Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GIZI REPRODUKSI

GIZI SEIMBANG PADA REMAJA

DosenPembimbing

DisusunOleh :

1. SRI RAHAYU 1337424520107


2. PUJI SRI WAHYUNI 1337424520105
3. YULI KARTIKASARI 1337424520106
4. RATMINI 1337424520097
5. ATMINI 1337424520124
6. INDRI ROCHANA 1337424520086
7. LINA ROBI 1337424520104
8. CHUSNUL KHATIMAH 1337424520094
9. PURNIATI 1337424520102
10. WINENGKUH 1337424520146

DIV KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa

selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan

memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun

terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja adalah suatu periode transisi/peralihan dari masa anak-anak hingga masa dewasa, jadi

pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga

disebut sebagai anak-anak. Usia remajadibagi 3 yaitu masa remaja awal 10-13 tahun,masa

remaja tengah 14-16 tahun dan masa remaja akhir 17-19 tahun..

Masa remaja adalah masa yang sangat khusus dalam kehidupan manusia, karena pada masa ini terjadi

proses kematangan organ reproduksi / pubertas Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang

yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh dan

organ reproduksi(meanstruasi), dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran

buah dada, perkembangan pinggang dan tumbuh rambut halus didaerah pubis,ketiak dan

kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas

sangat menonjol dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama

keluarga. Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.

Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah

gizi, baik masalah kekurangan gizi atau kelebihan gizi .Gizi pada remaja bisa menimbulkan

dampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar,

penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah membuktikan banyak sekali remaja

yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT

kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan

hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini

dapat membantu upaya penanggulangannya.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa tujuan pemberian nutrisi terhadap remaja?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan nutrisi?

3. Bagaimana keadaan gizi usia remaja?

4. Bagaimana kebutuhan akan zat gizi pada remaja?

5. Apa akibat dari kekurangan gizi pada usia remaja?

6. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi pada usia remaja?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pemberian nutrisi terhadap remaja?

2 Mengetahui Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan nutrisi?

3 Mengetahui Bagaimana keadaan gizi usia remaja?

4 Mengetahui Bagaimana kebutuhan akan zat gizi pada remaja?

5 Mengetahui Apa akibat dari kekurangan gizi pada usia remaja?

6 Mengetahui Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi pada usia remaja?

1.4 Manfaat

Mengetahui peran zat gizi bagi remaja, Mengetahui pentingnya nutrisi pada remaja,

mengetahui akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi pada usia remaja.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Gizi

Gizi atau nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan

dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam

jenis dan jumlah Yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip

keanekaragaman makanan, aktifitas, kebersihan, dan berat badan ideal

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang

beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh

baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna

makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.

Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis

makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan

yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,

sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat

menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-

kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging,

susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

4
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini

mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya

fungsi organ-organ tubuh.

1.2 Tujuan Pemberian Gizi Pada Remaja

Nutrisi yang tepat itu sangat penting untuk menjaga kesehatan anak remaja, agar mereka bisa

tumbuh dan berkembang dengan normal. Pola makan yang sehat juga membantu para remaja

untuk berpartisipasi lebih aktif disekolah dan beraktivitas fisik. Pada beberapa tahun

belakangan ini, telah terjadi penurunan status nutrisi dan kesehatan pada remaja. Hasil survey

menunjukkan bahwa setidaknya 18% anak-anak dan remaja yang berusia 6 - 10 tahun

kelebihan berat badan, dan setidaknya 11% remaja mengalami obesitas.

Ditahun 2000, lebih dari 16% populasi yang berusia dibawah 18 tahun hidup dalam

kemiskinan, dan sebagai akibatnya, seringkali mereka tidak mendapat nutrisi yang cukup.

Banyak remaja yang mengkonsumsi kalori lebih dari yang mereka butuhkan, namun tidak

mendapat jumlah nutrisi harian yang cukup seperti yang direkomendasikan. Salah satu

keprihatinan utama mengenai anak dan remaja adalah level kalsium, potassium, serat,

magnesium, dan vitamin E yang kurang dalam diet mereka.

Pola makan yang tidak sehat akan mengarah pada status nutrisi yang buruk dan bisa

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Penyebab ini dirangking sebagai

penyebab ketiga terbesar dari berbagai penyakit kronis yang mempengaruhi sekitar 5% gadis

remaja.

Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan dan nutrisi pada remaja bukan cuma bisa

mempengaruhi berat badannya, namun juga kesehatannya dimasa-masa yang akan datang.

