Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 769

PERANCANGAN KARAKTERISTIK DAN SKALA


PENGUKURAN KOMPETENSI KARYAWAN BIDANG
MACHINERY AND LABORATORY PADA BIDANG KEAHLIAN
ELECTRICAL
PT DIRGANTARA INDONESIA DENGAN METODE SECI

Rizki Nasibah Rachmania1, Nia Ambarsari 2, Amelia Kurniawati 3


1,3
Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri Telkom University
2
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Telkom University
Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buahbatu, Bandung 40257 Indonesia
Email: nasibah.rachmania@gmail.com1, ambarsarinia@gmail.com2, amelia.kurniawati@gmail.com3

Abstrak—Pada tahun 2015 PT Dirgantara Indonesia I. PENDAHULUAN


sedang berusaha menyelesaikan pesawat angkut ringan yang
cocok diberbagai medan. Guna menunjang kegiatan produksi PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace) merupakan
kegiatan tersebut, maka diperlukan karyawan yang sesuai dan industri pesawat terbang yang didirikan dengan nama PT
berkompetensi dalam bidang perawatan mesin. Penempatan Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada tanggal 26 April
karyawan yang tidak sesuai dengan kompetensi dapat 1976 dan B.J. Habibie sebagai Presiden Direktur. Pada
menurunkan motivasi dan produktivitas karyawan dalam
tanggal 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio
bekerja. Oleh karena itu, akan dilakukan penentuan
berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara
karakteristik dan skala pengukuran kompetensi karyawan.
Karakteristik didapatkan dari hasil breakdown best practice (IPTN). Setelah itu, pada tanggal 24 Agustus 2000 IPTN
kompetensi, yang kemudian hasil dari breakdown tersebut berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara
akan ditentukkan skala pengukuran kompetensi karyawan. Indonesia pernah mempunyai karyawan sampai 16000 orang
dan melakukan rasionalisasi karyawannya hingga berjumlah
Penelitian diawali dengan mengidentifikasi tacit knowledge sekitar 4000 orang karena krisis ekonomi yang melanda
yang ada di Supervisor dan karyawan mengenai kompetensi, Indonesia. Pada awal hingga pertengahan tahun 2000-an, PT
indikator, cara pengukuran, dan hasil pengukuran untuk Dirgantara Indonesia mulai menunjukkan kebangkitannya
kelompok keahlian Electrical, kemudian mentransfer tacit
kembali, banyak pesanan dari luar negeri seperti Thailand,
knowledge menjadi explicit knowledge dengan menggunakan
Malaysia, Brunei, Korea, Filipina, dan lain-lain. Meskipun
metode SECI. Sehingga knowledge nantinya akan digunakan
oleh orang lain. Setelah diperoleh, knowledge tentang hasil begitu, karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa
breakdown kompetensi karyawan dapat memberikan usulan kompensasi, manfaat pension, dan jaminan hari tua kepada
skala pengukuran kompetensi karyawan yang bertujuan untuk mantan karyawannya, PT Dirgantara Indonesia
mempermudah proses penilaian kompetensi yang dimiliki oleh dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan
karyawan keahlian Electrical. Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007. Namun pada
tanggal 24 Oktober 2007 keputusan pailit dibatalkan. [1]
Hasil akhir dari penelitian adalah sebuah breakdown
karakteristik karyawan keahlian Electrical yang terdiri dari 12
Pada awal 2012, PT Dirgantara Indonesia mencapai
kompetensi umum, 12 kompetensi khusus, 12 indikator, 16
cara pengukuran, dan 17 hasil pengukuran. Dari kompetensi
keberhasilan mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea
yang ada, terpilih sebuah rancangan skala pengukuran yang Selatan, membuat 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan
terdapat 5 tingkat skala pengukuran, yaitu skala 1 (sangat 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER. Pada tahun 2015
kurang), skala 2 (kurang), skala 3 (cukup), skala 4 (diatas rata- PT Dirgantara Indonesia sedang berusaha menyelesaikan
rata), dan skala 5 (baik) yang untuk dijadikan sebuah parameter pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan produk unggulan
dalam melakukan penilaian kompetensi karyawan. pesawat N219 yang merupakan pesawat angkut ringan yang
cocok diberbagai medan. Guna menunjang kegiatan
produksi kegiatan menyelesaikan pesawat, maka diperlukan
mesin-mesin seperti yang terdapat pada Tabel I.
Kata kunci : Kompetensi, Skala Pengukuran, Electrical,
Metode SECI
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 770
Tabel I Mesin Penunjang Produksi N219 kegiatan membutuhkan karyawan dengan keahlian yang
(Sumber : Supervisor Bidang Machinery and Laboratory berbeda-beda. Kelompok keahlian Mechanical
Departemen Maintenance PT Dirgantara Indonesia) membutuhkan keahlian dalam perawatan sistem kerja mesin,
No Kelompok Mesin Nama Mesin kelompok keahlian Electrical membutuhkan suatu keahlian
1 Gantry Cincinmati untuk perawatan pada mesin-mesin berjenis listrik,
Toshiba sedangkan kelompok keahlian Electronical membutuhkan
HAAS 5 Axis suatu keahlian dalam perawatan komponen-komponen mesin.
2 5 Axis HAAS UR II Penelitian ini juga difokuskan pada kelompok keahlian
Droop Rein Electrical. Alasan dari pemilihan kelompok keahlian
Deckel Maho Electrical karena kelompok keahlian Electrical mempunyai
6H job description, yaitu memperbaiki mesin-mesin berjenis
3 4 Axis HAAS EC 500 listrik. Adapun masalah-masalah yang dihadapi oleh
YASDA/JB Supervisor kelompok keahlian Electrical dirangkum dari
SHW hasil wawancara pada Error! Reference source not found..
4 3 Axis HAAS 3 Axis
Tabel 2 Permasalahan pada Kelompok Keahlian Electrical
Quasser
(Sumber : Supervisor Bidang Machinery and Laboratory
Cyril Bath
5 Sheet Metal Departemen Maintenance PT Dirgantara Indonesia)
Sheridan
No Masalah Keterangan Sebab
Saat seorang
Kegiatan perawatan fasilitas perlu dilakukan untuk Waktu proses
karyawan tidak
memastikan mesin-mesin produksi dalam kondisi baik. pencapaian tugas
dapat mengerjakan
Pemberian bertambah
Mesin-mesin yang menjadi target perawatan fasilitas tugasnya,
tugas tidak dikarenakan tidak
dikelompokan menjadi kelompok mesin prioritas karena Supervisor
sesuai dengan sesuai dengan
beberapa mesin mempunyai peran vital dalam proses 1 mengalami
kompetensi kompetensi
produksi, dan apabila rusak maka akan berdampak langsung kesulitan untuk
yang dimiliki sehingga dapat
menentukan
pada pengurangan kapasitas dan jumlah produksi. Mesin- karyawan menurunkan
karyawan yang
mesin produksi dan fasilitas yang dirawat menjadi tanggung target pencapaian
dapat menggantikan
jawab Depatemen Maintenance. Departemen Maintenance tugas.
posisi.
memiliki beberapa bagian kerja, antara lain Bidang Supervisor
Planning and Spare Part Control (OE 7100), Bidang mengadakan
Machinery and Laboratory (OE 7200), Bidang Process evaluasi dengan Tidak adanya
Facility and Utility Maintenance (OE 7300), dan Bagian karyawan parameter
Engineering and Development (OE 7400). Setiap bagian berdasarkan apa kompentensi
kerja dipimpin oleh Supervisor. Struktur organisasi pada Proses yang dilihat oleh karyawan akan
Departemen Maintenance bisa dilihat pada Gambar I.1.. evaluasi Supervisor di berdampak pada
2
menjadi tidak lapangan, bukan saat evaluasi
Manager
efektif berdasarkan yaitu terjadi salah
Maintenance kompetensi yang paham
(OE 7000)
dimiliki karyawan, kompetensi
sehingga sering karyawan
terjadi salah paham
Supervisor Planning Supervisor Supervisor Process Supervisor saat evaluasi.
and Spare Part Manchinery and Facility and Utility Engineering and
Control Laboratory Maintenance Development Supervisor
(OE 71000) (OE 7200) (OE 7300) (OE 7400)
mengambil
keputusan untuk
Karyawan Karyawan
Proses Penilaian
Karyawan Karyawan pengembangan
pengambilan karyawan lebih
karir, kenaikan gaji
keputusan kearah subjektif
dan pelatihan belum
Gambar 1 Struktur Organisasi Departemen 3 untuk dikarenakan tidak
berdasarkan
Maintenance pengembangan ada parameter
kompetensi yang
(Sumber : Bidang Machinery and Laboratory PT karir tidak penilaian
dimiliki karyawan,
Dirgantara Indonesia) efektif kompetensi
masih berdasarkan
persepsi dari
Penelitian ini difokuskan Bidang Machinery and Laboratory Supervisor.
di Departemen Maintenance yang bertugas mengagendakan
jenis kegiatan perawatan. Dalam pelaksanaannya, terbagi
menjadi tiga kelompok keahlian, yaitu Mechanical,
Electrical, dan Electronical. Masing-masing kelompok
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 771
Dari Tabel I.2 dapat diambil kesimpulan bahwa masalah yang diskusi, cerita - cerita. Tacit knowledge diartikan sebagai
dihadapi oleh Supervisor sangat berpengaruh dalam kinerja suatu knowledge yang personal, spesifik, dan umumnya
karyawan. Kondisi-kondisi yang terjadi di kelompok keahlian susah diformalisasi dan dikomunikasi kepada pihak lain
Electrical adalah pada pemberian tugas tidak sesuai dengan [2].
kompetensi yang dimiliki karyawan kelompok keahlian 2. Explicit knowledge adalah knowledge yang sudah
Electrical dapat mengakibatkan waktu pengerjaan perbaikan diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan
melebihi dari yang ditargetkan. Hal ini mengakibatkan misalnya peraturan, buku–buku, literatur-literatur. Explicit
karyawan tidak dapat melaksanakan tugas yang tidak sesuai atau codified knowledge diartikan sebagai knowledge yang
dengan kompetensi dan kemampuannya. Penyebab lain dapat ditransformasikan dalam bentuk formal dan bahasa
adalah proses evaluasi karyawan yang hanya menggunakan yang sistematis.
penilaian subjektif supervisor, tanpa ada skala penilaian
standar. Dampak lain dari penelitian subjektif adalah C. Metode SECI
pengembangan karir karyawan yang tidak seimbang. Tacit knowledge dan explicit knowledge dapat dikonversi
Kesenjangan pengembangan karir karyawan dapat terjadi melalui empat jenis proses konversi yaitu Socialization,
jika penilaian subjektif masih dilakukan. Seorang karyawan Externalization, Combination, dan Internalization atau biasa
dapat berkembang lebih pesat dari pada karyawan lain jika disingkat menjadi SECI seperti yang ditunjukkan pada
karyawan yang bersangkutan lebih mampu bekerjasama Gambar 2 [3].
dengan supervisor, walaupun ada karyawan lain yang
sebenarnya memiliki kompetensi dan berkemampuan lebih
baik. Oleh karena itu, akan dilakukan penentuan
karakteristik dan skala pengukuran kompetensi karyawan.
Karakteristik didapatkan dari hasil breakdown best practice
kompetensi, yang kemudian hasil dari breakdown akan
ditentukkan skala pengukuran kompetensi karyawan.
Metode SECI akan digunakan untuk melakukan proses
breakdown best practice terhadap kompetensi yang dimiliki
oleh karyawan dan mengubah tacit knowledge menjadi
explicit knowledge. Gambar 2 Siklus Model SECI

