Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi maha
Penyayang, Kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas laporan akhir Geologi tentang “ Analisis Bentang Alam”
dengan baik
Laporan praktikum ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dan
dengan data yang sebenar benarnya, dalam pembuatan laporan ini terdapat
tugas tugas yang perlu atau tugas wajib, yang dapat terlaksana dengan baik, dan
saya mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya kepada asissten
laboratorium geologi karena telah membimbing saya dalam melakukan praktikum
dengan baik dan benar
Akhir kata saya mohon minta maaf sebesar besarnya apabila masih
terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan laporan ini, dikarenakan
kesempurnaan hanyalah milik Allah dan sumber pemasalahan adalah diri sendiri,
mohon kritik dan saran yang dapat menunjang laporan saya, demi membangun
saya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga kegiatan praktikum
Geologi ini bisa bermanfaat bagi saya dan saya dapat menerapkan ilmu-ilmunya
yang telah diberikan dengan baik dan sebenar benarnya

Bandung, 30 April 2018

Rendra Muhamad Safei


NPM : 10070117110

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................1
1.2.1 Maksud...........................................................................1
1.2.2 Tujuan.............................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................2


2.1 Geomorfologi....................................................................................2
2.1.1 Tenaga Endogen............................................................2
2.1.2 Tenaga Eksogen.............................................................3
2.2 Kemiringan lereng............................................................................3
2.3 Pola Aliran Sungai............................................................................4
2.4 Daerah Aliran Sungai.......................................................................6
2.4.1 Kerapatan Aliran Sungai.................................................7
2.5. Satuan Genetika Wilayah.................................................................8

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN.................................................................9


3.1 Tugas...............................................................................................9
3.1.1 Membuat Peta Morfologi.................................................9
3.1.2 Membuat Peta Aliran Sungai..........................................9
3.1.3 Membuat Peta Daerah Aliran Sungai..............................9
3.1.4 Membuat Peta Water Divide...........................................9
3.1.5 Membuat Peta Kerapatan Sungai...................................9
3.1.6 Membuat Perhitungan Kerapatan Sungai.......................9
3.1.7 Membuat Analisa Bentang Alam.....................................9
3.1.8 Membuat Peta Batas Geomorfologi................................9
3.2 Pembahasan....................................................................................9
3.2.1 Membuat Peta Morfologi.................................................9
3.2.2 Membuat Peta Aliran Sungai.........................................10
3.2.3 Membuat Peta Daerah Aliran Sungai............................10
3.2.4 Membuat Peta Waterdevide..........................................11
3.2.5 Membuat Peta Kerapatan Sungai.................................11
3.2.6 Membuat Perhitungan Kerapatan Sungai.....................12
3.2.7 Membuat Analisa Bentang Alam...................................12
3.2.8 Membuat Peta Batas Geologi.......................................12

BAB IV ANALISA...............................................................................................14

BAB V KESIMPULAN........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan lapangan diperlukan perencanaan yang baik, baik itu dari
peralatan maupun navigasi, dan dalam navigasi diperlukan data awal dalam
penjelajahan saat sebelum pergi ke lapangan, dan biasanya navigasi yang
dipakai yaitu peta
Peta sendiri merupakan gambaran sebagian atau seluruh permukaan
bumi yang diproyeksikan dalam bidang datar dengan aturan dan skala tertentu,
peta sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu peta dasar dan peta turunan. Dalam
kegiatan lapangan geologi biasanya menggunakan peta dasar topografi dan
turunannya peta geologi
Dalam pembacaannya peta dasar topografi dapat di analisis dan dijadikan
beberapa peta turunan, seperti peta morfo, peta aliran sungai, dan peta daerah
aliran sungai yang kemudian saat digabungkan dengan peta geologi dapat
mendapatkan analisis bentang alam
Analisis bentang alam tersebut merupakan modal awal tahap eksplorasi
dalam dunia pertambangan, dimana hasilnya dapat menjadikan zona sgw yang
sangat bermanfaat saat meminta ijin wilayah eksplorasi

