Bahan
Bahan
Proses TOSS merupakan proses mengubah sampah menjadi bahan bakar energi yang
melalui proses fermentasi (peunyeumisasi), pencacahan. Dan peletisasi/briketisasi. Berikut
merupakan tahapan-tahapan yang menggunakan metode TOSS antara lain;
Peunyeumisasi
Proses fermentasi menggunakan proses aerob (membutuhkan udara) untuk mengeringkan
sampah, menghilangkan bau dan meningkatkan kalor dari sampah dengan cara
menambahkan cairan bioaktivator pada sampah tersebut.
e
Gambar Tahapan Peunyeumisasi
Pencacahan
Hasil dari proses peunyeumisasi kemudian dicacah dengan mesin pencacah khusus untuk
mendapatkan ukuran potongan sampah lebih kecil/ lebih halus.
Gambar Tahapan Pencacahan
Peletisasi/briketisasi
Proses memadatkan/membentuk suatu bahan, sampah yang sudah halus dipadatkan
menjadi pelet dengan ukuran yang bias diatur dengan mesin khusus untuk produksi pelet.
Biasanya ukuran pelet untuk kebutuhan kompor ramah lingkungan yaitu 8 mm, untuk
kebutuhan mesin gasifier 10 mm dan untuk kebutuhan c0-firing batubara adalah 12 mm.
Proses gasifikasi merupakan suatu proses yang mengubah bahan bakar padat (pelet)
menjadi bahan bakar gas dengan menggunakan mesin gasifier. Pada proses gasifikasi, bahan
baku akan dioksidasi dengan kondisi terbatas oksigen sehingga terjadi pembakaran yang tidak
sempurna. Hasil dari pembakaran tersebut berupa sisa padatan (abu, slag, heavy metal, dll) dan
juga flue gas disebut synthetic gas atau syngas. Syngas merupakan kumpulan gas hasil
pembakaran yang didominasi oleh karbondioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), metana
(CH4) dan Hidrogen (H2). Gas yang diperoleh dapat digunakan sebagai pemanas ruang atau
pembangkit listrik. Selain itu dapat digunakan secara co-firing dengan gas alam pada pembangkit
turbin gas, sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Setelah mesin gasifier diatur sesuai panduan system operasi alat, siapkan bahan bakar pelet
dan dibawah ini merupakan proses tahapan yang ada disetiap komponen mesin TG70 sebagai
berikut.
1. Reactor
Sebagai penghasil gas dengan cara pembakaran pelet didalamnya. Setiap
memasukkan bahan bakar pastikan permukaan bahan bakar merata di dalam reactor.
Untuk starting mesin, masukkan bahan bakar pelet 10 kg dan agar pembakaran awal
lebih cepat dilakukan dengan cara penyiraman solar pada permukaan bahan bakar,
kemudian bakar dengan api dan kertas, dan setelah bara api pada permukaan bahan
bakar merata, masukkan bahan bakar setinggi 42 cm. Jaga ketinggian bahan bakar di
42 cm dengan memasukkan bahan bakar pelet secara bertahap dan kontinu. Di dalam
reactor tersebut juga dilakukan penurunan abu 1 jam sekali menggunakan tuas
penurunan abu dengan cara memutarkan tuas. Abu yang sudah turun dari penyaringan
reactor, kemudian bercampur dengan air dari sisi luar tabung reactor yang selanjutnya
masuk ke saluran tar separator.
2. Tar Separator (Pemisah Tar)
Di dalam tar separator terjadi pemisahan tar yang terbawa dan tidak tersaring oleh air.
Selanjutnya gas yang sudah tersaring dari tar separator kemudian masuk ke pendingin
gas.
3. Pendingin Gas
Berfungsi untuk menyamakan temperature gas dengan temperature ruangan dan
untuk membuang kandungan air di dalam gas. Kemudian gas yang sudah dalam suhu
normal masuk ke dalam tar filter.
4. Tar Filter
Bertujuan untuk menyaring sisa tar yang terbawa oleh gas atau uap air (embun) yang
terbawa oleh gas.
5. Gas filter
Untuk menyaring partikel-partikel halus yang tidak tersaring oleh tar separator dan tar
filter. Filter ini memastikan bahwa gas yang masuk ke mesin benar benar bersih.
6. Safety Sight Tube (Selang Pengaman),
Detector pertama untuk melihat gas terkontaminasi tar atau tidak, terbuat dari selang
bening yang memungkinkan tar akan terlihat bila terbawa oleh gas.
Pada proses gasifikasi, tidak semua komponen syngas dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar. Aliran syngas akan diproses melalui tahapan clean up dan recovery yang hanya
menyisakan gas yang masih dapat dioksidasi seperti CO, H 2 dan CH4. Tahap clean up diperlukan
pada WtE gasifikasi agar syngas yang diproduksi beremisi NO x, SOx dan CO yang rendah,
dikarenakan kandungan sulfur, klorin dan nitrogen pada sampah kota yang ikut tergasifikasi.
Gambar 3. 2 Jalur Pemrosesan Sampah Secara Termal
Sumber : bpsdm.pu.go.id
Setelah melalui proses gasifikasi dengan mesin gasifier, lalu dilakukan tahapan uji gas
yang bertujuan untuk mengetahui gas hasil keluaran dari mesin gasifier berbahan bakar pelet
sampah sudah ada dan stabil. Jika sudah ada gas keluaran, maka akan dilanjutkan ke mesin
genset (generator set).
Genset adalah mesin penggerak dan generator untuk menghasilkan listrik. Mesin diesel
merupakan mesin penggerak yang berbahan bakar solar dimana pada ruang bakar mesin
membutuhkan udara untuk dikompresi dan solar sebagai bahan bakar. Sedangkan generator
merupakan sebuah mesin yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Gasifier berbahan bakar pelet sampah akan menghasilkan bahan bakar gas yang akan
dimasukkan kedalam ruang bakar diesel sebagai pengganti udara dan akan mengurangi
pemakaian bahan bakar solar pada ruang bakar mesin diesel.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER TOTAL
kWH Produksi 918 596 373 564 374 447.44 511.45 724.69 494.63 606.41 658.72 829.52 7,097.86
Berdasarkan data perhitungan kWh produksi didapatkan dari kegiatan WTE SETIP untuk tahun
2019 sebesar 7.097,86 Kwh
Permasalahan TOSS
Pemilahan sampah masih sulit hingga Usulan tutup karena tidak maksimal pemilihan jadi penuh dalam
penampungan
Mesin pencacah nya kurang mampu semua nya karena kapasitas 360kg/5 JAM
Solusi dari desa ingin membuat program edukasi pemilihan sampah kepada masyarakat karena kurang
sadar
Perdes dari gunaksa untuk (pemungutan sampah) pelanggaran pembuangan sampah sudah ada tapi
tidak berani di keluarkan karena jika dikeluarkan lokasi penampungan TOSS tidak mampu menampung
semua sampah
Intinya watak masyarakat kurang motivasi, termotivasi jika terdampak buat diri nya dan mendapat nilai
ekonomis
Ide awal toss tidak dipilah tapi realita mesin pecacah dan birokrasi yang sulit
Rata2 warga yang menginvestasi menyesal karena sampah nya tidak bisa dikelola, sudah 6 bulan mesin
pencacah tidak bisa karena rusak
Sampah menumpuk pada lokasi sehingga harus dibakar dan asap nya menganggu warga
Petugas sana sempat berinovasi membuat insenerator dari alat pembakaran mayat bersumber youtube
dan gagal total hanya berjalan 2 minggu dan biaya yang mahal kerugian mencapai 35 juta
Sumber: ketua bpd gunaksa I Gede Mahajana Sandi,SE dan ketua TOSS tomang mudastre