Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. V/No.

5/Jul/2016

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN merupakan dokumen elektronik. Kekuatan


KORUPSI UNTUK MELAKUKAN PENYADAPAN pembuktian hasil penyadapan berupa rekaman
DALAM TINDAK PIDANA KORUPS1I suara ini sudah memenuhi kriteria alat-alat
Oleh: Ricci Tatengkeng Sindar2 bukti yang sah dalam Pasal 184 KUHAP dan
mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat
ABSTRAK dan sah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Kata kunci: Kewenangan, KPK, penyadapan.
mengetahui bagaimana kewenangan komisi
pemberantasan korupsi dalam melakukan PENDAHULUAN
penyadapan terhadap tindak pidana korupsi A. Latar Belakang Masalah
dan apakah hasil penyadapan dari komisi Kasus korupsi sekarang ini menjadi kasus
pemberantasan korupsi dapat dijadikan sebagai yang terus menjadi sorotan di Indonesia karena
alat bukti dalam perkara tindak pidana korupsi pelakunya tidak alain adalah pejabat-pejabat
dan bagaimana kekuatan pembuktian dari hasil negara yang menduduki posisi penting dalam
penyadapan. Dengan menggunakan metode pemerintahan. Secara yuridis, pengertian
penelitian yuridis normatif disimpulkan: 1. korupsi baik arti maupun jenisnya diatur di
Komisi Pmberantasan Korupsi (KPK) berwenang dalam 30 pasal dan telah dirumuskan dalam UU
untuk melakukan penyadapan sesuai dengan No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001
amanat yang diberikan oleh UU Nomor 30 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak pidana korupsi adalah suatu perbuatan
Korupsi, walaupun dalam UU ini tidak diberikan melawan hukum yang baiks ecara lanhsung
bagaimana prosedur maupun tata cara untuk maupun tidak langsung dapat merugikan
melakukan penyadapan. UU No. 30 Tahun 2002 perekonomian negara yang dari segi materiil
melalui Pasal 12 ayat (1) dengan tegas telah perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan
memberikan kewenangan kepada Komisi yang bertentangan dengan nila-nilai keadilan
Pemberantasan Korupsi selaku penyidik dan masyarakat.3 Masalah korupsi terkait dengan
penuntut pada kasus tindak pidana korupsi berbagai kompleksitas masalah, antara lain,
untuk melakukan penyadapan dan merekam masalah moral/sikap mental, masalah pola
pembicaraan terhadap orang yang diduga keras hidup, budaya, dan lingkungan sosial, masalah
telah melakukan tindak pidana korupsi. 2. Hasil kebutuhan/tuntutan ekonomi dan kesenjangan
penyadapan dapat dijadikan sebagai alat bukti sosial-ekonomi, serta masalah struktur/sistem
untuk mengungkapkan tindak pidana korupsi ekonomi, masalah sistem/budaya politik dan
yang terjadi. Dalam hal ini, hasil penyadapan lemahnya birokrasi/prosedur administrasi di
berfungsi sebagai alat bukti petunjuk, bidang keuangan dan pelayanan publik.4 Jadi,
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 26A UU kausa dan kondisi yang bersifat kriminogen
No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU untuk timbulnya korupsi sangatlah
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan multidimensi, yaitu bisa di bidang moral, sosial,
Tindak Pidana Korupsi. Kekuatan pembuktian ekonomi, politik, budaya, birokrasi/administrasi
dari hasil penyadapan adalah sangat kuat dan dan sebagainya.5
sah, karena hasil penyadapan merupakan Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
perluasan dari alat bukti petunjuk, dimana alat pemerintah di dalam pemberantasan tindak
bukti petunjuk merupakan salah satu alat bukti pidana korupsi, mulai dari pembentukan dan
sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP. pembaharuan undang-undang sampai dengan
Selain sebagai alat bukti petunjuk maka hasil pembentukan Badan/Tim/Komisi untuk
penyadapan berupa rekaman suara juga penanggulangan tindak pidana korupsi, namun
berfungsi sebagai alat bukti surat karena kenyataannya suara sumbang masyarakat tetap

1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ronald J. IGM Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten
Mawuntu, SH, MH; Dr. Rudy Watulingas, SH, MH; Michael Korupsi, Pustaka, Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 18.
4
Barama, SH, MH. Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm. 67.
5
090711661 Ibid.

