Anda di halaman 1dari 8

Upaya Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

oleh
Wieky Rusmanto
(Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nurtanio Bandung)

Upaya Pengentasan Kemiskinan terus dilakukan dari satu masa pemerintahan ke pemerintahan lainnya di
Indonesia, namun upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan dari waktu ke waktu memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Beberapa Upaya yang telah dilakukan tersebut menyebutkan telah mampu mengatasi dan
sekaligus mengurangi angka kemiskinan di Indonesia, data data yang disampaikan oleh BPS menyebutkan bahwa
satu pemerintahan telah mampu mengatasi masalah kemiskinan. Data-data yang disajikan tersebut dari sisi angka/
kuantitatif mungkin dapat dijadikan landasan dalam menentukan langkah penetapan upaya penanggulangan
kemiskinan di Indonesia tetapi secara kualitatif dianggap belum mampu mengatasi masalah kemiskinan yang
sesungguhnya. Di butuhkan upaya nyata dan sungguh sungguh dari pemerintah untuk mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia, sehingga di masa mendatang Indonesia dapat terbebas dari masalah kemiskinan yang
membelengu.
Key Word : Upaya, Pengetasan Kemiskinan, Pemerintah

mengingat masalah kemiskinan di Indonesia


PENDAHULUAN sangatlah kompleks yang diakibatkan oleh struktur
Fenomena kemiskinan merupakan fenomena sosial, struktur budaya dan struktur ekonomi
abadi yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di masyarakat Indonesia dari Banda Aceh hingga
dunia bahkan sejarah menunjukkan bahwa sejak Papua.Salah satu upaya penanggulangan kemiskinan
manusia ada di muka bumi kemiskinan sudah menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2000
ditemukan. Bagi negara yang dianggap maju secara tentang Propenas ditempuh melalui dua strategi
ekonomi dan teknologinya sekalipun bukan berarti utama. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok
tidak menghadapi masalah kemiskinan. Namun yang masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara.
menjadi permasalahan adalah tatkala ada jurang Kedua, membantu masyarakat yang mengalami
pemisah / gap yang terlalu lebar antara yang kaya dan kemiskinan kronis dengan memberdayakan dan
yang miskin di dalam suatu negara. Bagi negara maju mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi
secara ekonomi perbedaan antara kaya dan miskin tersebut selanjutnya dituangkan dalam tiga program
tidak terlalu jauh. Tetapi di negara-negara yang yang langsung diarahkan pada penduduk miskin
ekonomi baru bertumbuh gap nya terlalu lebar hal ini yaitu: 1) Penyediaan Kebutuhan Pokok; 2)
dapat ditunjukkan dengan indeks gini yang Pengembangan Sistem Jaminan Sosial; dan 3)
dimilikinya. Beberapa upaya penanggulangan Pengembangan Budaya Usaha Masyarakat Miskin.
kemiskinan dari waktu ke waktu belum mampu Kebijakan pengentasan kemiskinan di Indonesia yang
menciptakan kondisi seperti yang diharapkan. Karena terbaru tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 7
upaya-upaya tersebut tidak dapat menyelesaikan akar Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
permasalahannya. Tantangan ekonomi, sosial dan Menengah Nasional, yang menyatakan bahwa
budaya yang dihadapi dari satu masa pemerintahan kebijakan penanggulangan kemiskinan meliputi:
dengan masa pemerintahan lainnya juga berbeda- kebijakan pemenuhan hak-hak dasar dan kebijakan
beda. Upaya pengentasan atau menghapuskan pembangunan wilayah untuk mendukung pemenuhan
kemiskinan tidak semudah yang diperkirakan hak dasar. Sepanjang kebijakan pemerintah belum
dapat mengatasi kemiskinan,masyarakat miskin terus mengarahkan seluruh masyarakatnya untuk
mempunyai strategi sendiri untuk mengatasi meningkatkan taraf hidupnya dengan segala
kemiskinannya dengan cara: berhutang pada berbagai kemampuan yang dimiliki oleh masyarakatnya. Bagi
sumber pinjaman informal, bekerja serabutan, istri masyarakat yang sudah memiliki kemampuan dan
dan anak turut bekerja, memanfaatkan sumber daya daya saing yang cukup bahkan yang daya saingnya
