Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099
JURUSAN AKUNTANSI
MAKASSAR
2020
SKRIPSI
Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ii
SKRIPSI
Oleh:
Adelia Cahaya Sahaja
16 13 099
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Tanggal : Tanggal :
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi
Dr. Fransiskus E. Daromes, S.E., M.Si., Ak., CA Dr. Paulus Tangke, S.E., M.Si., Ak., CA
Tanggal: Tanggal:
iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
~ Oprah Winfrey~
Saudaraku
Keluargaku
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
sebagai syarat untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata Satu, Jurusan
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
1. Kedua orang tua yang terkasih dan yang selalu penulis banggakan, serta selalu
semangat dan kasih sayang. Semoga Tuhan selalu melimpahkan anugerah dan
kesehatan.
2. Bapak Dr. Fransiskus E. Daromes, S.E., M.Si., Ak., CA dan Bapak Lukman,
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan serta masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang bersifat
vii
viii
hati, penulis berharap agar karya sederhana ini dapat memberikan sumbangsih
Penulis
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi
kasus dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
System membantu wajib pajak dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
mereka seperti mengisi SPT, melaporkan SPT, dan membayar pajak secara online
sehigga wajib pajak dapat melakukannya sesuai dengan waktu yang ditetukan.
ix
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze how the E-System can improve
taxpayer compliance. This type of research is a case study with descriptive methods.
Data collection techniques used were observation, interviews and documentation.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI........................................................................................................... xi
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
KERANGKA TEORI............................................................................................... 7
METODE PENELITIAN....................................................................................... 32
PENUTUP.............................................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan................................................................................................... 49
5.2 Keterbatasan ................................................................................................ 49
5.3 Saran.......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 50
xiii
LAMPIRAN........................................................................................................... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Struktur Organisasi .................................................................................... 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pertanyaan Wawancara
2. Manuskrip Wawancara
4. Curriculum Vitae
xv
BAB I
PENDAHULUAN
teratas sebagai sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara. Hal
tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang
pemungutan pajak masih sulit dilakukan, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya
semua aspek menuju ke arah yang lebih baik, jadi dari masa ke masa reformasi
mengubah pola pikir dan perilaku aparat. Sedangkan tujuan reformasi perpajakan
1
2
pembangunan nasional.
ada beberapa sasaran administrasi perpajakan yang perlu diingat seperti (1)
biaya yang optimal. Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance) dapat diidentifikasi
dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan
membayar pajak terhutang. Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang terjadi pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara dapat dilihat dari penerimaan SPT.
Menurut Dini (2012), salah satu cara untuk membantu dalam meningkatkan
KPP dengan wajib pajak. Beberapa wajib pajak mempunyai kepatuhan yang buruk
wajib pajak semacam ini berjumlah paling banyak dari seluruh wajib pajak
terdaftar. Patut menjadi perhatian lebih serius bagi Direktorat Jenderal Pajak agar
adalah kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance). Hal ini juga terjadi pada KPP
Pratama Makassar Utara. Karena terlalu banyaknya wajib pajak yang masih tidak
3
peduli dalam melaporkan pajak. Kepatuhan wajib pajak yaitu bagaimana sikap dari
seorang Wajib Pajak yang mau dan melaksanakan kewajiban perpajakan yang
berupaya agar wajib pajak semakin sadar bahwa peranan pajak sangatlah penting
pajak.
tepat dan praktis. Ini mendorong reformasi untuk Direktorat Jenderal Pajak di
(Suharyono, 2018). Salah satu bentuk pembaruan oleh Direktorat Jenderal Pajak
pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas
keadilan sosial serta memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak (Lingga,
efektif (Widjaja & Siagian, 2017). Hal ini juga terjadi pada KPP Pratama Makassar
pengusaha kena pajak untuk berkonsultasi mengenai pajak melalui online, e-SPT
dengan penyampaian SPT dengan program yang telah disediakan oleh Direktorat
Jendral Pajak, e-filing dan e-payment yang berguna untuk melaporkan surat
adalah untuk menghemat waktu, mudah, akurat dan tanpa kertas sehingga
pembayaran pajak. Sistem pajak online membuat dampak yang efektif pada
pajak oleh Wajib Pajak. Ini karena kenyamanan, penghematan waktu, efektivitas
biaya dari Direktorat Jenderal Pajak dan Wajib Pajak ajak (Azmi, 2012).