II. LANDASAN TEORI Empat model konversi knowledge, yaitu :


1. Socialization (tacit-to-tacit) merupakan suatu proses
A. Definisi Knowledge berbagi pengalaman melalui komunikasi tatap muka dan
Data, informasi dan knowledge merupakan hal yang menciptakan tacit knowledge. Seorang individu dapat
berbeda, namun dalam praktiknya data, informasi dan secara langsung mendapatkan tacit knowledge dari orang
knowledge sering sekali digunakan secara bergantian dan lain tanpa menggunakan bahasa. Di dalam organisasi,
bahkan saling dipertukarkan satu dengan yang lainnya. socialization memungkinkan karyawan untuk fokus dalam
Pertama, tidak seperti informasi ataupun data, knowledge menyampaikan gagasan dan konsep daripada
merupakan keyakinan dan komitmen, serta merupakan memendamnya atau juga mengkritisi suatu gagasan
fungsi dari suatu sikap tertentu, pandangan atau maksud. karyawan lain. Socialization terjadi di antara individu dan
Kedua, knowledge juga tidak seperti informasi maupun data proses kuncinya termasuk : menangkap pengetahuan
karena merupakan sebuah tindakan. Ketiga, knowledge individu, berbagi pengetahuan individu, interaksi di antara
seperti halnya informasi adalah tentang arti, konteksnya pengalaman yang telah dibagikan dan feedback tanpa
spesifik dan saling terkait. [2] dikritisi.
2. Externalization (tacit-to-explicit) merupakan suatu proses
B. Tipe Knowledge mengubah tacit knowledge ke explicit knowledge melalui
Terdapat dua dimensi kritikal yang perlu untuk memahami penggambaran abstrak, perumpamaan, analogi atau
knowledge dalam konteks organisasi. Pertama, knowledge model. Proses eksternalisasi tacit knowledge merupakan
eksis di setiap individu, kelompok atau organisasi. Kedua, inti dari aktivitas penciptaan pengetahuan (knowledge
knowledge dapat dilihat dari sebagai sesuatu yang dapat creation) dan pada umumnya terlihat selama tahap
disimpan dan sebagai suatu proses yaitu proses untuk pembuatan konsep dari pengembangan produk baru.
mengetahui sesuatu. Berdasarkan dua dimensi tersebut, Externalization memungkinkan penyebaran pengetahuan
knowledge dapat dibagi menjadi tacit dan explicit dari karyawan ke dalam grup karyawan. Di dalam
knowledge. organisasi, khususnya yang mempunyai spesialisasi di
1. Tacit knowledge adalah knowledge yang didapatkan dari bidang teknik industri, semua proses dan keahlian disimpan
pengalaman, kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan susah dalam buku panduan. Panduan tersebut merupakan
didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusi - pengetahuan yang terstruktur, dibuat dari
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 772
pengalaman, pengetahuan yang didapatkan dan keahlian b. Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik,
karyawan. mekanik, dan lain-lain.
3. Combination (explicit-to-explicit) merupakan proses c. Keterampilan social, seperti mempengaruhi orang
mengumpulkan, menyatukan dan mengintegrasikan lain, menawarkan barang atau jasa dan lain-lain.
konsep-konsep ke dalam knowledge system atau juga 4. Pengalaman kerja
menciptakan explicit knowledge baru dengan membawa Pengamalamn seorang karyawan untuk melakukan
explicit knowledge yang lainnya secara bersamaan dari pekerjaan tertentu. Pengalaman kerja dapat menjadi bahan
beberapa sumber. Dengan demikian seseorang dapat pertimbangan untuk:
menukar dan menggabungkan explicit knowledge melalui a. Pekerjaan yang harus ditempatkan
percakapan, pertemuan, memo dan lainnya. Combination b. Lamanya melakukan pekerjaan
adalah transfer pengetahuan antara sekelompok orang,
lalu mendukung perubahan bentuk suatu pengetahuan E. Kompetensi
kolektif. Combination memberikan penyebaran dan Kompetensi adalah sebagai karakteristik yang mendasari
distribusi pengetahuan internal dan eksternal di antara seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu
sekelompok orang. dalam pekerjaannya [5]. Underlying Characteristics
4. Internalization (explicit-to-tacit) merupakan proses mengandung makna kompetensi adalah bagian dari
mengubah explicit knowledge ke tacit knowledge, itu kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang
sangat berhubungan dekat dengan “learning by doing”. serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan
Proses internalisasi pengalaman dan pengetahuan dicapai dan tugas pekerjaan. Causally Related memiliki arti
melalui mode lain dari penciptaan pengetahuan ke dalam kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau
tacit knowledge seorang individu, seperti kerja praktik. memprediksi perilaku dan kinerja. Criterion Referenced
Internalization menjadi mudah jika pengetahuan mengandung makna bahwa kompetensi sebenarnya
tertangkap dalam dokumen atau disampaikan dalam memprediksi siapa yang berkinerja baik, diukur dari kriteria
bentuk cerita, secara dasar dalam bentuk explicit atau standar yang digunakan. Kompetensi terdiri dari 5 tipe
knowledge. Internalization juga memungkinkan karyawan karakteristik, yaitu :
untuk melakukan pengalaman yang telah dilakukan 1. Motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari
karyawan lainnya. tindakan).
2. Faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten).
D. Manajemen Sumber Daya Manusia 3. Konsep diri (gambaran diri).
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan 4. Knowledge (informasi dalam bidang tertentu).
salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi 5. Keterampilan (kemampuan untuk melaksanakan tugas).
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi atau bidang F. Karakteristik
produksi, pemasaran, keuangan, maupun kekaryawanan. Dalam kamus lengkap psikologi [6], dijelaskan bahwa
Istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak,
pengetahuan tentang bagaimana seharusnya mengelola dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
sumber daya manusia [3]. 1. Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan
Dalam melakukan penempatan kerja hendaknya kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut [4]: mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu
1. Pendidikan kejadian.
Pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan, 2. Intergrasi dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu
pendidikan minimum yang disyaratkan meliputi: untas atau kesatuan.
a. Pendidikan yang disyaratkan 3. Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik
b. Pendidikan alternatif pandangan atau moral.
2. Pengetahuan kerja Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
dengan wajar yaitu pengetahuan kerja ini sebelum karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas melekat pada
ditempatkan dah yang baru diperoleh pada waktu seseorang atau suatu objek.
karyawan tersebut bekerja dalam pekerjaan tersebut.
3. Keterampilan kerja G. FGD (Focus Group Discussion)
Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu
pekerjaan yang harus diperoleh dalam praktek, diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah atas
keterampilan kerja ini dikelompokkan menjadi 3 (tiga) suatu isu atau masalah tertentu. FGD memiliki validitas
kategori, yaitu: yang tinggi untuk mengukur persepsi para partisipasi
a. Keterampilan mental, seperti menganalisis data, terutama dapat dipercaya. Dengan dikemukakannya
membuat keputusan, dan lain-lain. penilaian secara bebas dan langsung kepada peneliti tanpa
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 773
melalui perantara atau harus mencocokkan persepsi dengan Kondisi Existing Kondisi Ideal
Tacit knowlegde
expert
kategori yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam FGD, Rancangan skala Konversi tacit knowledge
(Kamil, 2013)
Tidak ada skala pengukuran kompetensi menjadi explicit
moderator harus bijaksana, memberikan aturan dasar dan pengukuran kompetensi
karyawan dan karakteristik
dan karakteristik dari skala
pengukuran kompetensi
knowledge. Knowledge
mengenai breakdown
dari skala pengukuran karyawan keahlian karakteristik kompetensi
mengatur nada diskusi. Sebagian besar keberhasilan kompetensi karyawan Electrical karyawan.

