Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN

“APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KELOMPOK KHUSUS LANSIA”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan Gerontik
Dosen : Omay Rohmana, S.Kep,Ners, M.Kep

Disusun Oleh :
Mutiara Pratiwi P20620218025
3A KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN CIREBON
JALAN PEMUDA NO 38 TELP.245739 KOTA CIREBON 45132
2020
A. Pegakajian Umum
Menurut Anderson E dan McFarlence dalam metode asuhan keperawatan
pengkajian secara umum meliputi komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang
mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama,
keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang subsistem.
Status kesehatan pada lansia dikaji secara komprehensif, akurat dan sistematis.
Informasi yang dikumpulkan selama pengkajian harus dapat dipahami dan didiskusikan
dengan anggota tim, keluarga klien, dan pemberi pelayanan interdispliner.
B. Pengkajian Fisik Lansia
Dalam pengkajian fisik dapat dilakukan dengan cara : wawancara riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh. Pendekatan yang
digunakan dalam pemeriksaan fisik yaitu head to toe dan sistem tubuh.
C. Pengkajian Khusus Lansia
1. Pengkajian Emosional
Berkaitan dengan emosional lansia apakah emosinya labil atau stabil.
Hal-hal yang perlu dikaji :
- Apakah klien mengalami kesulitan tidur?
- Apakah klien sering merasa gelisah?
- Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
- Apakah klien sering was-was atau khawatir?
2. Pengkajian mental
Pengkajian Status Mental Lansia menurut (Keliat, 2005) yaitu:
a) Penampilan
Mengkajipenampilan klien rapi atautidak seperti penampilan klien sehari-hari,
mandi pagi, sore, rambut disisir, berpakaian yang sesuai, gigi bersih, kuku pendek.
b) Pembicara
Mengkajipembicaraan klien apakah cepat, keras, gagap, membisu, apatis,
atau lambat, apakah pembicara berpindah dari satu kalimatke kalimat laindan
tidak ada kaitannya.
c) Aktivitas Motorik
Mengkaji apakah klien tampak lesu, tegang, gelisah yang tampak jejas, agitas
(gerak motorik yang menunjukkan gegelisahan), tik (gerakan gerakan kecil yang
tidak terkontrol), grimasen (gerak otot muka yang berubah-ubah dan tidak
dapat di kontrol oleh klien), tremor (jari-jari tampak gemetar ketika
klien mengulurkan tangan dan merentangkan jari-jari),kompulsif (kegiatan yang
dilakukan berulang-ulang seperti mencuci tangan, mencuci muka, mandi,
mengeringkan tangan).
d) Alam Perasaan
Mengkaji apakah klien tampak sedih, putus asa, gembira yang berlebihan yang
tampak jelas, ketakutan, kekawatiran.
e) Afek
Mengkaji apakah ada perubahan datar, (tidak ada perubahan roman muka pada
saat ada stimulusyang menyenangkan atau menyedihkan), tumpul (hanya bereaksi
kalau ada stimulus emosi yang kuat), labil (emosi berubah dengan cepat), tidak
sesuai (emosi tidak sesuai dengan atau bertentangan dengan stimulus yang ada).
f) Interaksi selama wawancara
Mengkaji apakah klien bermusuhan, tidak kooperatif, dan mudah tersinggung,
kurangnya kontak mata (tidak mau menatap orang lain), defensive (selalu
berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya), curiga
(menunjukkan sikap atau tidak percaya pada orang lain)
g) Persepsi
Mengkajijenis-jenis halusinasi seperti klien mengatakan sering mendengar suara-
suara, dan klien sering melihat bayangan hitam mengejar kearahnya
h) Proses piker
Mengkaji sirkumtansial seperti berbicara berbelit-belit tetapi sampai pada
tujuan pembicara, tangensial (pembicaraan berbelit-belit, tapi tidak sampai pada
tujuan pembicara), kehilangan asosial (pembicara tidak memiliki hubungan
antara satu kalimat dan kalimat lainnya, serta klien tidak menyadarinya), flig of
ideas(pembicaraan yang meloncat daridari satu topikke topik lainnya, dan msih
ada hubungan yamg tidak logis dan tidak sampai pada tujuannya),
blocking(pembicaraa n berhenti tiba - tiba tanpa gangguan eksternal kemudian di