11
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

bergaung dan sorotan terhadap pemerintah menyusun data yang berhubungan dengan
berlangsung dari waktu ke waktu. Upaya masalah yang diteliti.
pemerintah tersebut sepertinya tidak
membuahkan hasil, justru sebaliknya malah PEMBAHASAN
tetap saja hujatan demi hujatan dilayangkan A. Kewenangan Komisi Pemberantasan
kepada pemerintah khususnya kepada penegak Korupsi (KPK) Dalam melakukan
hukum, karena dipandang tidak mampu Penyadapan Terhadap Tindak Pidana
merespons tuntutan masyarakat.6 Korupsi
Pembentukan Komisi Pemberantasan Sesuai dengan judul skripsi tentang
Tindak Pidana Korupsi (KPK) dengan Undang- kewenangan KPK dalam melakukan
Undang Nomor 30 Tahun 2002, merupakan penyadapan terhadap tindak pidana korupsi
tindakan pemerintah untuk mengeliminir tindak yang dilakukan oleh seseorang, maka
pidana korupsi. KPK diberikan kewenangan oleh berdasarkan Pasal 12 ayat (1) huruf a UU No. 30
undang-undang untuk menggunakan berbagai Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak
cara untuk dapat mengungkapkan tindak Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
pidana korupsi yang terjadi. Salah satu diberikan wewenang penuh untuk melakukan
kewenangan KPK adalah untuk mengadakan penyadapan dan merekam pembicaraan yang
penyadapan sebagaimaan ditentukan dalam terjadi antara pelaku tindak pidana korupsi
Pasal 12 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2002 tentang dengan orang yang terlibat dalam tindak pidana
Komisi Pemberantasan Korupsi. Kewenangan korupsi tersebut. Kewenangan KPK untuk
ini diberikan oleh undang-undang kepada KPK, melakukan penyadapan tidak mengharuskan
karena biasanya tindak pidana korupsi ada izin pihak lain di luar KPK seperti
dilakukan dengan rapi. Keberhasilan KPK dalam pengadilan atau lembaga lain, karena memang
menggunakan kewenangannya untuk telah diamanatkan oleh undang-undang dan
melakukan penyadapan atau merekam dasar hukumnya sudah dengan jelas diatur.
pembicaraan sudah terbukti dengan Kewenangan KPK untuk melakukan penyadapan
terungkapnya beberapa kasus tindak pidana tidaklah melanggar konstitusi, hal ini dikatakan
korupsi. oleh Mahkamah Konstitusi. Mekanisme
penyadapan yang dilakukan oleh KPK
B. Rumusan Masalah berdasarkan Standard Operational Procedure
1. Bagaimana kewenangan komisi (SOP) yang ketat dan diaudit secara berkala
pemberantasan korupsi dalam oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika.7
melakukan penyadapan terhadap tindak Standard Operating Procedure (SOP) KPK hanya
pidana korupsi? mensyaratkan persetujuan pimpinan untuk
2. Apakah hasil penyadapan dari komisi melakukan penyadapan. Pengauditan terhadap
pemberantasan korupsi dapat dijadikan kegiatan penyadapan yang dilakukan oleh KPK
sebagai alat bukti dalam perkara tindak berdasarkan pada Permenkominfo No.
pidana korupsi dan bagaimana kekuatan 11/PER/M.KOMINFO/020/2006.8
pembuktian dari hasil penyadapan? UU Nomor 30 Tahun 2002 tidak
menyebutkan bagaimana prosedur serta tata
C. Metode Penelitian cara dalam melakukan penyadapan. Tentang
Metode penelitian yang yang digunakan Tata Cara Penyadapan diatur dalam Peraturan
dalam penelitian ini adalah penelitian normatif, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 5
maka untuk memperoleh data yang
mendukung, kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan
(dokumentasi) data-data sekunder. Teknik
7
pengumpulan data dilakukan dengan studi Merdeka.com, Penyadapan Dalam Revisi UU KPK,
diakses pada tanggal 6 Agustus 2016 dari
kepustakaan untuk mengumpulkan dan www.antikorupsi.org
8
Aturan Penyadapan, Perlindungan atau Ancaman Bagi
Pengguna Telekomunikasi, diakses pada tanggal 11
6
Ibid, hlm. 2. Agustus 2016 dari m.hukumoline.com.

