DISUSUN OLEH :
NIM : 029STYC 17
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
KONSEP TEORI...........................................................................................................3
1. Pengertian..........................................................................................................3
2. Epidemiologi......................................................................................................3
3. Etiologi...............................................................................................................3
4. patofiologi..........................................................................................................4
5. Klasifikasi..........................................................................................................9
6. Gejala klinis.....................................................................................................11
7. Pemeriksaan diagnostik / penunjang............................................................11
8. Therapy............................................................................................................12
9. OBAT-OBATAN............................................................................................12
BAB III........................................................................................................................14
ASUHAN DASAR KEPERAWATAN.......................................................................14
A. Pengkajian........................................................................................................14
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul............................................19
C. Rencana Tindakan..........................................................................................20
D. IMPLEMENTASI..........................................................................................25
E. EVALUASI......................................................................................................25
BAB IV........................................................................................................................28
PENUTUP...................................................................................................................28
ii
A. KESIMPULAN...............................................................................................28
Daftar Pustaka..............................................................................................................29
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Apa saja anatomi asma ?
2. Apa saja klasifikasi asma?
3. Apa etiologi asma?
4. Bagaimana patofisiologi asma ?
5. Apa saja tanda dan gejala asma?
6. Apa manifestasi klinis dari asma ?
7. Bagaiman pemeriksaan penunjang asma?
8. Apa saja therapy yang di berikan pada pasien asma ?
9. Apa saja obat-obatan asma ?
1
10. Bagaimana proses keperawatan yang sesuai pada asma?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Apa definisi dari Asma
2. Untuk memahami anatomi Asma
3. Untuk memahami klasifikasi Untuk mengetahui etiologi asma
4. Untuk memahami patofisiologi asma
5. Untuk mengetahui saja tanda dan gejala asma
6. Untuk mngetahui Apa manifestasi klinis dari asma
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang asma
8. Untuk mengetahui apa saja therapy yang diberikan pada pasien asma
9. Untuk mengetahui apa saja obat-obatan yang perlu diberikan pada pasien
asma.
10. Untuk proses keperawatan yang sesuai pada asma
2
BAB II
KONSEP TEORI
1. Pengertian
2. Epidemiologi
3. Etiologi
a.Alergen utama : debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan
b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan
c.Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
d. Perubahan cuaca yang ekstrim
3
e.Kegiatan jasmani yang berlebihan
f. Lingkungan kerja
g. Obat-obatan
h. Emosi
i. Lain-lain seperti refluks gastro esophagus
4. patofiologi
a. Asma bronchiale tipe atopik (ekstrinsik)
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada
dalam jaringan dan basifil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini
dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya
memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil ,makrofag dan trombosit
juga memiliki resepotor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah.
Orangyang sudah memiliki sel-sel mastosit dan basofil dengan IgE
pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala.Orang tersebut
sudah dianggap desentisasi atau baru menjadi rentan.
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih
dengan allergen yang sama ,allergen yang masuk tubuh akan diikat oleh
IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil.Ikatan
tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi
perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
4
Eosinofil Chemotactic Factor A(ECF-A), Neutrophil Chemotactic
Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang segera terlihat oleh
mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
5
Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan
menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA
axis.HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropik
hormone (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah akan mensupresi
immunoglobin A (IgA) . Penurunan IgA menyebabkan kemampuan
untuk melisis sel radang menurun yang direspon tubuh sebagai suatu
bentuk inflamasi pada bronkus sehingga menimbulkan asma bronkiale.
