Anda di halaman 1dari 85

SKRIPSI

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN

E-SYSTEM PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)


PRATAMA MAKASSAR UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi

Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ATMA JAYA

MAKASSAR

2020
SKRIPSI

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN

E-SYSTEM PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)


PRATAMA MAKASSAR UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi

Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Fransiskus E.Daromes,S.E.,M.Si.,Ak.,CA Lukman,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA


Tanggal : Tanggal:

ii
SKRIPSI

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN


E-SYSTEM PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA MAKASSAR UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Jurusan Akuntansi

Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr.Fransiskus E.Daromes,S.E.,M.Si.,Ak.,CA Lukman,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA

Tanggal : Tanggal :

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi

Dr. Fransiskus E. Daromes, S.E., M.Si., Ak., CA Dr. Paulus Tangke, S.E., M.Si., Ak., CA

Tanggal: Tanggal:

iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Adelia Cahaya Sahaja
NIM : 16 13 099
Judul Skripsi : Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan E-System
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar
Utara

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini adalah hasil karya tulis sendiri, murni gagasan, rumusan dan
penelitian saya sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan dari Tim
Pembimbing dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik
sarjana, baik di Universitas Atma Jaya maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah
ditulis atau dipublikasikan (termasuk dari buku, artikel jurnal, catatan kuliah,
tugas mahasiswa lain dan lainnya), kecuali secara tertulis telah dipustakakan
dalam naskah dengan baik dan benar menurut kaidah akademik yang baku
dan berlaku dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya seperti yang tercantum
dalam Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan yang berlaku di perguruan
tinggi ini.
Makassar, Juli 2020
Yang Memberi Pernyataan

Adelia Cahaya Sahaja

iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Adelia Cahaya Sahaja
NIM : 16 13 099

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Atma Jaya Makassar Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non- exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “ANALISIS
KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN E-SYSTEM PAJAK PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAKASSAR UTARA”
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Atma Jaya
Makassar berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Universitas Atma Jaya Makassar, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Makassar, Juli 2020


Yang Memberi Pernyataan

Adelia Cahaya Sahaja

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Kegagalan adalah batu loncatan meuju kesuksesan.”

~ Oprah Winfrey~

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua Orang tuaku

Saudaraku

Keluargaku

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN E-SYSTEM

PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA

MAKASSAR UTARA” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata Satu, Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Atma Jaya Makassar.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua yang terkasih dan yang selalu penulis banggakan, serta selalu

menjadi inspirasi, yang dengan setia selalu mendoakan, memberikan

semangat dan kasih sayang. Semoga Tuhan selalu melimpahkan anugerah dan

kesehatan.

2. Bapak Dr. Fransiskus E. Daromes, S.E., M.Si., Ak., CA dan Bapak Lukman,

S.E., M.Si.,CA.,CPA yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada

penulis. Semoga Tuhan selalu melimpahkan anugerah dan kesehatan.

3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan

kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan oleh penulis. Namun dengan segala kerendahan

vii
viii

hati, penulis berharap agar karya sederhana ini dapat memberikan sumbangsih

terhadap ilmu pengetahuan.

Makassar, Juli 2020

Penulis

Adelia Cahaya Sahaja


ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana E-System bisa

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi

kasus dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan analisis yang dilakukan penerpan

E-System dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hal ini dikarenakan E-

System membantu wajib pajak dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab

mereka seperti mengisi SPT, melaporkan SPT, dan membayar pajak secara online

sehigga wajib pajak dapat melakukannya sesuai dengan waktu yang ditetukan.

Kata kunci: kepatuhan wajib pajak dan E-System perpajakan

ix
ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze how the E-System can improve
taxpayer compliance. This type of research is a case study with descriptive methods.
Data collection techniques used were observation, interviews and documentation.

Research results obtained based on the analysis conducted by the


implementation of E-System can increase taxpayer compliance. This is because the
E-System helps taxpayers in carrying out their duties and responsibilities such as
filling out tax returns, reporting tax returns, and paying taxes online so that
taxpayers can do so in accordance with the time specified..

Keywords: taxpayer compliance and E-System implementation

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .......................................................... iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

ABSTRACT .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................... 5
1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 5
1.4 MANFAAT PENELITIAN........................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 6
BAB II...................................................................................................................... 7

KERANGKA TEORI............................................................................................... 7

2.1 KEPATUHAN WAJIB PAJAK.................................................................... 7


2.1.1 Pengertian Wajib Pajak............................................................................... 7
2.1.2 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ............................................................ 12
2.1.3 Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh............................................................. 12
2.1.4 Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak ............................................ 13
xi
xii

2.1.5 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak .............................................................. 14


2.2 Penerapan E-System...................................................................................... 15
2.2.1 Penerapan Sistem E-Registration............................................................... 15
2.2.2 Penerapan Sistem E-SPT........................................................................... 16
2.2.3 Penerapan Sistem E-Filling ....................................................................... 17
2.2.4 Penerapan Sistem E-Billing ....................................................................... 22
BAB III .................................................................................................................. 32

METODE PENELITIAN....................................................................................... 32

3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 32


3.2 Subjek Penelitian........................................................................................ 32
3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................................... 32
3.4 Lokasi Penelitian........................................................................................ 33
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 34
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV .................................................................................................................. 36

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................................................ 36

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ..................................................................... 36


4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Makasssar Utara .......................................... 36
4.1.2 Tugas dan Fungsi KPP Pratama Makassar Utara......................................... 37
4.1.3 Visi Misi dan Nilai Visi ............................................................................ 38
4.1.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ................................................. 39
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................... 42
4.2.2.1 Kepatuhan Wajib Pajak......................................................................... 43
4.2.2.2 Penerapan E-System............................................................................... 45
4.2.2.3 Dampak E-System bagi Kepatuhan Wajib Pajak....................................... 46
4.2.2.4 Kendala dari Penerapan E-System.......................................................... 48
BAB V.................................................................................................................... 49

PENUTUP.............................................................................................................. 49

5.1 Kesimpulan................................................................................................... 49
5.2 Keterbatasan ................................................................................................ 49
5.3 Saran.......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 50
xiii

LAMPIRAN........................................................................................................... 53
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
4.1 Struktur Organisasi .................................................................................... 39

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pertanyaan Wawancara

2. Manuskrip Wawancara

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Curriculum Vitae

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pajak merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai seluruh

pengeluaran pemerintah yang bersifat umum. Pajak ditempatkan pada posisi

teratas sebagai sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara. Hal

tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang

diharapkan dari sektor pajak. Negara mentargetkan penerimaan pajak yang

ditetapkan di RAPBN 2020 adalah sebesar Rp Rp1.865,7 triliun (RAPBN, 2020).

Negara Indonesia menempatkan perpajakan sebagai peran serta kewajiban

warga negara dalam membiayaimeningkatkan kesadaran dan rasa tanggung

jawab masyarakatnya. Pajak digunakan untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakaan pemerintah dalam bidang ekonomi. Namun dalam realisasinya

pemungutan pajak masih sulit dilakukan, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya

tingkat kepatuhan wajib pajak (Banyu Ageng; 2011).

Dari masalah tersebut maka pemerintah mencoba untuk mengoptimalkan

pendapatan dari sektor pajak dengan melakukan perubahan-perubahan dari

semua aspek menuju ke arah yang lebih baik, jadi dari masa ke masa reformasi

perpajakan selalu dilakukan. Reformasi itu bertujuan untuk dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak, terutama dalam hal pembayaran pajak. Reformasi

perpajakan adalah perubahan pada sistem administrasi perpajakan yang dapat

mengubah pola pikir dan perilaku aparat. Sedangkan tujuan reformasi perpajakan

1
2

adalah untuk menegakkan kemandirian ekonomi dalam membiayai

pembangunan nasional.

Menurut Setiadi (2010), upaya untuk menilai keberhasilan penerimaan pajak

ada beberapa sasaran administrasi perpajakan yang perlu diingat seperti (1)

meningkatkan kepatuhan para pembayar pajak; dan (2) melaksanakan ketentuan

perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan

biaya yang optimal. Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance) dapat diidentifikasi

dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan

kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam menghitung dan

membayar pajak terhutang. Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang terjadi pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara dapat dilihat dari penerimaan SPT.

Menurut Dini (2012), salah satu cara untuk membantu dalam meningkatkan

kualitas pelayanan, maka setiap Kantor Pelayanan Pajak modern dibentuk

Account Representative (AR) yang bertanggung jawab dalam melayani dan

mengawasi kepatuhan wajib pajak, serta berperan penting sebagai penghubung

KPP dengan wajib pajak. Beberapa wajib pajak mempunyai kepatuhan yang buruk

dengan tidak membuat dan menyampaikan laporan kegiatan usaha secara

periodik, baik laporan bulanan maupun tahunan. Yang memprihatinkan adalah

wajib pajak semacam ini berjumlah paling banyak dari seluruh wajib pajak

terdaftar. Patut menjadi perhatian lebih serius bagi Direktorat Jenderal Pajak agar

masalah ini bisa diatasi.

Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak

adalah kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance). Hal ini juga terjadi pada KPP

Pratama Makassar Utara. Karena terlalu banyaknya wajib pajak yang masih tidak
3

peduli dalam melaporkan pajak. Kepatuhan wajib pajak yaitu bagaimana sikap dari

seorang Wajib Pajak yang mau dan melaksanakan kewajiban perpajakan yang

ada. Kepatuhan Wajib Pajak diketahui dapat meningkatkan pendapatan negara.

Bila ingin memaksimalkan penerimaan pajak, maka pemerintah harus

berupaya agar wajib pajak semakin sadar bahwa peranan pajak sangatlah penting

bagi tercapainya pembangunan nasional. Pelayanan yang diberikan oleh fiskus

juga penting mengingat Wajib Pajak membutuhkan kenyamanan dalam membayar

pajak.