alam di sekelilingnya, bekerja di luar daerah, dan tinggi mungkin mereka akan dengan mudah dapat
berhemat melalui mengurangi atau mengganti jenis lebih meningkatkan perekonomiannya. Namun
makanan dan mengatur keuangannya sendiri. bagaimana halnya dengan keadaan dimana daya saing
Beberapa hambatan yang dihadapi berkaitan masyarakat nya relatif rendah, hal ini pada akhirnya
dengan uapaya penanggulangan kemiskinan menurut hanya akan menguntungkan orang-orang tertentu
Dr. Chazali H. Situmorang, APT, M.Sc/Ketua Pusat untuk selalu memenangkan persaingan dan secara
Penelitian Pendampingan, Pengembangan dan otomatis memperlebar gap/ kesenjangan dalam
Pemberdayaan Masyarakat ( P5M ) UNAS /Dewan lapisan masyarakat. Dalam upaya tersebut negara-
Pakar MN KAHMI, di Indonesia sangatlah sulit negara seakan-akan hanya memfasilitasi orang-orang
menghapuskan kemiskinan. Seperti sulitnya upaya dan kelompok tertentu yang memang sudah memiliki
memberantas peredaran narkoba. Hitungannya daya saing ekonominya tersendiri. Orang-orang dan
sederhana saja, begitu gencarnya upaya intervensi kelompok kuat ekonomi di Indonesia ini penyumbang
program penanganan kemiskinan, penurunannya terbesar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
tidak signikan antara 500 ribu sampai dengan 1 juta Indonesia. Kemudahan-kemudahan bagi orang dan
jiwa dari sekitar 27 juta penduduk miskin. Di sisi lain kelompok tersebut tentu saja lebih memberikan
bayi-bayi yang lahir dari kelompok miskin bukan peluang untuk lebih meningkatkan lagi kekuatan
berkurang. Akan menjadi tunas baru menggantikan ekonominya. Bagaimana dengan masyarakat miskin
generasi miskin orang tuanya, karena rendahnya dan tidak berdaya apakah mereka memiliki peluang
mutu gizi, nutrisi, pendidikan, dan kemampuan juga untuk meningkatkan perekonomiannya. Ada
ekonominya. Meskipun ada yang terputus mata pepatah yang berkembang bahwa di Indonesia orang
rantai kemiskinan, tetapi yang tercecer tetap miskin yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap
masih juga lebih banyak. Pada bulan September miskin. Hal ini disebabkan adanya upaya yang terus
2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis ekonomi tanpa dibarengi dengan upaya pemerataan
Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang pembangunan ekonomi kepada masyarakat miskin
(10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dan tidak berdaya ini. Dari data yang ada menyatakan
dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan tapi
sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen). pasti menunjukkan peningkatan terutama pada
Negara-negara yang ekonominya baru kuartal ke II tahun 2018 yang telah mencapai 5,27%.
bertumbuh berupaya untuk terus meningkatkan Beberapa ahli ekonomi dunia menjamin bahwa
ekonominya hal ini dapat dilihat melalui sebuah perekonomian Indonesia semakin lama semakin
ukuran yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi. Negara
membaik dan diprediksi akan menjadi kekuatan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah
ekonomi baru khususnya di Asia Tenggara. yang telah mapan.
Menurut John Hawksworth, Chief Beberapa pengertian kemiskinan menurut
Economist PwC ( PricewaterhouseCoopers ), Ginandjar Kartasasmita dalam Ridlo (2001:11),
menyebutkan bahwa Indonesia akan berada di menurut pola waktu tersebut kemiskinan dapat dibagi
peringkat 5 di tahun 2030 dengan estimasi nilai GDP menjadi: (1) Persistent poverty, yaitu kemiskinan
US$5.424 miliar dan naik menjadi di peringkat 4 di yang telah kronis atau turun temurun yang
tahun 2050 dengan estimasi nilai GDP US$10.502 diantaranya merupakan daerah kritis sumber daya
miliar berdasarkan nilai GDP dengan metode alam atau terisolasi. (2) Cyclical poverty yaitu
perhitungan Purchasing Power Parity (PPP). Posisi kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi
tersebut akan menjadikan Indonesia dengan secara keseluruhan. (3) Seasonal poverty, yaitu
perekonomian big emerging market mengingat posisi kemiskinan musiman seperti sering dijumpai kasus-
Indonesia merupakan negara dengan perekonomian kasus nelayan dan petani tanaman pangan.