6
Penyebab:
-Alergen
-Non allergen/idiopatik:
Common cold,infeksi
traktus respiratorius,emosi, Kontak terhadap tubuh
latihan, dehidrasi,iritan non
spesifik
mukosa yang
banyak
7
Bersihan jalan
Resiko
nafas tidak
tinggi
efektif
infeksi
Pola nafas
usah makan Kerusakan
tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Resti istirahat
perubahan dan tidur
nutrisi
kurang dari
kebutuhan Cemas
tubuh
Usaha nafas meningkat
Kelemahan fisik
Intoleransi
aktivitas
8
Dari pohon masalah diatas masalah keperawatan yang mungkin muncul :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi mukus yang meningkat
b. Pola nafas tidak efektif b/d bronkospasme
c. Kerusakan pertukaran gas b/d ketidaksamaan ventilasi dan perfusi
d. Cemas b/d ancaman kematian
e. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
f. Gangguan istirahat dan tidur b/d sesak nafas
g. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
sesak nafas
h. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
i. Resiko tinggi infeksi b/d produksi mukus yang meningkat
5. Klasifikasi
-Serangan singkat
-Fungsi paru
asimtomatik dan
normal luar serangan
PERSISTEN -Gejala >1x minggu > 2 kali APE > 80 %
9
RINGAN tapi <1x / hari seminggu Normal
Mingguan
-Serangan dapat
mengganggu
aktivitas dan tidur
-Serangan 2x / minggu,
bisa berhari-hari
PERSISTEN -Gejala terus menerus Sering APE < 80%
BERAT
-Aktivitas fisik Normal
Kontinu
terbatas
-Sering serangan
6. Gejala klinis
10
a. Batuk berdahak .
b. Dispnea – pernafasan labored
c. Mengi , dengan makin besarnya obstruksi mengi dapat hilang yang
sering menjadi pertanda bahaya gagal nafas.
d. Pernafasan lambat : lebih susah dan panjang dibandingkan inspirasi.
e. Retraksi otot-otot bantu pernafasan.
f. Berkeringat
g. Takikardia.
h. Pelebaran tekanan nadi
i. Pembesaran vena leher.
j. Auskultasi suara nafas : wheezing (+)
7. Pemeriksaan diagnostik / penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
-Gambaran darah tepi: Menunjukkan leukositosis (15.000 –
40.000/mm3 )
-Analisa gas darah : Menunjukkan asidosis metabolik dengan
atau tanpa retensi
CO2.
o -darah (terutama eosinofil, Ig E total, Ig E spesifik)
o -sputum(eosinofil,spiral Curshman, kristal Charcot –
Leyden).
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto Thoraks : Menunjukkan terdapat bercak- bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus.
c. Lain –Lain
Tes fungsi paru : Untuk mengetahui fungsi paru , menetapkan
luas beratnya penyakit , mendiagnosis keadaan .
Spirometri statik : Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
8. Therapy
11
Prinsip-prinsip penatalaksanaan asma bronkial:
a. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan :
b. Saatnya serangan
c. Obat-obatan yang telah diberikan (macam obatnya dan dosisnya)
d. Pemberian obat bronchodilator
e. Penilaian terhadap perbaikan serangan
f. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid
g. Setelah serangan mereda :
h. Cari faktor penyebab
i. Modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya
9. OBAT-OBATAN
a. Bronchodilator
Tidak digunakan alat-alat bronchodilator secara oral, tetapi
dipakai secara inhalasi atau parenteral. Jika sebelumnya telah
digunakan obat golongan simpatomimetik, maka sebaiknya diberikan
aminofilin secara parenteral sebab mekanisme yang berlainan,
demikian sebaliknya, bila sebelumnya telah digunakan obat golongan
Teofilin oral maka sebaiknya diberikan obat golongan simpatomimetik
secara aerosol atau parenteral.
Obat-obat bronchodilator golongan simpatomimetik bentuk
selektif terhadap adreno reseptor (Orsiprendlin, Salbutamol,
Terbutalin, Ispenturin, Fenoterol ) mempunyai sifat lebih efektif dan
masa kerja lebih lama serta efek samping kecil dibandingkan dengan
bentuk non selektif (Adrenalin, Efedrin, Isoprendlin)
Obat-obat Bronkhodilatator serta aerosol bekerja lebih cepat dan
efek samping sistemik lebih kecil. Baik digunakan untuk sesak
nafas berat pada anak-anak dan dewasa. Mula-mua diberikan 2
sedotan dari suatu metered aerosol defire ( Afulpen metered
aerosol ). Jika menunjukkan perbaikan dapat diulang tiap 4 jam,
12
jika tidak ada perbaikan sampai 10 - 15 menit berikan aminofilin
intravena.
Obat-obat Bronkhodilatator Simpatomimetik memberi efek
samping takhikardi, penggunaan perentral pada orang tua harus
hati-hati, berbahaya pada penyakit hipertensi, kardiovaskuler dan
serebrovaskuler. Pada dewasa dicoba dengan 0,3 ml larutan
epineprin 1 : 1000 secara subkutan. Anak-anak 0.01mg / kg BB
subkutan (1mg per mil ) dapat diulang tiap 30 menit untuk 2 - 3 x
tergantung kebutuhan.
