Anda di halaman 1dari 27

Spesifikasi Hardware (Perangkat Keras) untuk Windows Server 2012 :

 RAM minimal 1GB


 Processor minimal 1,4 GHz 64 Bit
 HardDisk minimal 32 GB

Spesifikasi Hardware untuk Client Windows 7 :

 RAM minimal 1 GB
 Processor minimal 1,4 GHz 
 HardDisk kosong minimal 1 GB

Software-software yang dibutuhkan Windows Server 2012 :

Pada saat instalasi Windows Server 2012 R2, tidak semua software-software dari Windows sudah terinstal. 
Berikut software-software untuk server :

 Aplikasi untuk Web Server  

    Untuk aplikasi Web Server yaitu : IIS, ASP.NET 4.5, dan Apache

 Aplikasi untuk Database Server

Untuk aplikasi Database yaitu MySQL dan MS SQL

 Aplikasi untuk FTP

Untuk aplikasi FTP yaitu IIS 7, War FTP, dan FileZila Server

 Aplikasi untuk Proxy Server

Untuk aplikasi Proxy Server yaitu AD FS,Web Aplication Proxy(MS Proxy Server), dan Wingate 7

 Aplikasi untuk Email Server

Untuk aplikasi Email Server yaitu Mdaemon dan Microsoft Exchange 2013

Ok kali ini saya akan menunjukan cara instalasi W sersevrs di v irtual box :

1. Buka Aplikasi VirtualBox


2. Setelah aplikasi terbuka, kemudian klik menu Baru

3. Selanjutnya Beri Nama sistem operasi yang akan kalian install, berikut dengan type dan versi Os nya..

4. Selanjutnya pada pengaturan Ram, disini kita buat 1 Gb saja, karena minimal ram yang dibutuhkan untuk
installasi windows server 2012 r2 adalah 1Gb atau 1024 Mb.
5. Selanjutnya kita langsung buat saja harddisk virtualnya.

6. Selanjutnya kita buat type berkas harddisknya....Disini kita buat type nya VHD (Virtual Hard Disk)
7. Kemudian di tahap ini kita next lanjut saja...

8. Selanjutnya kita akan membuat besaran harddisk nya, disini kita akan membuat 50 Gb saja, karena kebutuhan
kita juga tidak terlalu besar, tapi nanti bisa anda sesuaikan sendiri besarannya...
9. Dan pengaturan sistam operasi di virtualbox pun selesai, selanjutnya ke pengaturan booting sistem
operasinya, disini pilih menu pengaturan.

10. Kemudian akan tampil dari menu pengaturan, ikuti seperti gambar berikut.

11. Kemudian pilih file OS windows server yang akan kalian install.
12. Kemudian jika sudah selesai semua kita langsung mulai saja proses installasi nya dengan mengklik mulai.....

13. Kemudian akan sampai ke tampilan awal installasi windows server.Disini kita konfigurasi language dan
time currency format (format waktu) sesuai dengan letak geografis kita masing-masing.

14. Kemudian langsung klik install seperti gambar di bawah.


15. Tahap selanjutnya kita pilih jenis sistem operasi windows servernya, disini ada jenis standar dan datacenter
serta mode cli atau graphic.tapi pada kali saya pilih standar dengan mode graphic.

16. Selanjutnya pada license terms, kita centang i accept the license terms kemudian klik Next.

17. Selanjutnya kita pilih custom saja.


18. Selanjutnya pada pengaturan partisi kita klik new untuk membuat partisi nya....

19. Kemudian kita atur size atau ukuran partisi nya, disini sesuaikan dengan kebutuhan anda, jika sudah
klik Apply.

20. Kemudian akan muncul pemberitahuan, disini klik Ok.


21. Selanjutnya kita format partisi yang telah kita buat tadi...

22. Pembuatan partisi selesai, selanjutnya klik next.

23. kemudian proses installasi pun dimulai, disini kita tunggu sampai prosesnya selesai kurang lebih 20 menit.
24. Setelah proses installasi selesai, kita akan masuk ke tampilan pembuatan pasword windows server, disini
kita buat password harus menggunakan kombinasi huruf besar, kecil, tanda, dan angka.Contoh :
Dimas_2003, kemudian klik Finish.

25. Dan proses installasi windows server pun selesai, sekarang kita coba masuk ke OS yang telah kita install
tadi, Jangan lupa password nya.

26. Dan akhirnya selesai juga proses installasi windows server 2012 r2 kali ini.Untuk pembuatan layanan server
di windows server seperti dns, webserver, ssl, active directory akan saya bahas di tutorial windows server
selanjutnya, terima kasih telah membaca tutorial ini.