Sebagai contoh, kekurangan kalsium pada usia remaja bisa memperbesar resiko osteoporosis

saat mereka dewasa. Yang terakhir, nutrisi pada remaja itu penting karena sebagian remaja

punya masalah kesehatan yang membutuhkan diet khusus.

5
1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keadaan Nutrisi

Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati makanan. Pola makan

seimbang memenuhi kebutuhan tersebut. Susu dikonsumsi sebagai penyempurna. Pada

dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidak

seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Keadaan gizi

atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama.

Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupun gizi lebih.

Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi,

dan bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih

ringan atau menurunnya kemampuan fungsional. Misalnya,Anemia masalah anemia pada

remaja perlu perhatian khusus, terutama pada remaja perempuan karena akan menjadi calon

ibu (periode Window of Oppurtunity). Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja

dan prestasi belajar, selain turunnya ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Sedangkan kekurangan vitamin A dapat menyebabkan terjadinya buta senja dan turunnya

ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keadaan nutrisi usia sekolah dan remaja:

1. Psikologis.

2. Lingkungan sekolah.

3. Konsumsi makanan tidak cukup.

4. Pilihan terhadap makanan.

5. Tidak ada nafsu makan.

6
1.4 Keadaan Gizi Remaja Saat Ini

Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi remaja. Di

samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, kecanduan

alcohol dan rokok, serta hubungan seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para

remaja. Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari

masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekuranga berat

badan. Masalah ini berpangkal pada “kegemaran yang tidak lazim, lupa makan, dan

hamil”. Hamil usia dini akan membahayakan kesehatan janin.Akibat :Masalah kesehatan

reproduksi,Psikologi (takut, kecewa , menyesal ) Sosial dan ekonomi dalam keluarga,

Keguguran,Persalinan prematur, BBLR,Kelainanbawaan,Mudah terjadi infeksi,Anemia

kehamilan,Keracunan kehamilan kematian ibu yang tinggi

Yang sedikit berbeda adalah cara mengenai masalah tersebut.

Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan olahan,

seperti yang ditayangkan di iklan televisi, secara berlebihan. Makanan ini, meski dalam iklan

diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu banyak gula serta lemak, di samping

zat aditif. Konsumsi makanan sejenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat

gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini menyebabkan remaja

mengalami perubahan patologis yang terlalu dini.

Ada 3 alasan mengapa remaja dikategorikan rentan:

1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energy dan zat gizi

yang lebih banyak.

2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energy

dan zat gizi.

7
3. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alcohol dan obat, meningkatkan

kebutuhan energy dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja yang makan secara

berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.

Hampir 50% remaja (Daniel, 1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian

lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini jika sarapan memang penting.

Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua

kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya kalori,

tetapi sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu

makan. “Makanan Sampah” (junk food) kini semakin digemari oleh remaja, baik hanya

sebagai kudapan maupun “makan besar”. Disebut makanan sampah karena sangat sedikit

(bahkan ada yang tidak sama sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat,

vitamin A dan C; sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi

lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% total kaloriyang terkandung dalam makanan

itu.

Masalah lain yang mungkin dapat memengaruhi gizi ialah anoreksia. Kelainan ini pada

umumnya diderita oleh remaja putri, terbanyak pada usia 14 dan 18, karena “kegilaan”

mereka hendak melangsingkan badan. Penderita kelainan ini meningkat terus dari tahun ke

tahun. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu makan yang berat dan parah yang disertai

oleh amenore kronis. Anoreksia terkait dengan penyusutan berat badan serta gangguan

ovarium.

1.5 Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja

Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan padaRecommended Daily

Allowances (RDA). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan perkembangan kronologis,

bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan,

tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara

8
perorangan, berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi,

antropometris, diet, serta psikososial.

Banyaknya energy yang dibutuhkan remaja dapat diacu pada table RDA. Secara garis besar,

remaja putra memerlukan lebih banyak energy ketimbang remaja putri. Pada usia 16 tahun

remaja putera membutuhkan sekitar 3.470 kkal per hari, dan menurun menjadi 2.900 pada

usia 16-19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak pada usai 12 tahun (2.550 kkal),

kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Perhitungan ini didasarkan pada

stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait dkk. Menganjurkan

penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu kebutuhan akan energy yang lebih

baik. Perkiraan energy untuk remaja putera berusia 11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm,

sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu 10-19 kkal/cm.

Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia

kronologis. Untuk remaja putera, kisaran besarnya kebutuhan ini ialah 0.29-0.32 g/cm tinggi

badan. Sementara remaja putri hanya 0.27-0.29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral

juga meningkat. Penigkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua

mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang

dianjurkan sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg remaja.

Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan tambahan vitamin di atas

kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin, riboflavin, dan niacin harus ditambah

sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin ini diketahui berperan dalam proses pelepasan

energy dari karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan

vitamin B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam sintesis RNA dan

DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C, dan

E juga perlu ditingkatkan disamping vitamin D karena perannya dalam proses pembentukan

tulang. Kadar vitamin C dalam serum remaja cukup rendah (Dep. Perranian AS, Guenter dkk,

1986), terutama mereka yang mematangkan sayur dan buah serta perokok.

9
1.6 Akibat Kekurangan Gizi Pada Usia Remaja

Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang yang

kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah, pengaruh dari lingkungan

pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi

yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi

dan gizi lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua

masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena

remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri

perlu suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.

Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja

perempuan. “Kurus itu indah”, kata mereka dan sering merupakan moto bagi remaja

perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik, merupakan salah satu penyebab anorexia

nervosa dan bulimia (keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga

menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan), khususnya

remaja perempuan. Masa remaja merupakan masa yang sangat “rentan”.

Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone pada remaja serta hormon testosteron

pada remaja pria terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak diimbangi dengan perawatan

tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan asupan nutrisi yang baik, peningkatan kadar

hormon tersebut bisa mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali mengganggu

penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi Vitamin A, C, dan E yang

banyak terdapat pada bit, sayur-sayuran, buah-buahan.

Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak seperti susu, mentega,

minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Remaja yang tak

memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan dan ikan lebih rentan terhadap

kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan

asupan dan terutama vitamin C paling rendah memiliki paru-paru yang lebih lemah

10
dibandingkan dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang

terdapat pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang

mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih mungkin

untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-sengal.

Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah anemia gizi.

Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang

mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena

peningkatan kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan,

melahirkan, sementara zat besi yang masuk sedikit.

Masalah anemia pada remaja perlu perhatian khusus, terutama pada remaja perempuan

karena akan menjadi calon ibu (periode Window of Oppurtunity). Untuk itu remaja yang

terkena anemia harus diberi suplemen zat besi. Selain itu remaja yang mengidam anemia

akan merasakan 5L (letih, lemah, lesu,lunglai, lalai) yang menyebabkan terganggunya

aktivitas dari remaja tersebut.

1.7 Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Pada Usia Remaja

Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah

gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:

a. Program Edukasi Gizi

Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di sekolah, khususnya

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),

karena pada masa ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah

pertumbuhan pada masa balita.

11
b. Program Suplementasi Gizi

Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa terjadi.

Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan

sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.

Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan

vitamin A.

c. Program Fortifikasi Bahan Makanan

Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan agar

masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang

ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara bersangkutan atau

berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan tersebut.

Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh

masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.

d. Pemantauan BB Ideal

1. Berat Badan Ideal (BBI)

= (TB-100) – (10% x (TB-100))

Contoh:

TB = 150 cm

= (150-100) – (10% x (150-100))

= 50 – 5

= 45 Kg

12
2. Indeks Masa Tubuh (IMT)

IMT = BB (kg)
TB (m2)

Contoh :

BB = 60 kg

TB = 150 cm = 1,5 m

IMT = 60/ (1,5)2 = 26,7 kg/m2

e. Pemantauan Menggunakan Indeks Masa Tumbuh

13
• Contoh Set Hidangan Untuk Remaja

HARI KE-1
BAHAN BERAT
WAKTU MENU ENERGI KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
MAKANAN (GRAM)
PAGI NASI PUTIH NASI PUTIH 100 178 40,6 2,1 0,1
TELUR DADAR TELUR 60 150,6 0,8 9,8 11,6
APEL APEL 50 25,5 6,6 0,1 0,2
SUSU SAPI SUSU SAPI 150 91,5 6,5 4,8 5,3
SELINGAN RISOLES RISOLES 50 167,5 35,3 2,6 1,8
SIANG NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
GADO- GADO GADO-GADO 75 102,8 15,8 4,6 2,4
AYAM GORENG AYAM 50 87,6 0 5,3 7,3
MINYAK 10 90,2 0 10 0
JUS JERUK AIR JERUK 75 33 8,3 0,6 0,2
GULA 20 72,8 18,8 0 0
SELINGAN ES KRIM ES KRIM 100 207 20,6 4 12,5
SORE NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
UDANG ASAM
UDANG SEGAR 50 30,9 0 7,1 0,1
MANIS
KECAP 10 4,6 0,9 0,6 0,1
MINYAK 10 90,2 0 10 0
TUMIS BUNCIS BUNCIS 50 15,8 3,5 1,1 0,1
TAHU 50 34 0,8 3,9 2,3
MINYAK 10 90,2 0 10 0
PISANG PISANG 75 55,7 19,2 0,7 0
2061,9 299,5 83,7 44,4

HARI KE-2
BAHAN BERAT
WAKTU MENU ENERGI KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
MAKANAN (GRAM)
PAGI NASI PUTIH NASI PUTIH 100 178 40,6 2,1 0,1
SEMUR AYAM AYAM 60 170,9 0 16,1 11,3
KECAP 10 4,6 0,9 0,6 0,1
SUSU SAPI SUSU SAPI 150 91,5 6,5 4,8 5,3
JERUK JERUK 75 33 8,3 0,6 0,2
PISANG
PISANG 50 58 15,6 0,4 0,1
SELINGAN GORENG
TEPUNG
20 72,8 15,3 2,1 0,2
TERIGU
MINYAK 10 90,2 0 10 0
SIANG NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
TUMIS
KANGKUNG 75 11,3 1,6 1,7 0,2
KANGKUNG
MINYAK 10 90,2 0 10 0
KEMBUNG IKAN
60 112,1 0 21,4 2,3
GORENG KEMBUNG
MINYAK 10 90,2 0 10 0
MANGGA MANGGA 75 48,8 12,8 0,4 0,2
SELINGAN JUS JAMBU JAMBU 200 101,8 23,8 0,16 0,12

14
GULA 20 72,8 18,8 0 0
SORE NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
PEPES TAHU TAHU 50 34 0,8 3,9 2,3
SAYUR SOP SAYUR SOP 100 104 10,5 1,8 7
SALAK SALAK 75 61,5 16 0,2 0,3
1959,7 293,3 92,66 30,12

HARI KE-3
BAHAN BERAT
WAKTU MENU ENERGI KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
MAKANAN (GRAM)
PAGI NASI PUTIH NASI PUTIH 100 178 40,6 2,1 0,1
OPOR DAGING DAGING SAPI 60 161,3 0 14,9 10,8
SANTAN 10 7,1 0,3 0,1 0,7
PEPAYA PEPAYA 75 29,2 7,4 0,5 0,1
SUSU SAPI SUSU SAPI 150 91,5 6,5 4,8 5,3
MINUMAN
KACANG IJO 200 116,2 30 0 0
SELINGAN SARIKACANG IJO
GULA 20 72,8 15,3 2,1 0,2
SIANG NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
SAYUR BAYAM BAYAM 75 27,8 5,5 2,8 0,2
WORTEL 25 6,5 1,2 0,2 0,1
TEMPE GORENG TEMPE 60 119,5 10,2 11,4 4,6
MINYAK 10 90,2 0 10 0
SEMANGKA SEMANGKA 75 32 7,2 0,6 0,4
SELINGAN SINGKONG GORENG SINGKONG 100 126 30,8 1,1 0,3
MINYAK 10 90,2 0 10 0
SORE NASI PUTIH NASI PUTIH 150 267 60,9 3,2 0,2
IKAN BAKAR IKAN MAS 100 130 0 18,3 5,8
KECAP 10 4,6 0,9 0,6 0,1
LALAPAN SAYUR SLADA 50 18,6 3,6 1,8 0,2
TIMUN 50 6,4 1,4 0,4 0
KERUPUK UDANG KERUPUK 5 27,4 3,3 0,3 1,4
MINYAK 10 90,2 0 10 0
MELON MELON 75 28,7 6,2 0,5 0,2
1988,2 292,2 98,9 30,9

15
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi

pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan

timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan,

absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi.

Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada

remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya

pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi

tulang, dan perubahan aktifitas fisik.BKebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja

adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc.

Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan penanggulangan masalah

gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain program edukasi gizi, program suplementasi

gizi melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A,

program fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi besi pada

tepung.

1.2 Saran

Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di klinik

karena pendekatan tersebut akan menguntungkan, Dengan cara tersebut akan-memberikan

pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya

pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya masalah nutrisi yang akan merusak

kesehatan, mempermudah dalam memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan

menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://lingkupanilmu.blogspot.com/2016/09/makalah-gizi-remaja.html

https://www.google.co.id/search?q=latar+belakang+makalah+gizi+pada+remaja&oq=latar+b

elakang+makalah+gizi+pada+remaja&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://rentinasmawati.wordpress.com/2016/06/12/gizi-seimbang-pada-remaja/

17

Anda mungkin juga menyukai