Disusun Oleh :
Nama : MAHYARUDDIN
NIM : 835291217
Program Study : S-1 PGSD
Pokjar : TAPANULI SELATAN
i
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik & saran yang membangun dari segenap pihak.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat menambah dan
memperkaya lembar khazanah pengetahuan bagi para pembaca sekalian dan
khususnya bagi penulis sendiri. Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan
terima kasih.
Mahyaruddin
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN ................................................................................... 19
A. Subjek,Tempat,Waktu dan Pihak Yang Membantu Penelitian ..............
1. Subjek Penelitian ................................................................................ 19
2. Tempat Penelitian ............................................................................... 19
3. Waktu Peneltian .................................................................................. 19
4. Pihak Yang Membantu Penelitian ...................................................... 20
B. Desain dan Prosedur Perbaikan Pembelajaran ........................................ 20
1. Desain Penelitian ................................................................................ 20
2. Prosedur Penelitian ............................................................................. 21
2.1. Tahap Pra Siklus.......................................................................... 21
2`2. Siklus I ........................................................................................ 22
2.3. Siklus II ....................................................................................... 23
C. Teknik Analisis Data............................................................................... 24
iv
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1. Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target KKM Pra Siklus ...... 39
Grafik IV.2. Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target KKM Siklus I .......... 41
vi
Grafik IV.3. Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target KKM Siklus II ........ 42
Grafik IV.4. Nilai Pencapaian Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II .......................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran-2 Format Perencanaan Perbaikan Pembelajaran IPS Kelas V
Lampiran-3 Berkas RPP Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Lampiran-4 Lembar Observasi Pengamatan Pra Siklus
Lembar Observasi Pengamatan Siklus I
Lembar Observasi Pengamatan Siklus II
Lampiran-5 Jurnal Pembimbing Supervisor 2 PKP
Lampiran-6 Alat Penilaian Kemampuan Guru
Lampiran-7 Nilai Tertinggi dan Terendah Tiap Siklus
Lampiran-8 Media Gambar Siklus I dan Siklus II
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
setiap individu maupun kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi
tahu disepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yamg
didalamnya terjadi suatu proses belajar siswa dan guru mengajar dalam konteks
interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara murid dan guru sehingga terdapat
perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan atau sikap.
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik yakni
guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus
belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai
pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya baik dari aspek
kognitif, psikomotorik dan afektik. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses
belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Seluruh lembaga pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama
dalam melaksanakan proses pendidikan. Oleh karena itu upaya meningkatkan
kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar. Karena tugas utama
seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
Tujuan pendidikan Nasional telah dirumuskan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 di dalam pasal 3 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi manusia yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Salah satu komponen dalam proses pendidikan, guru berfungsi sebagai
pengelola kelas yang dapat menjadikan kelas itu kondusif untuk mencapai tujuan
1
2
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas Penulis dapat
mengidentifikasi beberapa masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di
kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang antara lain :
1. Banyaknya siswa yang belum berhasil mendeskripsikan benda secara tepat
2. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika dikelas IV
SD Negeri 101116 Bange
3. Banyaknya siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika
4. Suasana belajar sangat pasif dan tidak menyenangkan.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan tersebut di atas
maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
1. Apakah dengan penggunaan media konkrit dalam pembelajaran matematika
materi bangun ruang dapat meningkatkan meningkatkan pemahaman siswa
untuk mendeskripsikan benda secara capat?
2. Apakah dengan penggunaan media konkrit dalam pembelajaran matematika
dapat meningkatkan minat belajar siswa serta merubah pandangan siswa
terhadap matematika khususnya bangun ruang ?
3. Bagamaimana menciptakan suasana belajar yang aktif, interaktif dan
menyenangkan dengan menggunakan media konkrit?
D. Manfaat
Dengan penelitian ini besar harapan peneliti agar penelitian ini bisa
bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pedidikan.
Adapun manfaat yang diharapkan dicapai dari penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi penulis
Manfaat yang diharapkan oleh penulis terhadap penelitian ini yaitu Dapat
meningkatkan pemahaman dan penguasaan melalui penggunaan media konkrit
dengan baik serta Dapat memperoleh pengalaman cara mengajar dengan
menggunakan media konkrit dalam belajar matematika
2. Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat dari penelitian yang diharapkan bagi sekolah yakni Dapat
dijadikan bahan masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran supaya
meningkatkan kualitas pendidikan di SD Negeri 100306 Garonggang.