Software yang dibutuhkan Client Windows Server


  
Untuk software yang dibutuhkan Client Windows Server, sebenarnya tergantung dari Client itu sendiri. 
Berikut ini adalah software-software yang biasa di instal pada Client :
 NET Framework 4.5
 FileZila Client
 Web browser google chrome
 Web browser mozila Firefox
 Micosoft Office
 Libre Office

Cara Dual Boot Ubuntu 18.04 LTS dan Windows 10


22/07/2019  ~ MOCHAMAD BOVAL

Bulan April 2018 lalu Ubuntu merilis versi LTS terbaru dengan nama kode ‘Bionic Beaver’,
yaitu Ubuntu 18.04. Sesuai labelnya yakni LTS (Long Term Support), versi ini akan mendapat
dukungan pembaruan, perbaikan, dan keamanan hingga 5 tahun. Untuk kamu yang baru ingin
menggunakan Linux khususnya distro Ubuntu, versi Ubuntu LTS merupakan pilihan yang tepat.
Perhatian: Pos ini sudah saya perbarui pada situs berikut.
https://mochamadboval.com/cara-dual-boot-ubuntu-dan-windows/
Untuk menggunakan Ubuntu kamu tidak perlu menghapus sistem operasi Windows yang sudah
ada di komputermu. Dengan teknik ‘dual boot’, kamu bisa menyimpan Windows dan Ubuntu
secara bersama di dalam satu harddisk. Nantinya kamu hanya perlu memilih sistem operasi apa
yang ingin digunakan tiap kali melakukan boot.
Namun, sebelum instal pastikan komputermu memenuhi persyaratan sistem minimum dari
Ubuntu. Berikut adalah persyaratan sistemnya :

 2 GHz Dual Core Processor (64-bit)


 4 GB RAM
 25 GB ruang penyimpanan Harddisk
 Resolusi layar 1024×768
Perlu diketahui juga bahwa panduan ini dikhususkan untuk komputer yang sudah mendukung
arsitektur 64-bit namun masih menggunakan BIOS Legacy dan skema partisi harddisk
MBR (Master Boot Record). Untuk mengetahui apakah komputermu menggunakan BIOS
Legacy dan skema partisi MBR, silakan baca pos ini dan pos ini. Komputermu hanya mendukung
arsitektur 32-bit? Jangan bersedih karena kamu bisa mengikuti panduan dual boot Debian 10
Buster dan Windows 10 yang cocok untuk arsitektur tersebut.
Setelah semua persyaratan di atas terpenuhi, kamu perlu menyediakan perangkat dan mengunduh
beberapa berkas serta aplikasi yang nantinya akan digunakan, yaitu :

 Akses internet (opsional, namun direkomendasikan)


 Berkas ISO Ubuntu 18.04 LTS
 EasyBCD
 Rufus
 USB Flashdisk dengan kapasitas minimum 4 GB
Setelah semua yang dibutuhkan siap, sekarang waktunya menginstal Ubuntu. BTW, cara yang
saya gunakan ini akan memisahkan partisi antara Ubuntu dan Windows secara manual. Dengan
begitu data-data di dalam partisi Windows (seperti (C:) dan (D:)) akan tetap aman dan proses
hapus akan jadi lebih mudah jika nantinya kamu ingin menghapus Ubuntu.
Ikuti panduan ini dengan santai namun tetap teliti, karena kesalahan kecil bisa membuat data-data
pribadimu hilang. Jika kamu memiliki media penyimpanan eksternal lain ada baiknya untuk
mencadangkan (backup) data-data pentingmu terlebih dahulu.
Berikut adalah tahapannya :

Tahap 1 – Membuat Partisi Kosong

Ketik diskmgmt.msc pada pencarian Windows untuk membuka Disk Management.

Pada partisi (D:) klik kanan lalu pilih Shrink Volume.


Masukan kapasitas yang diinginkan untuk partisi baru tersebut lalu klik Shrink. Di sini saya
memasukan kapasitas sebesar 75 GB.
Setelah selesai akan tampil sebuah partisi kosong (unallocated) sesuai kapasitas yang kamu
masukan. Biarkan saja karena kita akan mengaturnya nanti.

Tahap 2 – Membuat Media Instal di Flashdisk

Colok flashdisk ke komputer lalu buka aplikasi Rufus. Setelah terbuka klik Select lalu


pilih berkas ISO Ubuntu yang telah di unduh.
Biarkan semua pengaturan dalam keadaan ‘default’. Langsung saja klik Start untuk mulai proses.
Setelah proses selesai kamu akan melihat flashdisk berisi data-data dari berkas ISO Ubuntu. Ini
menandakan bahwa flashdisk telah berubah menjadi media instal dan siap digunakan.
Tahap 3 – Masuk ke Ubuntu Live CD

Setiap komputer memiliki cara yang berbeda untuk melakukan boot dari flashdisk. Ada yang
mengatur urutannya terlebih dahulu di BIOS dan ada juga yang memiliki menu khusus untuk
memilih boot. Di laptop HP saya, saya menekan tombol Esc lalu menekan F9 untuk
membuka Boot Device Options. Setelah itu saya memilih opsi boot dari flashdisk.
Setelah berhasil boot dari flashdisk, akan tampil wizard dengan opsi ‘Try Ubuntu’ dan ‘Install
Ubuntu’. Karena partisi kosong yang tadi dibuat belum diatur, maka di sini kita akan pilih
opsi Try Ubuntu.