Adapun cara atau strategi yang dilakukan untuk mengenalkan wajib pajak
pada E-System agar wajib pajak tertarik untuk menggunakannya yaitu melakukan
kepada wajib pajak yang berada di KPP Pratama Makassar Utara. Ini dilakukan
agar wajib pajak lebih mengetahui tugas da tanggung jawab mereka. Wajib pajak
juga bisa semakin patuh karena degan adanya E-Sytem sangat mebantu wajib
membuat pelaporan menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun alasan pemilihan
peranan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Maka
Makassar Utara.
kepatuhan wajib pajak khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Makassar Utara.
6
Bagi Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama Makassar Utara, diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak dalam
penulis sendiri, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi
Pajak.
BAB II
KERANGKA TEORI
Umum dan Tata Cara Perpajakan berbunyi: “Wajib Pajak adalah orang pribadi
atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
Pajak adalah orang pribadi atau badan yang ditentukan untuk melakukan
kewajiban perpajakan yaitu memungut atau memotong pajak tertentu yang sesuai
menurut Fidel (2010: 136). Wajib Pajak merupakan subjek pajak yang memenuhi
Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi wajib pajak dalam negeri sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Pajak adalah subyek pajak yang terdiri dari orang pribadi atau badan yang
menerima atau memperoleh penghasilan kena pajak yang mempunyai hak dan
7
8
Subyek pajak adalah orang atau badan yang bertempat tinggal atau
kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri. Kewajiban pajak merupakan kewajiban
publik yang bersifat pribadi, yang tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Wajib
Pajak dapat menunjuk atau meminta bantuan atau memberi kuasa pada orang
lain, akan tetapi kewajiban publik yang melekat pada dirinya, khususnya mengenai
Menurut Mardiasmo (2011: 56) Wajib Pajak memiliki beberapa kewajiban yang
Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak yang berada
akan diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP tersebut yang
Kena Pajak (PKP) kepada KPP. Pengukuhan sebagai PKP juga dapat
oleh pihak lain, membayar, dan melaporkan sendiri pajak dengan benar.
ditentukan untuk melaporkan SPT ke Kantor Pajak adalah tiga bulan setelah
akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
empat bulan setelah akhir tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak
Badan.
5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
berupa data dan informasi keuangan serta jumlah harga perolehan dan
keuangan meliputi neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
10
usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.
serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban
Wajib Pajak belum puas dengan hasil surat keputusan keberatan, Wajib
melakukan pemeriksaan.
11
pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih kecil dari jumlah kredit
pajak.
dalam Putut Tri Aryobimo (2012) Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari
Wajib Pajak adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan
kepatuhan yaitu:
undang perpajakan.
sebagai Wajib Pajak Patuh apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
pembayaran pajak.
perpajakan seperti yang diungkapkan Guillermo Perry dan John Whalley dan
Marcus Taufan Sofyan (2005), ketika sistem perpajakan suatu negara telah maju,
ketidakpatuhan.
Indikator kepatuhan wajib pajak menurut Sri dan Ita (2009)adalah sebagai
berikut:
persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan diri pada KPP yang
wilayah kerjanya terdiri dari tempat tinggal dan tempat kegiatan usaha Wajib
yang telah dihitung kemudian disetorkan ke kas negara melalui bank atau
batas waktu penyampaian untuk SPT Masa paling lambat 20 hari setelah
akhir masa pajak, sedangkan untuk SPT tahunan paling lambat 3 bulan
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 4 bulan untuk Wajib Pajak Badan
setelah akhir tahun pajak. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi
a. Definisi E-Registration
sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan atau pengukuhan dan
mulai efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak diterbitkannya Keputusan
tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta
Nomor Pokok Wajib Pajakdan atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
registration.
b. Tujuan E-Registration
a. Definisi E-SPT
dimaksud dengan e-SPT adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik
yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang
1. SPT Masa
SPT Masa adalah SPT yang dilaporkan setiap bulannya. Jenis Pajak yang
harus dilaporkan setiap bulannya adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15 dan PPN. Setiap
jenis pajak memiliki format SPT Masa yang berbeda satu sama lain. Hal ini
berkaitandengan objek dan tarif pajak yang berbeda untuk setiap jenis pajak.