3. Manfaat Secara Umum
Dengan adanya penelitian ini diharapkanProses belajar mengajar
matematika akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan, serta Ditemukannya
metode pembelajaran baru yang tepat tetapi variatif. Dan dapat Meningkatkan
semangat siswa dalam belajar matematika
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Konkret
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti perantara atau
pengantar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konkret yaitu nyata, benar –
benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dsb). Jadi media konkrit adalalah alat
yang dijadikan sebagai peantara atau pengantar infornmasi yang digunakan oleh
pengajar untuk disampaikan kepada peserta didik dengan menggunakan alat yang
benar – benar nyata, dapat dilihat, diraba, dipegang, dan digunakan oleh peserta
didik.
Pengalaman edgar dale penulis menekankan pada pengalaman langsung
sebagai media belajar siswa yang bersifat konkret/nyata.
Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai
hasil dari aktifitas serndiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung
dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara, karena
pengalaman langsung inilah maka ada kecendrungan siswa menjadi konkret
sehingga memiliki ketepatan yang tinggi. ( Rohmaniyah, 2017).
8
9
B. Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan,
tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.Witherington mengemukakan
bahwa “belajar sebagai sebuah perubahan kepribadian yang dimanifestasikan
kepada suatu pola respon individu yang mungkin berupa keterampilan, sikap atau
peningkatan kemampuan pemahaman atas sesuatu”
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
Belajar adalah proses yang aktif, untuk mereaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu, diarahkan kepada tujuan yang berbuat melalui
pengalaman dengan melihat, mengamati, memahami sesuatu”.
Proses terjadinya belajar sangat sulit diamati. Karena itu orang cenderung
melihat tingkah laku manusia untuk disusun menjadi pola tingkah laku yang
akhirnya tersusunlah suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar yang
bermanfaat sebagai bekal untuk memahami, mendorong dan memberi arah
kegiatan belajar.
9
10
10
11
5. Tantangan
Agar pada diri anak timbul motif dalam belajar maka pelajaran yang baru
dipelajari harus penuh dengan tantangan.
6. Penguatan
Penguatan dapat berarti hasil belajar yang menyenangkan (positif) dan dapat
pula berupa hasil belajar yang tidak menyenangkan (negatif). Anak yang
nilai belajarnya baik akan meningkatkan gairah belajar, sedangkan anak
yang mendapatkan nilai jelek akan takut tidak lulus dan berupaya
meningkatkan aktivitas belajarnya.
7. Perbedaan Individual
Dalam proses belajar guru harus memperhatikan perbedaan indivual siswa
agar dapat menyesuaikan materi, metode, irama, dan tempo penyampaian.
Bagi siswa yang tingkat kemampuannya rendah, guru harus memberikan
perhatian lebih dengan latihanlatihan atau pelajaran-pelajaran ekstra.
Sedangkan bagi yang kemampuannya menonjol, guru memberikan
penugasan yang lebih intensif dari pada anak yang lain.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan suatu system
lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal. (Syarifah, FKIP
Universitas Tanjungpura)
Menurut Melvin (2017 : 5) Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara
pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan
suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa.
3. Hasil Belajar
Seseorang yang telah belajar pasti mengalami perubahan tingkah laku,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti.Upaya meningkatkan hasil belajar siswa merupakan suatu usaha untuk
11
12
memperbaiki hasil belajar siswa agar lebih baik. Diantara upaya memperbaiki
terdapat faktor-faktor yang mendukung upaya peningkatan hasil belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar,
bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampuan untuk
pembentukan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan
penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan suatu hasil
yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dalam selang waktu tertentu yang
diukur dengan menggunakan alat evaluasi tes.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan.
Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai.Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada
faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar.
Adapun Hasil belajar yang diraih siswa baiknya tidak terlepas dari
keberartian dan kegunaan pelajaran bagi dirinya. Hasil belajar juga dipengaruhi
faktor lingkungan serta strategi belajar yang diterapkan di dalam kelas. Hasil
belajar juga diperoleh melalui beberapa proses, karena hasil belajar bukan saja
hanya dengan penguasaan hasil latihan, melainkan juga adalah perubahan
perilaku.
12
13
a) Aspek Fisiologis
Kondisi umum, jasmani dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas pemahaman peserta didik, sehingga materi yang
dipelajari kurang atau tidak berbekas. Untuk itulah peserta didik dianjurkan
untuk mengkonsumsikan makanan dan minuman yang bergizi, disamping
berolahraga dan istirahat yang cukup.