12
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

Tahun 2010 mulai Pasal 9 smapai dengan Pasal yangd ilampiri durat pernyataan yang
12 sebagai berikut:9 ditandatangani oleh atasan penydik di
Pasal 9: bawah sumpah, yang menyatakan bahwa
(1). Pengajuan permintaan penyadapan oleh orang yang dijadikan target dalam operasi
penyelidik dan/atau penyidik penyadapan betul-betul orang yang diduga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 akan terlibat dalam suatu tindak pidana.
ayat (2) disampaikan secara tertulis
yang memuat: Pasal 11:
a. nomor laporan Polisi, uarian singkat ZK‰ Œ •] ‰ vÇ ‰ v ]o lµl v vP v u •
tindak pidana yang terjadi berikut penyadapan paling lama 30 (tiga puluh) hari,
pasal yang dipersangkakan, serta dan bila informasi yang didapat dianggap belum
penjelasan yang berisi maksud, cukup, penyelidik dan/atau penyidik dapat
tujuan dan alasan dilaksanakannya mengajukan permintaan baru sesuai kebutuhan
operasi penyadapan yang berisi ‰Œ}• • ‰ v Ç o] ]l v vl š µ ‰ vÇ] ]l vX[
substansi informasi yang dicari. Pasal 12:
b. nomor telepon/identitas alat (1). Penyelidik dan/atau penyidik yang
telekomunikasi lainnya serta mengajukan permohonan untuk
keterangan singkat tentang dilakukannya operasi penyadapan
identitas orang yang akan dijadikan bertanggung jawab secara hukum
target dalam operasi penyadapan. terhadap tindakan penyadapan yang
c. periode/waktu operasi penyadapan dilakukan.
dilakukan, dan/atau akan (2). Penyelidik dan/atau penyidik yang
dilakukans esuai periode yang diberikan kewenangan untuk mengajukan
diatur dalam peraturan permintaan penyadapan, harus
perundang-undangan, dan memeperhatikan prosedur administrasi
d. nama, pangkat, nomor register organisasi.
pokok (NRP), jabatan dan kesatuan Kegiatan penyadapan sebenarnya tidak
penyidik yang ditunjuk untuk boleh dilakukan, hal ini disebutkan dalam Pasal
berhubungan dengan Monitoring 40 UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Centre Polri, berikut nomor Telekomunikasi yang menyebutkan bahwa
telepon dan/atau alamat e-mail Z• š] ‰ }Œ vP ]o Œ vP u o lµl v l P] š v
yang dapat dihubungi. penyadapan atas informasi yang disalurkan
(2). Permintaan sebagaimana dimaksud melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk
pada ayat (1) dilampiri dengan surat ‰ ‰µvX[10 Namun dalam rangka pembuktian
pernyataan yang ditandatangani oleh kebenaran pemakaian fasilitas telekomunikasi
atasan penyidik di bawah sumpah yang atas permintaan pengguna jasa telekomunikasi,
isinya menyatakan orang yang dijadikan penyelenggara jasa telekomunikasi wajib
target operasi penyadapan berdasarkan melakukan perekaman pemakaian fasilitas
bukti permulaan yang cukup, patut telekomunikasi yang digunakan oleh pengguna
diduga akan, sedang dan/atau terlibat jasa telekomunikasi dan dapat melakukan
dalam suatu tindak pidana. perekaman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 41).
Pasal 10: Ketentuan yang diberikan oleh Pasal 41 ini
(1). Dalam keadaan yang sangat perlu dan dibarengi dengan kewajiban yang harus
mendesak, penyidik dapat secara langsung dipatuhi oleh pemakai jasa telekomunikasi yang
mengajukan permintaan penyadapan diatur dalam Pasal 42 yang berbunyi sebagai
kepada Pusat Pemantauan (Monitoring berikut:
Centre) Polri yang tembusannya (1) Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib
disampaikan kepada Kabareskrim Polri merahasiakan informasi yang dikirim dan
9 10
Perkap Tata Cara Penyadapan Nomor 5 Tahun 2010, UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, diakses
diakses tanggal 11 Agustus 2016 dari www.polisiku.net pada tanggal 6 Agustus 2016 dari www.radioprssni.com