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Untuk dapat menganalisis bentang alam dari peta dasar topografi dan
peta turunan geologi
1.2.2 Tujuan
1. Dapat membaca peta topografi dan membuat peta morfologi
2. Dapat membuat peta water devide, aliran sungai, dan daerah aliran
sungai
3. Dapat membuat peta kerapatan aliran sungai
4. Dapat membuat peta batas geomorfologi

iii
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani yang artian perkatanya adalah
Geo yaitu bumi, morfo yaitu bentuk, dan logi dari kata logos berarti ilmu,
sehingga dapat disimpulkan bahwa geomorfologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bentuk rupa bumi.
Menurut geomorfologi bentuk permukaan bumi selalu berubah ubah
dimulai dari saat keterbentukannya dan sampai pada saat ini. Yang berperan
dalam keterbentukan morfologi yaitu gaya geologi,yang didalam geologi terbag
menjadi dua yaitu gaya geologi endogen, dan gaya geologi eksogen

Sumber : Tarjono, 2018


Gambar 2.1
Tenaga Geologi
2.1.1 Tenaga Endogen

Sumber : Zukeria,2011
Gambar 2.2

iv
Pergerakan Lempeng
Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi,
biasanya tenaga endogen ini merupakan unsur pembentukan muka bumi seperti
proses seisme, vulkanisme, tektonisme dan pembentukan gunung

2.1.2 Tenaga Eksogen


Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi, seperti
angin, air, gletser, organisme, dan sinar matahari. Dalam tugasnya biasanya
tenaga eksogen merusak morfologi seperti pelapukan, erosi, pengangkutan dan
sedimentasi

Sumber : Anonym, 2015


Gambar 2.3
Tenaga Eksogen

2.2 Kemiringan lereng


Lereng merupakan bentuk rupa bumi yang diantara dua titik mengalami
perbedaan ketinggian sehingga membentuk kemiringan, keterbentukan lereng
bisa jadi karena gerakan tektonik ataupun karena proses erosi yang terjadi pada
permukaan bumi
Tabel 2.1
Klasifikasi Kemiringan lereng Van Dzuidam (1979)

2
v
Sumber : Anonym, 2015
Peta kelas lereng diperoleh melalui interpetasi pet rupa bumi Indonesia
( RBI ) dengan metode pembuatan peta lereng yang dikemukakan oleh
Wenthworth dengan rumus sebagai berikut :
(n-1) x ki
S = --------------------------------- x 100%
a x penyebut skala peta
Keterangan :
S = Besar sudut lereng
n = Jumlah kontur yang memotong tiap diagonal jaring
ki = kontur interval
a = panjang diagonal jarng dengan panjang rusuk 1 cm

2.3 Pola Aliran Sungai


Penyebab dari perbedaan pola aliran sungai dapat tergantung dengan
keadaan topografi, litologi batuan dan struktur batuan dibawahnya, macam
macam pola aliran sungai antara lain :
1. Pola Dendritrik berbentuk menyerupai cabang batang pohon,
keberadaannya di dataran dengan struktur batuan homogen

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.4
Pola AliranSungai Dendritik

vi
2. Radial Sentrifugal meupakan pola yang alirannya menyebar dari satu titik,
seperti pada puncak gunung api

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.5
Pola Aliran Sungai Radial
3. Rectangular, Pola aliran rectangular merupakan pola yang tercipta karena
adanya rekahan seperti kekar, pada pola rectangular biasanya mengikuti arah
rekahan tersebut

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.6
Pola Aliran Sungai Rectangular
4. Trelllis, pola dari aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar
dengan sungai induknya, yang biasanya berada di wilayah patahan.

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.7
Pola Aliran Sungai Trellis
5. Sentripetal, merupakan aliran yang berlawanan dengan pola radial, di
mana aliran berpusat pada area cekungan (depresi).

vii
Sumber : Agnas, 2013
Gambar 2.8
Pola Aliran Sungai Sentripetal
6. Annular, yaitu pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu.
7. Pararel, Sistem pengalirannya berbentuk sejajar yang terbentuk oleh
lereng yang curam/terjal.

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.9
Pola Aliran Sungai Parallel

8. Pinnate, merupakan pola dimana banyak aliran yang membentuk satu


sungai induk yang laincip. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang
lerengnya terjal.

Sumber : Agnas, 2013


Gambar 2.10
Pola Aliran Sungai Pinnate

viii
2.4 Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat didefinisikan sebagai suatu daerah
yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh
didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada
sungai tersebut, atau merupakan satuan hidrologi yang menggambarkan dan
menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk
perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001).
Menurut I Made Sandy (1985), seorang Guru Besar Geografi Universitas
Indonesia; Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah bagian dari muka bumi, yang
airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan, apabila hujan jatuh.
Sebuah pulau selamanya terbagi habis ke dalam Daerah-Daerah Aliran Sungai.
Antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya dibatasi oleh titik-titik
tertinggi muka bumi berbentuk punggungan yang disebut stream devide atau
batas daerah aliran (garis pemisah DAS). Bila suatu stream devide itu
merupakan jajaran pebukitan disebut stream devide range. (Hallaf H.P., 2006).