Hal ini disebabkan mereka yang kekurangan gizi akan lekas lelah, mudah
mengantuk dan sukar menerima pelajaran. Di samping kondisi fisiologis
tersebut panca indra terutama penglihatan dan pendengaran juga berperan
penting dalam proses belajar mengajar berlangsung memalui cara membaca,
melihat peta dan model, melakukan observasi, mengamati lingkungan,
mendengarkaketerangan guru, mendengarkan ceramah, mendengarkan
keterangan orang lain dalam diskusi, dan sebagainya. Karena pentingnya
peranan penglihatan ini, maka dalam proses belajar mengajar menggunakan
beberapa alat peraga yang dapat dilihat dan didengarkan.
b) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas prestasi belajar peserta didik. Faktor – faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
- Tingkat kecerdasan / intelegensi,
- Sikap peserta didik,
- Bakat peserta didik,
- Minat peserta didik, dan
- Motivasi peserta didik
2. Faktor Eksternal Peserta didik.
Seperti faktor internal peserta didik, faktor eksternal peserta didik juga
terdiri atas dua macam, yakni : faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non social. Sedangkan secara umum faktor eksternal peserta
didik ada dua macam, yaitu : faktor lingkungan dan faktor instrumental.
13
14
C. Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu Mathein atau manthein
yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata
sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau
intelegensia. (Anisah, 2016)
Menurut James Ruseffendi (1992 : 33) matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep – koknsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam
tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Sedangkan menurut hariwijaya (2009) matematika secara umum
didefenisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan
dan ruang. Secara informal dapat pula disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan
angka.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep – konsep yang saling
berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah jumlah yang banyaknya terbagi
kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Ini berarti bahwa belajar
14
15
maematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari
hubungan antar konsep dan strukturnya.
15
16
mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Guru mengenal ini sebagai “masa
sekolah” oleh karena itu pada usia inilah anak untu pertama kalinya menerima
pendidikan formal.
Masa usia sekolah dianggap sebagai masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah. Namun tingkat kematangan anak untuk masuk kesekolah dasar belum
bisa ditentukan tepatnya, karena hal tersebut bukan ditentukan oleh umur semata,
namun pada umur antara enam atau tujuh tahun biasanya anak memang telah
matang untuk masuk sekolah dasar.
Sifat-sifat khas anak dapat dilihat sebagai berikut :
1. Masa kelas rendah sekolah dasar
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi disekolah
b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan
c) Adanya kecendrungan memuji diri sendiri
d) Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
e) Menghendaki nilai yang tinggi/baik tanpa mengetahui prestasinya
pantas atau tidak
2. Masa kelas tinggi sekolah dasar
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis
b) Amat realistic keingintahuan dan ingin belajar
c) Timbulnya minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus
d) Gemar membentuk kelompok sebaya dalam melakukan suatu hal.
16
17
17
18
G. Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sebuah bangun matematika yang mempunyai isi atau
pun volume.
1. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang memiliki ciri khas yaitu memiliki sisi
yang sama pengajaran topik ini tentang kubus kepada siswa bukanlah hal yang
sulit. Mengenai bentuk dan ciri-ciri kubus pada akhirnya akan menyulitkan siswa
pengertian tentang bangunan ini.
2. Balok
Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang
persegi atau persegi panjang dengan paling tidak satu pasang diantaranya
berukuran berbeda
Bangun yang berdimensi 3 disebut juga bangun ruang, sebab bangun –
bangun tersebut mempunyai ruang didalamnya.
3. Bola
Merupakan bangun ruang dengan bentuk bulat sempurna yang tersusun oleh
tidak terhingga lingkaran yang mempunyai jari-jari dan pusat lingkaran yang sama
4. Tabung
Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh dua buah
lingkaran identic yang sejajar dan sebuah persegi panjang yang mengelilingi
kedua lingkaran tersebut
5. Prisma
Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan tutup
identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang
atau bisa disebut juga bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang
sama dalam bentuk ukuran.