13
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

atau diterima oleh pelanggan jasa atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
telekomunikasi melalui jaringan kehormatan, martabat dan harta benda yang
telekomunikasi dan atau jasa ada dibawah kekuasaannya, serta berhak atas
telekomunikasi yang diselenggarakannya; rasa aman dan perlindungan dari ancaman
(2) Untuk keperluan proses peradilan pidana, ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
penyelenggara jasa telekomunikasi dapat • •µ šµ Ç vP u Œµ‰ l v Z l • •][X11
merekam informasi yang dikirim dan atau Dari sudut konstitusi, penyadapan guna
diterima oleh penyelenggara jasa mengungkap suatu kejahatan, adalah sebagai
telekomunikasi serta dapat memberikan suatu pengecualian dapat dibenarkan. Hal ini
informasi yang diperlukan atas: karena kebebasan untuk berkomunikasi dan
a. permintaan tertulis dari Jaksa Agung dan mendapat informasi sebagaimana diatur dalam
atau Kepala Kepolisian Republik Pasal 28F dan 28G UUD 1945 bukan pasal-pasal
Indonesia untuk tindak pidana tertentu; yang tidak dapat disimpangi dalam keadaan
b. permintaan penyidik untuk tindak pidana apapun. Artinya, penyadapan boleh dilakukan
tertentu sesuai dengan undang-undang dalam rangka mengungkap kejahatan atas
yang berlaku; dasar ketentuan undang-undang yang khusus
sifatnya (lex specilais derogat legi generali).
Pasal 43 menentukan: Salah satu alat penyadapan yang sangat
Pemberian rekaman informasi oleh efektif adalah penyadapan yang dilakukan
penyelenggara jasa telekomunikasi kepada terhadap telepon selular. Ada dua macam
pengguna jasa telekomunikasi sebagaimana teknologi penyadapan ponsel. Yang pertama
dimaksud dalam pasal 41 dan untuk adalah menggunakan alat tertentu dan yang
kepentingan proses peradilan pidana kedua adalah menggunakan software tertentu.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), Penyadapan menggunakan alat, biasanya
tidak merupakan pelanggaran. memanfaatkan teknologi bernama
Dari bunyi ketentuan pasal-pasal di atas, Z]vš Œ ‰š}Œ[X ^ µ Z interceptor bekerja
menjadi jelas bahwa kegiatan penyadapan atau dengan cara menangkap dan memproses sinyal
merekam pembicaraan sebenarnya merupakan yang terdeteksi oelh sebuah ponsel. Ia juga
suatu perbuatan yang dilarang (Pasal 40 UU No. dilengkapi dengan Radio Frequency
36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi), Trianglulation Locator yang berfungsi untuk
namun apabila kegiatan penyadapan atau menangkap sinyal secara akurat. Juga
merekam pembicaraan seseorang itu dilakukan dilengkapi dengan sebuah software digital
dalam rangka untuk kepentingan pembuktian signal processing yang membuat pemrosesan
kebenaran dan untuk kepentingan proses algoritma bisa berjalan dengan cepat dan
peradilan, maka kegiatan penyadapan dapat mudah. Sehingga, pengguna alat ini dapat
dilakukan (Pasal 43 UU No. 36 Tahun 1999 menagnkap sinyal dan trafik selular dan
tentang Telekomunikasi). mengincar spesifikasi target tertentu. Alat ini
Penyadapan berdasarkan UU bisa menyadap berbagai pembicaraan di
Telekomunikasi di atas, merupakan suatu ponsel-ponsel yang sinyalnya masih tertangkap
perbuatan pidana. Penyadapan sebagai suatu di dalam jangkauannya. Cara penyadapan lain,
perbuatan pidana dapat dipahami karena bisa dilakukan melalui sebuah software mata-
ketentuan dalam konstitusi yang menyatakan mata (spyware). Spyware mampu melacak
ZÁ Zš] ‰ }Œ vP ŒZ l µvšµl Œl}uµv]l• ] aktivitas ponsel dan mengirimkan informasi
dan mendapat informasi untuk tersebut kepada pihak ketiga, dalam hal ini
mengembangkan pribadi dan lingkungan adalah si penyadap. Program ini dapat
sosialnya, serta berhak mencari, memperoleh, menonaktifkan program tertentu dalam ponsel,
memiliki, menyimpan, mengolah dan bahkan menghapus informasi yang tersimpan
menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang ada
~W • o îô& hh íõðñ•[X u]l] v ‰µo W • o îô
11
' hh íõðñ u vÇ š l v Zš] ‰ }Œ vP ŒZ l Penyadapan Dalam Hukum Pidana, diakses pada
tanggal 11 Agustus 2016, dari www.antikorupsi.org