Di era teknologi yang semakin maju, khususnya di bidang elektronik,

memberikan dampak positif bagi perkantoran yang membutuhkan layanan cepat,

tepat dan praktis. Ini mendorong reformasi untuk Direktorat Jenderal Pajak di

bawah naungan Departemen Keuangan untuk memperbarui aplikasi perpajakan

(Suharyono, 2018). Salah satu bentuk pembaruan oleh Direktorat Jenderal Pajak

adalah melalui sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Mengingat pentingnya penerimaan pajak bagi negara, pemerintah

melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan terhadap kebijakan

perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga potensi penerimaan

pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas

keadilan sosial serta memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak (Lingga,

2012). Dengan adanya teknologi informasi, memungkinkan pemerintah untuk

meningkatkan sistem administrasi pajak yang bertujuan untuk memudahkan Wajib

Pajak yang memiliki pengetahuan terbatas dalam pelaporan perpajakan

(Mustapha & Obid, 2015).


4

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pajak melakukan modernisasi sistem

administrasi perpajakan guna meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan

terhadap Wajib Pajak yaitu dengan dikembangkannya pelaporan pajak terutang

berbasis E-System seperti e-registration, e-spt, e-filing dan e-billing yang

diharapkan dapat meningkatkan mekanisme kontrol dan pelaporan yang lebih

efektif (Widjaja & Siagian, 2017). Hal ini juga terjadi pada KPP Pratama Makassar

Utara. Tujuan di perbaharuinya E-System perpajakan ini dibuat dengan harapan

dapat mempermudah wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

E-registration yang mempermudah pendaftaran NPWP dan pengukuhan

pengusaha kena pajak untuk berkonsultasi mengenai pajak melalui online, e-SPT

dengan penyampaian SPT dengan program yang telah disediakan oleh Direktorat

Jendral Pajak, e-filing dan e-payment yang berguna untuk melaporkan surat

pemberitahuan serta pembayaran pajak secara elektronik. Serta tujuan lainya

adalah untuk menghemat waktu, mudah, akurat dan tanpa kertas sehingga

menghasilkan pelayanan secara efisien dan efektif.

Penggunaan E-System ini dikatakan efektif apabila dapat memberikan

kemudahan bagi wajib pajak dalam sarana penyampaian , perhitungan , dan

pembayaran pajak. Sistem pajak online membuat dampak yang efektif pada

ekonomi karena meningkatkan pendapatan negara serta meningkatnya kepatuhan

pajak oleh Wajib Pajak. Ini karena kenyamanan, penghematan waktu, efektivitas

biaya dari Direktorat Jenderal Pajak dan Wajib Pajak ajak (Azmi, 2012).

Adapun cara atau strategi yang dilakukan untuk mengenalkan wajib pajak

pada E-System agar wajib pajak tertarik untuk menggunakannya yaitu melakukan

sosilisasi seperti membuat seminar, memasang reklame, dan membuat pelatihan


5

kepada wajib pajak yang berada di KPP Pratama Makassar Utara. Ini dilakukan

agar wajib pajak lebih mengetahui tugas da tanggung jawab mereka. Wajib pajak

juga bisa semakin patuh karena degan adanya E-Sytem sangat mebantu wajib

pajak dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan diterapkannya pelaporan berbasis E-System ini diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan perpajakan, meningkatkan mekanisme kontrol serta

membuat pelaporan menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun alasan pemilihan

penerapan E-System yaitu peneliti ingin menganalisis bagaimana E-System bisa

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Mengingat begitu pentingya

peranan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Maka

penulis melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan E-

System Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Makassar Utara”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Sesuai latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, permasalahan

yang dapat kita simpulkan, yaitu menganalisis penerapan E-System. Bagaimana

E-System bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak khususnya di KPP Pratama

Makassar Utara.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, adapun tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana E-System bisa meningkatkan

kepatuhan wajib pajak khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Makassar Utara.
6

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dibedakan

menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

sejenis yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian ini diharapkan

mampu menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, serta pemikiran

dan ilmu pengetahuan yang khususnya berkaitan dengan pengaruh e-System

terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama Makassar Utara, diharapkan

hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak dalam

memberikan gambaran mengenai pengaruh e-System terhadap kepatuhan Wajib

Pajak sehingga dapat berinovasi dalam mengembangkan teknologi untuk

mengoptimalkan pelayanan terhadap Wajib Pajak. Bagi pihak pembaca dan

penulis sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi

untuk menambah wawasan mengenai kemudahan pelaporan SPT bagi Wajib

Pajak.
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 KEPATUHAN WAJIB PAJAK

2.1.1 Pengertian Wajib Pajak

Pengertian Wajib Pajak menurut UU No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan berbunyi: “Wajib Pajak adalah orang pribadi

atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.” Menurut Abdul Rahman (2010:32) Wajib

Pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan untuk melakukan

kewajiban perpajakan yaitu memungut atau memotong pajak tertentu yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sedangkan

menurut Fidel (2010: 136). Wajib Pajak merupakan subjek pajak yang memenuhi

syarat-syarat objektif yaitu masyarakat yang menerima atau memperoleh

Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu penghasilan yang melebihi Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi wajib pajak dalam negeri sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Wajib

Pajak adalah subyek pajak yang terdiri dari orang pribadi atau badan yang

memenuhi syarat-syarat obyektif yang ditentukan oleh Undang-Undang, yaitu

menerima atau memperoleh penghasilan kena pajak yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7
8

Subyek pajak adalah orang atau badan yang bertempat tinggal atau

berkedudukan di Indonesia. Obyek pajak menurut Fidel (2010:136) adalah setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diperoleh Wajib Pajak yang digunakan

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut.

Penghasilan Kena Pajak adalah penghasilan yang melebihi penghasilan tidak

kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri. Kewajiban pajak merupakan kewajiban

publik yang bersifat pribadi, yang tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Wajib

Pajak dapat menunjuk atau meminta bantuan atau memberi kuasa pada orang

lain, akan tetapi kewajiban publik yang melekat pada dirinya, khususnya mengenai

pajak-pajak langsung tetap adapadanya. Dia tetap bertanggung jawab walaupun

orang lain dapat ikut dipertanggungjawabkan.

Menurut Mardiasmo (2011: 56) Wajib Pajak memiliki beberapa kewajiban yang

harus dipenuhi yaitu:

1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.

Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang berada

di wilayah tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, kemudian

akan diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP tersebut yang

kemudian digunakan sebagai identitas bagi Wajib Pajak. Pendaftaran NPWP

dapat dilakukan secara online melalui e-register.

2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

Wajib Pajak yang merupakan pengusaha yang dikenakan PPN wajib

melaporkan usahanya untuk kemudian dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak (PKP) kepada KPP. Pengukuhan sebagai PKP juga dapat

dilakukan secara online melalui e-register.


9

3. Menghitung pajak terutang, memperhitungkan pajak yang sudah dipotong

oleh pihak lain, membayar, dan melaporkan sendiri pajak dengan benar.

Sistem perpajakan di Indonesia menganut self assessment system,

sehingga Wajib Pajak diharuskan melakukan penghitungan, pembayaran,

dan pelaporan pajak dengan sendiri.

4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke

Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

SPT merupakan surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan

penghitungan dan/atau pembayaran objek pajak sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Batas waktu maksimal yang telah

ditentukan untuk melaporkan SPT ke Kantor Pajak adalah tiga bulan setelah

akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan

empat bulan setelah akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak

Badan.

5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.

Pencatatan merupakan kumpulan data mengenai peredaran dan/atau

penghasilan bruto yang digunakan untuk penghitungan jumlah pajak yang

terutang. Pembukuan adalah pencatatan yang dilakukan secara teratur yang

berupa data dan informasi keuangan serta jumlah harga perolehan dan

penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan

keuangan meliputi neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak

tersebut.
10

6. Apabila diperiksa Wajib Pajak diwajibkan:

a. Memperlihatkan laporan pembukuan atau catatan, dan dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan

usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

diperlukan dan yang dapat memperlancar pemeriksaan.

7. Apabila ketika mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen

serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban

untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan

oleh permitaan untuk keperluan pemeriksaan. Hak-hak Wajib Pajak Menurut

Mardiasmo (2011) yaitu:

a. Mengajukan surat keberatan dan surat banding. Wajib Pajak berhak

mengajukan surat keberatan apabila merasa tidak puas dengan

ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas

pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Apabila

Wajib Pajak belum puas dengan hasil surat keputusan keberatan, Wajib

Pajak berhak mengajukan surat banding ke Pengadilan Pajak.

b. Menerima tanda bukti pemasukkan SPT. Tanda bukti pemasukan SPT

merupakan tanda bukti diterimanya SPT. Tanda bukti diberikan oleh

petugas pajak kepada Wajib Pajak.

c. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan. Wajib Pajak dapat

melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan dengan

menyampaikan pernyataan tertulis sebelum Direktur Jenderal Pajak

melakukan pemeriksaan.
11

d. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT. Wajib Pajak

berhak untuk mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT

dengan alasan tertentu yang dapat diterima.

e. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran

pajak. Wajib Pajak berhak untuk mengajukan permohonan

penundaan/pengangsuran pembayaran pajak dalam kondisi tertentu.

f. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam

surat ketetapan pajak. Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan

perhitungan pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak yang dikenakan

dalam surat ketetapan pajak apabila terdapat kesalahan pada ketetapan

pajak yang didalamnya tidak ada hubungan persengketaan antara fiskus

dengan Wajib Pajak.

g. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Wajib Pajak

berhak meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak apabila

pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih kecil dari jumlah kredit

pajak.

h. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta

pembetulan surat ketetapan pajak yang salah. Wajib Pajak berhak

mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta

pembetulan surat ketetapan pajak atas kesalahan yang bukan

disebabkan oleh Wajib Pajak.

i. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya.

j. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak. Bukti pemotongan

atau pemungutan pajak digunakan sebagai pengurang pajak atau kredit

pajak bagi pihak yang dipotong di akhir tahun pajak.