6. Kerucut
Merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung dan
sebuah sisi alas berbentuk lingkaran (Hidayah, 2018)
18
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
3. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai dengan
bulan mei 2020. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang
semester II tahun pelajaran 2019 - 2020 dengan melewati 3 siklus yaitu Pra siklus,
Siklus I dan Siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada jadwal berikut :
JADWAL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran / Kelas Tanggal Ketera
No Waktu Lokasi
Materi Pokok Penelitian Ngan
11 April – SD Negeri 100306 Pra
Matematika / IV 2 x 35 Siklus
1 18 April Garonggang
Bangun Ruang Menit
2020
Matematika / IV 19 April – 2 x 35 SD Negeri 100306 Siklus I
2 Bangun Ruang 26 April Menit Garonggang
2020
Matematika / IV 27 April – 3 2 x 35 SD Negeri 100306 Siklus II
3
Bangun Ruang Mei 2020 Menit Garonggang
Tabel III.1.Jadwal Penelitian
19
20
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan Refleksi
Tindakan
SIKLUS I
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan Refleksi
Tindakan
SIKLUS II
SIKLUS Selanjutnya
2.2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 april – 26 april 2019 dengan materi
sifat – sifat bangun ruang. Tahapan yang dilakukan adalah
1. Tahap perencanaan
Perencanaan yaitu identifikasi masalah dan penetepan alternative
pemacahan masalah. Adapun perencanaan tersebut sebagai berikut :
a) Melakukan perenungan berdasarkan evaluasi prasiklus terhadap
pembelajaran materi yang telah dilakukan.
b) Menetapkan materi pelajaran yaitu materi tentang masalah sifat – sifat
bangun ruang
c) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan mata
pelajaran
d) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
e) Mempersiapkan alat alat dan bahan pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media konkrit yang sesuai dengan
pembelajaran. Tujuan utama dalam melaksanakan tindakan ini adalah untuk
mengupayakan adanya perubahan kearah perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran siswa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana
telah direncakan diawal.
Pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan tindakan untuk perbaikan
pembelajaran yang dilakukan meliputi :
a Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
b Membagi kelas menjadi beberapa kelompok
c Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang telah
dipelajari.
3. Tahap observasi
Tahap ini dilakukan selama penelitian ini berlangsung yaitu melakukan
pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuatkan untuk penelitian ini.
23
4. Tahap refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar
yang dilakukan serta melihat kesesuain yang dicapai dengan yang diinginkan
dalam pembelajaran, untuk itu dilakukan refleksi atas adanya kelemahan atau
kekurangan tindakan yang telah dilaksanakan yang berguna untuk diperbaiki pada
pelaksanaan siklus II.
Dari hasil evaluasi dan analisis yang dilakukan pada tindakan pertama
dengan menemukan alternative permasalahan yang selanjutnya dipebaiki pada
siklus II dengan kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yang sama.
2.3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 April – 3 mei 2020. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan dan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran
terhadap hasil nilai siswa yang diperoleh menunjukkan perubahan yang signifikan
1. Tahap perencanaan
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan mata
pelajaran dan materi pembelajaran dengan media konkrit
- membuat Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan
- Mempersiapkan alat alat dan bahan pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan tindakan untuk perbaikan
pembelajaran yang dilakukan meliputi :
a) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam langkah
ini guru diharapkan menyampaikan apa yang menjadi kompetensi dasar
mata pelajaran yang bersangkutan
- Menggunakan media konkrit dalam pembelajaran
3. Tahap observasi
Tahap ini dilakukan selama penelitian ini berlangsung yaitu melakukan
pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan.
4. Tahap refleksi
24
A. Pelaksanaan Siklus
Saat sebelum dilakukan penelitian perbaikan pembelajaran, proses
pembelajaran berlangsung kurang menyenangkan dan sangat membosankan bagi
para siswa hal ini terlihat dari hasil pembelajaran yang dipergunakan masih
didominasi oleh guru dan masih menggunakan metode pembelajaran dan media
yang kurang relevan. Berikut proses pembelajaran yang dilakukan dari pra siklus,
siklus I dan Siklus II
1. Pra Siklus
Pada tahap pembelajaran Pra siklus ini melalui pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti terhadap siswa kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang kecamatan
angkola timur kabupaten tapanuli selatan berada pada kategori rendah
dikarenakan masih banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika serta
lemahnya pemahaman siswa untuk mendeskripsikan suatu benda khususnya pada
matematika.
Berdasarkan data-data dan pengamatan di atas peneliti perlu melakukan
beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus I, terutama dalam hal penerapan
media pembelajaran serta metode pembelajaran yang harus menarik minat siswa,
serta pemanfaatan waktu agar lebih optimal.
2. Siklus I
Berdasarkan pengamatan peneliti Pada proses pembelajaran siklus I
diperoleh data bahwa siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika menurun
dan penerapan metode yang dilakukan masih memiliki kekurangan atau
kelemahan.
Berdasarkan data-data nilai dan pengamatan di atas peneliti perlu
melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus II untuk menarik minat
siswa agar keseluruhan menyukai pelajaran matematika, serta menciptakan
suasana belajar aktif dan menyenangkan.