lanjutkan kembali), perseverasi (pembica yang diulang berkali-kali),
i) Isi piker
Mengkaji tentang obsesi (pikiran yang sering muncul walaupun klien berusaha
menghilangkan ya), fobio (ketakutan yang patologi atau logis terhadap
obyek atau situasi tertentu), hipokondri (keyakinan terhadap adanya gangguan
pada organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada), depersonalisasi
(perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan), ide
yang terkait (kenyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan,
bermakna, dan terkait pada dirinya), pikiran magis (kenyakinan klien tentang
kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang mustahil atau di luar
kemampuan)
j) Tingkat kesadaran
Mengkaji klien apakah klien tampak bingung dan kacau, dedasi (pasien
mengatakan bahwa ia melayang-layang atara sadar dan tidak sadar, stupor
(gangguan motorik, seperti ketakutan, gerakan diulang-ulang), orentasi waktu,
tempat dan orang cukup jelas.
k) Memori
Memgkaji adanya gangguan daya ingat jangka panjang (tidak dapat mengingat
kejadian yang terjadilebih dari satu bulan), adanya gangguan daya ingat
jangka pendek(tidak dapat melakukan penambahan dan pengurangan).
l) Kemampuan penilaian
Mengkaji gangguan kemampuan ringan (dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain, gangguan menilai bermakna (tidak
mampu megambil keputusan.
m) Daya tilik diri
Klien mengkikari penyakit yang diderita,tidak menyadari adanya penyakit
(perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan,
menyalahkan orang lain dan lingkungannya dengan kondisinya saat ini.
3. Pengkajian sosial lansia
Penilaian status sosial adalah penilaian dari aspek social (keluarga, lingkungan
fisik, masyarakat sekitar). ekonomi dan aspek hukum yang dapat terkait dengan pasien
lanjut usia (Setiati, 2013). Pengkajian status sosial pada geriatri dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain (Soejono, 2014):
a. Kaitannya dengan alasan mengapa pasien sakit. 2.
b. Bagaimana rencana pengobatan yang akan dilakukan di rumah sakit
c. Bagaimana keadaan dan perawatan selanjutnya pada saatpasien pulang ke rumah
d. Siapa yang akan melakukan perawatan dan memerhatikan kepatuhan pasien.
e. Bagaimana status finansial pasien dan keluarga.
f. Bagaimana hubungan kehidupan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar.
Faktor-faktor pendukung yang berpengaruh pada kehidupan social ekonomi
lansia, antara ain interaksi sosial, sumber daya yang tersedia, tasilitas untuk kebutuhan
khusus, dan keamanan lingkungan (Elsawy and liliggins, 2011).
Aktivitas sosial dan kegiatan produktif dapat meningkatkan kualitas, kemampuan,
dan usia hidup lansia. Lansia yang lebih aktif secara sosial ternyata lebih sedikit yang
meninggal dan lebih mandin dibanding lansia yang kurang aktif. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kondisi penting yang menunjang kebahagiaanbagi lansia adalah menikmati
kegiatan sosial yang dilakukan dengan keluarga. kerabat dan teman. bagi lansia, keluarga
merupakan sumber kepuasaan.
4. Pengkajian fungsi intelektual
Pengkajian status kognitif 1) SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire)adalah
penilaian fungsi intelektual lansia
a. Tanggal berapa hari ni?
b. Hari apa sekarang?Apa nama tempat ini? 04 Dimana alamat anda?
c. Berapa umur anda
d. Kapan anda lahir ? (Minimal tahun)
e. Siapa presiden Indonesia sekarang 08 Siapa presiden Indonesia sebelunmnya ?
f. Siapa nama Ibu anda?
g. Kurangi 3 dani 20 dan tetap pengurangan 3 dan setiap angka baru, semua secara
h. menurun
5. Pengkajian kemandirian lansia
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian, dan mandi.
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.=
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
berpakaian, ke kamar kecil, dansatu fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari – hari, kecuali
mandi, dan satu fungsi tambahan