12

2.1.2 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Abdul Rahman (2010:32) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan

sebagai keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan

dan melaksanakan hak perpajakannya, sedangkan menurut Nasucha (2004)

dalam Putut Tri Aryobimo (2012) Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari

Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan

kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran

pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Jadi, Kepatuhan

Wajib Pajak adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan

dan melaksanakan hak perpajakannya, kewajiban perpajakan meliputi

mendaftarkan diri, menghitung dan membayar pajak terutang, membayar

tunggakan dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan. Terdapat dua macam

kepatuhan yaitu:

1. Kepatuhan formal, suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban

perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan formal dalam undang-

undang perpajakan.

2. Kepatuhan material, suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantive/

hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai

dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material meliputi

juga kepatuhan formal.

2.1.3 Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2018 tentang

Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan


13

Kelebihan Pembayaran Pajak, Wajib Pajak dengan kriteria tertentu disebut

sebagai Wajib Pajak Patuh apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin menganggur atau menunda

pembayaran pajak.

3. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Lembaga Pengawas

Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama

tiga tahun berturut-turut.

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan keputusan pengauditan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap dalam jangka waktu lima tahun terakhir.

2.1.4 Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Peningkatan kepatuhan merupakan tujuan utama diadakannya reformasi

perpajakan seperti yang diungkapkan Guillermo Perry dan John Whalley dan

Marcus Taufan Sofyan (2005), ketika sistem perpajakan suatu negara telah maju,

pendekatan reformasi diletakkan pada peningkatan dalam kepatuhan dan

administrasi perpajakan. Hadi Purnomo dalam Marcus Taufan Sofyan (2005)

menyatakan terdapat tiga strategi dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak

melalui administrasi perpajakan, yaitu:

1. Membuat program dan kegiatan yang dapat menyadarkan dan

meningkatkan kepatuhan secara sukarela.

2. Meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak yang sudah patuh supaya

dapat mempertahankan atau meningkatkan kepatuhannya.


14

3. Dengan menggunakan program atau kegiatan yang dapat memerangi

ketidakpatuhan.

2.1.5 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak

Indikator kepatuhan wajib pajak menurut Sri dan Ita (2009)adalah sebagai

berikut:

1. Kepatuhan untuk mendaftarkan diri. Wajib Pajak yang telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan diri pada KPP yang

wilayah kerjanya terdiri dari tempat tinggal dan tempat kegiatan usaha Wajib

Pajak untuk kemudian mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

NPWP digunakan sebagai identitas bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan

hak dan kewajibannya.

2. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang. Pajak

yang telah dihitung kemudian disetorkan ke kas negara melalui bank atau

kantor pos dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP).

3. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak. Tunggakan pajak

merupakan pajak terutang yangbelum dilunasi oleh Wajib Pajak setelah

jatuh tempo tanggal pengenaan denda.

4. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan.Wajib Pajak

diwajibkan untuk mengisi dan menyampaikan SPT kepada KPP dengan

batas waktu penyampaian untuk SPT Masa paling lambat 20 hari setelah

akhir masa pajak, sedangkan untuk SPT tahunan paling lambat 3 bulan

untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4 bulan untuk Wajib Pajak Badan

setelah akhir tahun pajak. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi

apabila terlambat atau tidak menyampaikan SPT.


15

2.2 Penerapan E-System

2.2.1 Penerapan Sistem E-Registration

a. Definisi E-Registration

Sistem pendaftaran Wajib Pajak secara online atau e-registration adalah

sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan atau pengukuhan dan

pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak melalui sistem yang terhubung

langsung secara online dengan Direktorat Jendral Pajak. Sistem e-registration

mulai efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak diterbitkannya Keputusan

Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-173/PJ/2004 tanggal 7 Desember 2004

tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta

Pengukuhan dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-

registration yang telah diperbaharui dengan Peraturan Direktur Jendral Pajak

Nomor PER-24/PJ/2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran

Nomor Pokok Wajib Pajakdan atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan

Perubahan Data Wajib Pajakdan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan sistem e-

registration.

b. Tujuan E-Registration

Terdapat beberapa tujuan dari pengembangan sistem e-registration antara

lain sebagai berikut :

1. Memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk mendaftar, meng-update

dan menghapus informasi apapun, kapanpun serta di mana saja.

2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga mengefisienkan

operasional dan administrasi Direktorat Jendral Pajak.


16

3. Memberikan fasilitas terkini bagi Wajib Pajakuntuk mendaftarkan diri secara

onlinedengan memanfaatkan teknologi internet.

4. Memudahkan petugas pajak dalam melayani dan memproses pendaftaran

Wajib Pajak (Diana, 2009:19)

2.2.2 Penerapan Sistem E-SPT

a. Definisi E-SPT

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 yang

dimaksud dengan e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik

yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang

disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak. Sistem aplikasi e-SPT

mengorganisasikan data perpajakan secara sistematis. Terdapat dua macam

SPT, antara lain sebagai berikut :

1. SPT Masa

SPT Masa adalah SPT yang dilaporkan setiap bulannya. Jenis Pajak yang

harus dilaporkan setiap bulannya adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh

Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15 dan PPN. Setiap

jenis pajak memiliki format SPT Masa yang berbeda satu sama lain. Hal ini

berkaitandengan objek dan tarif pajak yang berbeda untuk setiap jenis pajak.

Selain memiliki bentuk formulir yang berbeda, batas waktu pelaporan SPT

Masa pun juga berbeda. Untuk jenis SPT Masa PPh maksimal dilaporkan

pada tanggal 20 bulan berikutnya. Sementara untuk jenis SPT Masa PPN

maksimal dilaporkan pada akhir bulan berikutnya.

2. SPT Tahunan
17

SPT Tahunan adalah SPT yang dilaporkan setiap akhir tahun pajak. SPT

Tahunan terdiri atas dua jenis, yaitu SPT Tahunan Orang Pribadi dan SPT

Tahunan Badan. Batas pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah 3

bulan sejak berakhirnya masa pajak dan untuk batas pelaporan SPT

Tahunan Badan adalah 4 bulan sejak berakhirnya masa pajak.

b. Tujuan E-SPT

Terdapat beberapa tujuan dari pengembangan e-SPT yaitu sebagai berikut:

1. Memudahkan dalam hal penyampaian SPT karena lampiran dalam

bentuk media flashdisk/CD/disket.

2. Mengorganisasikan data perpajakan dengan baik dan sistematis.

3. Memudahkan dalam hal pembuatan laporan pajak.

4. Memudahkan dalam hal perhitungan pajak karena menggunakan sistem

komputer.

5. Mengurangi pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang

memakan sumber daya yang cukup banyak.

6. Menghindari pemborosan kertas.

2.2.3 Penerapan Sistem E-Filling

a. Pengertian E-Filing

Budiarto (2016:77) Menjelaskan bahwa sistem e-Filling adalah sebuah

sistem pelaporan pajak secara onlinedengan menggunakan media internet.

Sistem ini dirancang oleh direktorat jenderal pajak untuk memudahkan para wajib

pajak melaksanakan kewajiban pajaknya. Seperti kita ketahui bahwa di zaman

modern yang sibuk membuat waktu menjadi jauh lebih berharga daripada uang.

Agenda kerja yang padat, atau kegiatan-kegiatan harian yang harus dilakukan
18

setiap orang hampir tidak memiliki jeda. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota

besar, situasi tersebut masih terhambat oleh jarak dan kemacetan jalan raya.

Alasan-alasan inilah yang kadang membuat orang malas melaporkan pajak.

Membayangkan harus pergi ke kantor pelayanan pajak, dan kemudian mengantri

berjam-jam, sudah membuat niat mereka surut. Oleh karena itu, fasilitas yang

memudahkan orang melaporkan pajaknya amat dibutuhkan, dan Ditjen Pajak

memahami hal tersebut. Internet sebagai suatu sarana yang akrab di antara orang-

orang yang sibuk dimanfaatkan oleh ditjen pajak untuk melayani dan mendorong

wajib pajak dalam melepaskan keengganannya melaporkan pajak. Pengisian SPT

melalui e-Filling saat ini hanya memakan waktu beberapa menit saja, dan bisa

dilakukan dari mana saja. Wajib pajak tak perlu meninggalkan tempat kerja atau

rumah hanya untuk mengurus hal ini. Dengan demikian pelaporan pajak dapat

dituntaskan dengan lebihcepat, lebih mudah dan lebih murah. Selain yang telah

dijabarkan di atas, ada beberapa keuntungan tambahan jika wajib pajak

menggunakan fasilitas e-Filling, yakni :

1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara aman dan cepat. Belum lagi

penyampaian tersebut bisadilakukan dari mana saja, di mana saja dan

dalam waktu 24 jam seminggu.

2. Pelaporan SPT menjadi murah karena tidak dikenakan biaya apapun.

3. Penggunaan sistem komputer membuat penghitungan jumlah pajak yang

harus dibayar oleh wajib pajak bisa dilakukan denganlebih tepat dan akurat.

4. Pengisian formulir disertai dengan panduan langkah demi langkah sehingga

wajib pajak tidak akan kebingungan dalam menigisi SPT.

5. Validasi pengisian SPT yang disediakan membuat data yang disampaikan

wajib pajak selalu lengkap.


19

6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas.

7. Apabila tidak ada permintaan dari kantor pelayanan pajak, dokumen

pelengkap tidak perlu dikirim. Dokumen pelengkap yang dimaksud di sini

antara lain :

a. Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh.

b. SSP lembar ke-3 PPh pasal 29.

c. Surat kuasa khusus, perhitungan PPh terutang bagi WP kawin pisah

harta dan/atau mempunyai NPWP sendiri.

d. Fotokopi bukti pembayaran zakat.

b. Pengisian e-Filling Pajak Orang Pribadi

Untuk pajak pribadi, e-Filling melayani pelaporan dua jenis SPT, yaitu SPT

tahunan PPh wajib pajak formulir 1770S dan formulir 1770 SS. Berikut

penjelasannya :

1. SPT tahunan PPh wajib pajak orang pribadi formulir 1770 S.

Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang sumber

penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki

penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan

bebas. Contoh wajib pajak yang menggunakan formulir 1770S adalah

Karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI),

Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat Negara lainnya,

yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor

pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.

2. SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi formulir 1770 SS.
20

Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang

mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas

dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam

puluh juta rupiah) setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja).

Ada tiga tahap e-Filling yang harus dilalui oleh wajib pajak. Dua tahap

pertama cukup dilakukan satu kali, sementara satu tahap harus dilakukan

setiap kali wajib pajak menyampaikan SPT. Berikut adalah tahap-tahap e-

Filling :

a. Tahap permohonan E-FIN.

E-FIN adalah kependekan dari electronic filling identification number. Ini

adalah nomor identitas yang diterbitkan Ditjen Pajak bagi calon

pengguna fasilitas e-Filling. Pengajuan permohonan e-FIN untuk wajib

pajak orang pribadi harus dilakukan sendiri (tidak bisa diwakilkan atau

dikuasakan kepada orang. Sedangkan untuk wajib pajak badan,

pengajuan permohonan dilakukan oleh wakil pengurus yang ditunjuk

mewakili badan. Permohonan e-FIN hanya diajukan satu kali saja. Untuk

mengajukan permohonan e-FIN, wajib pajak harus datang ke kantor

pelayanan pajak (KPP) atau kantor pelayanan penyuluhan dan

konsultasi perpajakan (KP2KP) terdekat. Jangan lupa membawa kartu

tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP), baik asli

maupun fotokopi. Sebagai tambahan, meski tidak wajib, sangat

disarankan bagi wajib pajak untuk membawa alat tulis sendiri. Tujuannya

untuk mempercepat proses saja. Setelah sampai di KPP, wajib pajak

bisa langsung mendatangi bagian informasi untuk meminta formulir e-


21

FIN. Isi formulir tersebut secara benar dan lengkap. Seusai mengisi

formulir, serahkan formulir ke loket khusus yang disediakan di KPP untuk

mendapatkan persetujuan. Pengajuan yang disetujui akan mendapatkan

e-FIN seperti berikut.

b. Tahap pendaftaran.

Mendaftarkan diri sebagai wajib pajak e-Filling dilakukan melalui situs

https://djponline.pajak.go.id. Pendaftaran tersebut harus dilakukan

paling lambat tiga puluh hari kalender sejak wajib pajak menerima e-FIN.

Saat mengakses situs tersebut, tampilan yang terlihat adalah sebagai

berikut. Klik DAFTAR, dan kemudian isi kolom-kolom yang disediakan.

Berikut Kolom-kolom yang harus diisi :

1. Kolom nomor pokok wajib pajak (NPWP). Isikan nomor tersebut

tanpa tanda titik (.) dan dash (-)

2. Kolom nomor e-FIN dan kode keamanannya setelah mengisi kolom-

kolom tersebut, klik VERIFIKASI untuk memeriksa kesesuaian nomor

NPWP dan nomor e-FIN yang anda miliki. Jika data anda telah sesuai

dengan verifikasi, maka nama anda akan muncul secara otomatis.

Selanjutnya, anda akan diminta untuk mengisi email, nomor ponsel,

password dan konfirmasi password. Isiskan semua data tersebut

dengan teliti lalu klik SIMPAN.

Jika verifikasi mengalami kegagalan, jangan panik. Ada beberapa hal yang

menciptakan keadaan ini antara lain :

1. Kesalahan pengisian NPWP. Solusinya ketik ulang NPWP dengan benar.

Pastikan anda TIDAK MENGGUNAKAN tanda titik (.) dan tanda dash (-)
22

2. E-FIN belum aktif. Solusinya hubungi kantor pelayanan pajak (KPP) terdekat

untuk mengaktifkan nomor e-FIN anda.

3. NPWP ternyata sudah terdaftar. Ini bisa terjadi jika anda sudah pernah

melakukan pendaftaran namun lupa akan passworduntuk login. Solusi dari

masalah ini adalah dengan mengakses situs https://djponline.pajak.go.id/

resetpass. Klik tombol LUPA PASSWORD, kemudian masukkan email anda,

NPWP, e-FIN dan kode keamanan dan klik SUBMIT. Setelah itu, buka email

anda dan klik tautan yang diberikan, dan buat password baru. Password baru

inilah yang nanti harus anda gunakan untuk login selanjutnya.

Apabila pendaftaran ini berhasil, maka sebuah dialog box akan muncul di layar

monitor. OK dan kemudian cek email anda untuk melakukan aktivasi. Jika

aktivasi berhasil, sebuah kotak pemberitahuan akan muncul pada layar.

2.2.4 Penerapan Sistem E-Billing

a. Definisi E-Billing

E-Billing adalah metode pembayaran pajak secara elektronik menggunakan

kode billing. Kode billing sendiri adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui

sistem billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan

Wajib Pajak. Sementara billing system adalah sistem yang menerbitkan kode

billing untuk pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara elektronik,

tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan

e-billing Direktorat Jenderal Pajak.

Saat ini Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban

perpajakan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas elektronik yang telah

disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Salah satu fasilitas tersebut adalah e-billing.
23

Sistem pembayaran elektronik (billing) berbasis Modul Penerimaan Negara

Generasi Kedua (MPN-G2) yang memfasilitasi Wajib Pajak untuk membayarkan

pajaknyadengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih akurat. Modul Penerimaan

Negara Generasi Pertama (MPN-G1) yang digunakan e-billing Direktorat Jenderal

Pajak dan mekanisme pembayaran pajak lainnya yang selama ini digunakan.

Sementara Modul penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) adalah Modul

Penerimaan Negara yang digunakan layanan e-billing. Modul penerimaan Negara

Generasi Kedua (MPN G2) adalah sistem penerimaan, negara yang

menggunakan surat setoran elektronik. Surat setoran elektronik adalah surat

setoran yang berdasarkan pada sistem billing. Pembayaran/ penyetoran pajak

meliputi seluruh jenis pajak, kecuali:

1. Pajak dalam rangka impor yang diadministrasikan pembayarannya oleh

biller Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

2. Pajak yang tata cara pembayarannya diatur secara khusus.

Pembayaran/ penyetoran pajak tersebut, meliputi pembayaran dalam mata uang

Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pembayaran dalam mata uang Dollar Amerika

Serikat hanya dapat dilakukan untuk Pajak Penghasilan Pasal 25, Pajak

Penghasilan Pasal 29 dan Pajak Penghasilan yang bersifat final yang dibayar

sendiri oleh Wajib Pajak yang memperoleh izin untuk menyelenggarakan

pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika

Serikat. Transaksi pembayaran/ penyetoran pajak secara elektronik, dilakukan

melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan kode billing. Kode billing adalah

kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem billing atas suatu jenis

pembayaran atau setoran yang akan dilakukan Wajib Pajak.


24

b. Dasar hukum E-Billing

Dasar hukum e-billing yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 sesuai lembaran

negara.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.03/2017 tentang Tata

Cara Pendaftaran Wajib Pajak dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib

Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak.

4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tentang Tata

Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan

Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor

Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak

sebagaimana telah diubah terakhir dengan PER-02/PJ/2018.

5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2013 tentang Tata

Cara Ekstensifikasi.

6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-10/PJ/2018 tentang

Tempat Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Tempat Pelaporan Usaha

Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor


25

Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak Jakarta Khusus dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.

7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-284/PJ/2017 tentang

Pemutakhiran dan Migrasi Basis Data untuk Pembaruan Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak.

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-114/PJ/2010 tentang

Pedoman Standarisasi Penulisan Nama dan Alamat Wajib Pajak/Subjek

Pajak/Objek Pajak dalam Basis Data Pajak pada Direktorat Jenderal

Pajak.

9. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-37/PJ/2013 tentang

Perubahan Data pada Sistem Informasi di Direktorat Jenderal Pajak

sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak Nomor SE-56/PJ/2013.

10. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-51/PJ/2013 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi.

11. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-60/PJ/2013 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor

Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha,dan Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak serta Perubahan Data dan

Pemindahan Wajib Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2013.


26

12. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2015 tentang

Pengawasan Wajib Pajak dalam Bentuk Permintaan Penjelasan atas

Data dan/atau Keterangan dan Kunjungan (Visit) kepada Wajib Pajak.

c. Manfaat Penggunaan E-Billing

Dengan diberlakukannya sistem pembayaran pajak secara elektronik, Wajib

Pajak akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

1. Lebih Mudah.

Tidak perlu lagi mengantri di loket teller untuk melakukan pembayaran.

Sekarang, telah dapat melakukan transaksi pembayaran pajak melalui

Internet Banking Mandiri cukup dari meja kerja atau melalui mesin ATM

Mandiri yang Anda temui di sepanjang perjalanan. Tidak perlu lagi membawa

lembaran SSP ke Bank atau Kantor Pos Persepsi. Sekarang, hanya cukup

membawa catatan kecil berisi kode billing untuk melakukan transaksi

pembayaran pajak untuk ditunjukkan ke teller atau dimasukkan sebagai

kode pembayaran pajak di mesin ATM atau Internet Banking.

2. Lebih Cepat

Dapat melakukan transaksi pembayaran pajak hanya dalam hitungan menit

dari mana pun. Jika memilih teller Bank atau Kantor Pos sebagai sarana

pembayaran, sekarang tidak perlu lagi menunggu lama teller memasukkan

data pembayaran pajak, karena kode billing yang ditunjukkan akan

memudahkan teller mendapatkan data pembayaran berdasarkan data yang

telah diinput sebelumnya. Antrian di Bank atau Kantor Pos akan sangat

cepat berkurang karena tellertidak perlu lagi memasukkan data pembayaran

pajak.
27

3. Lebih Akurat

Sistem akan membimbing dalam pengisian SSP elektronik dengan tepat dan

benar sesuai dengan transaksi perpajakan, sehingga kesalahan data

pembayaran, seperti kode akun pajak dan kode jenis setoran, dapat

dihindari. Kesalahan entry data yang biasa terjadi di teller dapat

terminimalisasi karena data yang akan muncul pada layar adalah data yang

telah diinput sendiri sesuai dengan transaksi perpajakan yang benar.

d. Masa berlaku Kode Billing.