Selain memiliki bentuk formulir yang berbeda, batas waktu pelaporan SPT
Masa pun juga berbeda. Untuk jenis SPT Masa PPh maksimal dilaporkan
pada tanggal 20 bulan berikutnya. Sementara untuk jenis SPT Masa PPN
2. SPT Tahunan
17
SPT Tahunan adalah SPT yang dilaporkan setiap akhir tahun pajak. SPT
Tahunan terdiri atas dua jenis, yaitu SPT Tahunan Orang Pribadi dan SPT
bulan sejak berakhirnya masa pajak dan untuk batas pelaporan SPT
b. Tujuan E-SPT
komputer.
a. Pengertian E-Filing
Sistem ini dirancang oleh direktorat jenderal pajak untuk memudahkan para wajib
modern yang sibuk membuat waktu menjadi jauh lebih berharga daripada uang.
Agenda kerja yang padat, atau kegiatan-kegiatan harian yang harus dilakukan
18
setiap orang hampir tidak memiliki jeda. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota
besar, situasi tersebut masih terhambat oleh jarak dan kemacetan jalan raya.
berjam-jam, sudah membuat niat mereka surut. Oleh karena itu, fasilitas yang
memahami hal tersebut. Internet sebagai suatu sarana yang akrab di antara orang-
orang yang sibuk dimanfaatkan oleh ditjen pajak untuk melayani dan mendorong
melalui e-Filling saat ini hanya memakan waktu beberapa menit saja, dan bisa
dilakukan dari mana saja. Wajib pajak tak perlu meninggalkan tempat kerja atau
rumah hanya untuk mengurus hal ini. Dengan demikian pelaporan pajak dapat
dituntaskan dengan lebihcepat, lebih mudah dan lebih murah. Selain yang telah
1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara aman dan cepat. Belum lagi
harus dibayar oleh wajib pajak bisa dilakukan denganlebih tepat dan akurat.
antara lain :
Untuk pajak pribadi, e-Filling melayani pelaporan dua jenis SPT, yaitu SPT
tahunan PPh wajib pajak formulir 1770S dan formulir 1770 SS. Berikut
penjelasannya :
Formulir ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang sumber
penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki
2. SPT Tahunan PPh wajib pajak orang pribadi formulir 1770 SS.
20
puluh juta rupiah) setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja).
Ada tiga tahap e-Filling yang harus dilalui oleh wajib pajak. Dua tahap
pertama cukup dilakukan satu kali, sementara satu tahap harus dilakukan
Filling :
pajak orang pribadi harus dilakukan sendiri (tidak bisa diwakilkan atau
mewakili badan. Permohonan e-FIN hanya diajukan satu kali saja. Untuk
tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP), baik asli
disarankan bagi wajib pajak untuk membawa alat tulis sendiri. Tujuannya
FIN. Isi formulir tersebut secara benar dan lengkap. Seusai mengisi
b. Tahap pendaftaran.
paling lambat tiga puluh hari kalender sejak wajib pajak menerima e-FIN.
NPWP dan nomor e-FIN yang anda miliki. Jika data anda telah sesuai
Jika verifikasi mengalami kegagalan, jangan panik. Ada beberapa hal yang
Pastikan anda TIDAK MENGGUNAKAN tanda titik (.) dan tanda dash (-)
22
2. E-FIN belum aktif. Solusinya hubungi kantor pelayanan pajak (KPP) terdekat
3. NPWP ternyata sudah terdaftar. Ini bisa terjadi jika anda sudah pernah
NPWP, e-FIN dan kode keamanan dan klik SUBMIT. Setelah itu, buka email
anda dan klik tautan yang diberikan, dan buat password baru. Password baru
Apabila pendaftaran ini berhasil, maka sebuah dialog box akan muncul di layar
monitor. OK dan kemudian cek email anda untuk melakukan aktivasi. Jika
a. Definisi E-Billing
kode billing. Kode billing sendiri adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui
sistem billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan
Wajib Pajak. Sementara billing system adalah sistem yang menerbitkan kode
tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan
Saat ini Wajib Pajak dapat lebih mudah dalam pemenuhan kewajiban
disediakan Direktorat Jenderal Pajak. Salah satu fasilitas tersebut adalah e-billing.
23
pajaknyadengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih akurat. Modul Penerimaan
Pajak dan mekanisme pembayaran pajak lainnya yang selama ini digunakan.
