Pengadaan Konstruksi Penahan Tanah PDF
Pengadaan Konstruksi Penahan Tanah PDF
Kota Padang
I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan proyek ini adalah Pengadaan Konstruksi Penahan Tanah (Sheet Pile)
Sungai Ps. Laban, Kel. Bungus Selatan, Kec. Bungus Teluk Kabung yang meliputi :
Lokasi pekerjaan proyek ini di Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang dengan waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah 140 hari kalender, terhitung sejak tanggal SPMK.
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil dari PT.
AMBALAT JAYA ABADI yang sudah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar,
sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh semua pihak.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin General Manajer
proyek, dibantu oleh beberapa staf teknik , dan beberapa tenaga Pelaksana Lapangan beserta
pembantu-pembantunya. General Superintendent bertanggung jawab kepada Direksi
Perusahaan PT. AMBALAT JAYA ABADI.
Manajer proyek memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik,
maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Manajer proyek dibantu oleh Staf
Teknik & Administrasi Teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan
Keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerjasama yang baik
dengan pihak pengawas, maka pelaksanaan proyek diharapkan dapat berjalan dengan baik dan
sesuai yanq disyaratkan.
5. Quality Control
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian mutu (Quality Control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
antara lain mengontrol :
- Seluruh material yang digunakan
- Pemilihan tenaga kerja
- Perawatan alat
- Test material dilaboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan- bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang
dilaksanakan oleh PT. AMBALAT JAYA ABADI.
Didalam pelaksanaan pengujian bahan dan hasil pekerjaan, maka juga akan disiapkan barak
untuk penempatan peralatan laboratorium lapangan.
MANAJEMEN MUTU
SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 , ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
yang mengacu pada sistem manajemen ISO 9001:2008 , ISO 14001:2004 dan OHSAS
18001:2007 dan diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak diterbitkannya SPMK dengan pengajuan RMK3 yang
telah disetujui oleh direksi pekerjaan, sebagai dasar penerapan sistem pada seluruh bagian, dan
akan dilakukan audit berkala secara intern oleh PT. AMBALAT JAYA ABADI. Proses
pengendalian mutu secara internal ini, selanjutnya akan diperiksakan secara external dengan
melibatkan pihak eksternal untuk mendapatkan persetujuan, oleh pihak auditor external.
1. Tenaga Kerja
Personel yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai
personel inti dalam organisasi proyek.
Tenaga kerja terampil akan dipilih dan didatangkan dari luar dan dari daerah setempat. Tenaga
kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk Site Engineer.
- Tenaga operasional lapangan : pelaksana , mekanik dan operator.
- Pekerja (mandor, tukang, pembantu tukang, operator).
Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan pada Paket ini meliputi :
No Uraian Pekerjaan
A PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Uitzetten / Pengukuran Kembali dan Dokumentasi
2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
JUMLAH TOTAL A
Start
Galian Biasa
Pek. Galian Untiuk Selokan
Pek. Rip-rap
Galian tanah mekanis
1. UMUM
a. Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi akan segera dilakukan setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan.
Pada Pekerjaan Mobilisasi ini, akan dilakukan Mobilisasi Peralatan, Tenaga Kerja, Manusia,
serta kebutuhan lainnya yang diperlukan guna menunjang kelancaran pekerjaan. Juga
Dilakukan Penyelidikan atau Investigasi terhadap kondisi lapangan, kondisi material yang akan
dipergunakan, seperti melakukan Job Mix Formula Untuk Hot Mix, Soil Investigation (jika
diperlukan), dan hal lainnya. Pada pekerjaan Mobilisasi ini juga akan dilakukan :
Pengukuran akan dilakukan dari awal hingga dapat dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pengukuran ini jika dimungkinkan juga akan dipakai untuk menentukan progres pekerjaan yang
berhubungan dengan pembayaran. Tim pengukuran juga akan melakukan pengecekan gambar yang
ada (Construction Drawing) dan akan membuat data awal. Dimana data awal tersebut akan dipakai
guna pembuatan Shop Drawing yang akan dijadikan untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Shop drawing sebelum dapat digunakan sebagai pedoman di lapangan harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi lapangan dan Konsultan. Selanjutnya diharapkan As Build
Drawing akan dapat diproses bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
berpedoman pada hasil pekerjaan terlaksana (Pekerjaan yang sudah dilakukan). Hal ini dimaksudkan
agar pada saat selesai pekerjaan nanti, As Build Drawing yang menjadi kewajiban Kontraktor juga
dapat segera diselesaikan.