terkuat di Asia Tenggara. Dari data tersebut secara (4) Accidental poverty, yaitu kemiskinan karena
makro menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan.
mengalami kemajuan yang cukup signifikan dan hal Berbagai sudut pandang yang ada tentang pengertian
ini sekaligus menjadi tantangan tersendiri dalam kemiskinan, pada dasarnya bentuk/jenis kemiskinan
upaya mempersempit jurang kesenjangan. Perlu dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:
upaya yang lebih serius untuk dapat memadukan 1.      Kemiskinan Absolut
pertumbuhan dengan pemerataan seperti yang Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam
dikemukakan oleh Ginandjar Kartasasmita yang golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya
ditulis dalam bukunya “ Pembangunan Untuk Rakyat, berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan “. memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan,
sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan terhadap sesuatu yang seharusnya 2.      Kemiskinan Relatif
dimiliki seperti makanan , pakaian , tempat Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih
erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berada di bawah kemampuan masyarakat
berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan sekitarnya. Kemiskinan ini dilihat dari aspek
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah
kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi
sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masih jauh lebih rendah dibanding masyarakat
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar
secara subyektif dan komparatif, sementara yang ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar
pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
miskin, sehingga kemiskinan relatif erat berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup
hubungannya dengan masalah distribusi pendapatan. penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
3.      Kemiskinan Kultural terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
atau sekelompok masyarakat yang tidak mau Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
sekalipun ada usaha dari pihak lain yang kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan
membantunya. mereka merasa miskin karena pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
membandingkan dirinya dengan orang lain sebagainya.
atau pasrah dengan keadaannya dan menganggap Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan
bahwa mereka miskin karena turunan, atau karena langkah-langkah dan program yang dirancang secara
dulu orang tuanya atau nenek moyangnya juga khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan
miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
kurang. masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya
Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan ilmiah ini dengan 3 masalah utama kemiskinan di
sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya mutu
potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin layanan pendidikan.
yaitu: a. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
1.      Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli,
contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran ketersediaan pangan yang tidak merata, dan
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk
pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan memproduksi beras sedangkan masyarakat Indonesia
kemampuan menjangkau perlindungan dasar. sangat tergantung pada beras. Permasalahan
2.      Kemampuan dalam melakukan peran sosial kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya
akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam gizi bayi, anak balita, dan ibu.
bidang perlindungan, dan peran dalam bidang b. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan
kemasyarakatan. Kesehatan
3.      Kemampuan dalam menghadapi permasalahan Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan
dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan
keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari
dari tekanan ekonomi dan non ekonomi. keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya
kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari
       2.2       Masalah Kemiskinan di Indonesia terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka
kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi 1.      Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai
Nasional) menunjukan bahwa angka kematian bayi keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas,
pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
50 per 1.000 kelahiran hidup. 2.      Kurangnya dukungan pemerintah sehingga
c. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
Pendidikan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan
Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
terbatasnya kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya 3.      Rendahnya minat masyarakat miskin untuk
jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya berjuang mencapai haknya karena mereka kurang
jumlah sekolah yang layak untuk proses belajar- mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki
mengajar. Pendidikan formal belum dapat pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
menjangkau secara merata seluruh lapisan 4.      Kurangnya dukungan pemerintah dalam
masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat
penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.
pendidikan. 5.      Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga
sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh
       2.3       Faktor Penyebab Kemiskinan di wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini
Indonesia menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan,
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa mutu pangan dan pendidikan antara wilayah
terjadi, yaitu: perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
1.      Kemiskinan alamiah perkotaan.
Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam
yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, PEMBAHASAN
bencana alam,dan karena seseorang atau suatu Upaya penanggulangan kemiskinan di
masyarakat tak mau berusaha dengan kerja keras. Indonesia perlu didukung suatu strategi dan bentuk
2.      Kemiskinan buatan intervensi yang tepat. Untuk mendukung strategi
Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah
ada di masyarakat membuat sebagian anggota yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi bagi menurut waktu yaitu :
dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga 1. Intervensi jangka pendek, terutama
mereka tetap miskin. pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut pedesaan.
