PDF To Word
PDF To Word
PENGOLAHAN SINYAL
MAKALAH
PENGOLAHAN SINYAL
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Praktek Pengolahan Sinyal
di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika
Oleh :
Puji syukur penulishaturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah Praktek
Pengolahan Sinyal mengenai “Pengolahan Sinyal” di laboratorium Elektonika
ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terimah kasih kepada Ibu
Evelina selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa
yang bersifat membangun agar dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih
baik dari sekarang ini.
Hormat kami,
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I DEFINISI SINYAL ............................................................................... 1
1.1 Pengertian Sinyal Menurut Para Ahli ................................................... 1
1.2 Pengertian Sinyal Secara Umum .......................................................... 1
BAB II KLASIFIKASI SINYAL ..................................................................... 2
2.1 Klasifikasi Sinyal Berdasarkan Berbagai Aspek .................................. 2
2.1.1 Berdasarkan Sifat ...................................................................... 2
2.1.2 Berdasarkan Nilai Variabel Bebas ............................................ 3
2.1.3 Berdasarkan Amplitudo dan Waktu .......................................... 3
2.2 Macam Ragam Sinyal Uji ..................................................................... 5
2.3 Jenis-jenis Sinyal Pokok Saat ini .......................................................... 6
2.3.1 Sinyal Analog ............................................................................ 6
2.3.2 Sinyal Digital ............................................................................ 11
2.3.3 Sinyal Diskrit ............................................................................ 15
BAB III PENGOLAHAN SINYAL ................................................................. 20
3.1 Pengolahan Sinyal Analog .................................................................... 20
3.1.1 Dasar-dasar Karakteristik Op-Amp .......................................... 21
3.1.2 Aplikasi Op-Amp sebagai Penguat, Integrator, Differensial .... 24
3.2 Pengolahan Sinyal Digital ..................................................................... 29
3.2.1 Sistem DSP ............................................................................... 30
3.2.2 Proses Pengembangan DSP....................................................... 32
3.3 Perbandingan Sinyal Analog Secara Digital dengan Secara Analog .... 35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 36
4.2 Saran ..................................................................................................... 38
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
iv
3.8 Proses/Pengolahan Sinyal ADC dan DAC....................................................30
3.9 Proses Sampling.....................................................................................................31
3.10 Pengubahan dari Sinyal Kontinyu ke Sinyal Diskrit..................................32
3.11 Blok Diagram Sistem DSP.................................................................................32
3.12 Perangkat Lunak Pengembang Aplikasi DSP...............................................33
3.13 Langkah-langkah Pengembangan DSP...........................................................33
v
BAB I
DEFINISI SINYAL
Secara umum sinyal dapat diartikan suatu isyarat untuk melanjutkan atau
meneruskan suatu kegiatan. Biasanya isyarat ini berbentuk tanda-tanda, lampu-
lampu, suara-suara, dll. Dalam kereta api, misalnya, isyarat berarti suatu tanda
untuk melanjutkan atau meneruskan perjalanan ke tempat/stasiun berikutnya, dan
biasanya isyarat ini dikirimkan oleh stasiun yang terkait.
Sinyal adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang,
dan membawa suatu informasi. Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-
hari : arus atau tegangan dalam rangkaian elektrik, suara, suhu. Representasi
sinyal berdasarkan dimensinya dibagi menjadi Dimensi-1 (contoh : sinyal audio),
Dimensi-2 (contoh : citra), Dimensi-3 (contoh : video).
1
BAB II
KLASIFIKASI SINYAL
Namun dalam konteks yang lebih luas lagi, sinyal memiliki beberapa jenis
atau macam yang di bagi dalam berbagai banyak klasifikasi, diantaranya:
2
3
b) Sinyal Acak
Sinyal yang biasa disebut dengan Sinyal Analog ini merupakan sinyal
yang didefinisikan dalam suatu jangkauan batas waktu kontinyu yang
amplitudonya mempunyai nilai yang kontinyu juga.
4
Sinyal-Sinyal Pengujian :
1. Fungsi Step
2. Fungsi Ramp
3. Fungsi Impuls
4. Fungsi Parabolic
5. Fungsi Sinusoidal
Dari berbagai banyak macam jenis sinyal yang telah di jelaskan diatas,
yang akan hanya di bahas dan di perdalam lagi adalah hanya 3 jenis sinyal pokok
yang sangat sering digunakan saat ini, yaitu diantaranya sinyal analog, sinyal
digital, dan sinyal diskrit.
- Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplitudo, diturunkan dari :
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat
mengalami perubahan yang tiba-yiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal
digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai
jarak jangkau pengiriman data yang relative dekat.