Kode billing berlaku dalam waktu 1 bulan (30 hari) sejak diterbitkan dan

setelah itu secara otomatis terhapus dari sistem dan tidak dapat dipergunakan lagi.

Kode billing dapat dibuat kembali apabila kode billing telah terhapus secara sistem.

Kode billing berlaku sampai dengan jatuh tempo pembayaran pajak dan tidak

dapat dipergunakan setelah melewati jangka waktu dimaksud. Apabila terdapat

perbedaan data antara data elektronik dengan hasil cetakan, maka yang dijadikan

pedoman adalah data yang terdapat padadata eletronik yang berada di

Kementerian Keuangan.

e. Cara pembayaran pajak dengan e-Billing.

Ada 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui untuk melakukan pembayaran pajak

dengan e-billing, yaitu Registrasi akun e-billing pajak, buat kode billing dan bayar

dengan menggunaka kode billing yang telah dibuat. Untuk membuat kode billing,

Wajib Pajak dapat memperolehnya dengan cara berikut :

1. Melalui Kring Pajak 1 500 200 (untuk saat ini hanya dapat dilayani untuk

Wajib Pajak Orang Pribadi)


28

2. Melalui SMS ID billing *141*500# (untuk saat ini sudah dapat diakses oleh

pelanggan Telkomsel)

3. Melalui Layanan billingdi KPP/KP2KP secara mandiri

4. Melalui Surat Setoran Elektronik dengan alamat

https://sse.pajak.go.idhttps://sse2.pajak.go.id dan https://sse3.pajak.go.id

5. Melalui Internet Banking (untuk Untuk bank tertentu dapat dilakukan melalui

internet banking, silahkan cek halaman internet banking Anda)

6. Melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Contohnya: www.online-pajak.com

dan http://www.pajakku.com

7. Melalui aplikasi e-billing pajak di smartphone/android.

Setelah kode billing dibuat, kode billing tersebut dapat dibayar dengan cara :

a. Melalui teller Bank dan Kantor Pos

b. Melalui ATM

c. Melalui mini ATM yang terdapat di seluruh KPP dan KP2KP (untuk saat ini

sudah dapat dilayani untuk nasabah Bank BRI,BNI, dan Mandiri

d. Internet banking

e. Mobile banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani untuk nasabah Bank

BPD Bali)

f. Melalui agen branchless banking

Terdapat tambahan fitur di sistem Surat Setoran Elektronik (SSE) Pajak versi

2 atau 3 yaitu dapat membuat kode ID billing bagi NPWP pihak lain dan tanpa

NPWP,jika dibandingkan dengan versi pertama, fitur ini sangat diperlukan bagi

para bendahara dan pihak pemungut pajak, namun jika menggunakan aplikasi

SSE pajak untuk keperluan pembayaran pajak atas nama pribadi, dapat bebas
29

memilih aplikasi mana yang sesuai dengan keinginan. Namun untuk bisa

mengakses aplikasi Surat Setoran Elektroni (SSE) Pajak Versi 2

(https://sse2.pajak.go.id), sebelumnya diwajibkan memiliki nomor e-FIN yang bisa

diperoleh melalui Kantor Pelayanan Pajak dimana Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) yang bersangkutan terdaftar.

E-FIN (Electronic Filing Identification Number) adalah nomor identitas yang

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang melakukan

transaksi elektronik dengan Direktorat Jenderal Pajak. Untuk mendapatkan e-FIN

Wajib Pajak harus mendaftarkan diri ke Direktorat Jenderal Pajak.tempat

pendaftaran e-FIN adalah meliputi:

1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

2. Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

3. Lokasi lain yang ditentukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor

Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).

Setelah membayarkan pajak menggunakan kode billing yang telah dibuat

maka Wajib Pajak akan mendapatkan BPN (Bukti Penerimaan Negara) yang

berasal dari termasuk cetakan dan salinan dan fotokopiannya , kedudukannya

disamakan dengan SSP dan SSP PBB dalam rangka pelaksanaan ketentuan

perundang-undangan perpajakan.

Transaksi Pembayaran/penyetoran pajak dapat dilakukan melalui teller

Bank/Pos Persepsi, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), internet banking dan

Electronic Data Capture (EDC), atas pembayaran/penyetoran pajak tersebut,

Wajib Pajak menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti setoran.

BPN adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank/Pos Persepsi atas transaksi
30

penerimaan negara dengan teraan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)

dan Nomor TransaksiBank (NTB) atau Nomor Transaksi Pos (NTP) sebagai

sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan dengan surat setoran.

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2014 yang didalamnya terdapat

peraturan mengenai BPN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sekurang-

kurangnya mencantumkan elemen-elemen sebagai berikut :

1. Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)

2. Nomor Transaksi Bank (NTB) / Nomor Transaksi Pos (NTP)

3. Kode billing

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

5. Nama Wajib Pajak

6. Alamat Wajib Pajak, kecuali untuk BPN yang diterbitkan melalui ATM dan

EDC

7. Nomor Objek Pajak (NOP), dalam hal pembayaran pajak atas transaksi

pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kegiatan membangun sendiri

dan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkebunan, Perhutanan dan

Pertambangan, kecuali untuk BPN yang diterbitkan melalui ATM dan EDC

8. Kode Akun Pajak

9. Kode Jenis Setoran

10. Masa Pajak

11. Tahun Pajak

12. Nomor ketetapan pajak, bila ada

13. Tanggal bayar

14. Jumlah nominal pembayaran.


31

BPN termasuk cetakan, salinan dan fotokopinya, kedudukannya disamakan

dengan SSP dan SSP PBB dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Dalam hal terdapat perbedaan antara data

pembayaran yang tertera dalam BPN dengan data pembayaran menurut sistem

Penerimaan Negara secara elektronik, makayang dianggap sah adalah data

sistem Penerimaan Negara secara elektronik.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dimana pendekatan yang

digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif, dimana penulis

mengumpulkan data dari hasil penelitian melalui data deskriptif baik secara tertulis

maupun secara lisan dan kemudian menguraikan secara terperinci untuk dapat

mengetahui permasalahan yang ada sehingga dapat dicarikan solusinya.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dinamakan informan, yakni orang yang

memberikan informasi seputar data atau hal – hal yang ingin diketahui atau

diharapkan oleh peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Makassar Utara, dimana yang menjadi

subjek pada penelitian ini adalah Kepala KPP Pratama Makassar Utara dan wajib

pajak yang terdaftar dalam KPP Pratama Makassar Utara. Kepala KPP Pratama

Makassar Utara diperlukan untuk mengetahui bagaimana penerapan E-System di

KPP Pratama Makassar Utara dan untuk wajib pajak yang diwawancarai berjumlah

5 orang untuk mengetahui pendapat mereka apakah dengan adanya E-System

bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang

memberikan gambaran/deskripsi dan menganalisis sebuah fenomena atau

peristiwa. Hasil dari penelitian kualitatif yaitu berupa data deskriptif yang

32
33

mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena nyata atau sesuai dengan apa yang

benar – benar terjadi. Sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer

Menurut Sugiyono (2014) data primer adalah sumber data yang langsung

diberikan kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dengan cara

observasi dan wawancara dengan pemimpin perusahaan. Data yang diperoleh

dari KPP Pratama Makassar Utara yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan

wawancara kepada Kepala KPP Pratama Makassar Utara dan wajib pajak

secara langsung sesuai dengan topik yang akan diteliti mengenai penerapan E-

System perpajakan yang diterapkan di KPP Pratama Makassar Utara dari

sumber yang akurat.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2014), data sekunder merupakan data yang tidak

langsung diberikan kepada pengumpul data. Data sekunder yang diperoleh

berupa catatan-catatan, dokumen-dokumen dan berbagai publikasi yang

relevan terkait dengan masalah yang diangkat. Data yang diperoleh dari KPP

Pratama Makassar Utara yaitu berupa dokumen seperti jumlah wajib pajak yang

terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara dan struktur organisasi KPP Pratama

Makassar Utara.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di KPP Pratama Makassar Utara yang beralamat

di Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 GKN I Lt. 1, 90232, Makassar. Tempat penelitian

ini sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan data – data yang berkaitan

dengan kepentingan penelitian dan sebagai tempat dilaksanakannya penelitian.


34

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan daripenilitian yang dilakukan. Adapun

prosedur pengumpula n data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan

tanya jawab secara langsung kepada kepala kantor dan wajib pajak orang

pribadi yang terdaftar dalam KPP Pratama Makassar Utara.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data melalui dokumentasi membutuhkan alat yang membantu

dalam pengambilan data – data. Data dokumentasi dalam penelitian ini

berupa struktur organisasi, jumlah wajib pajak terdaftar dan persentase

kenaikan jumlah wajib pajak selama 5 tahun. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai keadaan objek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik/metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan kemudian dianalisis

berdasarkan metode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk menguji

bagaimana keefektifan dari penerapan E-System dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak. Langkah – langkah analisis data yaitu :

1. Melakukan wawacara kepada kepala kantor dan wajib pajak yang

terdaftar terkait penerapan E-System bagi kepatuhan wajib pajak.

2. Menganalisis hasil wawawncara mengenai penerapan E-System bagi

kepatuhan wajib pajak.


35

3. Kesimpulan
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Makasssar Utara

KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama yang

berada dibawah koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan

Tenggara. Berlokasi di Kompleks Gedung Keuangan, Negara Jalan Urip

Sumoharjo Km. 4. Wilayah kerjanya tersebar di enam kecamatan yang mencakup

63 kelurahan di kota Makassar. Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai

130 ribu Wajib Pajak. Sektor perekonomian yangdominan adalah perdagangan

dan industri mengingat di Makassar terdapat pelabuhan dan kawasan industry.