dihubungkan dengan masalah mutu pangan, 2. Intervensi jangka menengah dan panjang
kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan meliputi: Pembangunan sektor swasta,
beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain: Kerjasama regional, APBN dan
administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan
Kesehatan Penyediaan air bersih dan 2000-2001 (Presiden Abdurahman Wahid/
Pembangunan perkotaan. Gusdur)
Beberapa intervensi tersebut dapat dilakukan 1. Pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk
dengan menggulirkan beberapa paket kebijakan yang masyarakat miskin
akan mensinergikan antara komponen bisnis, 2. Perbaikan lingkungan rumah tinggal
masyarakat dan pemerintah sehingga tujuan 3. Pengembangan budaya usaha masyarakat miskin
mengentaskan kemiskinan dapat lebih mudah 4. Subsidi air bersih
tercapai. Paket-paket kebijakan yang telah digulirkan 5. Kompensasi kenaikan harga BBM di bidang
oleh pemerintah sebelumnya belum dapat mengatasi pendidikan, kesehatan, dan pelayanan angkutan
persoalan kemiskinan di Indonesia mengingat umum
persoalan kemiskinan di Indonesia memiliki 2001-2004 (Presiden Megawati)
keunikan tersendiri. 1. Listrik murah untuk rumah tangga miskin
Program-program yang telah dilakukan 2. Subsidi untuk masyarakat kurang mampu
dalam masa Pemerintahan sebelumnya dan masa 3. Subsidi bunga untuk program kredit usaha mikro
Pemerintahan saat ini sebagai berikut : 4. Subsidi pupuk
1970-1998 (Presiden Soeharto) 5. Pelayanan kesehatan
1. Inpres desa tertinggal
2. Program bantuan kesejahteraan fakir miskin 2004-2014 (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono /
3. Program keluarga muda mandiri SBY)
4. Program peningkatan peranan wanita 1. Program NasionaI Pemberdayaan Masyarakat
5. Pembinaan karang taruna dan asistensi keluarga (PNPM) Mandiri
miskin 2. Program Keluarga Harapan (PKH)
6. Peningkatan intensiflkasi pertanian tanaman 3. Subsidi beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
pangan 4. Bantuan Siswa Miskin (BSM)
7. Program pendidikan dan kesehatan 5. Program Askeskin/Jamkesmas
8. Pembinaan usaha keciI-kredit candak kulak 6. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT)
9. Program transmigrasi 7. Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
10. Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takesra) dan (BLSM)
Kredit Usaha Kesejahteraan Keluarga (Kukesra)
1998-1999 (Presiden BJ Habibie)
1. Program Jaringan Penyelamatan Sosial (JPS) 2014-2019 (Presiden Joko Widodo / Jokowi)
2. Beras subsidi untuk masyarakat 1. Program Indonesia Pintar (PIP)
3. Dana untuk pendidikan anak-anak dari keluarga 2. Program Indonesia Sehat (PIS)
prasejahtera dan sejahtera 3. Pogram Keluarga Harapan (PKH)
4. Beasiswa untuk mahasiswa tidak mampu 4. Beras Sejahtera (Rastra) atau Bantuan Sosial
5. Program padat karya Pangan
5. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
6. Program Dana Desa gagal, perlu sebuiah upaya serius untuk memadukan
7. Program Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial antara pertumbuhan dan pemerataan, agar seluruh
(RAPS). lapisan masyarakat dapat secara bersama-sama
Beberapa gambaran program pengentasan bertumbuh, hal ini akan mempersempit ruang
kemiskinan dari masa Pemerintahan sebelumnya kesenjangan di antara masing-masing lapisan
sampai dengan saat ini belum dapat menekan tingkat masyarakat di Indonesia. Selanjutnya untuk
kemiskinan seperti yang diharapkan mengingat kesinambungan pembangunan harus dapat menjamin
implementasi/ pelaksanaan dari program-program keberlanjutan tiga hal yakni lingkungan (natural
tersebut belum menyentuh secara merata sehingga environment/ruang yang memadai), sosial serta
gap/kesenjangan antara miskin dan kaya masih lebar, politik. Terkait aspek politik, menggarisbawahi
meskipun pada masa kepemimpinan Joko Widodo pentingnya demokrasi sebagai bentuk legitimasi
upaya pengentasan kemiskinan sudah jauh lebih baik rakyat. "Pembangunan harus mendapat dukungan
jika dibandingkan dengan masa sebelumnya bukan rakyat atau akan berhenti di tengah jalan", katanya.