12
Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang
mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah
khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah dua buah (21). Kemungkinan nilai
untuk dua bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum,
jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar
2n buah.
Sebagai ilustrasi sinyal diskrit x(n) dapat dilihat pada gambar di bawah
( )= ( )
= + = ( )+ ( )
Atau dalam bentuk kompleks polar, yaitu dalam magnitude dan fasanya.
= ( ) exp[ ( )]
Magnitudo sinyal diskrit dapat diturunkan dari bagian real dan imajinernya
sebagai berikut:
x(n) = √ 2 + 2{ ( )}
arg {x(n)} =
Jika x(n) merupakan urutan kompleks, maka kompleks konjuget dinyatakan dengan notasi ∗ ( ),
yang diperoleh dengan cara mengubah tanda pada bagian imajiner dari ( ) atau tanda argumennya apabila
dalam bentuk kompleks polar,
∗ = − {( )} = ( ) exp[− ( )]
Ada empat sinyal diskrit dasar yang biasa digunakan pada pengolahan
sinyal digital, diantaranya :
Sinyal Impuls
Sinyal impuls dinotasikan dengan ( ) dan didefinisikan
Sinyal Eksponensial
Sinyal eksponensial dapat didefinisikan :
x (n) = an
a merupakan bilangan real atau komplek. Dalam kasus ini a bisa berupa
jω0
e , dimana ω0 merupakan bilangan real. Sinyal x(n) tersebut dinamakan
sinyal eksponensial kompleks dan dapat dinyatakan dalam bentuk lain.
= 0 = 0 +j 0
Sinyal Sinusoida
Sinyal sinus yang memiliki bentuk umum sebagai berikut
( ) = . cos( 0 + ∅)
Dimana , 0, dan ∅ merupakan amplitudo sinyal, frekuensi digital dan fasa sinyal.
Sinyal sinus merupakan sinyal diskrit dengan periode 2π sehingga kita cukup
memperhatikan dalam domain frekuensi pada interval − ≤ 0 ≤ atau 0 ≤ 0 ≤ 2 .
BAB III
PENGOLAHAN SINYAL
20
21
Dalam proses pengolahan sinyal, sinyal input masuk ke ASP (Analog Signal
Processing), diberi berbagai perlakuan (misalnya pemfilteran, penguatan, dsb) dan
outputnya berupa sinyal analog.
Pada rangkaian yang demikian, persamaan pada titik V out adalah Vout
= A(v1-v2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik
input v1 dikatakan sebagai input noniverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1.
Sedangkan sebaliknya titik v2 dikatakan input inverting
sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.
Diagram Op-Amp
Penguatan Open-loop
Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai
dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency
menjadi penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi
tertentu. Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC.
Response penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci
sinyal input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar
1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1
MHz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-
amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi.
Slew Rate
Parameter CMRR
Op-Amp ideal
yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering
digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal
4 5
open loop gain sebesar 10 ~ 10 . Penguatan yang sebesar ini membuat
op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur
(infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik
negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi
dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal
mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0.
Inverting Amplifier
Non-Inverting Amplifier
Dari sini ketahui tegangan jepit pada R 2 adalah vout – v- = vout – vin, atau iout
= (vout-vin)/R2. Lalu tegangan jepit pada R1 adalah v- = vin, yang berarti arus
iR1 = vin/R1.
… (2)
Integrator
...(3)
Differensiator
Output
Input Sinyal Processor
Sinyal
Digital Digital
Digital
sama. Pencuplikan dilakukan setiap satu satuan waktu yang lazim disebut
sebagai waktu cuplik (sampling time). Bagian quantiser akan merubah
menjadi beberapa level nilai, pembagian level nilai ini bisa secara uniform
ataupun secara non-uniform misal pada Gaussian quantiser. Unjuk kerja dari
suatu ADC bergantung pada beberapa parameter, parameter utama yang
menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :
Pada komputer utama, kita melakukan simulasi, disain filter, dan uji-coba
awal. Program bantu tersebut tersedia pada program pengembang (development
tool program). Apabila kita telah puas dengan algoritma tersebut, kita dapat
mengimplementasikan sesuai dengan sistem yang akan kita gunakan. Program
akan menghasilkan kode atau deskripsi yang dibutuhkan oleh jenis implementasi
tertentu. Misal akan menghasilkan deskripsi dalam format VHDL, apabila kita
ingin mengimplementasikan sistem menggunakan chip ASIC. Atau juga dapat
dihasilkan kode dalam bahasa C bila kita menginginkan portabilitas dari
implementasi yang dihasilkan.
Bila program sudah tidak ada kesalahan, tulis kode biner dari program ke
ROM.
