Nim : 1904026014
Psikotropik dan Narkotik sangat bermanfaat dan diperlukan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan, maka perlu dijamin ketersediaannya. Psikotropik dan Narkotik
dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau
digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, selain itu meningkatnya peredaran
gelap Psikotropik dan Narkotik yang meningkat maka diperlukan pencegahan dan
pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap.
Tujuan pengaturan peredaran psikotropik narkotik dan precursor adalah untuk menjamin
ketersediaan untuk kepentingan industri farmasi, industri non farmasi dan pelayanan kesehatan
dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencegah, melindungi, dan
menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan, Memberantas peredaran gelap dan
menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu
Narkotika – Psikotropika-Prekursor
Undang-undang terkait pengaturan narkotik, psikotropik dan prekursor
St- 1882 N o. 97, Jo 228/1949 : PERACIKAN
O. 419/49 : OBAT KERAS
UU 5/’97 : PSIKOTROPIKA
UU 8/’99 : PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU 35 /’09: NARKOTIKA
UU 36/’09 : KESEHATAN
UU 44/’09 : RUMAH SAKIT
UU 36/’14 : TENAGA KESEHATAN
Definisi Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan,
Golongan I, dilarang untuk pelayanan kesehatan, bisa utk IPTEK & Reagen : Tanaman &
bahan dari Papaver, Coca, ganja, bahan sintetis, dll dlm Daftar Golongan I
Golongan II, Dalam Daftar Golongan II
Golongan III, Dalam Daftar Golongan III
Definisi Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintesis, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan sistem saraf pusat, dan dapat
menimbulkan ketergantungan atau ketagihan
Golongan I, TIDAK BOLEH UNTUK TERAPI, HANYA UNTUK IPTEK ! mempunyai
potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai
barang terlarang. Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil
Amphetamine), LSD (Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
Golongan II, HANYA UNTUK TERAPI ! mempunyai potensi yang kuat dalam
menyebabkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
Golongan III, HANYA UNTUK TERAPI DAN IPTEK! mempunyai potensi sedang
dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon (sering
disalahgunakan).
Golongan IV, HANYA UNTUK TERAPI DAN IPTEK! mempunyai potensi ringan
dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus
dengan resep dokter. Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil
koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam
pembuatan Narkotika dan Psikotropika
Tabel I,(bahan awal dan pelarut yang sering digunakan dan diawasi lebih ketat ): Acetic
Anhydride, N-Acetylanthranilic Acid, Ephedrine, Ergometrine, Ergotamine, Isosafrole,
Lysergic Acid, 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone, Norephedrine, 1-Phenyl-2-
Propanone, Piperonal, Potassium Permanganat, Pseudoephedrine, Safrole.
Tabel II, Acetone, Anthranilic Acid, Ethyl Ether, Hydrochloric Acid, Methyl Ethyl
Ketone, Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene