Anda di halaman 1dari 13

UNDANG-UNDANG

DASAR 1945 DAN


PERUBAHANNYA
Oleh:
MAHIFAL, SH., MH.
Buku Pegangan:
PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi
Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH.
PENGERTIAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN
SIFAT UUD 1945
„ UUD 1945 sebelum mengalami perubahan
„ Terdiri atas 3 bagian:
„ Bagian Pembukaan, terdiri atas 4 alinea
„ Bagian Batang Tubuh, terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan
Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan
„ Bagian Penjelasan, meliputi Penjelasan Umum dan Penjelasan Pasal
demi Pasal
„ Bersifat singkat dan supel
„ Undang-Undang Dasar (UUD)
„ UUD merupakan hukum dasar tertulis (UUD 1945)
„ Konvensi
„ Merupakan aturan-aturan pelengkap yang mengisi kekosongan yang
timbul dalam praktik kenegaraan yang tidak terdapat dalam UUD
TIGA KONSEP PENDAPAT DALAM
PERUBAHAN UUD 1945
„ Pertama: UUD 1945 sama sekali tidak boleh dirubah
„ Keberadaannya terkait dengan keberadaan negara didasarkan pada Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia dan hasil jerih payah para pendiri negara (founding
father)
„ Pandangan dari Orde Lama dan Orde Baru

„ Kedua: UUD 1945 boleh dirubah, kecuali terhadap Pembukaan UUD 1945
„ UUD 1945 tidak lagi dianggap suci/sakral dan tabu untuk diadakan perubahan
„ Perubahan merupakan kehendak sejarah
„ Sebagai bagian dari dinamika kehidupan bangsa yang menghendaki adanya
perbaikan
„ Didasarkan pada pengalaman pahit atas penyelenggaraan pemerintahan sebelumnya
yang dipandang otoriter dengan menginterpretasikan UUD 1945 bagi keuntungan
penguasa semata
„ Perubahan hanya diberlakukan pada Batang Tubuh UUD 1945
„ Keterkaitan dengan keberadaan negara didasarkan pada Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia
„ Pandangan dari Orde Reformasi
TIGA KONSEP PENDAPAT DALAM
PERUBAHAN UUD 1945 (lanjutan)
„ Ketiga: UUD 1945 boleh dirubah secara total
„ UUD 1945 bukan merupakan sesuatu yang sakral dan tabu untuk diubah
dan dipertahankan selama-lamanya
„ UUD merupakan karya manusia/anak bangsa yang berlaku dalam kurun
waktu tertentu, sehingga sesuai kebutuhan, tuntutan waktu dan
perkembangan bangsa di masa depan, UUD 1945 dapat dirubah
„ Perubahan secara total dengan memperhatikan bagian-bagian terpenting
yang masih relevan dan sesuai dengan perkembangan zaman
„ Tanpa harus dibatasi oleh adanya larangan mengubah bagian-bagian tertentu dari
UUD 1945, misalnya melarang untuk diadakan perubahan terhadap Pembukaan UUD
1945

„ Pandangan dianut oleh Organisai-Organisasi Non Pemerintah (Non


Government Organization, NGO)
„ LSM, KONTRAS, PBHI, dll
EMPAT HAL MENDASAR DALAM
PERUBAHAN UUD 1945
„ Pertama:
„ Batang Tubuh 1945 pada dasarnya sama terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal
Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan
„ Tetapi isinya telah mengalami banyak perubahan, terdiri atas 20 bab, 73 pasal, 3
pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan
„ Amandemen UUD 1945 ini membuat UUD 1945 tidak lagi bersifat singkap dan
supel (cenderung rigid/kaku)
„ Kedua:
„ Penjelasan UUD 1945 ditiadakan (diadakan pencabutan secara diam-diam/implicit)
„ Pasal II Aturan Tambahan:
ƒ “Dengan ditetapkannya perubahan UUD ini, UUD Negara RI Tahun 1945 terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal”
„ Materi Penjelasan sebagian ditampung dalam Perubahan UUD 1945 dalam nuansa
dan alasan yang berbeda
„ Penegasan tentang negara hukum (lihat Pasal 1 ayat (3))
„ Pembatasan jabatan Presiden dan Wakil Presiden (lihat Pasal 7, maksimum hanya dua
periode)
„ Pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden sebelum masa jabatannya berakhir (lihat
Pasal 7A, 7B, Pasal 8, Pasal 24C ayat (2))
EMPAT HAL MENDASAR DALAM
PERUBAHAN UUD 1945 (lanjutan)
„ Ketiga:
„ Lahirnya lembaga-lembaga baru
„ Dewan Perwakilan Daerah (lihat Bab VIIA Pasal 22C dan 22D)
„ Komisi Yudisial (lihat Pasal 24B)
„ Mahkamah Konstitusi (lihat Pasal 24C)
„ Hapusnya lembaga lama
„ Dewan Pertimbangan Agung (lihat Bab IV)
„ Keempat:
„ Berkurangnya kekuasaan, wewenang dan berubahnya kedudukan lembaga
tertinggi negara (MPR)
„ Kekuasaannya tidak lagi tidak terbatas
„ Tidak lagi menetapkan GBHN (lihat Pasal 3 ayat (1))
„ Tidak lagi memilih Presiden dan Wakil Presiden (lihat Pasal 6A ayat (1))
„ MPR tidak lagi sebagai lembaga Tertinggi negara, melainkan lembaga negara
biasa
ƒ Hanya merupakan gabungan dua kamar/bica-meral
ƒ Hanya sebagai Joint Session antara lembaga DPR dan lembaga DPD
MATERI PERUBAHAN UUD 1945

