Intron Dan Ekson Dalam DNA
Intron Dan Ekson Dalam DNA
Cara kerja DNA adalah one gene one protein. Informasi genetik dapat terletak di nukleus,
mitkondria (mtDNA), dan plastida. Perbedaan DNA dan gen di mana DNA merupakan asam
deoksiribosa nukleid acid yang disusun oleh gula pentosa – posphat – basa nitrogen.
Sementara gen merupakan DNA yang membawa informasi genetik yang diekspresikan
dengan cara transkripsi dan translasi.
Dari keseluruhan DNA di manusia tidak semuanya DNA coding tetapi ada bagian DNA
yang tidak membawa karakter. DNA hanya beberapa yang diekspresikan secara transkripsi
dan translasi. Di mana saat transkripsi ada bagian yang tidak ditranskripsikan yang disebut
intron sementara bagian yang ditranskripsikan disebut ekson. Perbandingannya, intron lebih
banyak dibanding ekson.
2. Prokariota
Jumlah DNA jauh lebih rendah dari eukariota. Susunan dari DNA tumpang-tindih dan
6
sistemnya disebut sistem operon (pada bakteri). Ukuran sekitar 4 sampai 10 x 10 base
pairs. Bebas bergerak di sitoplasma karena tidak memiliki membran inti. Memiliki plasmid
(DNA minisirkuler) yang berukuran beberapa kb. Mengandung gen untuk beradaptasi
dengan lingkungan sehingga bisa resisten terhadap obat.
3. Eukariota
DNA terdapat di dua tempat (nukleus dan mitokondria) yang dilindungi oleh protein
histon (protein oktamer yang disusun oleh empat subunit mirip yang disebut H2A, H2B,
H3, H4 yang diikat oleh H1). Jika DNA berikatan dengan histon maka disebut nukleosom
yang akan berpolimerasi menjadi kromatin yang dilanjutkan dengan penebalan dan
memendek membentuk kromosom.
7
Sel manusia memiliki 46 kromosom (normal) di mana satu kromosom disusun ole 6,5 x 10
base pairs dalam ukuran cm adalah 5 cm. Kromsom manusia disusun oleh 3.200.000.000 base
pairs. Sebagian besar DNA merupakan junk DNA (tidak mengkode suatu karakter atau sifat)
Dalam suatu gen bisa terdapat ekson dan intron. Dalam satu kromosom dapat disusun oleh
basa nitrogen yang berulang atau bisa disebut VNTR ( Variable Number Tandem Repeat).
VNTR ini dapat digunakan untuk identifikasi individu dan biasanya untuk identifikasi
paternitas.
H. Sintesis Protein
Dalam sintesis protein akan terjadi dua tahap yaitu transkripsi dan translasi. Setelah DNA
ditranskripsi menjadi mRNA, mRNA akan ditrasnfer ke ribosom di sitosol. Ribsosom dibedakan
menjadi dua macam yaitu subunit kecil (30s) dan subunit besar (60s). Di mana s pada ukuran
menandakan Swedberg yang berarti satuan sedimentasi saat dilakukan sentrifugasi.
Gambar 11.7 Sintesis Protein pada Eukariota (kiri) dan Prokariota (kanan)
I. Struktur Gen
Struktur gen disusun selang-seling antara intron dan ekstron. Prmoter merupakan struktur
pertama DNA yang akan ditranskripsi dan biasanya ditandai dengan tanda (-). Transkripsi
menghasilkan kodon awalan atau kodon start (AUG / Metionin). Kemudian akan diakhiri atau
terminasi dengan kodon stop (UAA, UAG, dan UGA). Setelah membentuk mRNA akan dikirim
ke ribosom di sitosol.
Saat sampai di ribosom, tRNA akan membawakan pasangan basa yang komplemen dengan
mRNA di mulai dari penempelan tRNA di situs A kemudian ke situs P dan akhirnya terjadi
pelepasan asam amino setelah melewati situs E. Terbentuklah asam amino yang dibutuhkan.
Gambar 11.8
Struktur Gen Hasil Transkripsi dari DNA menjadi RNA di mana Ekson dan Intron Tersusun Selang-
Seling
J. DNA Mitokondria
Mitokondria dapat ditemukan pada semua organisme eukariota. Keberadaanya ada di
bagian matriks. Bentuk dari DNA bakteri adalah sirkuler dan kecil. Mitokondria menyediakan
energi untuk keperluan sel.
Mitokondria akan lebih banyak pada sel yang membutuhkan energi banyak contohnya sel
otot. Respirasi aerob di mitokondria dimulai dari dekarboksilasi oksidatif (pengubahan asam
piruvat menjadi asetil Co-A) kemudian siklus krebs dan diakhiri dengan transpor elektron.
Gen-gen dari mitokondria akan ditransmisikan ke keturunannya melalui ibu karena pada
sperma, mitokondria ada di bagian leher yang akan lepas saat terjadi penetrasi. Jenis kelamin
anak akan ditentukan dari ayah karena sperma akan membawa X atau Y di mana jika ovum
dimasuki kromosom X akan menjadikan anak wanita sementara jika dimasuki kromosom Y
akan menjaadi anak pria.
Transkripsi dan translasi DNA mitokondria terjadi di dalam mitokondria sendiri dan
hasilnya (protein) ditujukan hanya untuk mitokondria sendiri seperti penyusun membran
mitokondria. Maka dapat dikatakan mitokondria mirip dengan bakteri karena juga dapat
membelah (pembelahan biner).
Penyakit yang diakibatkan oleh defek DNA mitokondria merupakan penurunan maternal
karena hanya DNA mitokondria yang berkontribusi dalam penurunan penyakit genetik akibat
defek DNA mitokondria. Hal ini terjadi karena mitokondria dari sperma tidak ikut masuk saat
terjadinya proses fertilisasi. Salah satu contoh penyakit genetik secara maternal adalah LHON
(Leber’s Hereditary Optical Neurophaty) di mana penyakit ini akan diturunkan oleh ibu yang
buta penglihatan kepada anak laki-laki. Anak laki-laki yang mendapatkan gen LHON tidak
langsung buta sejak lahir melainkan setelah usia 30 tahun baru akan terjadi gejala kebutaan
dari mulai penglihatan yang kabur sampai kebutaan sejenak dan diakhiri dengan kebutaan
selamanya.