DISUSUN OLEH :
NIM : 050STYC 17
TINJAUAN TEORI
2. Aturan keluarga
a. Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan
zaman, berubah sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas
mengeluarkan pendapat.
b. Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai
perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan
dan pendapat terbatas
3. Perilaku anggota keluarga
a. Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga
memiliki kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi.
Harga diri:percaya diri, mengikat, dan mampu
mengembangkan dirinya.
b. Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak
siap (selalu bergantung), tidak berkembang, harga diri:
kurang percaya diri, ragu-ragu, dan kurang dapat
dukungan untuk mengembangkan.
1.2.4 Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19;
2012) sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik
selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi
pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan
berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik.
Penerima pesan mendengarkan pesn, memberikan umpan
balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal
atau informal. Posisi/ status adalah posisi individu dalam
masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan.
Kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper
power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan
effektif power.
4. Strukur nilai dan norma
a. Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar
atau tidakdapat mempersatukan annggota keluarga.
b. Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
c. Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah
1.2.5 Tipe – tipe Keluarga
Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang
tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja
di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan
sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentuan satu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meningglakan rumah
karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak,
keduanya/slah satu bekerja di rumah
6. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar
rumah.
7. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
8. Commuter Married
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
10. Three Generation: Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
11. Institutional: Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal
dalam suaru panti-panti.
12. Comunal: Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap indivisu adalah menikah
dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried paret and child: Ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anakya di adopsi
15. Cohibing Cauple: Dua orang/ satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa pernikahan.
1.2.6 Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga (Marilyn M.
Friedman, hal 86: 2010)
2. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif
serta memberikan status pada anggota keluarga (Marilyn M.
Friedman, hal 86: 2010)
3. Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
(Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
4. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi
efektifnya (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya
WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I
tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan
sistem kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala hipertrofi
kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala kerusakan atau gangguan
dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala –
gejala yang jelas dari kerusakan dan gangguan faal dari target organ.
Sedangkan JVC VII, Klasifikasi hipertensi adalah :
Kategori Tenganan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi:
Stage I (Ringan) 140-159 90-90
Stage II (Sedang) 160-179 100-109
Stage III (Berat) 180-209 110-120
Klasifikasi lain diutarakan oleh Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes,
2007), mengklasifikasikan tekanan darah tinggi menjadi 4 tingkatan yaitu
normal (SBP = Sistole Blood Pressure < 120 mm Hg dan Distole Blood
Pressure = DBP < 80 mm Hg), pra hipertensi (SBP 120-139 mm Hg dan DBP
80-89 mm Hg), hipertensi tahap 1 (SBP 140-159 mm Hg dan DBP 90-99 mm
Hg) dan hipertensi tahap 2 (SBP >= 160 dan DBP >= 100. mm Hg.)
Pada hipertensi krisis dibagi lagi menjadi 2, menurut melalui TIM POKJA
RS Harapan Kita (2003:63) yaitu: hipertensi emergensi akut, membahayakan
jiwa, hal ini terjadi karena disfungsi atau kerusakan organ target. Yang kedua
adalah hipertensi urgensi yaitu hipertensi berat tanpa ada gangguan organ
target akan tetapi tekanan darah perlu diturunkan dengan segera atau secara
bertahap dalam waktu 24-48 jam, sebab penurunan tekanan darah dengan
cepat akan menimbulkan efek ischemik pada organ target.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor,
diantaranya Reeves& lockhart(2001:114) mengemukakan bahwa Faktor-
faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi adalah stress, kegemukan,
merokok, hipernatriumia). Sedang Long (1995:660), TIM POKJA RS
Harapan Kita (2003:63) dan Yayasan jantung Indonesia (2007) menambahkan
bahwa Penyebab hipertensi dapat dibedakan menurut jenis hipertensi yaitu
hipertensi primer (essensial) merupakan tekenan darah tinggi yang disebabkan
karena retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap
angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, emosi yang tergannggu /stress dan
merokok. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi
yang disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia
gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak,
dan pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi.
Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab
hipertensi beragam diantaranya adalah: stress, kegemukan, merokok,
hipernatriumia, retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap
angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar adrenal, penyakit
ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang
disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi, asupan
garam yang tinggi, kurang olah raga, genetik, Obesitas, Aterosklerosis,
kelainan ginjal, tetapi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya.
D. Patofisiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme
yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai
saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna
medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
system syaraf simpatis . Pada titik ganglion ini neuron prebanglion
melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut saraf paska ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere frineprine
mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
Factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi
berkurang /menurun dan berakibat diproduksinya rennin, rennin akan
merangsang pembentukan angiotensai I yang kemudian diubah menjadi
angiotensis II yang merupakan vasokonstriktoryang kuat yang merangsang
sekresi aldosteron oleh cortex adrenaldimana hormone aldosteron ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan
peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi.
7. Genogram
8. Tipe keluarga
Jenis type keluarganya adalah the nuclear family: keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak (kandung ataupun anak angkat).
8. Suku dan bangsa
Keluarga berasal dari suku sasak atau Indonesia.
9. Agama
Semua keluarga klien agama islam menganut.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn. N sebagai petani berpenghasilan 10 juta per 2 bulan.
11. Aktivitas rekreaksi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton televise dirumah, rekreasi diluar rumah jarang
melakukan.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluraga saat ini
Keluarga Tn.S termasuk dalam tipe keluarga produktif yang
mempunyai 3 anak tetapi yang paling pertama sudah menikah
dengan menggunakan Kartu keluarga yang berbeda kareana sudah
mempunyai keluarga sendiri dan untuk anak ke dua adalah dalam
tahap V dan untuk anak ketiga tahap IV.
U
RUANG TAMU DAPUR
E. Evaluasi
https://zulfiprint19.blogspot.com/2017/02/lp-keluarga-hipertensi-tugas-ners.html