Metode SECI

kelompok wawancara dapat dikaitkan dengan


Hasil rancangan skala

perkembangan lingkungan yang terbuka ini [7]. Sulit untuk mengukur


kompetensi karyawan
pengukuran kompetensi
dan karakteristik dari skala
pengukuran kompetensi
Electrical

H. Alasan Pemilihan Metode


Pemberian tugas tidak
Dalam penelitian ini, digunakan metode SECI sebagai alat sesuai dengan kompetensi
karyawan
Produktivitas karyawan
meningkat

untuk mengonversi sebuah knowledge. Alasan dalam


pemilihan metode ini adalah dilihat dari aliran proses
Produktifitas karyawan
bagaimana metode ini mengonversi sebuah knowledge yang menurun

sesuai dengan objek penelitian, karena knowledge yang

didapatkan dari penelitian ini adalah berupa tacit knowledge. Gambar 3 Model Konseptual
Selain itu dengan metode SECI proses penyerapan knowledge
oleh seseorang yang memerlukan sudah pasti akan menjadi Usulan skala pengukuran kompetensi dirancang berdasarkan
knowledge baru bagi orang tersebut, karena terdapat proses hasil breakdown kompetensi yang terbagi menjadi tiga
Internalization yang merupakan proses transfer knowledge kelompok keahlian karyawan, yaitu Mechanical,
baru yang masih berbentuk explicit menjadi knowledge baru Electronical dan Electrical. Untuk merancang skala
bagi seseorang dalam bentuk tacit knowledge. Waktu yang pengukuran kompetensi, tahap awal adalah menggunakan
dibutuhkan dengan metode SECI juga relatif lebih cepat, metode SECI untuk merancang breakdown karakteristik dari
karena langsung mengonversi sebuah knowledge menjadi kompetensi karyawan keahlian Mechanical. Metode SECI
sebuah knowledge baru, bukan mengonversi data menjadi digunakan untuk mengonversi tacit knowledge supervisor dan
sebuah knowledge baru. Hal ini sesuai dengan waktu karyawan mengenai kompetensi, indikator, cara pengukuran
penelitian ini yang memiliki waktu yang sedikit untuk dan hasil pengukuran menjadi sebuah explicit knowledge,
mengonversi knowledge. Diharapkan dengan adanya sehingga knowledge dapat mudah untuk dipelajari dan
penelitian ini perusahaan dapat mengambil suatu kebijakan dipahami.
atau keputusan yang optimal. Pengolahan data dengan menggunakan metode SECI akan
menghasilkan suatu dokumentasi breakdown karakteristik
III. METODOLOGI PENELITIAN dari setiap kompetensi dan dilanjutkan dokumentasi skala
pengukuran kompetensi karyawan Mechanical,
Model konseptual pada Gambar 3 memaparkan proses Electronical, dan Electrical di Bidang Machinery and
penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kondisi Laboratory PT Dirgantara Indonesia. Hasil yang diharapkan
existing PT Dirgantara Indonesia menunjukkan bahwa tidak dari penelitian ini yaitu dapat memberikan kemudahan
ada karakteristik kompetensi karyawan dan skala dalam pengukuran, penilaian, dan evaluasi kompetensi
pengukuran kompetensi karyawan sehingga menyebabkan karyawan dengan keahlian Electrical.
kompetensi karyawan menjadi sulit untuk diukur. Hal ini
menyebabkan penempatan karyawan tidak sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki. Dalam melakukan penempatan
kerja hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor seperti
pendidikan, pengetahuan kerja, keterampilan kerja, dan
pengalaman kerja. Penempatan karyawan yang tidak sesuai
dengan kompetensi dapat menurunkan motivasi dan
produktifitas karyawan dalam bekerja.
Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk menghasilkan
rancangan karakteristik kompetensi dan menghasilkan
rancangan usulan skala pengukuran kompetensi untuk
kelompok keahlian Electrical PT Dirgantara Indonesia
didapatkan dari tacit knowledge expert. Metode SECI yang
selanjutnya mengubah menjadi explicit knowledge. Tacit
knowledge yang digunakan dari hasil wawancara dengan
expert kelompok keahlian Electrical kemudian dikonversi
menjadi explicit knowledge menggunakan metode SECI.
Dengan explicit knowledge yang ada, maka dapat ditentukan
karakteristik kompetensi dan skala pengukuran kompetensi
yang sesuai.
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 774

IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Latar Belakang A. Tahap Socialization
Studi literatur
- Knowledge Management Studi Lapangan Socialization merupakan suatu proses berbagi pengalaman
- Metode SECI
- Skala Pengukuran
- Kompetensi
- Manajemen Sumber Daya Manusia
- Wawancara
melalui komunikasi tatap muka dan menciptakan tacit
TAHAP PENDAHULUAN

knowledge. Pada tahap Socialization, terjadi proses


Perumusan Masalah knowledge capturing dari para responden. Responden akan
memberikan informasi tacit knowledge yang responden
Tujuan Penelitian
miliki mengenai karakteristik kompetensi umum yang telah
- Menghasilkan rancangan breakdown kompetensi
untuk kelompok keahlian Electrical diperoleh pada penelitian sebelumnya secara detail dan
- Menghasilkan rancangan usulan skala pengukuran
kompetensi untuk kelompok keahlian Electrical dilakukan dengan cara mewawancarai para responden.
Karakteristik dari kompetensi umum ini akan menjadi suatu
Socialization Cara Key Person tacit knowledge baru yang akan berguna sebagai input pada
Melakukan identifikasi tacit
knowledge tentang
Para Responden, yaitu karyawan
tahap selanjutnya. Karakteristik dari kompetensi umum
kompetensi karyawan dan
knowledge breakdown
Eksplorasi data dan wawancara dengan keahlian Electrical dan
Supervisor
karyawan kelompok keahlian Electrical diperoleh dari hasil
kompetensi dari kelompok
keahlian Electrical breakdown kompetensi umum sampai hasil pengukuran.
Pelaksanaan tahap Socialization ini bertujuan untuk
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Externalization Cara Key Person


mendapatkan tacit knowledge karyawan mengenai keahlian
Proses pendokumentasian dari tacit
knowledge menjadi explicit
knowledge berupa hasil breakdown Penyusunan hasil dari Socialization, berupa
hasil breakdown dari kompetensi umum
Para Responden, yaitu karyawan
dengan keahlian Electrical dan
karyawan, kompetensi khusus, indikator kompetensi khusus,
dari kompetensi umum yang karyawan
dimiliki oleh karyawan keahlian
Electrical.
Supervisor
cara pengukuran, dan hasil pengukuran yang dibutuhkan
untuk melakukan peniliaian dan evaluasi kompetensi
Sesuai?
Tidak karyawan Elecrical. Setelah mendapatkan data mengenai
Ya keahlian karyawan, kompetensi khusus, indikator
Externalization Cara Key Person kompetensi khusus, cara pengukuran, dan hasil pengukuran
Proses pendokumentasian dari tacit
knowledge menjadi explicit Para Responden, yaitu karyawan
maka dapat ditentukan suatu cara penilaian untuk
knowledge berupa hasil breakdown Penyusunan hasil dari Socialization, berupa
dengan keahlian Electrical dan
dari kompetensi umum yang
dimiliki oleh karyawan keahlian
hasil breakdown dari kompetensi umum
karyawan Supervisor merancang skala pengukuran kompetensi beserta
Electrical.
karakteristik dari skala pengukuran kompetensi. Tahap
C Socialization didapatkan melalui proses sharing knowledge
Gambar 4 Sistematika Pemecahan Masalah yang dimiliki oleh responden. Proses sharing knowledge
dilakukan dengan cara mengeksplorasi pengalaman kerja
dari Supervisor dan karyawan di Bidang keahlian Electrical.
C
Supervisor dan karyawan memiliki knowledge mengenai
Hasil karakteristik cara pengukuran kompetensi. Kemudian
Rancangan karakteristik
kompetensi karyawan keahlian knowledge yang ada adalah berupa pengalaman–pengalaman
Electrical terpilih berdasarkan
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

tahap Combination dari responden yang harus dimiliki oleh karyawan untuk
Internalization Cara Key Person melakukan pekerjaannya. Wawancara akan dilakukan
Menginformasikan hasil
kepada responden untuk mengetahui tacit knowledge
rancangan karakteristik Para responden, yaitu karyawan
kompetensi terpilih dari FGD dengan keahlian Electrical dan
karyawan keahlian Electrical Supervisor mengenai karakteristik cara pengukuran kompentensi yang
kepada para responden
dimiliki oleh karyawan.
Melakukan perancangan skala
pengukuran berdasarkan hasil dari
Metode SECI yang dapat membantu
dalam pengukuran kompetensi
karyawan

Hasil

Rancangan skala pengukuran


kompetensi karyawan keahlian
Electrical
DAN REKOMENDASI
TAHAP ANALISIS

Analisis dan
rekomendasi
TAHAP KESIMPULAN
DAN SARAN

Kesimpulan dan saran

Gambar 4 Sistematika Pemecahan Masalah (lanjutan)


Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 775
Tabel 2 Hasil Wawancara 1) Penggabungan Kompetensi Khusus
Penggabungan kompetensi khusus dilakukan berdasarkan
knowledge yang dimiliki oleh setiap responden. Kompetensi
khusus merupakan breakdown dari kompetensi umum
(kompetensi utama yang dimiliki oleh karyawan) yang
berfungsi untuk memperjelas kompetensi umum, sehingga
dalam penilaian kompetensi menjadi lebih sesuai dengan
kompetensi karyawan.

Tabel 4 Penggabungan Kompetensi Khusus Keahlian


Electronical

2) Penggabungan Indikator
B. Tahap Externalization Penggabungan indikator dilakukan berdasarkan knowledge
Externalization merupakan perubahan knowledge tacit-to- yang dimiliki dari setiap responden. Indikator merupakan
explicit. Kemudian dari hasil wawancara ketiga responden penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
akan didokumentasikan menjadi explicit knowledge agar perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
lebih mudah untuk dipelajari dan diubah dalam bentuk yang pengetahuan dan keterampilan [8]. Indikator digunakan
tertulis agar knowledge yang telah didapatkan lebih mudah sebagai dasar untuk menyusun pengukuran terhadap
dipahami. Explicit knowledge dibagi berdasarkan jumlah kompetensi karyawan. Pada Tabel 4 merupakan gabungan
responden yang digunakan dan dirancang dalam sebuah indikator dari knowledge yang diberikan oleh tiga responden
tabel sehingga akan lebih mudah untuk dipelajari. Berikut pada tahap Socialization
skema externalization dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 5 Penggabungan Indikator Keahlian Electronical
Tabel 3 Kompetensi, Indikator, Cara Pengukuran dan Hasil
Pengukuran