Sementara Modul penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) adalah Modul
Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pembayaran dalam mata uang Dollar Amerika
Serikat hanya dapat dilakukan untuk Pajak Penghasilan Pasal 25, Pajak
Penghasilan Pasal 29 dan Pajak Penghasilan yang bersifat final yang dibayar
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika
melalui Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan kode billing. Kode billing adalah
kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem billing atas suatu jenis
negara.
Kena Pajak.
Cara Ekstensifikasi.
Pajak.
1. Lebih Mudah.
Internet Banking Mandiri cukup dari meja kerja atau melalui mesin ATM
Mandiri yang Anda temui di sepanjang perjalanan. Tidak perlu lagi membawa
lembaran SSP ke Bank atau Kantor Pos Persepsi. Sekarang, hanya cukup
2. Lebih Cepat
dari mana pun. Jika memilih teller Bank atau Kantor Pos sebagai sarana
telah diinput sebelumnya. Antrian di Bank atau Kantor Pos akan sangat
pajak.
27
3. Lebih Akurat
Sistem akan membimbing dalam pengisian SSP elektronik dengan tepat dan
pembayaran, seperti kode akun pajak dan kode jenis setoran, dapat
terminimalisasi karena data yang akan muncul pada layar adalah data yang
Kode billing berlaku dalam waktu 1 bulan (30 hari) sejak diterbitkan dan
setelah itu secara otomatis terhapus dari sistem dan tidak dapat dipergunakan lagi.
Kode billing dapat dibuat kembali apabila kode billing telah terhapus secara sistem.
Kode billing berlaku sampai dengan jatuh tempo pembayaran pajak dan tidak
perbedaan data antara data elektronik dengan hasil cetakan, maka yang dijadikan
Kementerian Keuangan.
Ada 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui untuk melakukan pembayaran pajak
dengan e-billing, yaitu Registrasi akun e-billing pajak, buat kode billing dan bayar
dengan menggunaka kode billing yang telah dibuat. Untuk membuat kode billing,
1. Melalui Kring Pajak 1 500 200 (untuk saat ini hanya dapat dilayani untuk
2. Melalui SMS ID billing *141*500# (untuk saat ini sudah dapat diakses oleh
pelanggan Telkomsel)
5. Melalui Internet Banking (untuk Untuk bank tertentu dapat dilakukan melalui
dan http://www.pajakku.com
Setelah kode billing dibuat, kode billing tersebut dapat dibayar dengan cara :
b. Melalui ATM
c. Melalui mini ATM yang terdapat di seluruh KPP dan KP2KP (untuk saat ini
d. Internet banking
e. Mobile banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani untuk nasabah Bank
BPD Bali)
Terdapat tambahan fitur di sistem Surat Setoran Elektronik (SSE) Pajak versi
2 atau 3 yaitu dapat membuat kode ID billing bagi NPWP pihak lain dan tanpa
NPWP,jika dibandingkan dengan versi pertama, fitur ini sangat diperlukan bagi
para bendahara dan pihak pemungut pajak, namun jika menggunakan aplikasi
SSE pajak untuk keperluan pembayaran pajak atas nama pribadi, dapat bebas
29
memilih aplikasi mana yang sesuai dengan keinginan. Namun untuk bisa
diperoleh melalui Kantor Pelayanan Pajak dimana Nomor Pokok Wajib Pajak
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang melakukan
3. Lokasi lain yang ditentukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor
maka Wajib Pajak akan mendapatkan BPN (Bukti Penerimaan Negara) yang
disamakan dengan SSP dan SSP PBB dalam rangka pelaksanaan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
Wajib Pajak menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti setoran.