SKOR KRITERIA
Lain - Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
tidak diklasifikasikan sebagai C,D,E, atau F

6. Pengkajian keseimbangan lansia


NO Tes Koordinasi Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan postur normal
2. Berdiri dengan postur normal,
menutup mata
3. Berdiri dengan kaki rapat
4. Berdiri dengan satu kaki
5. Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri ke
posisi netral
6. Berdiri, lateral, dan fleksi trunk
7. Berjalan, tempatkan tumit salah
satu kaki didepan jari kaki yang
lain
8. Berjalan sepanjang garis lurus
9. Berjalan mengikuti tanda gambar
pada lantai
10. Berjalan menyamping
11. Berjalan mundur
12. Berjalan mengikuti lingkaran
13. Berjalan pada tumit
14. Berjalan dengan ujung kaki
Keterangan
4 : Mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2: Mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
Nilai
42-54 :Mampu melakukan aktifitas
28-41 : Mampu melakukan bantuan maksimal
14 : Tidak mampu melakukan
7. Pengkajian depresi lansia
INVENTARIS DEPRESI BECK
Skore
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di menghadapinya mana saya tak
dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak dapat keluar
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimis
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat
membaik tidak
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami,
Istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
3 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
sendıri
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri

1 Saya merasa lebih baik mati


0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendıri
H. Menarik diri dari sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada Mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu - raguan
3 Saya tidak membuat kepuasan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untu melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasa nya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekaran
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasa nya
Penilaian :
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
>16 depresi berat
8. Pengkajian status sosial lansia
1. Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji
1) Darimana sumber keuangan lansia
2) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
3) Dengan siapa dia tinggal
4) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia
5) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya
6) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
7) Siapa saja yang bisa mengunjungi
8) Seberapa besar ketergantungannya
9) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada.
9. Pengisian KMS Usia lanjut
1. Pengertian KMS
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk
memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di
kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas.
2. Tata cara pengisian KMS
1) KMS berlaku 2 tahun
2) Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yang tertera. Sedangkan pada
kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali untuk tes laboratorium
dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein).
3) Keterangan
a. Diisi nomor urut anggota posyandu
b. Diisi biodata karakteristik anggota lansia, mulai nama, umur dan seterusnya
c. Catatan ketentuan anjuran perilaku hidup sehat pada lansia yang meliputi
makan minum, kegiatan fisik & sosial.
d. Kode & penggolongan keluhan yang lazim terjadi pada lansia.
e. Catatan keluhan & tindakan yang diisi oleh kader dengan kolom yang
meliputi; Tanggal/bulan saat kunjungan posyandu Keluhan yang dirasakan
lansia saat periksa / kunjungan posyandu. Tindakan / kegiatan yang diberikan
pada lansia saat kunjungan misal; pengobatan, penyuluhan, dll.
f. Kolom keterangan kunjungan dalam satuan bulan.
g. Kolom diisi tanggal kunjungan
h. Kolom isian yang menggolongkan kemampuan lansia dalam aktivitas sehari ±
hari; Kategori A : lansia mampu hidup / melakukan aktivitas mandiri tanpa
bantuan orang lain. Kategori B : lansia hidup / melakukan aktivitas sebagian
dibantu oleh orang lain. Kategori C :Lansia dalam tidak mampu beraktivitas /
total dibantu orang lain.
i. Kolom tentang ada atau tidaknya masalah secara emosional pada lansia.
j. Kolom tentang status Gizo lansia yang diisi sesuai dengan hasil penimbangan
pada lembar ³Bagian dalam II´. Kemudian dituliskan berat badan & tinggi
badan pada kolom dibawahnya.
k. Kolom tekanan darah diisi sesuai dengan hasil pengukuran tekanan darah pada
lansia. Siastole :hasil pengukuran pada detak I (atas) Diástole : hasil
pengukuran pada detak II ( bawah ).
l. Kolom diisi jika lansia diberikan obat.
m. Kolom isian hasil penghitungan denyut nadi menggunakan angka.
n. Kolom tempat isian hasil pemeriksaan Haemoglobin darah (Hb), kemudian
ditulis angka hasil Hb dalam satuan g%.
o. Kolom tempat pengisian pemeriksaan urine reduksi dengan hasil ³positif´ /
³normal´, dengan penggunaan kode +++.
p. Kolom tempat pengisian pemeriksaan protein urine dengan hasil ³positif´ /
³normal´, dengan penggunaan kode +++.
q. Daftar nilai / catatan nilai standar normal yang dapat digunakan sebagai acuan
pengisian.
r. Angka yang menandakan nilai berat badan dalam satuan kilogram ( kg ).
s. Angka yang menandakan nilai tinggi badan dalam satuan centimeter ( cm ).
t. Apabila hasil ´berat badan´& ´tinggi badan´ ditarik lurus, hasil menunjukkan
pada kolom warna kuning menandakan “IMT kurang”.