3) Penggabungan Cara Pengukuran


Penggabungan cara pengukuran dilakukan berdasarkan
knowledge dari karyawan yang diperoleh saat melakukan
tahap Socialization. Cara pengukuran merupakan bagaimana
untuk mengukur kompetensi karyawan dari indikator-
C. Tahap Combination indikator yang sudah terpilih. Dari indikator yang sudah
Combination merupakan perubahan dari explicit knowledge terpilih diperoleh juga cara pengukuran yang berbeda-beda.
menjadi explicit knowledge yang baru melalui proses Dalam menentukkan cara pengukuran ini dilakukan
penggabungan dari knowledge terbaik yang sudah terpilih pengekplorasian knowledge dari beberapa responden.
dan penggabungan dengan beberapa referensi explicit
knowledge lain, sehingga mendapatkan hasil breakdown Tabel 6 Penggabungan Cara Pengukuran Keahlian
karakteristik kompetensi yang terbaik. Hasil dari proses Electronical
penggabungan ini akan mendapatkan sebuah rancangan
breakdown karakteristik kompetensi terpilih yang dapat
digunakan sebagai panduan dalam memberikan evaluasi
kinerja, penilaian dan penugasan bagi karyawan dengan
keahlian Electrical.
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 776
4) Penggabungan Hasil Pengukuran 3. Melihat kesediaan supervisor dan karyawan dalam
Hasil pengukuran merupakan standar pengukuran yang menerapkan rancangan karakteristik kompetensi
dihasilkan dari cara pengukuran. Harapan dari Bidang karyawan keahlian Electrical.
Machinery and Laboratory, agar karyawan dapat mencapai Dari hasil FGD dapat disimpulkan bahwa konversi explicit
hasil pengukuran dengan maksimal. Masing-masing dari knowledge yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang
cara pengukuran kompetensi memiliki hasil pengukurannya diharapkan dan responden dapat mengetahui bagaimana
sendiri. Dari hasil eksplorasi pada tahap Socialization dan rancangan yang telah dirancang. Dalam penerapan,
tahap Externalization diperoleh bahwa knowledge mengenai supervisor dan karyawan akan berusaha untuk menerapkan
hasil pengukuran dari tiga responden menunjukkan adanya rancangan gara tercapai tujuan untuk memiliki karyawan
kesamaan, sehingga untuk hasil pengukuran terbaik sudah dengan kompetensi yang sesuai dengan bidang
dapat ditentukan pada tahap sebelumnya. Kemudian dari pekerjaannya. Selain itu rancangan ini juga dapat dijadikan
hasil pengukuran yang telah didapatkan, akan dibandingkan dasar untuk mengukur kompetensi karyawan sehingga
dengan referensi atau buku panduan yang ada supaya pemberian tugas, evaluasi kinerja, dan pengembangan karir
terlihat jelas perbandingannya. Dan dari hasil perbandingan menjadi lebih mudah dan dapat dipertanggungjawabkan.
tersebut, akan diambil yang terbaik dan yang benar menurut
instruksi yang sesuai dengan buku panduan. Tabel 8 Hasil dari FGD
Hasil Rancangan Hasil FGD
Tabel 7 Penggabungan Hasil Pengukuran Keahlian Rancangan karakteristik
Electronical kompeteinsi karyawan keahlian
Electrical yang diusulkan dapat
diterapkan pada Bidang
Machinery and Laboratory PT
Dirgantara Indonesia
Rancangan karakteristik
kompetensi karyawan keahlian
Electrical dapat menjadi dasar
dalam pengukuran kompetensi
yang dimiliki oleh karyawan
Karakteristik Rancangan karakteristik
Kompetensi Karyawan kompetensi karyawan keahlian
D. Tahap Internalization Keahlian Electrical Electrical dapat membantu dalam
Internalization merupakan tahap akhir dari metode SECI. pengukuran kompetensi
Pada tahap ini terjadi perubahan knowledge dari explicit karyawan, pemberian tugas,
knowledge berupa rancangan karakteristik kompetensi evaluasi kinerja dan
karyawan keahlian Electrical menjadi tacit knowledge pengembangan karir karyawan
berupa pengetahuan bagi karyawan dan supervisor Bidang Knowledge yang terdapat dalam
Machinery and Laboratory, sehingga seluruh karyawan rancangan karakteristik
memiliki knowledge baru untuk melakukan penilaian kompetensi karyawan keahlian
kompetensi, pemberikan tugas, evaluasi kinerja, dan Electrical sangat lengkap dan
pengembangan karir. dapat dijadikan pedoman untuk
Tahap ini dilakukan dengan cara melakukan Focus Group generasi selanjutnya dalam
Discussion (FGD) bersama dengan tiga responden yang pengukuran kompetensi karyawan
sebelumnya memberikan tacit knowledge yang mereka
miliki pada tahap Socialization. FGD dilakukan dengan cara E. Usulan Perancangan Skala Kompetensi dan
melakukan diskusi mengenai rancangan karakterisitk Karakteristik
kompetensi karyawan keahlian Electrical. Kompetensi, indikator, cara pengukuran, dan hasil
pengukuran yang telah terpilih memerlukan suatu skala
Tujuan dilakukan FGD adalah : pengukuran yang dapat mengukur kompetensi yang dimiliki
1. Melakukan konversi knowledge dari explicit knowledge oleh karyawan keahlian Electrical. Skala pengukuran ini
menjadi tacit knowledge mengenai karakteristik berguna untuk mengukur kompetensi karyawan dengan cara
kompetensi karyawan keahlian Electrical kuantitatif, sehingga supervisor atau seseorang yang
2. Mendiskusikan rancangan karakterisik kompetensi mengukur kompetensi karyawan menjadi lebih mudah
karyawan keahlian Electrical agar responden mengetahui dalam memberikan nilai dalam proses pengukuran
bagaimana rancangan yang telah dirancang kompetensi. Skala pengukuran ini menggunakan skala rasio,
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 777
sehingga akan lebih mudah saat dikalikan dengan bobot pendapat, beberapa responden juga tidak mengetahui secara
yang dimiliki masing-masing kompetensi. menyeluruh mengenai kompetensi tersebut. Masalah ini
dapat diatasi dengan cara menggunakan tiga orang
Skala 1
Skala 1 Skala 2 Skala 3
Skala 4
Skala 5
responden agar proses perancangan breakdown kompetensi
(Sangat (Di Atas Rata-
(Sangat Kurang)
Kurang)
(Kurang) (Cukup)
Rata)
(Baik)
karyawan menjadi lengkap dan jelas saat dilakukan proses