Tahap 4 – Mengatur Partisi

Klik ikon Menu di kiri bawah lalu buka aplikasi GParted.


Pilih partisi ‘Unallocated’ lalu klik ikon Create New Partition di kiri atas (atau bisa juga dengan
klik kanan pada partisi lalu pilih New).
Ubah bagian ‘Create as’ menjadi Extended Partition. Beri nama ‘Ubuntu’ pada label lalu
klik Add.

Setelah berubah menjadi partisi ‘Extended’, sekarang kamu bisa membuat partisi baru di
dalamnya. Lakukan cara yang sama seperti di atas untuk membuat 4 partisi baru.
Pada partisi pertama, isi kapasitas sebesar 1024 MB (1 GB) lalu beri nama ‘Boot’ pada label.
Partisi ini nantinya digunakan untuk menyimpan berkas GRUB (berkas untuk melakukan
proses boot).
Pada partisi kedua, isi kapasitas sebesar 2048 MB (2 GB) lalu ubah bagian ‘File
system’ menjadi linux-swap dan beri nama ‘Swap’ pada label. Partisi ini nantinya digunakan
untuk membantu kinerja RAM.

Pada partisi ketiga, isi kapasitas sebesar 51200 MB (50 GB) lalu beri nama ‘Root’ pada label.
Partisi ini nantinya digunakan untuk menyimpan berkas-berkas sistem Ubuntu.
Pada partisi keempat, isi kapasitas yang masih tersisa lalu beri nama ‘Home’ pada label. Partisi
ini nantinya digunakan untuk menyimpan berkas-berkas pribadi.

Inilah tampilan setelah kamu mengatur partisi. Klik ikon Apply (ceklis) untuk menyimpan
pengaturan.

Inilah tampilan setelah kamu menyimpan pengaturan partisi. Perhatikan tulisan /dev/sda yang


ada di dalam partisi ‘Extended’ karena akan penting nantinya.
Tahap 5 – Instal Ubuntu

Sebelum instal saya menyarankan untuk terhubung dengan internet terlebih dahulu agar proses
instal ikut mengunduh pembaruan. Setelah terhubung internet, klik Install Ubuntu 18.04 LTS.
Pilih bahasa yang ingin digunakan saat proses instal lalu klik Continue.
Pilih tata letak keyboard yang ingin digunakan lalu klik Continue.
Pilih Normal installation dan ceklis kedua opsi yang ada lalu klik Continue.

Pada ‘Installation type’ pilih Something else lalu klik Continue.


Di bagian ini fokus saja pada sda5, sda7, dan sda8.

Pada /dev/sda5 klik Change. Ubah ‘Use as’ menjadi Ext4, ceklis Format the partition dan


ubah ‘Mount point’ menjadi /boot, lalu klik OK.
Pada /dev/sda7 klik Change. Ubah ‘Use as’ menjadi Ext4, ceklis Format the partition dan
ubah ‘Mount point’ menjadi /, lalu klik OK.

Pada /dev/sda8 klik Change. Ubah ‘Use as’ menjadi Ext4, ceklis Format the partition dan


ubah ‘Mount point’ menjadi /home, lalu klik OK.

Ubah ‘Device for boot loader installation’ menjadi /dev/sda5 (pastikan kembali bagian


ini /dev/sda5 karena kalau tidak diubah akan menimpa boot Windows-mu). Inilah
tampilan ‘Installation type’ setelah kita atur. Setelah semua sudah benar klik Install Now.
Pilih kota dimana kamu berada lalu klik Continue.
Isi semua kolom yang tersedia lalu klik Continue.
Sekarang kamu hanya perlu menunggu proses instalasi selesai. Lama proses instal juga
dipengaruhi oleh kecepatan internetmu karena proses instal ikut mengunduh pembaruan. Setelah
proses instal selesai akan tampil dua opsi, yaitu ‘Continue Testing’ dan ‘Restart Now’.
Pilih Restart Now karena masih ada satu tahap lagi yang perlu dilakukan.

Tahap 6 – Menambahkan Boot Ubuntu

Saat restart kamu akan langsung masuk ke Windows tanpa ada opsi untuk memilih sistem
operasi yang ingin digunakan. Tenang saja karena sebenarnya Ubuntu telah terinstal dan kamu
hanya perlu menambahkan boot-nya. Silakan buka aplikasi EasyBCD untuk
menambahkan boot Ubuntu.
Klik Add New Entry dan pada bagian ‘Operating Systems’ pilih Linux/BSD. Beri
nama ‘Ubuntu 18.04 LTS’ dan ubah bagian ‘Drive’ menjadi Partition 4 (Linux – 1GB) lalu
klik (+) Add Entry sekali saja.

Klik Edit Boot Menu untuk memeriksa apakah boot Ubuntu sudah berhasil ditambahkan atau


belum.
Untuk benar-benar memastikan berhasil atau tidak, silakan restart komputermu. Jika berhasil,
kamu akan menemui tampilan di mana kamu bisa memilih sistem operasi yang ingin digunakan.
Selesai.

Anda mungkin juga menyukai