4.1 Kesimupulan
Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua
parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh sinyal analog adalah amplitude
dan frekuensi. Sinyal analog biasanya di nyatakan dengan gelombang sinus. Berbeda
dengan sinyal analog, sinyal digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat
mengalami perubahan yang tiba-yiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital
hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau
pengiriman data yang relative dekat. Lalu satu lagi jenis sinyal yang sering kita
dengar adalah sinyal diskrit. Sinyal diskrit secara umum bisa diartikan sebagai
dasarnya sinyal analog atau sinyal digital, karena sinyal diskrit ( ) itu sendiri
diperoleh dari sinyal analog/kontinyu yang disampling dengan analog - to – digital
converter (ADC) dengan laju sampling 1/ , dimana merupakan periode sampling.
Sinyal Diskrit terbentuk sebagai deretan bilangan real atau kompleks yang diberi
tanda (indeks) yang menyatakan deretan waktu yang selanjutnya sinyal diskrit
dinyatakan sebagai fungsi variabel integer yang dinotasikan dengan ( ). Secara umum
sinyal diskrit ( ) merupakan fungsi waktu .
36
37
Untuk menghasilkan suatu sinyal analog maupun sinyal dgital, suatu sinyal
harus di atur, di bentuk ataupun diolah dengan sedemikian rupa sesuai aturan-aturan
atau rumus-rumus yang telah di tentukan dengan suatu pengolahan sinyal. Pengolahan
sinyal adalah suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu sinyal sehingga
diperoleh informasi yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu transformasi baik itu
ADC (Analog-to-digital Converter) maupun DAC (Digital-to-analog Converter).
Pada dasarnya Proses Pengolahan Sinyal dikelompokkan menjadi dua, yakni ASP
(Analog Signal Processing) dan DSP (Digital Signal Processing). Pengolahan sinyal
analog/ASP (Analog Signal Processing) adalah suatu pengolahan sinyal yang rata-rata
menggunakan komponen dasar untuk menghasilkan suatu fungsi seperti penguatan,
pemfilteran, dan sebagainya yang pada era modern ini sudah di buat dalam suatu chip
terintegritas/Integrated Circuit (IC) berupa Op-Amp, sehingga lebih mudah dalam
menghasilkan suatu sinyal analog. Sedangkan pada pengolahan sinyal digital/DSP
(Digital Signal Processing), pengolahan ini sebenarnya menggunakan sinyal analog
sebagai dasarnya yang kemudian di digitalisai untuk mempermudah dalam
pembentukan suaatu sinyal digital, jadi pada proses ini masih sangat memerlukan
sinyal analog sebagai dasar atau sumbernya, dan kemudian setelah berubah ke sinyal
digital menggunakan proses ADC, sinyal digital tersebut ada juga yang di kembalikan
ke sinyal analog kembali. Jadi intinya adalah DSP di ciptakan untuk mempermudah
dalam pengolahan suatu sinyal. Jadi dapat di simpulkan perbedaan antara DSP dan
ASP adalah terletak pada waktu dan proses perancangannya. Pada ASP, pemrosesan
hanya dilakukan sekali sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, sedangkan DSP
masih melakukan beberapa kali pemrosesan baik dalam perhitungan, program dan
sebagainya. Pada ASP, jika terjadi kesalahan akan sulit untuk memodifikasinya,
sehingga jika terjadi kesalahan harus melakukan proses ulang dari awal, sedangkan
DSP, bisa kita modifikasi dengan menginstall ulang program tanpa banyak mengubah
banyak komponen. Pada ASP, jumlah kemungkinan tidak dapat di prediksi sehingga
akan sulit menghasilkan suatu produk dengan tingkat keberhasilan yang kecil
sedangkan dengan kita menggunakan ASP, kemungkinan
38
dapat di hitung, sehingga sangat mudah untuk di jadikan suatu produk yang baik
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
4.2 Saran
- http://kingberaksi.blogspot.com/2012/07/perbedaan-sinyal-analog-dengan-
digital.html
- http://www.lecturer.eepis-its.edu
- http://media.digikey.com/pdf/Data%20Sheets/Weidmuller%20PDFs/Anal
og%20Signal%20Processing.pdf
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20957/3/Chapter%20II.pd f
- http://www.ridha.staff.gunadarma.ac.id
- http://www.rudy-wawolumaja.lecturer.maranatha.edu
39
40
- http://www.staff.uny.ac.id
- http://telkom2013.files.wordpress.com/2014/02/sinyal-dan-sistem-diskrit.pdf
- http://www.teuinsuska2009.files.wordpress.com/
- https://trinurti.files.wordpress.com/2009/07/modul-pengolahan-sinyal1.pdf