BPN adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank/Pos Persepsi atas transaksi
30
dan Nomor TransaksiBank (NTB) atau Nomor Transaksi Pos (NTP) sebagai
3. Kode billing
6. Alamat Wajib Pajak, kecuali untuk BPN yang diterbitkan melalui ATM dan
EDC
7. Nomor Objek Pajak (NOP), dalam hal pembayaran pajak atas transaksi
Pertambangan, kecuali untuk BPN yang diterbitkan melalui ATM dan EDC
dengan SSP dan SSP PBB dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
pembayaran yang tertera dalam BPN dengan data pembayaran menurut sistem
METODE PENELITIAN
mengumpulkan data dari hasil penelitian melalui data deskriptif baik secara tertulis
maupun secara lisan dan kemudian menguraikan secara terperinci untuk dapat
memberikan informasi seputar data atau hal – hal yang ingin diketahui atau
Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Makassar Utara, dimana yang menjadi
subjek pada penelitian ini adalah Kepala KPP Pratama Makassar Utara dan wajib
pajak yang terdaftar dalam KPP Pratama Makassar Utara. Kepala KPP Pratama
KPP Pratama Makassar Utara dan untuk wajib pajak yang diwawancarai berjumlah
peristiwa. Hasil dari penelitian kualitatif yaitu berupa data deskriptif yang
32
33
mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena nyata atau sesuai dengan apa yang
a. Data primer
Menurut Sugiyono (2014) data primer adalah sumber data yang langsung
dari KPP Pratama Makassar Utara yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan
wawancara kepada Kepala KPP Pratama Makassar Utara dan wajib pajak
secara langsung sesuai dengan topik yang akan diteliti mengenai penerapan E-
b. Data Sekunder
relevan terkait dengan masalah yang diangkat. Data yang diperoleh dari KPP
Pratama Makassar Utara yaitu berupa dokumen seperti jumlah wajib pajak yang
terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara dan struktur organisasi KPP Pratama
Makassar Utara.
Lokasi penelitian ini berada di KPP Pratama Makassar Utara yang beralamat
di Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 GKN I Lt. 1, 90232, Makassar. Tempat penelitian
ini sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan data – data yang berkaitan
prosedur pengumpula n data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara
tanya jawab secara langsung kepada kepala kantor dan wajib pajak orang
b. Dokumentasi
kenaikan jumlah wajib pajak selama 5 tahun. Teknik ini digunakan untuk
analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan kemudian dianalisis
3. Kesimpulan
BAB IV
KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama yang
berada dibawah koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan
63 kelurahan di kota Makassar. Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai
Makassar hanya terdapat satu kantor pajak di kota Makassar yaitu Kantor
Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah Kantor Wilayah XII
Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP Ujung Pandang dipecah
menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar Selatan melalui Keputusan
KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi KPP Pratama
36
37
Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi dan
d. Penyuluhan perpajakan
f. Pelaksanaan ekstensifikasi
k. Pelaksanaan intensifikasi
m. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas
• Integritas
• Profesionalisme
• Inovasi
berlaku.
39
• Teamwork
kerangka dasar dari organisasi yang menunjukkan setiap tugas, wewenang dan
Kepala
Kantor
SUBAG UMUM
SEKSI
INTENSIFIKASI SEKSI PELAY ANAN
SEKSI
PENGAWASAN & SEKSI
KONSULTASI I PEMERIKSAAN
SEKSI
PENGAWASAN & SEKSI PENGAWASAN
KONSULTASI II & KONSULTASI III
a. Kepala Kantor
langsung lainnya dan pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak
b. Sub.Bagian Umum
d. Seksi Pelayanan
e. Seksi Pemeriksaan
SPT;
ke bukti pendukung
8. Melakukan inspeksi
9. Rekonsiliasi / Equlisasi
f. Seksi Ekstensifikasi
menunjang ekstensifikasi.
usulan pengurangan pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan hak
h. Seksi Penagihan
dokumen penagihan.
ditunjuk oleh kepala kantor wilayah dan kepala KPP Pratama yang
kepatuhan wajib pajak. Sebelum itu berikut ini adalah nama-nama informan:
yang diajukan oleh peneliti melalui panduan wawancara yang dilakukan secara
tatap muka langsung dan juga melalui via pesan teks dengan informan, yang
kemudian data jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara.
mengenai pengetahuan mereka akan E-System dan kepatuhan wajib pajak guna
menjawab rumusan masalah terbukti atau tidak. Kutipan hasil wawancara dari
informan penelitian tersebut secara lebih rinci diuraikan serta dijelaskan dalam
hasil penelitian.
Dalam bagian ini hasil penelitian yang disajikan merupakan bentuk kutipan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan. Hasil wawancara ini
pajak, kriteria wajib pajak yang dapat dikatakan wajib pajak patuh,faktor apa saja
yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, apa yang mereka ketahui
tentang kepatuhan wajib pajak ialah Kepatuhan wajib pajak mencakup kepatuhan
44
usaha sesuai peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap semua aturan
perpajakan lainnya. Di antara ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang paling mudah
diamati adalah kepatuhan melaporkan kegiatan usaha, karena seluruh wajib pajak
benar, lengkap dan jelas, baik laporan bulanan atau masa maupun tahunan. Yang
memprihatinkan adalah wajib pajak semacam ini berjumlah paling banyak dari
seluruh wajib pajak terdaftar. Patut menjadi perhatian lebih serius bagi Ditjen Pajak
Hal ini juga yang terjadi dalam KPP Pratama Makassar Utara masih sangat
banyak wajib pajak yang malas dalam melakukan tugas dan tanggung jawab
Makassar Utara. Pengetahuan wajib pajak masih sangat kurang sehingga mereka
pajak, seperti Ibu Milka berpendapat bahwa kepatuhan wajib pajak adalah untuk
pajak, menurutnya wajib pajak yang patuh itu jika melapor dan membayar pajak
tepat waktu.