Gambar 6 Tingkat Skala Pengukuran Kompetensi penggabungan knowledge. Masalah terakhir adalah
menerjemahkan kalimat yang diberikan oleh responden
Pengambilan keputusan dengan menggunakan lima tingkat yang terkadang tidak sesuai dengan yang diterima, oleh
skala berdasarikan teori Skala rasio yang disesuaikan karena itu diperlukan konfirmasi ulang kepada responden
dengan hasil pengukuran terpilih dan juga berdasarkan hasil agar tidak terjadi kesalahpahaman antara responden dan
diskusi dan kesepakatann dengan supervisor dan beberapa pewawancara.
karyawan keahlian Electrical. Skala pengukuran ini
diharapkan dapat mengukur kompetensi karyawan keahlian B. Analisis Tahap Externalization
Electrical secara subyektif dan menjadi standar penilaian Tahap Externalization semua knowledge yang diperoleh
yang ditetapkan oleh Bidang Machinery and Laboratory didokumentasikan agar menjadi sebuah knowledge baru
untuk mengukur kompetensi karyawan keahlian Electrical. berupa explicit knowledge. Knowledge ini akan menjadi
Setelah itu dirancang skala pengukuran untuk kompetensi bahan untuk diproses pada tahap selanjutnya. Knowledge
penggunaan multimeter digital yaitu: yang didokumentasikan berupa tacit knowledge karakteristik
kompetensi karyawan keahlian Electrical. Bagian dari
Tabel 9 Usulan Perancangan Skala Pengukuran Kompetensi karakteristik kompetensi karyawan Electrical adalah
Karyawan hanya mengetahui mengenai kompetensi umum, kompetensi khusus, indikator, cara
Skala 1 macam-macam listrik, tetapi tidak bisa pengukuran, dan hasil pengukuran.
menggunakkannya Kompetensi umum merupakan kompetensi yang harus
Karyawan hanya memahami salah satu dimiliki oleh karyawan keahlian Electrical . Terdapat 12
bagian multimeter analog dengan cara kompetensi umum yang harus dimiliki oleh karyawan
Skala 2 keahlian Electrical . Kompetensi umum ini diperoleh dari
mengukur listrik dan mampu
menggunakannya penelitian dengan judul “Perancangan Kompetensi dan Alat
Karyawan memahami dua bagian Ukur Kompetensi Karyawan Keahlian Electrical di PT
Skala 3 multimeter analog dengan cara mengukur Dirgantara Indonesia”. Knowledge pada penelitian tersebut
listrik dan mampu menggunakannya dijadikan dasar dalam melakukan wawancara pada tahap
Karyawan memahami tiga bagian Socialization.
Skala 4 multimeter analog dengan cara mengukur Kompetensi khusus merupakan breakdown dari kompetensi
listrik dan mampu menggunakannya umum (kompetensi utama yang dimiliki oleh karyawan)
Karyawan memahami seluruh bagian yang berfungsi untuk lebih memperjelas kompetensi umum
Skala 5 multimeter analog dengan cara mengukur yang dimiliki karyawan, sehingga dalam penilaian
listrik dan mampu menggunakannya kompetensi menjadi lebih tepat sesuai dengan kompetensi
karyawan tersebut. Saat mendokumentasikan kompetensi
V. ANALISIS DAN REKOMENDASI khusus ini terdapat beberapa perbedaan yang diberikan oleh
responden. Perbedaan tersebut dapat dijadikan hal yang
A. Analisis Tahap Socialization positif, karena dengan adanya perbedaan maka pada saat
Tahap Socialization menggunakan tiga responden yang penggabungan knowledge yang terdapat di dalamnya
memiliki knowledge mengenai karakteristik kompetensi menjadi lebih detail dan jelas.
karyawan. Tiga responden tersebut merupakan karyawan Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
Bidang Machinery and Laboratory yang telah bekerja bagi karyawan. Indikator ini digunakan sebagai dasar dalam
selama lebih dari 20 tahun. Karakteristik kompetensi pengukuran kompetensi karyawan. Pada saat dilakukan
karyawan merupakan breakdown dari kompetensi umum dokumentasi tacit knowledge indikator terdapat beberapa
sampai pada hasil pengukuran yang terdiri dari kompetensi perbedaan juga. Dengan adanya perbedaan knowledge
umum, kompetensi khusus, indikator, cara pengukuran dan indikator ini maka pada saat perancangan penggabungan
hasil pengukuran. Tacit knowledge dari responden akan indikator akan terdapat indikator yang lebih jelas yang
dirubah menjadi tacit knowledge baru melalui proses nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk mengukur
wawancara yang nantinya akan berguna untuk melakukan kompetensi karyawan keahlian Electrical .
tahap selanjutnya. Setiap indikator memiliki cara pengukurannya masing-
Kendala yang dialami dalam melakukan tahap Socialization masing. Cara pengukuran merupakan bagaimana cara untuk
adalah terdapat beberapa perbedaan dari pendapat yang mengukur kompetensi karyawan dari indikator-indikator
disampaikan oleh para responden. Selain perbedaan yang telah terpilih. Setiap cara pengukuran juga memiliki
hasil pengukurannya masing-masing. Hasil pengukuran
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 778
merupakan standar pengukuran yang dihasilkan dari cara 2. Memiliki kemampuan matematika
pengukuran. Pada saat melakukan dokumentasi cara Kompetensi ini harus dimiliki oleh seluruh karyawan pada
pengukuran dan hasil pengukuran tidak terdapat perbedaan Bidang Machinery and Laboratory, karena kemampuan
knowledge, karena setelah dilakukan konfirmasi kepada para matematika selalu digunakan dalam kegiatan. Pada
responden ternyata untuk cara pengukuran sudah terdapat karyawan keahlian Electrical kompetensi ini digunakan untuk
standar di Bidang Machinery and Laboratory PT Dirgantara memahami sistem-sistem bilangan dan memahami cara
Indonesia didukung juga dengan pengalaman yang dimiliki pengonversian sistem-sistem bilangan. Dalam memahami
oleh para responden yang telah bekerja selama 20 tahun sistem-sistem bilangan, karyawan juga harus memahami
yang menyebabkan responden telah terbiasa melakukan sistem bilangan desimal dan bilangan biner. Kemudian
knowledge yang didokumentasikan. karyawan juga harus memahami konversi bilangan desimal
Pada tahap ini secara umum terdapat satu kendala yang ke bilangan biner. Kemampuan matematika ini lebih banyak
menyebabkan proses perubahan tacit knowledge menjadi melakukan perhitungan tentang bilangan biner, karena
explicit knowledge membutuhkan waktu yang panjang. komponen-komponen pada mesin hanya ada dua pilihan,
Kendala tersebut adalah sulitnya menerjemahkan tacit nilai satu adalah untuk yang dialiri oleh arus listrik dan nilai
knowledge yang diperoleh pada tahap socialization menjadi nol yang tidak dialiri oleh arus listrik. Sistem bilangan
sebuah dokumentasi yang berbentuk explicit knowledge. desimal juga harus dipahami oleh karyawan dan
Diperlukan konfirmasi berulang-ulang agar tacit knowledge pengonversian suatu sistem bilangan terhadap sistem bilangan
dari para responden benar-benar telah terdokumentasi lainnya juga diperlukan karena sering digunakan dalam
dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan oleh program mesin.
responden.
3. Lulusan dari Bidang Mekatronika
C. Analisis Tahap Combination Karyawan Electrical harus memiliki dasar-dasar
Explicit knowledge yang telah diperoleh dari tahap pengetahuan dan keterampilan di bidang mekatronika.
externalization selanjutnya akan dirubah menjadi explicit Sebagai bukti karyawan adalah merupakan lulusan bidang
knowledge yang baru. Pada tahap ini dilakukan mekatronika, maka karyawan harus memiliki latar belakang
penggabungan knowledge dari responden yang sudah pendidikan mekatronika dan memiliki ijazah (SMK dan
berbentuk explicit knowledge menjadi sebuah rancangan sederajat/D3/S1) pada bidang pendidikan robotika dan telah
karakteristik kompetensi karyawan keahlian Electrical. lulus secara legal. Pengukuran kompetensi ini digunakan
Rancangan ini memiliki tujuan, yaitu untuk membantu pada saat rekruitasi karyawan baru, sehingga proses
supervisor ataupun karyawan melakukan pengukuran perekruitasi dapat berjalan sesuai dan efektif.
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan keahlian
Electrical, sehingga dalam pemberian tugas, evaluasi 4. Mengetahui filosofi dan prosedur maintenance
kinerja, dan pengembangan karir karyawan dapat lebih Kompetensi ini merupakan kompetensi dasar maintenance,
efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. sehingga karyawan Departemen Maintenance khususnya
Rancangan karakteristik kompetensi karyawan memiliki 12 pada Bidang Machinery and Laboratory harus memiliki
kompetensi umum, 12 kompetensi khusus, 12 indikator, 16 kompetensi ini. Karyawan harus mengetahui filosofi dari
cara pengukuran, dan 17 hasil pengukuran. proses maintenance dan bagaimana prosedur dari proses
maintenance.
1. Mampu menggunakan alat ukur yang berhubungan Proses maintenance pada Bidang Machinery and
dengan listrik Laboratory di PT Dirgantara Indonesia terbagi menjadi dua,
Kompetensi ini memiliki alat ukur yaitu dapat menggunakan yaitu preventive maintenance dan corrective maintenance.
alat ukur yang berhubungan dengan listrik. Alat ukur yang Pada kompetensi khusus mengetahui tentang preventive
digunakan adalah multimeter digital dan multimeter analog, maintenance, karyawan harus mengetahui definisi dari
dengan cara mengukur tegangan DC, AC, arus listrik preventive maintenance dan mengetahui prosedur dari
(ampere), dan resistor (Ohm). Hal ini dikarenakan alat ukur preventive maintenance. Pada kompetensi khusus
listrik tersebut yang digunakan oleh karyawan dalam mengetahui tentang corrective maintenance, karyawan harus
melakukan pengukuran listrik sehingga karyawan harus mengetahui definisi dari corrective maintenance dan
menguasai penggunaan alat ukur tersebut. Cara pengukuran mengetahui prosedur dari corrective maintenance.
kompetensi tersebut adalah dengan melakukan tes praktik Dalam setiap kegiatan maintenance yang dilakukan oleh
penggunaan alat ukur multimeter digital dan multimeter karyawan keahlian Electrical khususnya, kompetensi ini
analog pada karyawan. Dengan mengamati karyawan dalam pasti akan selalu digunakan sebagai pedoman untuk
membaca hasil yang tertera pada alat ukur dan menganalisis melakukan suatu kegiatan maintenance. Hal ini disebabkan
hasil pengukuran tersebut. oleh prosedur dari dua kegiatan maintenance ini memiliki
hal penting untuk dilakukan, yaitu menglasifikasikan kegiatan
preventive maintenance yang tersedia pada work
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 779
order dan kegiatan corrective maintenance yang tersedia 220 V, sedangkan input arus listrik searah atau DC (Direct
pada request for maintenance. Current) pada mesin yaitu 24V, + 15V, dan + 5V.