Pemberian Aminophilin secara intrvena dosis awal 5 - 6 mg/kg BB
dewasa/anak-anak, disuntikan perlahan-lahan dalam 5 - 10 menit.
untuk dosis penunjang 0,9 mg/kg BB/jam secara infus. Efek
samping TD menurun bila tidak perlahan-lahan.
b. Kortikosteroid
Jika pemberian obat-obat bronkhodilatator tidak menunjukkan
perbaikan, dilanjutkan dengan pengobatan kortikosteroid . 200 mg
hidrokortison atau dengan dosis 3 - 4 mg/kg BB intravena sebagai
dosis permulaan dapat diulang 2 - 4 jam secara parenteral sampai
serangan akut terkontrol, dengan diikuti pemberian 30 - 60 mg
prednison atau dengan dosis 1 - 2 mg/kg BB/hari secara oral dalam
dosis terbagi, kemudian dosis dikurangi secara bertahap.
c. Pemberian Oksigen
Melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran O2 2-4 liter/menit dan
dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban. Obat Ekspektoran
seperti Gliserolguayakolat dapat juga digunakan untuk memperbaiki
dehidrasi, maka intik cairan peroral dan infus harus cukup, sesuai
dengan prinsip rehidrasi, antibiotik diberikan bila ada infeksi.
13
BAB III
A. Pengkajian
1. Data biologis
a. Umur
Umur merupakan salah satu faktor mempengaruhi tekana darah,
semakin tua seseorang maka semakin beresiko terserang asma
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tekanan
c. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung juga mempengaruhi
…….
2. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan dan yang
paling sering mengganggu pasien pada saat itu. Keluhan utama pasien
dijadikan sebagai acuan dalam menggali informasi lebih dalam,
melakukan pemeriksaan, dan pemberian tindakan. Misalnya kasus
dengan hipertensi.
3. Keluhan sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan.
4. Riwayat penyakit sekarang
Ditanyakan adalah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan
kapan terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta
mencari penyakit relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik
(hipertensi, diabetes mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi,
riwayat pengobatan.
5. Riwayat penyakit dahulu
14
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit
keturunan dari pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi,dll) atau
riwayat penyakit yang menular.
6. Pemeriksan fisik head to toe
a. Head to toe (dari kepala sampai dengan kaki)
Dari pemeriksaan head to toe didapatkan data pada
pemeriksaan mata, konjungtiva anemis, terdapat lingkaran hitam
dimata, mata sayu. pada kepala tidak ada lesi dan berbentuk
mesochepal. Pada pemeriksaan hidung tidak terdapat polip. Pada
telinga terdapat sedikit serumen, bibir kering. Leher tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan dada, yaitu dada simetris,
getaran dinding kana dan kiri sama, sura sonor, tidak terdapat ronchi.
Pada abdomen bentuk perut datar, tidak ada nyeri tekan. Pada
genetalia tidak terdapat gangguan berkemih, pada ekstremitas atas
terpasang infus dan pada ekstremitas bawah tidak terdapa oedema.
7. Konsep Viginia Henderson
15
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi
pengeluaran.
4) Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan
tubuh, miring, dan bersandar.
5) Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang
baik dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
6) Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian
yang tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk
memakainya.
7) Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui piosiologi panas dan bisa mendorong
kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan
mengubah temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau
dengan memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi
aktifitasnya.
8) Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep
konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk
menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap
bersih baik fisik maupun jiwanya
9) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang
timbul yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak
merasa nyaman dan aman.
10) Berkomunikasi
16
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah
dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam
memajukan kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan
dirinya sendiri, juga mampu menciptakan lingkungan yang
teraupeutik.
11) Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa
kepercayaan, keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap
upaya penyembuhan.
12) Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi
terhadap kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa
menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja
13) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan
penyakit.
14) Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat
dan mengikuti rencana terapi yang diberikan.