berarti sudah dapat menyelesaikan masalah Dalam demokrasi ini, manusia mendapatkan hak
kemiskinan yang sesungguhnya. Perlu dilakukan kebebasan ekonomi tapi tidak demikian dengan
sebuah intervensi baik jangka pendek maupun jangka kebebasan politik. Prioritas pembangunan perlu
panjang sehingga di masa yang akan datang tidak diarahkan pada  human development agar seluruh
akan menghadapi masalah kemiskinan yang lapisan masyarakat memiliki keberdayaan dan dapat
kompleks seperti saat ini dan yang paling utama keluar dari lingkaran kemiskinan.
adalah dapat mempersempit tingkat kesenjangannya. KESIMPULAN
Upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah Upaya penangulangan kemiskinan
untuk terus meningkatkan perekonomiannya menjadi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh
sebuah tantangan tersendiri di mana upaya tersebut seluruh negara di Dunia. Karakteristik kemiskinan
harus sekaligus dapat menjawab permasalahan yang berbeda antara satu negara dengan negara
kesenjangan perekonomian di Indonesia. Menurut lainnya menjadikan langkah-langkah yang diambil
Ginandjar Kartasasmita, Perencanaan pembangunan guna mengatasi permasalahan kemiskinan ini juga
di Indonesia harus lebih membumi untuk akan berbeda. Di Indonesia yang sedang gencar
direalisasikan. Pemerintah pusat dan daerah harus melaksanakan pembangunan ekonomi memiliki
lebih sinkron dalam membahas hal tersebut tantangan yang sangat berat mengingat kesenjangan
diantaranya melalui Musrenbang (Musyawarah ekonomi yang dapat dikatakan sebagai warisan dari
Rencana Pembangunan). Di dalam Musrenbang, masa lalu masih menyelimuti perekonomian
pemerintah pusat membahas berbagai indikator Indonesia. Program ataupun kebijakan yang berkaitan
makro sementara pemerintah daerah membahas dengan penanggulangan kemiskinan dari masa
indikator mikro.  pemerintahan yang lalu dengan masa pemerintahan
Model dan pola pembangunan yang pada saat ini belum efektif dapat menanggulangi
masa lalu menurut Ginandjar Kartasasmita lebih kemiskinan dengan baik.
menekankan pertumbuhan ekonomi, terbukti telah
Model dan Pola pembangunan yang
dianggap akan efektif adalah yang dapat memadukan
antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan
walaupun mungkin dirasa tidak mudah tetapi apa
yang ditawarkan oleh Ginandjar Kartasasmita dapat
menjadi solusi dalam merealisasikan pengentasan
kemiskinan di Indonesia. Demokratisasi yang sedang
dijalankan seharusnya dapat memiliki peran dalam
mewujudkan human development sehingga seluruh
lapisan masyarakat di Indonesia dapat berkembang
dan berdaya sehingga pada akhirnya kesenjangan
dapat dipersempit lagi.
REFERENSI
1. Kartasasmita Ginandjar, 1997, Administrasi
Pembangunan, Perkembangan Pemikiran
dan Praktiknya di Indonesia, LP3ES
2. Kartasasmita Ginandjar, 1996,
Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan, PT. Pustaka
Cidesindo
3. https:// prasetya.ub.ac.id, diakses pada 1
November 2018
4. Y. So. Alvin & Suwarsono, 1994, Perubahan
Sosial dan Pembangunan, LP3ES
5. Ife Jim, 1996, Community Development,
Creating Community alternatives- Vision
Analysis and Practice, Addison Wesley
Longman
6. E. Harrison Lawrence & P. Huntington
Samuel, 2000, Culture Matters, Basic Books
Group

Anda mungkin juga menyukai