Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESSENSIAL LAVENDER TERHADAP

PENURUNAN STRESS PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Ernawati¹, Elvira Trista Subroto², Sri Dewi Musa³, Fitriani4

¹
Mahasiswa Akademi Keperawatan Makassar (YAPMA)
2
Mahasiswa Akademi Keperawatan Makassar (YAPMA)
3
Mahasiswa Akademi Keperawatan Makassar (YAPMA)
4
Mahasiswa Akademi Keperawatan Makassar (YAPMA)

ABSTRAK

Pendahuluan : Diabetes mellitus merupakan penyakit degenerative yang telah meningkat dari
tahun ke tahun dimana kondisi kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal. Hal ini
disebabkan karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin secara adekuat yang berhubungan
dengan langsung dengan gaya hidup, kurang aktivitas, dan stress. Stres merupakan perasaan
yang diciptakan ketika seseorang bereaksi terhadap peristiwa tertentu. Tujuan : Dengan
melakukan pemberian aromaterapi minyak essensial lavender dapat menurunkan stress pada
pasien diabetes mellitus. Metode : Penelitian ini mengeksplorasi bukti yang dipublikasikan
dalam data elektronik database google scholar. Dengan menggunakan strategi pencarian, kami
mendapatkan 4 artikel yang kemudian penyusun melakukan eliminasi pada 4 artikel karena
dianggap tidak sesuai dengan data yang signifikan. Dalam 4 artikel satu studi dimasukkan dalam
analisis terakhir. Hasil : kami dapat melihat efek yang signifikan dalam penurunan stress setalah
pasien diberikan aromaterapi minyak esensial lavender. Kesimpulan : Dari hasil dapat
disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi minyak esensial dapat menurunkan stress pada
pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus. Petugas kesehatan dapat berpartisipasi dalam
pemberian aromaterapi ini.

Kata kunci: Diabetes mellitus, stress, aromaterapi lavender

ABSTRACT
Introduction: Diabetes mellitus is a degenerative disease that has increased from
year to year where the condition of glucose levels in the blood exceeds normal
limits. This is because the body cannot release insulin adequately which is directly
related to lifestyle, lack of activity, and stress. Stress is a feeling that is created
when someone reacts to certain events. Purpose: By giving aromatherapy lavender
essential oil can reduce stress in patients with diabetes mellitus. Method: This
study explores the evidence published in the google scholar electronic database
data. By using a search strategy, we obtained 4 articles which the authors then
eliminated 4 articles because they were deemed incompatible with significant data.
In 4 articles one study was included in the final analysis. Results: We were able to
see a significant effect in reducing stress after patients were given aromatherapy
lavender essential oil. Conclusion: From the results it can be concluded that the
administration of aromatherapy essential oils can reduce stress in patients
suffering from diabetes mellitus. Health workers can participate in giving this
aromatherapy.
Keywords: Diabetes mellitus, stress, lavender aromatherapy