Pagar pengaman dibuat dengan cara yang mudah untuk dipindahkan dan dapat melindungi areal
pekerjaan dari segala gangguan, yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan. Dimana pada tahap
Pembuatan Pagar
Listrik
Jika tidak dimungkinkan untuk dapat menggunakan fasilitas Listrik yang disuplai oleh PLN,
maka pengadaan listrik untuk keperluan proyek guna dapat melaksanakan pekerjaan
sebagaimana yang diharapkan serta sesuai dengan jadwal kerja yang ada, maka akan
diadakan/disediakan genset yang ditempatkan pada lokasi yang bebas dari penyebab
gangguan kebisingan.
Air
Pengadaan air guna keperluan kerja jika dimungkinkan diadakan dari PDAM, namun jika tidak
dimungkin maka akan diadakan dari pompa sumur atau sumber air yang terdekat.
Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh seorang (atau Tim) yang bukan hanya menguasai
masalah lalu lintas saja tapi juga masalah teknik serta langsung bertanggunjawab pada General
Superintendent/PM. Bagian ini juga melakukan koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak
pemberi tugas tentang waktu, perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :
Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-alat pengatur
lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan/fasilitas pengatur lalu-lintas yang diperlukan antara lain sebagai berikut :
a. SDM
b. Material
c. Peralatan
Prosedur penggalian
• Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di
bawah dan di luar batas galian.
• Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.
• Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk
selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar
galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai
permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang memenuhi syarat dan dipadatkan.
• Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika tidak praktis menggunakan
alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Peledakan dilarang dan
penggalian batu dilakukan dengan cara lain, jika, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau
struktur di sekitarnya.
• Kami akan menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi
orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi
waktunya.
• Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya, sehingga
tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas atau
bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang,
harus dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
• Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau
struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan dengan benar,
pemadatan harus dilakukan setelah penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.
• Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk mengeluarkan air
harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan dan untuk memungkinkan
pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser atau bergerak ke
samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki, dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk
menjamin kebebasan ruang gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau struktur
lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing
atau bantaran sungai.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan
harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit
tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan
dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
• Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat menghindarkan
kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang
diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam sesudahnya,
harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh dilaksanakan sampai
sesaat sebelum pondasi akan dicor.
• Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Daerah Milik Jalan atau di tempat lain, harus digali
sesuai dengan ketentuan.
• Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galian lama harus
mendapat ijin terlebih dahulu sebelum setiap operasi penggalian dimulai.
• Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaran jalan
mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak diperkenankan.
• Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapat mengganggu
drainase alam atau yang direncanakan.
• Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan sedemikian rupa
sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke sistem drainase berikutnya tanpa genangan.
• Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki setiap timbunan
• Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua bahan,
perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air
dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa
siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan
terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
• Bilamana pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air atau tanah
rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat
kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
Salah satu langkah yang akan kami laksanakan pada tahap pelaksanaan pekerjaan
adalah melaksanakan pengukuran ulang kondisi lapangan , dan kemungkinan akan
dilaksanakan joint survey bersama tim direksi dan konsultan pengawas
DRAINASE
a. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk
pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng
dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa
bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada
perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.
• Galian Biasa
• Galian Batu
• Galian Struktur
• Galian Perkerasan Beraspal
c. Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.
d. Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan seluruh
batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang dapat
dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat
maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
e. Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan
sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanah beton,
dan struktur pemikul beban lainnya.
f. Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan
perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupas
perkerasan beraspal tanpa pemanasan).
• Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
• Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
• Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.
• Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi
untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau
pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih
dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing
pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang memenuhi syarat dan
dipadatkan.
• Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika tidak praktis
menggunakan alat bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal.
Peledakan dilarang dan penggalian batu dilakukan dengan cara lain, jika, peledakan tersebut
berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya.
• Kami akan menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu,
peledakan harus dibatasi waktunya.
• Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara lainnya,
• Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan
atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan
dengan benar, pemadatan harus dilakukan setelah penimbunan kembali di bawah dan di
sekeliling pekerjaan.
• Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain untuk
mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan pemeriksaan kerangka acuan dan
untuk memungkinkan pemompaan dari luar acuan. Cofferdam atau penyokong atau pengaku
yang tergeser atau bergerak ke samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki,
dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang gerak yang
diperlukan selama pelaksanaan.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan atau
struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya
penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.
• Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, maka
timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing
lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnya galian parit
tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya
mengijinkan.
• Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat
menghindarkan kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan yang baru terpasang. Setiap
pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling
sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan
beton tersebut.
• Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk telapak pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.
• Pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada tanpa menggunakan mesin Cold Milling,
material yang terdapat pada permukaan dasar galian, material yang lepas, lunak atau
tergumpal atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus
dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok.
• Kami akan memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang
melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.
• Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu,
penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana
permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus
menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih
• Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua
bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut
off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang
• Kami akan bertanggung-jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi
utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau wewenang
lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian.
• Kami akan bertanggung-jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah
yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang
mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi
kegiatannya.
• Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
• Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
• Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harus dibuang dan diratakan di luar
Daerah Milik Jalan (DMJ).
• Kami akan bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk
bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir.
Bila dibeberpa titik proses penggalian tidak dapat dipergunakan alat berat, maka kami
akan mengerjakan secara manual dengan langkah langkah sebagai berikut :
3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup,
belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan Dump Truck
kap. 3-4 m3.
Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup, belincong dan
roda dorong.
Untuk proses pekerjaan galian untuk drainase akan kami laksanakan dengan proses
pekerjaan tanah untuk konstruksi jalan dan gorong gorong (atas persetujuan direksi)
yang akan kami laksanakan secara bersamaan dan berurutan (dengan memperhatikan
manajemen lalu lintas)
Pekerjjan ini adalah salah satu item yang terdapat dalam divisi drainase, dan dapat
dilaksanakan bila pekerjaan tanah pada area yang terdapat item pekerjaan ini selesai, dan
tanpa harus menunggu proses pekerjaan tanah dan galian seara keseluruhan selesai, dengan
persewtujuan direksi pekerjaan maka proses pekerjaan ini akan kami mulai. Adapun secara
rinci proses pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
PEKERJAANDEWATERING /Kisdam
Untuk mengamankan pekerjaan dibawah air dibuat kisdam, dan dilakukan pengeringan
dengna menggunakan pompa air. Pemasangn kisdam harus dilakukan secermat mungkin agar
rembesan ari sekecil mungkin pada saat pengecoran.
PEK CERUCUK
Sebelum pemasangan batu dilaksanakan akan pengecekan ualang tentang elevasi baik, lebar
dan tinggi, sehingga akan mempermudah pekerjaan pasangan batu. Pemasangan batu yang
akan dipasang sesalu dijaga spesi antara satu batu dengan batu lainnyaagar ikatan batu kokoh
(a) Formasi untuk lapisan pekerjaan pasangan akan disiapkan sesuai dengan
Ketentuan Saluran.
(b) Pondasi atau galian untuk Pekerjaan Pasangan Batu dengan mortar dari ujung
dasar tembok atau struktur akan disiapkan sesuai dengan persyaratan
(c) Lapisan landasan yang porous dan kantung penyaring akan disediakan
sebagaimana sipersyaratkan sesuai dengan Ketentuan Drainase Porous.
(a) Batu harus dibersihkan dari cacat yang dapat mengurangi lekatan dengan adukan.
(b) Sebelum pekerjaan melapis, batu harus betul-betul basah dan sudah cukup waktu
yang diberikan untuk penyerapan air sampai jenuh.