Sumber : Hendrik, 2012


Gambar 2.11
Daerah Aliran Sungai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah aliran sungai merupakan
tempat penampungan air hujan yang tebentuk secara alami dan mengalirkain air
dari hulu menju hilir dikarenakan suatu topografi dari daerah tersebut
2.4.1 Kerapatan Aliran Sungai
Kerapatan aliran sungai merupakan angka yang menunjukan banyaknya
sungai pada sebuah daerah aliran sungi, kerapatan dari aliran sungai sangat

ix
bervariasi dan terbentuk dari suatu cekungan menuju ke cekungan lain yang
lebih rendah.
L (km)
Ks = -----------------
A (km)
Keterangan :
Ks = Kerapatan sungai
L = panjang total sungai
A = Luas Area das

Tabel 2
Klasifikasi Kerapatan Aliran Sungai

2.5. Satuan Genetika Wilayah


Satuan genetika wilayah merupakan kesatuan dari wilayah yang memiliki
latar belakang keterbentukan yang sama, baik itu wilayah dataran, perbukitan,
ataupun pegunungan yanag tiap wilayahnya dapat tersusun oleh litologinya
masing masing baik itu masa batuan dan tanah

x
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Membuat Peta Morfologi
3.1.2 Membuat Peta Aliran Sungai
3.1.3 Membuat Peta Daerah Aliran Sungai
3.1.4 Membuat Peta Water Divide
3.1.5 Membuat Peta Kerapatan Sungai
3.1.6 Membuat Perhitungan Kerapatan Sungai
3.1.7 Membuat Analisa Bentang Alam
3.1.8 Membuat Peta Batas Geomorfologi

3.2 Pembahasan
3.2.1 Membuat Peta Morfologi

Gambar 3.12
Morfologi
Dalam pembuatan peta Morfologi menggunakan klasifikasi desauthnetes
yang hasilnya diperoleh dari perhitungan persen lereng, morfologi daerah calang

xi
merupakan pegunungan karna kemiringannya lebih dari 16% dan beda tingginya
diatas 100 meter
3.2.2 Membuat Peta Aliran Sungai

Gambar 3.13
Peta Aliran Sungai
Dalam pembuatan peta aliran sungai dapat menggunakan hukum v dan
ataupun dengan menggambarkan water devide terlebih dahulu, water devide
yang saling berhadapan menunjukan aliran sungai, pola aliran sungai yang
didapat adalah pola pinnate karena kemiringan lereng yang tinggi dan struktur
batuan yang keras
3.2.3 Membuat Peta Daerah Aliran Sungai

Gambar 3.14

xii
Peta DAS

xiii
Dalam pembuatan peta DAS diperlukan untuk menggambarkan water
devide karena water devide yang berlawanan merupakan sebuah punggungan
yang merupakan batas DAS
3.2.4 Membuat Peta Waterdevide

Gambar 3.15
Peta Water Devide
Dalam pembuatan water devide, haruslah tegak lurus terhadap kontur
dan mengarah terhadap elevasi yang lebih rendah
3.2.5 Membuat Peta Kerapatan Sungai

Gambar 3.16
Peta Kerapatan Sungai

xiv
Sebelum membuat peta kerapatan sungai kita harus menentukan
kerapatannya dengan menghitung panjang sungai dibagi dengan luas DAS, yang
hasilnya pada pertama yaitu 0,00927 , ks dua yaitu 0,147 dan ks tiga yaitu 0
3.2.6 Membuat Perhitungan Kerapatan Sungai
Dalam menghitung kerapatan sungai, perlu diketahu pertama kali adalah
luas DAS dan panjang sungai, kerapatan sungai dicari dengan rumus Ks= L/A
Ks1 = 4991,5 m / 52972m = 0,0927
Ks2 = 1235 m / 8360 m = 0,147
Ks3 = 0 / 9633 = 0
3.2.7 Membuat Analisa Bentang Alam
Pada daerah calang memiliki bentuk topografi menyerupai pegunungan,
dikarenakan konturnya yang rapat dan elevasi terendahnya yaitu 750 mdpl
sedangkan elevasi tertingginya yaitu 1305 mdpl, kontur yang rapat ini
menandakan lereng yang terjal yang pada saat dihitung persen lerengnya lebih
dari 16% dan beda tingginya diatas 100m yang menurut Desauthnetes masuk
kedalam klasifikasi pegunungan.
Pola aliran sungai yang terdapat pada peta yakni pola aliran sungai
pinnate dikarenakan keberadaanya berada pada kondisi lereng yang terjal dan
struktur batuan yang keras, sehingga menyebabkan anak sungai dengan sungai
induknya membentuk sudut lancip
3.2.8 Membuat Peta Batas Geologi