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit tertua yang dikenal dengan sebutan penyakit
kencing manis berasal dari bahasa yunani yang terbagi menjadi dua kata yaitu diabetes yang
artinya pancuran sedangkan mellitus artinya madu atau gula yang mengganggu produksi insulin
secara normal dan juga merupakan penyakit multisystem (Mulyanti, Musthapa, & Aisyah, 2010)
Angka prevalensi Diabetes mellitus di dunia menurut data World Health Organization
(WHO) pada tahun 2014 ditemukan data penyandang Diabetes mellitus sebanyak 422 juta jiwa
dan merupakan penyebab utama kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, bahkan stroke,.
Diabetes mellitus akan menjadi 7 penyebab utama kematian pada tahun 2030. (Allorerung,
Sekeon, & Joseph, 2016)
Dikawasan Asia Tenggara pada tahun 2015, ditemukan data penyandang Diabetes
mellitus sebanyak 415 juta jiwa dengan kenaikan sebanyak 4 kali lipat dari 108 juta jiwa dan
diperkirakan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2040 dengan jumlah menjadi 642 juta jiwa
(Bhatia, Dash, & Sunyoto, 2013). Di Negara berkembang khususnya Indonesia penyandang
Diabetes mellitus sekitar 8,4 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa
(Anani, 2012). Dan untuk prevalensi di provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010 penyebab
kematian tertinggi penyakit tidak menular adalah Diabetes mellitus sebesar 41,56%. (Haskas,
2018)
Stress merupakan keadaan fisik, kimiawi, atau emosional yang dapat menyebabkan
kegelisahan tubuh atau mental yang bisa menjadi salah satu factor penyebab penyakit.
Penanganan stress dapat dilakukan dalam dua kategori yaitu upaya secara farmakologi dan
secara non farmakologi. untuk upaya farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan obat
antidepresan atau obat tablet yang mengandung fluoxetin 10 mg/20 mg, dan setralin 50 mg
dalam dosis tunggal atau terbagi maksimum bila saat dibutuhkan (Prasetyaningrum &
Advistasari, 2016). Keuntungan obat antidepresan ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi
secara spesifik mampu menghambat reuptake serotonin didalam otak (Interaksi & Depresi,
2020). Kerugian dari obat antidepresan yaitu memiliki efek samping yang dapat merugikan
tubuh diantaranya gangguan pencernaan dan kardiovaskuler. Obat antidepresan dapat
mengakibatkan kondisi yang lebih buruk pada lansia karena pada usia lanjut terjadi penurunan
fungsi ginjal dan hepar (Prasetyaningrum & Advistasari, 2016).
Selain itu, adapun upaya non farmakologi dilakukan dengan cara menghirup
aromaterapi minyak esensial lavender yang berbau harum dari tumbuhan dapat mengurangi
masalah kesehatan bahkan bisa memperbaiki kualitas hidup yang secara langsung berpengaruh
pada otak dan potensi gelombang alfa meningkat terhadap kepala bagian belakang yang
berkaitan dengan relaksasi. Tubuh dikatakan dalam keadaan relaksasi apabila otot-otot di
tubuh dalam keadaan tidak tegang. Aromaterapi minyak esensial dapat kita lakukan pada saat
beristirahat dengan menggunakan teknik inhalasi (dihirup), Dalam sehari kita bisa mencium
kurang lebih 23.040 kali. Selain itu, beberapa tetes aromaterapi minyak esensial dapat
memberikan efek relaksasi, memperbaiki mood, dan tentunya dapat digunakan untuk
manajemen stress. (Priastana, Agustini, & Kio, 2016)

Namun, menurut penelitian minyak lavender tidak memiliki efek samping yang
merugikan, yang ada hanya akan memberikan efek relaksasi dan efek sedasi yang cukup baik
untuk menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%. (Presilia Icca, 2015)

TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi minyak essensial terhadap
penurunan stress pada penderita Diabetes mellitus

METODE DALAM PENCARIAN ARTIKEL

Tinjauan literatur dilakukan melalui penelusuran hasil-hasil publikasi ilmiah pada


rentang tahun 2010-2019 dengan menggunakan database google scholar dengan memasukkan
keyword 1 “Diabetes” ditemukan 35.500 artikel, dan keyword 2 “Stress” ditemukan 69.900
artikel. Setelah dilakukan pencarian artikel, selanjutnya dilakukan pencarian jurnal tentang
Minyak Essensial dengan jumlah prevalensi 8.340 artikel yang ditemukan. Pembatasan jumlah
artikel LIMIT to date (after 2010) ditemukan 4 artikel. Kemudian penyusun melakukan eliminasi
pada 4 artikel karena dianggap tidak sesuai dengan data yang diinginkan. Sehingga
menghasilkan 1 artikel terakhir untuk di review.

PEMBAHASAN DAN HASIL


DIABETES

Dalam kamus oxvord Diabetes adalah gangguan metabolisme tubuh berupa hilangnya
toleransi karbohidrat yang berkembang secara klinis ditandai dengan peningkatan dalam buang
air kecil yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu diabetes mellitus akibat gangguan pada system
metabolisme dan diabetes insipidus yaitu karena disfungsi hipofisis. (mitra analava, 2008)

Menurut American Diabetes Association (ADA), bahwa factor yang tidak bisa diubah
yaitu keluarga dengan DM (first degree relative), umur > 45 tahun, riwayat melahirkan dengan
berat badab lahir bayi > 4.000 gr atau memiliki riwayat DM gestasional. Obesitas juga
merupakan factor resiko dari diabetes mellitus dengan IMT < 25 kg/m2. Dengan lingkar perut >
80 pada wanita dan 90 cm pada pria. Kurangnya aktivitas fisik dan diet tidak sehat adalah
contoh lain dari factor resiko diabetes. Yang diketahui dari diabetes mellitus dapat dibedakan
menjadi dua yaitu akut dan kronik. Gejala akut diabetes mellitus itu sendiri adalah banyak
makan, banyak minum, sering kencing pada malam hari, nafsu makan bertambah, berat badan
menurun, dan mudah lelah. Sedangkan gejala kronik dari diabetes mellitus yaitu kesemutan,
rasa kebas dikulit, mudah ngantuk, mudah lelah, pandangan mulai kabur, gigi goyang dan
mudah lepas. Penurunan kemampuan seksual, keguguran pada ibu hamil, dan berat bayi lahir
lebih dari 4 kg.
Banyak perubahan yang harus terjadi di kehidupan penderita diabetes mellitus misalnya lebih
sering melakukan olahraga, mengontrol gula darah, minum obat dan melakukan diet. Dengan
beberapa perubahan tersebut menunjukkan reaksi psikologi yaitu mudah marah, merasa tidak
berguna, cemas dan stress. Stress merupakan gangguan kebutuhan tubuh terhadap respon
berupa fenomena yang tidak dapat dihindari dikehidupn sehari-hari (Bhatt, Saklani, &
Upadhayay, 2016)