(a) Landasan dari adukan semen setebal paling sedikit 3 cm akan ditempatkan pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian sehingga batu permukaan selalu tertanam pada adukan
tersebut sebelum mengeras.
(b) Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan yang lainnya bersinggungan
untuk mendapatkan tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus
terhadap lereng. Tambahan adukan harus harus dipasang untuk mengisi rongga
yang ada diantara batu-batu dan akan diakhiri hampir rata dengan permukaan
lapisan tetapi tidak menutup batunya.
(d) Permukaan akhir harus diperam seperti yang dipersyaratkan untuk Pekerjaan
Beton dari Spesifikasi ini.
(e) Lereng yang bersebelahan dan bahu harus diratakan dan dibentuk untuk
menjamin pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga akan
memungkinkan drainase lancar, menahan dan mencegah gerusan pada tepi
perkerasan.
(a) Ujung dasar tembok yang dibangun dalam galian, atau struktur lainnya dimana
dukungan tanah atau cetakan lain disediakan, harus dilaksanakan dengan mengisi
galian atau cetakan dengan adukan setebal 60% dari ukuran maksimum dari batu
dan langsung menempatkan batu pada adukan yang belum mengeras. Adukan
selanjutnya harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sehingga
cetakan tersebut terisi. Adukan selanjutnya harus segera ditambahkan sampai
kebagian atas sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.
(b) Bila bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci kuat, dan bila
digunakan adukan yang keras, Struktur Pekerjaan Pasangan Batu dapat pula
dibangun tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu dalam
dari Spesifikasi ini.
(c) Permukaan yang tak terlindung dari Struktur Pekerjaan Pasangan Batu harus
diakhiri dan diperam seperti yang dipersyaratkan untuk pelapisan batu.
(d) Urugan kembali disekeliling struktur yang telah selesai diperam harus dipasang
sesuai dengan Persyaratan
(e) Pada saat pemasangan batu , di beberapa titik akan kami beri sulingan pipa PVC,
yang pada kedua ujungnya akan kami beri sumbatan dari ijuk, hal ini dilakukan
agar sulingan yang nantinya berfungsi sebagai pengalir rembesan air dapat
berfungsi baik dan tidak kemasukan campuran adukan
URUTAN KERJA
sebelum dipasang
Plesteran
Setelah pekerjaan pasangan batu dan beton cor selesai dikerjakan dilakukan pekerjaan
plesteran dengan ketebalan 15 mm, pengadukan dilakukan secara manual.
PEKERJAAN PENYELESAIAN
Tahapan akhir dari semua proses pekerjaan ini adalah pembersihan lapangan dari semua sisa-sisa
bahan/material yang sudah tidak terpakai, agar secara estetika lebih baik dan tidak mengganggu
pengguna jalan /masyarakat disekitar lokasi proyek
Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak cocok digunakan pada tanah yang
mengandung banyak batuan, karena menyulitkan pemancangan.
Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena tidak kuat
menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak cocok digunakan pada tanah yang
berkerikil karena sheet pile cenderung retak bila dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan untuk
bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak
mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakn pada pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk
penahan tebing galian.
Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang digabung (wakefield
piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang 50 mm x 300 mm dengan takik pada aujung-
ujungnya seperti terlihat pada gambar 3(a). Tiang wakefield dibuat dengan memakukan tiga papan
seca bersama-sama dimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm seperti pada gambar 3(b).
Papan kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah seperti pada gambar 3(c). Atu dengan
menggunakanbesi yang ditanamkan pada masing-masing papan setelah tiang dimasukan kedalam
tanah seperti pada gambar 3s(d).
Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk
tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali
dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya.
Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk
menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan
selama konstruksi. Penampang tiang-tiang ini adalah sekitar 500-800 mm lebar dan tebal 150-120
mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan.
Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara,
karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain:
Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa berbentuk Z, lengkung dalam
(deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap lurus (straight web). Interlok pada sheet pile dibentuk
seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang bisa dihubungkan sehingga dapat menahan air.
Mochamad Nooriman
Direktur