45
wajib pajak ialah sikap yang dimiliki wajib pajak yang patuh dalam melapor SPT
ataupun kewajiban pajak lainnya. Sebagai wajib pajak Bpk. Imanuel juga mengerti
kewajibannya. Menurutnya kriteria dari wajib pajak yang patuh ketika seorang
wajib pajak melaporkan pendapatannya melalui SPT setiap tahunnya dan juga
Setiap tahun muncul basis perpajakan yang akan terus bertambah seiring
SPT, E-Filling, dan E-Billing. Modernisasi teknologi ini adalah salah satu pilar
menerapkan E-System.
Hal ini didukung dengan adanya pernyataan dari Sdr. Endro sebagai
membatasi wajib pajak untuk datang langsung ke kantor karena adanya peraturan
sistem ini para pegawai juga tetap menjalankan tugas walaupun dalam kondisi
yang terbatas.
46
Pendapat lainnya menurut Bpk. Meyer dari sisi wajib pajak, E-System
merupakan suatu sistem dalam bentuk online yang mempermudah wajib pajak
adalah sistem elektronik yang dibuat oleh pemerintah secara daring/online untuk
Menurut Sdr. Endro cara-cara dari KPP Pratama Makassar Utara dalam
menerapkan E-System kepada wajib pajak agar wajib pajak tertarik dan ikut serta
Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi Baru agar dapat mengetahui
olahraga bersama, Car Free Day dan banyak kegiatan outdoor lainnya,
perpajakannya.
mengharapkan wajib pajak dapat ikut serta agar wajib pajak yang telah terdaftar
maupun wajib pajak yang baru dapat lebih memahami bagaimana hak dan
kewajiban dari setiap wajib pajak khususnya yang terdaftar di KPP Pratama
melaporkan SPT secara online, membayar pajak tepat waktu agar tidak dikenakan
denda. Hasil dari sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan untuk mengenalkan
E-System ini mengalami dampak positif dari tahun ke tahun. Ini terbukti dengan
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap tahun wajib pajak
sebagai wajib pajak. Sehingga tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat setiap
tahunnya.
Menurut Ibu Milka kendala yang mungkin terjadi adalah sistem yang error
sehingga tidak dapat digunakan. Tanggapan lainnya dari Bpk. Imanuel dan Bpk.
Meyer kurang lebih sama yaitu tidak semua dapat menggunakannya karena
perbedaan jaringan yang tersedia. Kalau menurut Sdr. Yetniel kendala yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kepatuhan wajib pajak karena memiliki beberapa kelebihan seperti wajib pajak
tidak perlu pergi ke kantor pajak dan mengantri, wajib pajak juga bisa
melakukannya dimanapun dan kapanpun, sehingga wajib pajak lebih patuh dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Walaupun masih ada kendala seperti
harus menggunakan jaringan internet dan kemungkinan web site sedang tidak bisa
digunakan.
5.2 Keterbatasan
Kendala yang saya hadapi sulit untuk melakukan wawancara terhadap wajib
pajak karena adanya himbauan dari Pemerintah agar tetap di rumah untuk
5.3 Saran
dari sistem perpajakan agar dapat lebih patuh dalam melapor dan membayar pajak
sesuai ketetapan yang berlaku. Karena pajak sangat berpegaruh besar bagi
pembangunan negara dan jika seorang wajib pajak tidak melapor dan membayar
pajak tepat waktu maka akan dikenakan denda sesuai peraturan perpajakan yang
berlaku.
49
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.).
Albert, K. (2014). Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis . Bandung: ALVABETA, cv.
Dyanrosi, A. (2015). Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Minat Perilaku
Brawijaya, Malang.
Hermanto, Suwardi Bambang dan Ema Novita Sari. (2016). Analisis Faktor dalam
(TAM) . Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 5 No 4 , Sekolah Tinggi Ilmu
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama
(JEJAK), 6 (1).