u. Apabila hasil ´berat badan´ & ´tinggi badan´ ditarik lurus apabila hasil
menunjukkan pada kolom warna hijau menandakan ´IMT normal´.
v. Apabila hasil ´berat badan´ & ´tinggi badan´ ditarik lurus apabila hasil
menunjukkan pada kolom warna merah menandakan ´IMT lebih´.
w. Garis ambang batas.
x. Angka ± angka untuk menentukan ukuran hasil berat badan yang diukur.
D. Diagnosa Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan Lansia
1. Pengertian
Diagnosis Keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari data yang
dikumpukan tentang lansia, yang berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan
masalah lansia, dan penarikan kesimpulan ini dapat dibantu oleh perawat. Diagnosis
keperawatan adalah tahap kedua dari proses keperawatan setelah dilakukannya
pengakajian keperawatan.
Sedangkan diagnosis keperawatan gerontik adalah keputusan klinis yang berfokus
pada respon lansia terhadap kondisi kesehatan atau kerentanan tubuhnya baik lansia
sebagai individu, lansia di keluarga maupun lansia dalam kelompoknya.
2. Katagori Diagnosis Keperawatan
Menurut Khalifah (2016), ada beberapa tipe diagnosis keperawatan,
diantaranya: tipe aktual, risiko, kemungkinan, sehat dan sejahtera (welfare),dan
sindrom:
a. Diagnosis keperawatan aktual
Diagnosis berfokus pada masalah (diagnosis aktual) adalah clinical
judgment yang menggambarkan respon yang tidak diinginkan klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan baik pada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas. Hal ini didukung oleh batasan karakteristik
kelompok data yang saling berhubungan. Contoh:
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2) Gangguan pola nafas
3) Gangguan pola tidur
4) Disfungsi proses keluarga
5) Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.
b. Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi
Adalah clinical judgment yang menggambarkan kerentanan lansia sebagai
individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang memungkinkan
berkembangnya suatu respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupannya. Setiap label dari diagnosis risiko diawali
dengan frase: “risiko” (NANDA, 2014). Contoh diagnosis risiko adalah:
1) Risiko kekurangan volume cairan
2) Risiko terjadinya infeksi
3) Risiko intoleran aktifitas
4) Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
5) Risiko distress spiritual
c. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan
Adalah Clinical judgement yang menggambarkan motivasi dan keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon
dinyatakan dengan kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik
dan dapat digunakan pada seluruh status kesehatan. Setiap label diagnosis
promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan meningkatkan”.
(NANDA, 2014). Contoh:
1) Kesiapan meningkatkan nutrisi
2) Kesiapan meningkatkan komunikasi
3) Kesiapan untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan
4) Kesiapan meningkatkan pengetahuan
5) Kesiapan meningkatkan religiusitas
d. Diagnosis keperawatan sindrom
Adalah Clinical judgement yang menggambarkan suatu kelompok
diagnosis keperawatan yang terjadi bersama, mengatasi masalah secara
bersama dan melalui intervensi yang sama. Sebagai contoh adalah sindrom
nyeri kronik menggambarkan sindrom diagnosis nyeri kronik yang berdampak
keluhan lainnya pada respon klien, keluhan tersebut biasanya diagnosis
gangguan pola tidur, isolasi sosial, kelelahan, atau gangguan mobilitas fisik.
Kategori diagnosis sindrom dapat berupa risiko atau masalah. Contoh:
1) Sindrom kelelahan lansia
2) Sindrom tidak berguna
3) Sindrom post trauma
4) Sindrom kekerasan
e. Rumusan diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia sebagai individu
1. Katagori aktual, contoh:
a) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b) Gangguan pola nafas
c) Gangguan pola tidur
2. Katagori risiko, contoh:
a) Risiko kekurangan volume cairan
b) Risiko terjadinya infeksi
c) Risiko intoleran aktifitas
3. Promosi kesehatan, contoh:
a) Kesiapan meningkatkan nutrisi
b) Kesiapan meningkatkan komunikasi
c) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan
4. Sindrom
a) Sindrom kelelahan lansia
b) Sindrom tidak berguna
f. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia sebagai anggota keluarga
1. Katagori aktual, contoh:
a) Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga pada Bp.P
b) Gangguan proses keluarga Bp. S
2. Katagori risiko, contoh:
a) Risiko terjadinya disfungsi keluarga Bp. S keluarga Bp. S
b) Risiko penurunan koping keluarga Bp. D
3. Promosi kesehatan, contoh:
a) Kesiapan meningkatkan komunikasi keluarga Bp. S
b) Kesiapan meningkatkan pembuatan keputusan keluarga Bp. A c.
g. Diagnosis keperawatan gerontik untuk lansia dalam kelompok
1. Katagori aktual Gangguan aktivitas fisik pada kelompok lansia di Panti
Werdha
2. Katagori risiko Risiko trauma fisik pada lansia pada kelompok lansia di
RT
DAFTAR PUSTAKA
Kholiah Siti Nur.2016. Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta :EGC
Lestari, Citra Dwi.2016. Pengkajian Emosional Pada Lansia https://id.scribd.com Diakses pada
tanggal 22 Agustus 2020
NANDA International. 2014. Nursing Diagnosis: Defenition & Classifications 2012-2014.
Jakarta: EGC
Pratama, Fian. 2013. Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia
https://id.scribd.com Diakses pada tanggal 22 Agustus 2020
Sunarti Sri. Dkk. 2019. Prinsip Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri). Malang : UB press.

Anda mungkin juga menyukai