia dipercaya akan mendorong
pundi-pundi keuangan perusahaan ini. Selain bisnis hiburan dan ritel, Trans Corp
juga merambah bisnis makanan dan minuman. Di sektor ini, Trans memiliki PT
Trans Coffee dengan merek The Coffee Bean & Tea Leaf dan es krim Baskin-
Robbins. Perusahaan ini juga memiliki lini bisnis properti melalui PT Trans
Property dengan sejumlah proyek di Bandung, Batam, dan Bali. Di
bisnis lifestyle dan jasa perjalanan, Trans memiliki PT Anta Express Tour & Travel
dan PT Trans Fashion. Perusahaan inilah yang membawa merek terkenal seperti
Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Jimmy Choo, dan Mango
ke Indonesia.

Dulu jatuh bangun, kini getol membangun

Di Indonesia, siapa yang tak kenal dengan sosok pengusaha bernama


Chairul Tanjung? Anak seorang wartawan ini sukses membesarkan konglomerasi
CT Corp yang merangsek ke berbagai lini bisnis. Chairul lahir di Jakarta, 16 Juni
1962. Pria yang lebih akrab dikenal dengan panggilan CT itu telah mulai berbisnis
ketika masih kuliah di Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI). Demi
mencukupi biaya kuliahnya, ia mesti berjualan mulai dari buku kuliah, kaos, dan
lainnya di kampus. Setelahnya, ia membuka usaha toko peralatan kedokteran dan
laboratorium di daerah Pasar Senen, Jakarta Pusat. Namun, usaha itu bangkrut.

Setelah jatuh bangun berkali-kali, akhirnya bisnis CT mulai bersinar setelah


ia terjun ke bisnis keuangan. CT mengambil alih Bank Tugu dan mengubahnya
menjadi Bank Mega. Ia mengembangkan bisnis keuangannya dengan mendirikan
sekuritas dan asuransi. Tak hanya itu, CT masuk ke bisnis properti dan kemudian
bisnis media dengan mendirikan Trans TV, serta membeli Trans 7. Ia pun
menyatukan aneka macam bisnisnya itu di bawah bendera Para Group. Di akhir
tahun 2011, dia mengubah nama holding perusahaannya itu menjadi CT Corp.
Perubahan ini seiring dengan peringatan perjalanan bisnis CT yang sudah
20

berlangsung selama 30 tahun. Sebagai pebisnis, CT gemar berekspansi. Lihat saja


bagaimana ia membeli saham berbagai media, kemudian tiba-tiba masuk ke
Carrefour dan terakhir memborong saham Garuda Indonesia. Dengan
kesuksesannya itu, CT mendapat julukan "The Rising Star". Pada 2010,
majalah Forbes pertama kali menobatkannya sebagai salah satu orang terkaya dunia
yang berasal dari Indonesia. Forbes menyatakan bahwa CT berada di urutan ke 937
dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, Forbes kembali
menempatkan CT di peringkat ke-11 orang terkaya di Indonesia. Menurut majalah
itu, total kekayaan CT mencapai US$ 2,1 miliar.

Alasan Konsolidasi Secara Umum :

1. Masalah Kesehatan

2. Masalah Permodalan

3. Masalah Manajemen

4. Teknologi Dan Administrasi

5. Ingin Menguasai Pasar

Alasan lain Konsolidasi

1. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik dalam


ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Sehingga mengurangi resiko perusahaan akibat adanya sebuah produk
baru. Adapun lainnya dengan motif ekspansi yang maksudnya adalah mengurangi
perusahaan pesaing atau dengan tujuan mengurangi daya saing antar perusahaan.

2. Memperkuat pendanaan

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan


ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang
21

memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam


perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah. Dimana nanti ditentukan struktur modal
terbesar ada pada perusahaan dengan modal terbesar yang memiliki mayoritas
kekuasaan badan usaha baru.

3. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan


atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian
pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

4. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas


yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas
dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil. Dimana kita tahu sifat likuiditas perusahaan adalah 2:1
dengan total hutang perusahaan. Dimana sewaktu-waktu perusahaan mengalami
kondisi pailit maka total asset mereka dapat menutup segala hutang mereka.

Biro Trans Corp

Surabaya, Jawa Timur

Pada 19 Desember 2011, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub) Saifullah


Yusuf meresmikan Kantor Trans Corp Biro Surabaya di Jalan Jimerto No 17
A, Surabaya. Kantor ini akan menjadi tempat perwakilan bagi Trans
TV, Trans7 dan DetikCom biro Surabaya.
22

Bandung, Jawa Barat

Pada 1 Februari 2012, Walikota Bandung Dada Rosada meresmikan


Kantor Trans Corp Biro Bandung di Jalan Lombok no. 33, Bandung. Kantor ini
akan menjadi tempat perwakilan bagi Trans TV,Trans7 dan DetikCom biro
Bandung.

Palembang, Sumatera Selatan

Pada 1 Mei 2012, Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra meresmikan
Kantor Trans Corp Biro Palembang di Jalan Angkatan 45, Palembang. Kantor ini
menjadi tempat perwakilan bagi Trans TV, Trans7 dan DetikCom biro palembang.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang


wajar posisi keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu perusahaan induk dan
perusahaan anak. Laporan keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan
penjumlahan akun-akun laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak.
Jumlah resiprokal dieliminasi, dan hanya jumlah nonresiprokal yang digabung dan
dimasukkan dalam laporan konsolidasi. Akun investasi pada perusahaan anak dan
ekuitas pemegang saham perusahaan anak dieliminasi dalam penyiapan laporan
keuangan konsolidasi karena akun-akun tersebut resiprokal, keduanya mewakili
aktiva bersih perusahaan anak. Transaksi-transaksi penjualan, peminjaman, dan
sewa guna usaha antara perusahaan induk dan perusahaan anak juga mengakibatkan
jumlah resiprokal yang harus dieliminasi dalam proses konsolidasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Beams, Floyd A and Amir Abadi Jusuf. 2004. Akuntansi Keuangan Lanjutan di

Indonesia, Buku Satu Edisi Revisi. Salemba Empat: Jakarta.

Beams, Floyd A, John A. Brozovsky, dan Craig D. Shoulders. 2000. Akuntansi

Lanjutan Edisi Tujuh. Terjemahan oleh Kaharudin. 2002. Jakarta: PT

Prehallindo.

Baker, Richard E. Valdean C. Lembke, dan Thomas E. King. 2010. Akuntansi

Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia). Terjemahan oleh Amir A.

Yusuf, Sylvia Veronica, Etty R. Wulandari dan Dwi Martani. 2013. Jakarta:

Salemba empat

Beams, Floyd A., Advanced Accounting, Fifth Edition, New Jersey, Prentice Hall
Inc., 1992.
http://fredysetyawan17.blogspot.com/2013/06/konsolidasi-
peleburankonsolidasiadalah.html

24

Anda mungkin juga menyukai