50
51
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Pajak, dan Penerapan E-Filling pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi
PUSTAKABARUPRES.
Suherman M., Almunawwaroh M., dan Mariliana R. 2015. Pengaruh Penerapan E-Filing
(SPT) Tahunan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Tasikmalaya. Jurnal,
Rifqi, Khairil .2017. Pengaruh E-Spt, Pemahaman Peraturan Perpajakan , Dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha
Dan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Said S., dan Aslindah. 2018. Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada KPP Pratama Makassar
Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Priyastama, Romie. 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data & Analisis Data.
Bantul:START UP
Mantu, G. S. 2017. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan
Negeri Gorontalo.
Mujiyati, dan Aqil. A.Y. (2018). Pengaruh Penerapan E-System Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Pada Pengusaha Kena Pajak Badan Yang
Surakarta.
Hasanudin.
Nurhidayah, Sari. 2015. Pengaruh Penerapan Sistem E-filing Terhadap Kepatuhan Wajib
Yogyakarta.
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak
yang patuh?
membantu wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya
a. Identitas Informan
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di
Jawaban :
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang paling mudah diamati adalah kepatuhan
atau Tahunannya.
Jawaban :
Ya, saya mengetahuinya
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
Ketika wajib pajak senantiasa membayar pajaknya sesuai dengan jumlah yang
wajib pajak?
Jawaban :
Menurut saya faktornya adalah sosialisasi dari bagian pajak, kesadaran wajib
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Kekurangannya adalah untuk para lansia masih butuh bimbingan atau orang
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
Menurut saya, benar-benar membantu wajib pajak karena tidak perlu repot-
b. Identitas Informan
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di
Jawaban :
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
Kepatuhan wajib pajak adalah untuk membayar pajak dan melaporkan pajak
Jawaban :
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
Wajib pajak yang patuh jika membayar dan melaporkan pajak tepat waktu
wajib pajak?
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
Ya, krn bisa membantu wajib pajak untuk melaporkan pajak secara online
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di
Jawaban :
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
Kepatuhan Wajib Pajak adalah sikap yang dimiliki wajib pajak yang patuh dalam
Jawaban :
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
Kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang patuh adalah ketika
setiap tahunnya dan juga membayar kewajiban pajaknya yang telah ditetapkan
wajib pajak?
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
Ya, sangat membantu wajib pajak lebih patuh. Karena dengan adanya E-
system maka wajib pajak tidak perlu lagi repot ke kantor pajaknya melainkan
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di
Jawaban :
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
Jawaban :
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
• Tidak pernah kena hukuman karena melakukan tindak pidana pada bidang
perpajakan
wajib pajak?
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Saya mengerti :
Tahunan
Jawaban :
Kelebihan : lebih mudah untuk melakukan pelaporan wajib pajak tanpa harus
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
Ya, karena akan lebih mudah dalam melakukan pelaporan wajib pajak tanpa
e. Identitas Informan
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
Jawaban :
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
Kriteria wajib pajak dikatakan patuh ketika rutin dan tidak telat melaporkan
wajib pajak?
Jawaban :
• waktu
Jawaban :
wajib pajak
7. Apakah anda mengetahui prosedur atau langkah-langkah dari mengisi dan
Jawaban :
Jawaban :
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
f. Identitas Informan
1. Apakah anda salah satu wajib pajak orang pribadi atau badan yang terdaftar di
Ya, saya merupakan wajib pajak perorangan di KPP Pratama Makassar Utara
Jawaban :
Jawaban :
4. Menurut anda, bagaimana kriteria wajib pajak dapat dikatakan wajib pajak yang
patuh?
Jawaban :
Ketika wajib pajak senantiasa membayar pajaknya sesuai dengan jumlah yang
wajib pajak?
Jawaban :
Menurut saya faktornya adalah sosialisasi dari bagian pajak, kesadaran wajib
Jawaban :
Jawaban :
Kekurangannya adalah untuk para lansia masih butuh bimbingan atau orang
wajib pajak sehingga wajib pajak mejadi lebih patuh? Jika Ya ataupun Tidak
Jawaban :
Menurut saya, benar-benar membantu wajib pajak karena tidak perlu repot-
I. IDENTITAS DIRI
NIM : 16 13 099
Email : krisadel17@gmail.com
II. PENDIDIKAN
III. SERTIFIKAT/PENGHARGAAN