STRESS DAN DIABETES

Setiap individu akan mengalami stress yang berdampak pada psikologi, social, fisik,
intelektual, dan spiritual. Keseimbangan fisiologis juga akan terganggu, akibat seseorang
mengalami stress. Perasaan negatif atau destruktif akan timbul akibat dari stress tersebut yang
berdampak pada diri sendiri dan orang lain. Peningkatan pelepasan kortisol atau hormone
stress dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk penanganan pasien stress berhubungan dengan diabetes mellitus adalah dengan
melibatkan dukungan keluarga. Terdapat dalam sebuah studi 77% pasien membutuhkan
dukungan dari keluarga (Dwiyanti, 2008)

Penderita Diabetes melitus akan mengalami kualitas hidup kurang baik karena
mengalami presepsi terhadap penyakit yang dideritanya sehingga tidak terjadi peningkatan
dalam proses penyembuhan (Zainuddin, Utomo, & Herlina, 2015). Hal tersebut menyebabkan
penderita merasa putus asa, marah, malu dan tidak memedulikan kesehatanya lagi. resiko
penyakit diabetes melitus dapat mengalami ketidakmampuan secara fisik, psikologis, dan sosial
yang berdampak pada kualitas hidup penderita. Hasil analisa dari hubungan stress dengan
kualitas hidup penyandang diabetes melitus menunjukan peningkatan kadar gula darah yang
tidak terkontrol dapat mengganggu kesejahteraan psikologis apabila kondisi stress semakin
tinggi akibat pelepasan hormone stress atau kartisol. (Zainuddin et al., 2015)
STRESS DAN MINYAK ESSENSIAL LAVENDER

Minyak lavender merupakan salah satu aroma terapi yang terkenal memiliki efek
menenangkan. Kandungan utama dari bunga lavender adalah linaly asetat dan linalool. Minyak
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini adalah kandungan linalool yang digunakan secara
inhalasi (dihirup) ataupun dengan tekhnik pemijatan pada kulit. Setelah dilakukan penelitian
dari 100gr bunga lavender terdapat kandungan minyak essensial sebanyak (1-3%)
,Champhene(0,06%),Betamyrence(5,33%),cineol(0,51%),geranylacetate(2,14%),pcmeme(0,3%),
alpha-phinene(0,22%), terpinen-4-ol(4,64%), dan caryophyllene(7,55%). Dapat disimpulkan
bahwa kandungan bunga lavender tersebut adalah linalyl asetat dan linalool yang memberikan
efek relaksasi. Minyak essensial aromateraphy yang sekarang banyak digunakan dengan cara
dihirup adalah minyak lavender dengan kandungan linalool. Pada saat dihirup komponen dari
linalool akan masuk ke dalam bulbus olfactory lalu menuju ke limbic system pada otak. System
limbic merupakan pusat berbagai perasaan seperti marah, nyeri, takut, senang, depresi dan
emosi. Minyak lavender berwarna kuning pucat dan jernih dengan bau wangi yang sangat khas
yang dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stress. (Dewi,
2013)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil Literatur Review yang dilakukan oleh peneliti bahwa pemberian minyak
esensial lavender dapat menurunkan stress pada pasien Diabetes mellitus. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Surwit et al, 2002) dengan judul “Penurunan tingkatan
stress pada penderita diabetes mellitus” dengan melakukan penelitian menggunakan
aromaterapi minyak esensial lavender yang di lakukan di RSUD TASIKMALAYA dengan jumlah
sampel 50 orang dengan menggunakan metode penelitian Quasi Eksperiment pre and post-test
with control group design. Dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan probality sampling,
sampel dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang memiliki peningkatan stress.
Hasil uji univariat dengan uji normalitas di dapatkan nilai p 0,200 berarti ada pengaruh
pemberian aromaterapi minyak esensial yang signifikan terhadap penurunan stress pada pasien
diabetes mellitus.
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan intervensi terapi minyak essensial lavender terdapat penurunan


tingkat stress pada pasien yang menderita penyakit Diabetes mellitus. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan antara tingkat stress sebelum dan sesudah diberikan minyak essensial dari
bunga lavender.