Gambar 3.17
Peta Batas Geomorfologi

xv
Dalam peta batas geomorfologi terdapat empat formasi batuan yang
berbeda seperti 2333 yaitu batuan sedimen karbonat intesitas tektonik tinggi dan
terbentuk dipegunungan, 1323 yaitu batuan beku basa intesitas tektonik
menengah yang terbentuk dipegunungan, 3133 yaitu batuan metamorf masif
intensitas tektonik tinggi yang terbentuk dipegunungan dan terakhir 1333 yaitu
batuan beku basa intesitas tektonik tinggi dan terbentuk dipegunungan

xvi
BAB IV
ANALISA

Dalam topografinya ketinggian yang paling rendahnya adalah 750 mdpl


dengan ketinggian tertingginya yaitu 1305 mdpl yang menyatakan bahwa
daerahnya merupakan dataran tinggi dan konturnya yang rapat menunjukan
bahwa memiliki lereng yang curam
Dalam penentuan peta morfologi warnanya mengikuti derajat kemiringan
yang pada saat perhitungannya di haruskan mengambil beda tinggi yang sama
dari tiap penarikan garis dalam pencarian kemiringingan lereng itu sendiri.
Dalam pembuatan peta aliran sungai, hukum v tidak selalu berlaku
karena kita terlebih dahulu harus menentukan water divide ataupun arah jatuhan
air, dan setelah itu kita dapat menentukan mana aliran sungai, dan mana
punggungan dari water divide itu sendiri merupakan saat dimana water divide
saling berpunggungan
Pada pembagian wilayahnya geomorfologi terbagi menjadi lima wilayah
akan tetapi terdapat dua wilayah yang memiliki spesifikasi yang sama sehingga
dapat dibagi menjadi empat bagian itu sendiri.

14
xvii
BAB V
KESIMPULAN

1. Dalam pembacaan topografi dapat dilihat melalui konturnya, kontur yang


rapat menandakan bahwa merupakan lereng yang terjal, dan kontur yang
renggang melambangkan lereng yang landai, yang dalam pembuatan peta
morfologi dapat dihitung melalui perhitungan persen lereng dan mengikuti
klasifikasi Desauthnetes
2. dalam pembuatan water divide adalah harus tegak lurus terhadap garis
kontur dan arahnya menuju ke elevasi yang lebih rendah, water divide yang
saling berhadapan dapat menunjukan pola aliran sungai dan yang saling bertolak
belakang merupakan punggungan yang dapat digunakan sebagai batas aliran
sungai
3. untuk menghitung peta kerapatan sungai dapat menggunakan rumusnya
yaitu panjang sungai dibagi dengan luas dari area das yang, dalam klasifikasinya
mengikuti soewarno,1991
4. untuk membuat peta batas geomorfologi kita perlu mengetahui dari jenis
sungai, kerapatan sungai, morfologi, dan formasi batuan, sehingga setelah
didapatkan kita dapat mengelompokannya menjadi satu wilayah yang memiliki
karakteristik yang sama

15
xviii
DAFTAR PUSTAKA

1. Agnas, 2013 “ Pola Aliran Sungai “ www.agnazgeograph.wordpress.com


Diakses pada 23 April 2018

2. Dony, 2013 “ Klasifikasi Kemiringan Lereng “ www.pinterdw.blogspot.com


Diakses pada 23 April 2018

3. Fahrul rozy, 2016 “ Analisis Bentang Alam “ www.academia.edu Diakses


pada 23 April 2018

4. Hendrik, 2012 “ Daerah Aliran Sungai “ geonviron.blogspot.com Diakses


pada 23 April 2018

5. Sayed, 2013 “ Geomorfologi “ sayedmuddasir.wordpress.com Diakses pada


23 April 2018

16
xix
FORMAT PENILAIAN

Format BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Dapus


(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai

xx
LAMPIRAN

xxi

Anda mungkin juga menyukai