5. Memahami gambar komponen mesin 8. Pengetahuan tentang sistem kalibrasi mesin


Kompetensi memahami gambar komponen mesin ini Mesin yang sering digunakan sebagai alat untuk produksi
dibutuhkan karyawan Electrical sebagai panduan dalam biasanya mesin mengalami perbedaan saat menggunakan
bekerja. Pada gambar komponen mesin ini, karyawan harus mesin pertama kali. Hal tersebut dapat menjadikan proses
memahami cara kerja dari senuah rangkaian komponen produksi menjadi tidak efektif. Pada Bidang Machinery and
block diagram. Contohnya karyawan harus bisa membaca Laboratory PT Dirgantara Indonesia mesin-mesin yang sudah
dan memahami cara kerja dari rangkaian komponen lama digunakan akan dikalibrasi menggunakan alat kalibrasi
Configuration of Spindle Orientation yang terdiri dari dua yaitu oscilloscope.
sistem kerja yaitu Magnetic sensor system dan pulse Karyawan keahlian Electrical harus mengetahui fungsi dari
encoder system. Dari kedua sistem, karyawan harus bisa oscilloscope dan mengetahui fungsi dari tombol-tombol
membedakan cara kerja sistem masing-masing. yang terdapat pada oscilloscope. Tujuan dari mengetahui
fungsi oscilloscope dan fungsi dari tombol-tombol yang
6. Kemampuan bahasa Inggris terdapat pada oscilloscope adalah karyawan dapat
Kompetensi kemampuan Bahasa Inggris merupakan mengetahui dasar-dasar dari penggunaan oscilloscope,
kemampuan dasar dalam melakukan kegiatan Bahasa sehingga pada saat menggunakan oscilloscope karyawan
Inggris. Kemampuan ini diperlukan karena mesin-mesin dapat mengetahui apa yang harus dilakukan. Setelah
yang terdapat pada Bidang Machinery and Laboratory dibeli mengetahui dasar-dasar oscilloscope, karyawan juga harus
dari perusahaan asing seperti Amerika dan Jerman dimana dapat mempraktekkan penggunaan oscilloscope dalam
mesin-mesin dari negara tersebut menggunakan bahasa melakukan kalibrasi mesin. Penggunaan oscilloscope pada
Inggris sebagai bahasa yang digunakan pada manual book. Bidang Machinery and Laboratory dirasa sangat penting
Selain manual book, istilah-istilah Bahasa Inggris yang oleh beberapa karyawan, karena jika mesin tidak dikalibrasi
digunakan pada setiap mesin juga harus dipahami oleh maka mesin tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang
karyawan. Karyawan juga harus memahami istilah-istilah diinginkan dan hanya akan menambah biaya.
umum pada mesin dalam bahasa Inggris seperti Forward,
Reverse, Fuse, Relay, Reset, On, Off, dan Indicator. 9. Pengetahuan tentang sistem kerja mesin
Untuk mengukur kompetensi ini, dilakukan beberapa tes Pada mesin produksi di PT Dirgantara Indonesia terdapat
soal Bahasa Inggris. Tes soal ini merupakan cara yang empat jenis sistem kerja mesin yaitu Basic Pneumatic System,
paling efektif untuk mengetahui kemampuan dasar bahasa Basic Operator Machine, Basic Hydraulic System dan
Inggris dari karyawan. Selain dilakukan tes soal, Computer Operation. Setiap mesin memiliki sistem kerja
menanyakan istilah-istilah yang digunakan pada mesin yang berbeda-beda dan tentunya cara maintenance yang
kepada karyawan juga salah satu cara untuk melakukan berbeda pula. Karyawan keahlian Electrical harus
pengukuran kompetensi karyawan. mengetahui perbedaan dari setiap sistem kerja mesin
tersebut dan definisi dari masing-masing sistem kerja mesin,
7. Kemampuan dasar-dasar Electrical terutama Computer Operation yang digunakan pada mesin-
Kemampuan dasar Electrical ini meliputi pengetahuan mesin baru
mengenai jenis sumber listrik dan jalus listrik (input output).
Kemudian setelah mengetahui jenis sumber listrik dan jalur 10. Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan CMMS
listrik, karyawan harus mengetahui sumber listrik yang Karyawan memiliki kemampuan untuk mengoperasikan
mengalir pada mesin dan input output listrik pada mesin. CMMS merupakan sebagai pengetahuan umum yang wajib
Sumber-sumber listrik yang mengalir pada mesin terdiri dari dimiliki oleh seluruh karyawan di Departemen Maintenance.
dua jenis yaitu: CMMS merupakan sebuah perangkat lunak yang dapat
1. Arus listrik searah atau DC (Direct Current) adalah arus membantu karyawan dalam melakukan kegiatan
listrik yang setiap saat pasti mempunyai satu arah saja. maintenance, salah satu fiturnya adalah melakukan
Arus searah ini dapat terjadi dengan cara menghubungkan pengecekan ketersediaan material atau barang untuk proses
sirkuit dengan sumber tegangan searah. perbaikan mesin.
2. Arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating Current) Kompetensi ini mengharuskan karyawan keahlian Electrical
adalah arus listrik yang setiap saat dapat berubah terhadap untuk mengetahui fungsi-fungsi utama dari CMMS dan
fungsi sinus. Arus bolak-balik dapat terjadi dengan cara mampu melakukan pengecekan ketersediaan barang atau
menghubungkan sirkuit dengan sumber tegangan bolak- material. Jika seluruh karyawan mampu menggunakan
balik. CMMS secara umum, maka proses pengecekan ketersediaan
Secara umum input arus listrik bolak-balik atau AC barang menjadi lebih efisien karena karyawan yang ingin
(Alternating Current) pada mesin ada dua yaitu 380 V dan melakukan pengecekan barang tidak perlu mencari orang
yang mampu menggunakan CMMS.
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 780
11. Mempunyai pemahaman tentang K3LH Skala pengukuran yang digunakan menggunakan skala rasio
K3LH merupakan suatu prosedur kesehatan dan sebagai jenis skalanya agar dapat dikalikan dengan bobot
keselamatan kerja yang harus dipahami oleh karyawan agar yang dimiliki oleh masing-masing kompetensi dan memiliki
dalam melaksanakan tugasnya karyawan dapat lima tingkat skala yang dapat secara detail mengukur
meminimalisir kecelakaan yang terjadi di lapangan. kompetensi karyawan keahlian Electrical. Pengukuran
Karyawan harus mengetahui apa saja peralatan yang dilakukan dari hasil pengukuran yang merupakan
diperlukan untuk keselamatan kerja dan rambu-rambu breakdown paling terakhir dari kompetensi umum
keselamatan kerja. Hasil pengukuran dari kompetensi ini karyawan. Skala pengukuran ini berisi keterangan
telah menunjukkan informasi yang lengkap tentang K3LH. karakteristik yang berfungsi untuk menjelaskan maksud dari
Hasil pengukuran inilah yang harus dipahami oleh setiap tingkat skala pengukuran. Usulan skala pengukuran
karyawan. yang diberikan disesuaikan dengan tingkatannya, yaitu skala
satu berarti karyawan memiliki kompetensi yang sangat
12. Memiliki kemampuan mengoperasikan Microsoft Office kurang, skala dua berarti karyawan memiliki kompetensi
Teknologi yang canggih memang tidak dapat dilepaskan yang kurang, skala tiga berarti karyawan memiliki
dari kegiatan sehari-hari. Dalam membuat atau mengubah kompetensi yang cukup, skala empat berarti karyawan
suatu dokumen, karyawan diharapkan menggunakan memiliki kompetensi yang lebih dari cukup dan skala lima
teknologi dalam menggunakannya. Microsoft Word dan berarti karyawan memiliki kompetensi yang baik.
Microsoft Excel merupakan alat dasar yang diperlukan untuk Karyawan yang memiliki skala kurang dari skala 3 maka
membuat atau mengubah dokumen. Microsoft Word karyawan tersebut memerlukan training agar dapat
digunakan untuk membuat atau merubah suatu dokumen mencapai kompetensi tersebut, jika karyawan memiliki
yang berbentuk tulisan dan Microsoft Excel untuk dokumen skala 3 sampai dengan skala 4 maka karyawan tersebut
berbentuk angka. Kompetensi ini diharapkan dimiliki oleh memerlukan pembinaan dalam waktu yang lebih singkat
karyawan, agar dalam membuat suatu laporan kerja, agar dapat mencapai skala 5, sedangakan karyawan yang
karyawan dapat membuatnya dengan rapi dan mudah untuk memperoleh skala 5 harus dapat mengajarkan atau
dibaca oleh supervisor. membagikan knowledge yang dimiliki kepada karyawan
yang belum mencapai hasil yang maksimal.
D. Analisis Tahap Internalization
Tahap Internalization merupakan tahap terakhir dari metode F. Rekomendasi
SECI. Proses yang terjadi pada tahap Internalization adalah Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan Bidang
perubahan explicit knowledge berupa hasil breakdown Machinery and Laboratory dapat menerapkan kompetensi
karakteristik karyawan menjadi tacit knowledge baru bagi terpilih karyawan keahlian Electrical, indikator, cara
responden dan juga karyawan keahlian Electrical lainnya, pengukuran, hasil pengkuruan, dan beserta skala
sehingga knowledge ini dapat dimiliki oleh seluruh karyawan. pengukurannya untuk melakukan pengukuran kompetensi
Proses ini dilakukan dengan melakukan FGD (Focus Group karyawan. Pengukuran kompetensi karyawan dapat menjadi
Discussion) bersama dengan para responden. Hasil dari FGD dasar bagi perusahaan untuk melakukan peningkatan
ini adalah kompetensi-kompetensi terpilih ini disetujui oleh kualitas sumber daya manusia agar perusahaan lebih memiliki
responden dan dapat dijadikan standar dalam melakukan daya saing menghadapi persaingan yang ketat saat ini. Dari
pengukuran kompetensi karyawan keahlian Electrical. penelitian ini juga diharapkan Bidang Machinery and
Setelah memiliki sebuah tacit knowledge baru berupa Laboratory menjadi lebih mudah dalam melakukan
kompetensi-kompetensi terpilih beserta dengan pemberian tugas kepada karyawan keahlian Electrical,
karakteristiknya, diharapkan proses pemberian tugas evaluasi kinerja, dan pengembangan karir karyawan.
karyawan, evaluasi kinerja karyawan dan pengembangan
karir karyawan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan VI. KESIMPULAN DAN SARAN
efisien.
A. Kesimpulan
E. Analisis Usulan Perancangan Skala Pengukuran Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu melakukan salah satu
Kompetensi kegiatan knowledge management, yaitu knowledge
Kompetensi dan breakdown dari kompetensi yang terpilih conversion mengenai perancangan breakdown karakteristik
telah dapat mengukur bagaimana kompetensi yang dimiliki kompetensi terbaik yang selanjutnya dilakukan perancangan
oleh karyawan, tetapi pengukuran tersebut tidak memiliki skala pengukuran kompetensi karyawan keahlian Electrical
nilai yang kuantitatif, yang menyebabkan pengukuran Bidang Machinery and Laboratory PT Dirgantara Indonesia.
menjadi tidak pasti karena masih menggunakan nilai yang Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai
kualitatif. Permasalahan tersebut maka diusulkan suatu skala berikut.
pengukuran yang dapat mengukur kompetensi karyawan 1. Knowledge mengenai hasil rancangan breakdown
dengan kualitatif. karakteristik kompetensi karyawan keahlian Electrical
telah terdokumentasi dengan baik berupa explicit
Jurnal Tugas Akhir | Fakultas Rekayasa Industri
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 | Page 781
knowledge. Knowledge ini berasal dari tacit knowledge References
responden yang telah memiliki pengalaman bekerja
selama 20 tahun di PT Dirgantara Indonesia. Tabel berisi [1] PT Dirgantara Indonesia. (n.d.). Retrieved November
12 kompetensi umum, 12 kompetensi khusus, 12 2013, 20, from Company Profile: http://indonesian-
indikator, 16 cara pengukuran, dan 17 hasil pengukuran aerospace.com/
dari karyawan keahlian Electrical. Hasil ini sudah melalui [2] Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). The knowledge-
tahap Internalization pada metode SECI dan sudah creating company. New York, U.S: Oxford University
dilakukan FGD kepada para responden. Press.
2. Pengukuran kompetensi karyawan keahlian Electrical [3] Hariandja, M. T. (2009). Manajemen Sumber Daya
dapat dilakukan, karena sudah terdapat suatu skala Manusia. Jakarta: PT Grasindo.
pengukuran kompetensi yang akan menjadi standar [4] Yuniarsih, T., & Suwatno. (2003). Manajemen Sumber
pengukuran di Bidang Machinery and Laboratory. Skala Daya Manusia Teori. In Aplikasi dan Isu Penelitian (p.