Diharapkan kepada penderita penyakit Diabetes mellitus agar menggunakan terapi


aroma minyak essensial lavender untuk penurunan tingkat stress khususnya pada lansia. Selain
itu untuk tenaga kesehatan diharapkan agar menganjurkan dan memfasilitasi mereka dalam
melakukan terapi aroma minyak essensial dari bunga lavender untuk penurunan tingkat stress,
peningkatan relaksasi, serta adanya perbaikan mood.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak yang terkait dalam hal ini kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan
doa restu. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada pihak Institusi Akademi Keperawatan
Makassar dalam hal ini Direktur Akademi Keperawatan Makassar, dosen dan staf, serta kepada
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam pembuatan artikel ilmiah ini
sehingga bisa diselesaikan sesuai dengan mengacu kepada standarisasi artikel ilmiah jenis
Literatur review.

DAFTAR PUSTAKA

Allorerung, D., Sekeon, S., & Joseph, W. (2016). Hubungan antara Umur, Jenis Kelamin, Tingkat
Pendidikan dengan Kejadian DM tipe 2 di Puskemas Ranotana Weru Kota Manado tahun 2016. J
Kesehatan Masyarakat, 2(1), 1–8.

Anani, S. (2012). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Diabetes dan Kadar Glukosa Darah Pasien
Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi Kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2).

Bhatia, R., Dash, A. P., & Sunyoto, T. (2013). Asia Tenggara (Vol. 2, pp. 23–27). Vol. 2, pp. 23–27.

Bhatt, H., Saklani, S., & Upadhayay, K. (2016). Anti-oxidant and anti-diabetic activities of ethanolic
extract of Primula Denticulata Flowers. Indonesian Journal of Pharmacy, 27(2), 74–79.
https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm27iss2pp74
Dewi, a. P. (2013). Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. E-Jurnal Medika Udayana, 2(1), 21–
53. Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4871/3657

Dwiyanti (2008). (2008). pengaruh stres pada kesehatan jaringan periodontal. Cell, 151(4), 1–46.
https://doi.org/10.1016/j.cell.2009.01.043

Haskas, Y. (2018). Pelatihan Pengelolaan Makan Dengan 3J Pada Penderita Dm Beserta Keluarganya Di
Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Jurnal Dedikasi Masyarakat, Vol. 2, p. 11.
https://doi.org/10.31850/jdm.v2i1.358

Interaksi, A. P., & Depresi, A. (2020). Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan sebanyak 116 pasien
dengan diagnosa gangguan depresi berat yang memenuhi kriteria inklusi . Berdasarkan kategori
usia diketahui bahwa pasien depresi paling banyak pada kelompok usia 25-33 tahun sebanyak. 32–
37.

mitra analava. (2008). Diabetes Dan Stres : Suatu Tinjauan PENGANTAR Definisi Stres dan Stresor Definisi
Diabetes · Infeksi virus Gangguan memori Menurut Occupational Stress Research Institute , stres
biaya industri AS sekitar $ 150 miliar per tahun . Masalah saat tidur Gejala. 2(2), 131–135.

Mulyanti, S., Musthapa, I., & Aisyah, S. (2010). ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT
SEKUNDER DARI FRAKSI AKTIF ANTIDIABETES DAGING BUAH PARIA (Momordica charantia Linn.).
Jurnal Sains Dan Teknologi Kimia, 1(2), 1–9.

Prasetyaningrum, E., & Advistasari, Y. D. (2016). Obat Fluoxetin Dan Sertralin Pasien Depresi Berat. 38–
42.

Presilia Icca. (2015). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Depresi Lansia Komunitas Senam Tera Di
Malang. 12.

Priastana, I. K. A., Agustini, I. G. A. R., & Kio, A. L. (2016). The Correlation Between Spiritual Well-Being
and Depression Level in Elderly. NurseLine Journal, 1(2), 184–189. Retrieved from
http://jurnal.unej.ac.id/index.php/NLJ/article/view/4896

Zainuddin, M., Utomo, W., & Herlina. (2015). Hubungan Stres dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Vol. 2,
pp. 890–898. Retrieved from https://www.neliti.com/publications/188387/hubungan-stres-
dengan-kualitas-hidup-penderita-diabetes-mellitus-tipe-2

Anda mungkin juga menyukai