25
26
3. Siklus II
Pada proses pembelajaran siklus II yang dilakukan pada 27 April – 3 mei
2020 berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan diperoleh siswa yang
menyukai pelajaran matematika khususnya materi pokok bangun ruang semakin
meningkat. Sehingga target pencapaian siswa yang menyukai matematika
dianggap berhasil.
Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti mulai dari pra siklus, siklus I,
dan siklus II dapat dilihat bahwa pada penerapan media konkrit dalam
pembelajaran pembelajaran matematika materi pokok bangun ruang pada siswa
kelas IV di SD Negeri 100306 Garonggang mengalami peningkatan.
B. Pembahasan
Setelah melaksanakan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus
kemudian dilakukan pembahasan data antara siklus. Dari penelitian diatas dapat
diketahui bahwa tindak belajar siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan.
Selain tindak belajar siswa yang meningkat hasil belajar siswa juga menngkat.hal
ini terbukti dengan meningkatnya nilai evaluasi siswa pada akhir siklus.
1. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus yang dilakukan peneliti di sekolah SD Negeri 100306
Garonggang kecamatan angkola timur kabupaten tapanuli selatan peneliti
menemukan kelemahan atau kekurangan pada pemebelajaran matematika yaitu :
a Masih banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika
b Sulitnya siswa mendeskripsikan benda khususnya bangun ruang
Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana proses
pembelajaran dilaksanakan. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan situasi pembelajaran
yang dilakukan peneliti maka perlu adanya revisi perbaikan untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
2. Siklus I
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I peneliti sudah melakukan
penerapan media konkrit dalam pembelajaran matematika. Pada penerapan media
27
3. Siklus II
Berdasarkan pengamatan peneliti Pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus II dengan penerapan media konkrit dalam pembelajaran matematika materi
pokok bangun ruang pada kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang Kecamatan
Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan jumlah siswa yang menyukai
pelajaran matematika khususnya materi pokok bangun ruang meningkat secara
signifikan dari jumlah siswa sebelumnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran penerapan
media konkrit dalam pembelajaran matematika materi pokok bangun ruang pada
kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang Kecamatan Angkola Timur Kabupaten
Tapanuli Selatan berhasil membuat siswa menyukai pelajaran matematika.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data Dari analisis, perancangan serta pengembangan dan
pengujian pada penelitian tindakan kelas dan pembahasan sebelumnya yang berjudul
“penerapan media konkrit dalam pembelajaran matematika materi pokok bangun
ruang pada kelas IV SD Negeri 100306 Garonggang Kecamatan Angkola Timur
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun Pembelajaran 2019 – 2020” , dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pra siklus dan sebelum diterapkannya media konkrit masih banyak siswa
yang tidak menyukai pelajaran matematika.
2. Penerapan media konkrit dalam pembelajaran matematika materi pokok bangun
ruang dapat mengurangi jumlah siswa yang tidak menyukai pelajaran
matematika secara signifikan.
3. Jumlah siswa yang mmemahami dapat mendeskripsikan benda semakin
meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan media konkrit yang
peneliti lakukan dianggaap berhasil.
B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan di atas sebagai tidak lanjut dari perbaikan
pembelajaran dapat disampaikan saran dan tindak lanjut sebagai berikut :
1. Penggunaan media konkrit perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di SD
Negeri 100306 Garonggang kecamatan angkola timur kabupaten tapanuli
selatan agar siswa lebih menyukai pelajaran matematika`
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran dengan penggunaan
media konkrit, tidak hanya pada pelajaran matematika..
47
48
Azizah, A., N., (2018). Penggunaan Media Benda Konkrit Pada Pembelajaran
Matematika Tingkat Dasar Materi Pecahan Kelas III di SD Islam Al-Hilal
Kartasura Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018. Surakarta : Institut Agama
Islam Negeri Surakarta
Hidayah, F., (2018). Peningkatan hasil belajar matematika materi bangun ruang
balok dan kubus dengan metode Number Head Together (NHT) dan Inde
Cad Match (ICM) pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngemplak Kec.
Kandangan, Kab. Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018. Salatiga : Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Maimunah. (2016). “Peningkatan hasil belajar siswa kelas v min masjid Raya
banda aceh pada pelajaran pkn Melalui media gambar”. Banda Aceh.
Universitas Islam Negeri Ar- RaniryDarussalam
Melvin, T., Surdin,. (2017). “Hubungan antara disiplin belajar di sekolah dengan
hasil Belajar geografi pada siswa kelas x sma negeri 10 kendari”. Kendari ;
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1
ii
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR
Nama : Mahyaruddin
NIM : 835291217
Program Studi : S1-PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri 100306 Garonggang
Alamat : Kecamatan Angkola Timur