KPP Pratama Makassar Utara melewati sejarah perjalanan yang panjang

seiring dengan transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Pajak. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994, di

Makassar hanya terdapat satu kantor pajak di kota Makassar yaitu Kantor

Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah Kantor Wilayah XII

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Karena laju perekonomian Kota

Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP Ujung Pandang dipecah

menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar Selatan melalui Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001.

KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi KPP Pratama

Makassar Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-

67/PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan

36
37

Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi dan

modernisasi perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4.1.2 Tugas dan Fungsi KPP Pratama Makassar Utara

Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Makassar Utara

menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai berikut.

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek

pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya

d. Penyuluhan perpajakan

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak

f. Pelaksanaan ekstensifikasi

g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak

h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak

j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan

k. Pelaksanaan intensifikasi

l. Pembetulan ketetapan pajak

m. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan/atau Bangunan

n. Pelaksanaan administrasi kantor.


38

4.1.3 Visi Misi dan Nilai Visi

KPP Pratama Makassar Utara yaitu menjadi institusi pemerintah yang

menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan yang efektif, efisien dan

dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

Misi KPP Pratama Makassar Utara yaitu menghimpun penerimaan pajak

Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan

kemandirian pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui

sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

Nilai KPP Pratama Makassar Utara antara lain sebagai berikut :

• Integritas

"Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode

etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur,

konsisten, dan menepati janji."

• Profesionalisme

"Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan

pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma

profesi, etika dan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-

norma profesi, etika dan sosial."

• Inovasi

"Memiliki pemikiran yang bersifat terobosan dan/atau alternative pemecahan

masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang

berlaku.
39

• Teamwork

"Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang/pihak lain, serta

membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan."

4.1.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting,

karena dengan adanya struktur organisasi akan membantu kelancaran suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya. Struktur organisasi perusahaan adalah

kerangka dasar dari organisasi yang menunjukkan setiap tugas, wewenang dan

tanggung jawab diantara masing-masing fungsi yang ada dalam organisasi

sehingga masing-masing personalia dapat menjalankan fungsinya dengan baik

serta dapat menghindari kekacauan dalam menjalankan aktivitas di perusahaan.

Struktur oranisasi KPP Pratama Makassar Utara dapat dilihat pada

gambaran skema struktur organisasi perusahaan sebagai berikut

STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA MAKASSAR UTARA

Kepala
Kantor

SUBAG UMUM

SEKSI
INTENSIFIKASI SEKSI PELAY ANAN

SEKSI PENAGIHAN SEKSI PDI

SEKSI
PENGAWASAN & SEKSI
KONSULTASI I PEMERIKSAAN

SEKSI
PENGAWASAN & SEKSI PENGAWASAN
KONSULTASI II & KONSULTASI III

SEKSI PENGAWASAN KELOMPOK JABATAN


& KONSULTASI IV FUNGSIONAL

Sumber : KPP Pratama Makassar Utara


40

Sementara untuk pembagian tugas adalah sebagai berikut :

a. Kepala Kantor

Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPBB,

dan Karipka, maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas

mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan

pengawasan wajib pajak di bidang pajak penghasilan, pajak tidak

langsung lainnya dan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak

atas tanah dan bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Sub.Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,

kepegawaian, keuangan dan rumah tangga.

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (Seksi PDI)

Seksi pengolahan data dan informasi mempunyai tugas melakukan,

urusan, pengolahan data dan informasi, pembuatan monografi pajak,

penggalian potensi perpajakan serta ekstensifikasi wajib pajak.

d. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan

penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan

berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan,

serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan

registrasi wajib pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.


41

e. Seksi Pemeriksaan

Berikut tugas dari seksi pemeriksaan, yaitu :

1. Melakukan evaluasi terhadap kebenaran dan kelengkapan formal

SPT;

2. Melakukan analisa angka-angka yang tersaji pada SPT

3. Melacak angka-angka yang tersaji pada SPT dan Laporan Keuangan

ke bukti pendukung

4. Melakukan pengujian kaitan yang dalam hal ini meliputi pengujian

atas dokumen dasar dan pengujianatas jumlah-jumlah fisik;

5. Pengujian atas mutasi setelah tanggal neraca

6. Pemanfaatan informasi pihak ketiga

7. Melakukan pengujian fisik;

8. Melakukan inspeksi

9. Rekonsiliasi / Equlisasi

10. Melakukan konfirmasi. Laporan Keuangan;

f. Seksi Ekstensifikasi

Seksi ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan

pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,

pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam

menunjang ekstensifikasi.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasandan Konsultasi I, II, III dan IV masing-masing

mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban

perpajakan wajib pajak, bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan

konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis


42

kinerja wajib pajak, melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam

rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak,

usulan pengurangan pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan hak

atas tanah atau bangunan dan melakukan evaluasi hasil banding.

h. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan

piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan

aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-

dokumen penagihan.

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap

kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang

ditunjuk oleh kepala kantor wilayah dan kepala KPP Pratama yang

bersangkutan. Adapun jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan

fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Data Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan E-System bagi tingkat

kepatuhan wajib pajak. Sebelum itu berikut ini adalah nama-nama informan:

1. Sdr. Endro D. Subandono, Pegawai di Kanwil DJP Sulselbartra

2. Ibu Milka Todingan, Karyawan atau Pegawai Swasta

3. Bpk. Imanuel A. Saputra, Wirausaha

4. Bpk. Meyer Nelwan, Karyawan atau Pegawai Negeri


43

5. Sdr. Yetniel Risno, Karyawan atau Pegawai Swasta

6. Sdri. Siska, Karyawan atau Pegawai Swasta

Hasil dari wawancara diatas merupakan jawaban informan atas pertanyaan

yang diajukan oleh peneliti melalui panduan wawancara yang dilakukan secara

tatap muka langsung dan juga melalui via pesan teks dengan informan, yang

kemudian data jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara.

Kutipan hasil wawancara tersebut menyajikan jawaban responden yang beragam

mengenai pengetahuan mereka akan E-System dan kepatuhan wajib pajak guna

menjawab rumusan masalah terbukti atau tidak. Kutipan hasil wawancara dari

informan penelitian tersebut secara lebih rinci diuraikan serta dijelaskan dalam

hasil penelitian.

4.2.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bagian ini hasil penelitian yang disajikan merupakan bentuk kutipan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan. Hasil wawancara ini

merupakan jawaban dari rumusan masalah yang di bahas sebelumnya. Adapun

pertanyaan yang ditanyakan mengenai pendapat mereka akan kepatuhan wajib

pajak, kriteria wajib pajak yang dapat dikatakan wajib pajak patuh,faktor apa saja

yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, apa yang mereka ketahui

tentang E-System, prosedur atau langkah-langkah dari menggunakan E-System,

kekurangan dan kelebihan E-System, dan pendapat wajib pajak mengenai E-

System bagi kepatuhan wajib pajak.

4.2.2.1 Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan wawancara terhadap Sdr. Endro mengenai pendapatnya

tentang kepatuhan wajib pajak ialah Kepatuhan wajib pajak mencakup kepatuhan
44

mencatat atau membukukan transaksi usaha, kepatuhan melaporkan kegiatan

usaha sesuai peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap semua aturan

perpajakan lainnya. Di antara ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang paling mudah

diamati adalah kepatuhan melaporkan kegiatan usaha, karena seluruh wajib pajak

berkewajiban menyampaikan laporan kegiatan usahanya setiap bulan dan/atau

setiap tahun dalam bentuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam

setiap masa atau Tahunannya.

Beberapa wajib pajak mempunyai kepatuhan yang buruk dengan tidak

membuat dan menyampaikan laporan kegiatan usaha secara periodik secara

benar, lengkap dan jelas, baik laporan bulanan atau masa maupun tahunan. Yang

memprihatinkan adalah wajib pajak semacam ini berjumlah paling banyak dari

seluruh wajib pajak terdaftar. Patut menjadi perhatian lebih serius bagi Ditjen Pajak

agar masalah ini bisa diatasi dan diawasi secara lebih.

Hal ini juga yang terjadi dalam KPP Pratama Makassar Utara masih sangat

banyak wajib pajak yang malas dalam melakukan tugas dan tanggung jawab

mereka sehingga menurunkan pendapatan dan merugikan KPP Pratama

Makassar Utara. Pengetahuan wajib pajak masih sangat kurang sehingga mereka

tidak peduli terhadap tugas dan tanggung jawab mereka.

Adapun pendapat lain dari beberapa informan mengenai kepatuhan wajib

pajak, seperti Ibu Milka berpendapat bahwa kepatuhan wajib pajak adalah untuk

membayar dan melaporkan pajak. Dan Ia mengerti kewjibannya sebagai wajib

pajak, menurutnya wajib pajak yang patuh itu jika melapor dan membayar pajak

tepat waktu.
45

Pendapat lain yaitu dari Bpk. Imanuel, Ia mengatakan bahwa kepatuhan

wajib pajak ialah sikap yang dimiliki wajib pajak yang patuh dalam melapor SPT

ataupun kewajiban pajak lainnya. Sebagai wajib pajak Bpk. Imanuel juga mengerti

kewajibannya. Menurutnya kriteria dari wajib pajak yang patuh ketika seorang

wajib pajak melaporkan pendapatannya melalui SPT setiap tahunnya dan juga

membayar kewajiban pajaknya.

4.2.2.2 Penerapan E-System

Setiap tahun muncul basis perpajakan yang akan terus bertambah seiring

kinerja Dirjen Pajak dalam kegiatan ekstensifikasi dan pengawasan. Sebagai

contoh, diberlakukannya E-System yang didalamnya meliputi E-Registration, E-

SPT, E-Filling, dan E-Billing. Modernisasi teknologi ini adalah salah satu pilar

penting reformasi perpajakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan,

meminimalisasi kejahatan pajak, serta mendorong kepatuhan Wajib Pajak. Demi

meningkatkan kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Makassar Utara juga

menerapkan E-System.