8. Analisa data
17
whezzing atau Edema muskus
ronchi
2. Klien terlihat
gelisah Spasme otot polos
3. Sianosis sekresi kelenjar
4. Bunyi nafas bronkus meningkat
menurun
Obstruksi proksimal
dari bronkus pada
tahap ekspirasi dan
inspirasi
Muskus berlebih
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
18
dan ekspirasi efektif
menurun
Intoleransi aktifitas
19
C. Rencana Tindakan
Pemantauan respirasi
13. Monitor frekuensi irama
20
kedalaman dan upaya nafas
14. Monitor pola nafas
15. Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
16. Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
17. Auskultasi bunyi nafas.
21
oksigen.
Pemantauan respirasi
12. Monitor frekuensi irama
kedalaman dan upaya nafas
13. Monitor pola nafas
14. Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
15. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru.
16. Auskultasi bunyi nafas.
22
mengatakan KE: 2. Monitor kelelahan fisik dan
badan lemah, os emosional
-Pasien dapat dan mau
mengatakan 3. Monitor pola tidur dan jam
melakukan aktivitas sesuai
nafas tidur
kemampuannya
sesak,berkeringat 4. Sediakan posisi yang
-Tanda tanda vital dalam nyaman dan rendah
batas normal stimulus
5. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan aktif
6. Anjurkan tirah baring
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang meningkatkan
asupan makanan.
Terapi aktifitas
1. Identifikasi tingkat aktifitas
2. Identifikasi sumber daya
untuk aktifitas yang
diinginkan
3. Fasilitas focus
kemampuan, bukan deficit
yang dialami
4. fasilitasi makna aktifitas
yang dipilih
5. Jelaskan metode aktifitas
fisik sehari-hari
6. Ajarkan cara melakukan
aktifitas yang dipilih
7. Anjurkan melakukan
aktifitas fisik, sosial,
spiritual kongnitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan.
8. Kolaborasi dengan terapi
okupasi dalam
merncanakan dan monitor
program aktivitas, jika
sesuai.
23
D. IMPLEMENTASI
Pada implementasi perawat melakukan tindakan berdasarkan perencanaan
mengenai diagnose yang telah dibuat sebelumnya.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa data, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan
(Ignatavicius & Bayne, 1994).
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai
tujuan yang ditetapkan).
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami
kesulitan untuk mencapai tujuan).
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (Iyer et al., 1996).
24
PlanOf Care ( rencana asuhan) Hasil dan tindakan yang
direncanakan
Implementation Tindakan yang
(implementasi) diimplementasikan
Evaluation (evaluasi) Respon klien terhadap
tindakan /hasil
Revision (revisi) Perubahan rencana saat
diperlukan
Evaluasi ditulis setiap kali setelah semua tindakan dilakuakan
terhadap pasien. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 yaitu SOAPIER atau
SOAP :
S Subyektif Hasil pemeriksaan terahir yang dikeluka
oleh pasien biasanya biasanya data ini
berubungan dengan kriteria hasil
O Obyektif Hasil pemerikasaan terakhir yang
dilakukan oleh perawat biasanya data ini
juga berhubungan dengan kriteria hasil
A Analisia Pada tahap ini dijelaskan apakah masalah
kebutuhan pasien telah telah terpenuhi
atau tidak
P Rencana asuhan Dijelaskan rencana tindakan lanjut yang
akan dilakukan terhadap pasien
I Intervensi Tindakan prawat untuk mengatasi
masalah yang ada
E Evaluasi Evaluasi terhadap tindakan keperawatan
R Revisi
Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian,atau tidak teratasi
adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan
criteria hasil yang telah ditetapkan. Formaat evaluasi menggunakan :
S Subjektif adalah informasi berupa ungkapan yang didapat
dari klien setelah tindakan diberikan
O Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil
pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah tindakan dilakukan
A Analisis adalah membandingkan antara informasi
subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil,
kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi,
teratasi sebagian atau tidak teratasi.
P Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan
dilakukan berdasarkan hasil analisa
25
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas
cabang-cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan .Keadaan
ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran nafas secara periodik dan
reversible akibat bronkospasme. Penyempitan jalan nafas ini disebabkan oleh
bronkospasme, edema mukosa dan hipersekresi mukus yang kental.
26
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif ,dkk (2010) . Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 1.Jakarta :
Media Aesculapius.
Silvia A Price ,(2015) . Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Jilid 2 .Ed 8.
Jakarta : EGC
27