pengukuran ini dirancang berdasarkan rancangan 129). Bandung: Alfabeta.


breakdown karakteristik kompetensi terbaik dari [5] Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (1993). Competence
karyawan keahlian Electrical. Perancangan ini dilakukan at Work.
dengan brainstorming kepada karyawan keahlian [6] Chaplin, J. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta:
Electrical. Rajawali Pers.
[7] Krueger, R. A. (n.d.). Designing and Conducting focus

B. Saran group interviews. University of Minnesota.


Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah saran bagi [8] Depdiknas. (2009). Pengembangan Indikator Diklat
perusahaan dan juga saran untuk penelitian selanjutnya. KTSP SMA. Jakarta: Depdiknas.
1. Perusahaan diharapkan dapat menggunakan skala
pengukuran kompetensi ini untuk melakukan pengukuran
kompetensi yang dimiliki oleh karyawan keahlian
Electrical agar pemberian tugas sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki oleh karyawan, evaluasi kinerja lebih
efektif, pengembangan karir lebih efisien, dan efektif, dan
mendapatkan karyawan baru yang sesuai dengan
keinginan perusahaan melalui rekruitasi karyawan baru.
2. Perusahaan diharapkan melakukan knowledge sharing
jika terdapat knowledge baru mengenai kompetensi
karyawan, sehingga knowledge tersebut tidak akan hilang
saat karyawan yang memiliki knowledge tersebut pensiun.

Adapun saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai


berikut.
1. Membuat breakdown karakteristik kompetensi dan skala
pengukuran kompetensi untuk masing-masing jenjang
karir karyawan.
2. Mendokumentasikan hasil penelitian ini ke dalam sebuah
aplikasi sistem informasi yang dapat mengelola
knowledge ini agar knowledge ini tidak hilang.

Anda mungkin juga menyukai