Hal ini didukung dengan adanya pernyataan dari Sdr. Endro sebagai

karyawan atau pegawai yang bekerja di bidang ini, Ia mengungkapkan bahwa

dengan adanya E-System membantu para pegawai yang bekerja dalam

menjalankan tugas. Contohnya, saat ini di KPP Pratama Makassar Utara

membatasi wajib pajak untuk datang langsung ke kantor karena adanya peraturan

pemerintah guna untuk menghindari penyebaran Covid-19. Dengan adanya

sistem ini para pegawai juga tetap menjalankan tugas walaupun dalam kondisi

yang terbatas.
46

Pendapat lainnya menurut Bpk. Meyer dari sisi wajib pajak, E-System

merupakan suatu sistem dalam bentuk online yang mempermudah wajib pajak

untuk melakukan pelaporan wajib pajak. Untuk Langkah-langkah atau

prosedurnya pun saya mengetahuinya karena saya melakukannya setiap tahun.

Sedangkan, pendapat dari Sdr.Yetniel sebagai informan lainnya yaitu E-System

adalah sistem elektronik yang dibuat oleh pemerintah secara daring/online untuk

mempermudah pembayaran atau pelaksanaan wajib pajak, Ia pun mengerti akan

prosedur atau langkah-langkahnya karena setiap tahun Ia lakukan.

4.2.2.3 Dampak E-System bagi Kepatuhan Wajib Pajak.

Menurut Sdr. Endro cara-cara dari KPP Pratama Makassar Utara dalam

menerapkan E-System kepada wajib pajak agar wajib pajak tertarik dan ikut serta

dalam membantu penigkatan kepatuhan wajib pajak yaitu :

1. Memberikan pembinaan dengan memberikan bimbingan terhadap Wajib

Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi Baru agar dapat mengetahui

dan memahami serta melaksanakan hak dan kewajiban di bidang

perpajakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Melakukan pelatihan mengenai peraturan perundang-undangan

perpajakan dan pengisian SPT.

3. Membuat kelas pajak yang didalamnya terdapat cara-cara mengisi SPT,

melaporkan SPT, dan membayar pajak secara online.

4. Memasang papan reklame yang menyangkut tentang E-System

5. Sosialiasasi dan program penyuluhan yang dilakukan secara pasif melalui

sosialisasi tatap muka langsung melalui berbagai workshop, seminar,


47

olahraga bersama, Car Free Day dan banyak kegiatan outdoor lainnya,

maupun sosialisasi tanpa tatap muka langsung melalui situs

https://djponline.pajak.go.id, media elektronik televisi dan radio, media

cetak koran, buku-buku pelajaran sekolah dan booklet-booklet, serta

melalui media online dan media sosial (medsos) sebagai upaya

membangkitkan kesadaran dalam hal meningkatkan kepatuhan wajib

pajak dalam hal membayar pajak maupun melaporkan kewajiban

perpajakannya.

Dari sosialisasi yang dilakukan di atas KPP Pratama Makassar Utara

mengharapkan wajib pajak dapat ikut serta agar wajib pajak yang telah terdaftar

maupun wajib pajak yang baru dapat lebih memahami bagaimana hak dan

kewajiban dari setiap wajib pajak khususnya yang terdaftar di KPP Pratama

Makassar Utara, lebih memahami langkah-langkah dalam mengisi dan

melaporkan SPT secara online, membayar pajak tepat waktu agar tidak dikenakan

denda. Hasil dari sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan untuk mengenalkan

E-System ini mengalami dampak positif dari tahun ke tahun. Ini terbukti dengan

meningkatnya kepatuhan wajib pajak selama 5 tahun terakhir.

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara

2015 2016 2017 2018 2019


WP Terdaftar 129.270 139.793 152.693 161.712 12.188
• Badan 11.478 12.128 13.135 13.823 14.561
• OP Non Karyawan 24.929 25.857 28.577 30.525 32.934
• OP Karyawan 92.863 101.808 110.981 117.364 124.693
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap tahun wajib pajak

yang terdaftar meningkat sekitar 7% dari tahun sebelumnya. Hal ini


48

memperlihatkan bahwa wajib pajak sangat terbantu dengan adanya E-System

karena mempermudah wajib pajak dalam menjalankan hak dan kewajibannya

sebagai wajib pajak. Sehingga tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat setiap

tahunnya.

4.2.2.4 Kendala dari Penerapan E-System

Menurut Ibu Milka kendala yang mungkin terjadi adalah sistem yang error

sehingga tidak dapat digunakan. Tanggapan lainnya dari Bpk. Imanuel dan Bpk.

Meyer kurang lebih sama yaitu tidak semua dapat menggunakannya karena

perbedaan jaringan yang tersedia. Kalau menurut Sdr. Yetniel kendala yang

mungkin terjadi ialah kurangnya pengetahuan wajib pajak dalam mengetahui

langkah-langkah dari E-System khususnya bagi wajib pajak baru.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai E-System bagi

kepatuhan wajib pajak dapat disimpulkan bahwa E-System dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak karena memiliki beberapa kelebihan seperti wajib pajak

tidak perlu pergi ke kantor pajak dan mengantri, wajib pajak juga bisa

melakukannya dimanapun dan kapanpun, sehingga wajib pajak lebih patuh dalam

melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Walaupun masih ada kendala seperti

harus menggunakan jaringan internet dan kemungkinan web site sedang tidak bisa

digunakan.

5.2 Keterbatasan

Kendala yang saya hadapi sulit untuk melakukan wawancara terhadap wajib

pajak karena adanya himbauan dari Pemerintah agar tetap di rumah untuk

menghindari adanya penularan dari Covid-19 sehigga saya hanya dapat

melakukak wawancara secara online atau lewat chat.

5.3 Saran

Diharapkan kepada wajib pajak agar tetap mengikuti setiap perkembangan

dari sistem perpajakan agar dapat lebih patuh dalam melapor dan membayar pajak

sesuai ketetapan yang berlaku. Karena pajak sangat berpegaruh besar bagi

pembangunan negara dan jika seorang wajib pajak tidak melapor dan membayar

pajak tepat waktu maka akan dikenakan denda sesuai peraturan perpajakan yang

berlaku.

49
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.).

Albert, K. (2014). Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis . Bandung: ALVABETA, cv.

Dyanrosi, A. (2015). Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Minat Perilaku

Menggunakan E-Filling. Jurnal Sosial dan Ilmu Politik Vol 4 No 2, Universitas

Brawijaya, Malang.

Hermanto, Suwardi Bambang dan Ema Novita Sari. (2016). Analisis Faktor dalam

Menggunakan Layanan E-Bill Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model

(TAM) . Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 5 No 4 , Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya.

Pratimi, Sulindawati, dan Wahyuni. (2017). Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak

Pada Katpr Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singaraja. Journal Universitas

Pendidikan Ganesha, 7 (1).

Pusparesmi, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Sistem Administrasi Berbasis Internet

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama

Surakarta. Skripsi Universitas Islam Batik Surakarta.

Putra , T. Y. (2015). Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi e-Registration, e-SPT, dan E-

Filling Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak . Jurnal Administrasi Perpajakan

(JEJAK), 6 (1).

50
51

Sarunan, K. W. (2015). Pengaruh Modernisasi Sistem Administarsi Perpajakan Terhadap

Keapatuhan Wajib Pajak. Jurnal EMBA 3 (4), 518-526.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susmita, P. R. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan, Biaya Kepatuhan

Pajak, dan Penerapan E-Filling pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 14 (2), 1239-1269.

V, W. S. (2015). Metodologi Penelitian Bisis dan Ekonomi. Yogyakarta:

PUSTAKABARUPRES.

Suherman M., Almunawwaroh M., dan Mariliana R. 2015. Pengaruh Penerapan E-Filing

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan

(SPT) Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tasikmalaya. Jurnal,

Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Rifqi, Khairil .2017. Pengaruh E-Spt, Pemahaman Peraturan Perpajakan , Dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha

Dan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Kepanjen). Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Said S., dan Aslindah. 2018. Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada KPP Pratama Makassar

Selatan). Jurnal Ilmiah Akuntansi. 1 (1). Universitas Muhammadiya Makassar

Pratami, L. P. K. S. W., Sulidawati, N. L. G. E., dan Wahyuni, M. A. 2017. Pengaruh

Penerapan E-System Perpajakan Terhadap Tingakat Kepatuhan Wajib Pajak


52

Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Singaraja. E-Journal S1 Akuntansi, 7 (1). Universitas Pendidikan Ganesa.

Priyastama, Romie. 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data & Analisis Data.

Bantul:START UP

Mantu, G. S. 2017. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan

Pemahaman Penggunaan Aplikasi E-SPT Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi

Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Gorontalo) . Jurnal.Universitas

Negeri Gorontalo.

Mujiyati, dan Aqil. A.Y. (2018). Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada Pengusaha Kena Pajak Badan Yang

Terdaftar di KPP Pratama Karanganyar). Jurnal, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Mutmahina, Nurul. 2017. Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pratama Bantaeng. Skripsi, Universitas

Hasanudin.

Nurhidayah, Sari. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem E-filing Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Dengan Pemahaman Internet Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Ersania. G. A. R dan Merkusiwati. N. K. L. A. 2018. Pengaruh Penerapan E-System

Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. E-Jurnal

Akuntansi, Universitas Undayana


LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang

terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara?

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak

yang patuh?

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan wajib pajak?

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar

membantu wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya

ataupun Tidak bisa tolong dijelaskan.


Manuskrip Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilaksanakankepada wajib pajak yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara.

a. Identitas Informan

Nama : Sdri. Endro

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Karyawan atau Pegawai Kanwil DJP Sulselbartra

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara?

Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan wajib pajak mencakup kepatuhan mencatat atau membukukan

transaksi usaha, kepatuhan melaporkan kegiatan usaha sesuai peraturan yang

berlaku, serta kepatuhan terhadap semua aturan perpajakan lainnya. Di antara

ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang paling mudah diamati adalah kepatuhan

melaporkan kegiatan usaha, karena seluruh wajib pajak berkewajiban

menyampaikan laporan kegiatan usahanya setiap bulan dan/atau setiap tahun

dalam bentuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam setiap masa

atau Tahunannya.

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :
Ya, saya mengetahuinya

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?

Jawaban :

Ketika wajib pajak senantiasa membayar pajaknya sesuai dengan jumlah yang

seharusnya dan melaporkan pajaknya

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?

Jawaban :

Menurut saya faktornya adalah sosialisasi dari bagian pajak, kesadaran wajib

pajak itu sendiri, undang-undang tentang perpajakan (tegas tidaknya),

sidak/pemeriksaan langsung orang bagian pajak di lapangan

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

Dapat memudahkan wajib pajak membayar pajak secara online

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

Jawaban :

Ya, saya mengetahuinya

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kekurangannya adalah untuk para lansia masih butuh bimbingan atau orang

tua yang masih belum paham menggunakan teknologi. Kelebihannya adalah

wajib pajak dapat menghemat waktu


9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Menurut saya, benar-benar membantu wajib pajak karena tidak perlu repot-

repot untuk ke kantor pajak lagi untuk melaporkan pajak

b. Identitas Informan

Nama : Bu Milka Todingan

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara?

Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan wajib pajak adalah untuk membayar pajak dan melaporkan pajak

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :

Ya, saya mengerti

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?

Jawaban :
Wajib pajak yang patuh jika membayar dan melaporkan pajak tepat waktu

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?

Jawaban :

Kemudahan sistem dalam membayar dan melaporkan pajak

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

E-system yaitu melaporkan pajak secara online

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

Jawaban :

Ya, saya tau

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kelebihannya tidak perlu datang ke kantor pajak untuk melapor, kekurangan :

sistem kadang error saat digunakan.

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Ya, krn bisa membantu wajib pajak untuk melaporkan pajak secara online

tanpa harus ke kantor pajak.


c. Identitas Informan

Nama : Bpk. Imanuel Agung Saputra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara?

Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan Wajib Pajak adalah sikap yang dimiliki wajib pajak yang patuh dalam

hal melaporkan SPT ataupun kewajiban pajak lainnya

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :

Ya, saya mengerti

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?

Jawaban :

Kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang patuh adalah ketika

seorang yang disebut wajib pajak melaporkan pendapatannya melalui SPT

setiap tahunnya dan juga membayar kewajiban pajaknya yang telah ditetapkan

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?
Jawaban :

• Pengetahuan terhadap perpajakan

• Kemudahan dalam hal mematuhi peraturan yang ada

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

E-system merupakan sistem elektronik yang dilakukan oleh beberapa institusi

salah satunya ialah institusi perpajakan

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

Jawaban :

Ya, saya tau karena saya melakukannya setiap tahun

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kekuragannya adalah tidak semua dapat menggunakannya karena perbedaan

jaringan yang tersedia. Kelebihannya mempermudah wajib pajak untuk

melaporkan kewajiban pajaknya walau di rumah sekalipun.

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Ya, sangat membantu wajib pajak lebih patuh. Karena dengan adanya E-

system maka wajib pajak tidak perlu lagi repot ke kantor pajaknya melainkan

dapat melaporkannya dimanapun baik di rumah atau di kantor.


d. Identitas Informan

Nama : Bpk. Meyer Nelwan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara?

Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan wajib pajak adalah pelaporan kekayaan dan pemotongan dari

penghasilan yang diterima sebagai seorang pekerja yang mendapatkan

penghasilan yang bersumber dari Indonesia

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :

Ya, saya mengetahuinya. Kewajiban sebagai wajib pajak : wajib mendaftarkan

diri untuk mendapatkan NPWP, selanjutnya wajib melakukan

pembayaran/pemotongan dari penghasilan yang diterima, siap untuk diperiksa

untuk di uji terkait kepatuhan dalam memenuhi kewajiban pajak, wajib

memberikan data pribadi terkait penghasilan atau kekayaan.

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?
Jawaban :

Dikatakan wajib pajak yang patuh yaitu :

• Tepat waktu dalam menyampaikan Surat pemberitahuan Pajak

• TIdak mempunyai tunggakan pajak

• Tidak pernah kena hukuman karena melakukan tindak pidana pada bidang

perpajakan

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?

Jawaban :

Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak :

- Melakukan pelaporan wajib pajak lebih mudah

- Menu yang ada pada aplikasi E-System harus mudah dipahami

- Melakuan sosialisasi terkait kepatuhan wajib pajak dan sanksi

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

E-System merupakan suatu system secara online yang mempermudah para

wajib pajak untuk melakukan pelaporan wajib pajak

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

Jawaban :

Saya mengerti :

- Siapkan bukti potong pjak

- Akses pada djponline selanjutnya masukkan NPWP dan password

- Pilih layanan e-filing

- Klik Buat SPT


- Isi setiap Bagian dari A-D

- Ambil kode verifikasi yang dikirim melalui email/nomor Hp

- Masukan kode erifikasi dan klik menu kirim SPT

- Selanjutnya pada email akan ada pemberitahuan terkait pelaporan SPT

Tahunan

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kelebihan : lebih mudah untuk melakukan pelaporan wajib pajak tanpa harus

ke kantor pelayanan pajak

Kekurangan : harus membutuhkan jaringan internet yang stabil dalam

pelaksanaan pelaporan wajib pajak

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Ya, karena akan lebih mudah dalam melakukan pelaporan wajib pajak tanpa

menyita waktu yang banyak untuk ke kantor pelayanan pajak

e. Identitas Informan

Nama : Yetniel Risno

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar

di KPP Pratama Makassar Utara?


Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan sebuah arahan yg harus dilakukan dalam

melakukan kewajiban pajak setiap individu atau perusahaan

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :

Ya, saya cukup mengerti

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?

Jawaban :

Kriteria wajib pajak dikatakan patuh ketika rutin dan tidak telat melaporkan

setiap kewajiban pajak yg di wajibkan perorangan ataupun badan usaha

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?

Jawaban :

• faktor kedisiplinan pribadi maupun badan usaha

• waktu

• sistem pengelolaan serta pembayaran wajib pajak

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

E-system perpajakan merupakan sistem elektronik yg di buat oleh pemerintah

secara daring/Online untuk mempermudah pembayaran atau pelaksanaan

wajib pajak
7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?

Jawaban :

Ya, saya mengetahuinya

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kekurangannya yaitu bagi masyarakat kecil yg mau melakukan wajib pajak

melalui E-system belum di ajarkan sehingga dalam awal pelaksanaannya

agak susah. Untuk kelebihan, dapat mempermudah dalam mengurus kegiatan

wajib pajak tanpa harus menunggu lama

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Ya, penerapan E-system sangat membantu dengan mempermudah setiap

pengurusan serta tidak membutuhkan waktu lama.

f. Identitas Informan

Nama : Sdri. Siska

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Wajib Pajak Orang Pribadi

1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di

KPP Pratama Makassar Utara?


Jawaban :

Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara

2. Menurut anda, apa itu kepatuhan wajib pajak?

Jawaban :

Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana orang yang berkewajiban

membayar pajak mematuhi membayar pajak

3. Apakah anda mengetahui kewajiban sebagai wajib pajak?

Jawaban :

Ya, saya mengetahuinya

4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang

patuh?

Jawaban :

Ketika wajib pajak senantiasa membayar pajaknya sesuai dengan jumlah yang

seharusnya dan melaporkan pajaknya

5. Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

wajib pajak?

Jawaban :

Menurut saya faktornya adalah sosialisasi dari bagian pajak, kesadaran wajib

pajak itu sendiri, undang-undang tentang perpajakan (tegas tidaknya),

sidak/pemeriksaan langsung orang bagian pajak di lapangan

6. Apa yang anda ketahui tentang E-System?

Jawaban :

Dapat memudahkan wajib pajak membayar pajak secara online

7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan

melaporkan SPT secara online?


Jawaban :

Ya, saya mengetahuinya

8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari penerapan E-System ?

Jawaban :

Kekurangannya adalah untuk para lansia masih butuh bimbingan atau orang

tua yang masih belum paham menggunakan teknologi. Kelebihannya adalah

wajib pajak dapat menghemat waktu

9. Menurut anda, apakah dengan berlakunya E-System benar-benar membantu

wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak

bisa tolong dijelaskan.

Jawaban :

Menurut saya, benar-benar membantu wajib pajak karena tidak perlu repot-

repot untuk ke kantor pajak lagi untuk melaporkan pajak


CURRICULUM VITAE

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Adelia Cahaya Sahaja

NIM : 16 13 099

Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 17 September 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Pantekosta

Alamat : Jalan Poros Malino No.166

Nomor Telepon : 08875614318

Email : krisadel17@gmail.com

II. PENDIDIKAN

Jenjang Pendidikan Nama Lembaga Periode

SD SD Tunas Bangsa 2004 – 2010

SMP SMP Tunas Bangsa 2010 – 2013

SMA SMAN 11 Makassar 2013 – 2016

S1 Universitas Atma Jaya Makassar 2016 – 2020

III. SERTIFIKAT/PENGHARGAAN

Jenis Kegiatan Sebagai Waktu

Sertifikat Inisiasi Mahasiswa Baru UAJM Peserta 07/09/2016


Seminar Akuntansi
Sertifikat Peserta 01/10/2016
“Spirit of Accounting”
HMJA CUP “Shine The World with
Sertifikat Peserta 17/12/2016
Accounting”
Sertifikat Sertifikat LDK Peserta 15-16/07/2017

Sertifikat HMJA CUP Peserta 25/11/2017


Seminar Akuntansi
Sertifikat “Berani Memulai Usaha untuk Peserta 29/09/2018
Membangun Passive Income”
Seminar Pasar Modal
Sertifikat Peserta 06/12/2018
“Financial Planning”
Seminar BCA

Sertifikat “Digital Banking Technologi with Peserta 28/09/2019


BCA”

Makassar, Juli 2020

Adelia Cahaya Sahaja

Anda mungkin juga menyukai