„ Perubahan Pertama terjadi pada tanggal 19 Oktober 1999:


„ Tidak merubah Pembukaan UUD 1945
„ Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang berubah
„ 10 pasal:
ƒ Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15,
Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20 dan Pasal 21

„ Perubahan Kedua terjadi pada tanggal 18 Agustus 2000


„ Tidak merubah Pembukaan UUD 1945
„ Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang berubah
„ 22 pasal dan 5 bab:
ƒ Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A,
Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal
27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E,
Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30,
Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B dan Pasal 36C
MATERI PERUBAHAN UUD 1945
(lanjutan)
„ Beberapa Bab dan Pasal Yang Berubah
„ Bab IXA – berjudul Wilayah Negara, dengan muatan pasal baru
„ Pasal 25E:
ƒ “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
Undang-Undang”
„ Bab X – berjudul Warga Negara dan Penduduk, dengan muatan pasal
„ Pasal 26 ayat (2) dan (3), Pasal 27 ayat (3)
„ Bab XA – berjudul Hak Asasi Manusia, dengan muatan pasal
„ Pasal 28A sampai dengan 28J
„ Bab XII – berjudul Pertahanan dan Keamanan Negara, dengan muatan pasal
„ Pasal 30 ayat (1) sampai (5)
„ Bab XV – berjudul Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan,
dengan muatan pasal
„ Pasal 36A:
ƒ “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”
„ Pasal 36B:
ƒ “Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya”
„ Pasal 36C:
ƒ “Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan diatur dengan Undang-Undang”
KETETAPAN MPR No.VI/MPR/2001
TANGGAL 9 NOPEMBER 2001

„ Pertimbangan
„ Perlunya pencerahan dan pemahaman etika kehidupan
berbangsa bagi seluruh bangsa Indonesia
„ Kemunduran etika berbangsa akibat krisis multidimensi

„ Sistematika Naskah Lampiran Ketetapan


„ Bab I - Pendahuluan
„ Bab II – Pokok-Pokok Etika Kehidupan Berbangsa
„ Bab III – Arah Kebijakan
„ Bab IV – Kaidah Pelaksanaan
„ Bab V - Penutup
KETETAPAN MPR No.VI/MPR/2001
TANGGAL 9 NOPEMBER 2001 (lanjutan)
„ Pokok-Pokok Etika Kehidupan Berbangsa
„ Kejujuran
„ Amanah
„ Keteladaan
„ Sportifitas
„ Disiplin
„ Etos Kerja
„ Kemandirian
„ Sikap Toleransi
„ Rasa Malu
„ Tanggung Jawab
„ Menjaga Kehormatan dan Martabat Diri sebagai Warga Bangsa
„ Etika Kehidupan Berbangsa
„ Etika Sosial dan Budaya
„ Etika Politik dan Pemerintahan
„ Etika Ekonomi dan Bisnis
„ Etika Penegakan Hukum Yang Berkeadilan
„ Etika Keilmuan
„ Etika Lingkungan
KETETAPAN MPR No.VI/MPR/2001
TANGGAL 9 NOPEMBER 2001 (lanjutan)
„ Etika Politik dan Pemerintahan
„ Mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif
„ Menumbuhkembangkan suasana politik yang demokratis, bercirikan:
„ Keterbukaan, rasa bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat,
menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima
pendapat yang lebih benar, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa
„ Menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antar kekuatan sosial
politik serta antar kelompok kepentingan lainnya untuk sebesar-besarnya
kemajuan bangsa dan negara
„ Mengandung misi kepada setiap pejabat dan elit politik untuk bersikap
jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki
keteladanan, rendah hati, dan siap mundur dari jabatan publik jika
terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya
bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat
„ Diwujudkan dalam bentuk sikap yang bertata krama dalam perilaku politik
yang toleran, tidak berpura-pura, tidak arogan, jauh dari sikap munafik
serta tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif dan berbagai
tindakan terpuji lainnya
KETETAPAN MPR No.VI/MPR/2001
TANGGAL 9 NOPEMBER 2001 (lanjutan)
„ Etika Ekonomi dan Bisnis
„ Melahirkan kondisi dan realitas ekonomi bercirikan Persaingan yang jujur
dan berkeadilan
„ Mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan
kemampuan berdaya saing
„ Terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak
kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan
„ Mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan
ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme,
diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat
dan berkeadilan
„ Menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh
keuntungan
Selamat Siang ……………….

Anda mungkin juga menyukai