14
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

dalam ponsel tanpa sepengetahuan pemilik atau institusi yang super. Dengan kewenangan
ponsel.12 ini KPK mampu mengeliminasi tindak pidana
Kewenangan, dalam kamus Besar Bahasa korupsi secara konsetual dan sistematis.15
/v }v •] ]• u l v vP v l š ZÁ Á v vP[U
Ç vP ] Œš]l v • P ] ZZ l v l lµ • v B. Hasil Penyadapan Komisi Pemberantasan
untuk bertindak, kekuasaan membuat Korupsi (KPK) Sebagai Alat Bukti Dalam
keputusan, memerintah dan melimpahkan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dan
š vPPµvP i Á l ‰ }Œ vPl v o ]v[X13 Kekuatan Pembuktian Hasil Penyadapan
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam Dalam mengungkap terjadinya suatu tindak
bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan. pidana haruslah didukung dengan alat-alat
Kekuasaan hanya mengagmbarkan hak untuk bukti yang didapatkan di tempat kejadian
berbuat dan tidak berbuat. Wewenang perkara (TKP). Demikian halnya juga dengan
sekaligus berarti hak dan kewajiban.14 tindak pidana korupsi. Kitab Undang-Undang
Kewenangan adalah merupakan hak Hukum Acara Pidana Pasal 184 ayat (1),
menggunakan wewenagn yang dimiliki seorang menentukan bahwa alat-alat bukti yang sah
pejabat atau institusi menurut ketentuan yang terdiri dari : a. keterangan saksi; b.
berlaku. Dengan demikian kewenangan juga keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e.
menyangkut kompetensi tindakn hukum yang keterangan terdakwa.16 Alat-alat bukti ini
dapat dilakukan menurut kaedah-kadah formal, dipakai untuk mengungkap kebenaran suatu
jadi kewenangan merupakan kekuasaan formal tindak pidana yang diduga telah terjadi.
yang dimiliki oleh pejabat atau institusi. Dari Ketentuan mengenai alat bukti di atas
beberapa pengertian tentang kewenangan ini, merupakan ketentuan hukum acara pidana
maka penulis berpendapat bahwa, kewenangan yang bersifat memaksa, artinya semua jenis alat
merupakan suatu hak yang dimiliki seorang bukti yang telah diatur dalam Pasal 184 KUHAP
pejabat atau institusi yang bertindak tersebut tidak dapat ditambah atau dikurangi.17
menjalankan kewenangannya berdasarkan Apabila melihat ketentaun Pasal 184 KUHAP ini,
peraturan yang berlaku. maka hasil penyadapan bukan merupakan salah
Dalam kaitan dengan penegertian satu dari alat bukti yang diakui secara sah oleh
kewenangan di atas maka, kewenangan yang hukum. Namun hasil penyadapan atau rekaman
dimiliki oleh Komisi pemberatasan Korupsi pembicaraan ini dikategorikan sebagai alat
(KPK) adalah merupakan hak dan kewajiban bukti petunjuk. Pengkategorian hasil
yang harus dilaksanakan oleh KPK, karena penyadapan atau rekaman pembicaraan yang
kewenangan KPK ini diberikan oleh undang- ]o lµl v }o Z <W< l o u Z o š µlš]
undang sebagaimana bunyi Pasal 12 ayat (1) UU ‰ šµviµl[ • •µ ] vP v l š všµ v hh E}X îì
No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Tahun 2001 tentang perubahan Atas UU No. 31
Pemberantasan Korupsi. Kewenangan ini Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
diberikan kepada KPK untuk memerangi tindak Pidana Korupsi Pasal 26A. Dalam Pasal 26A ini
pidana korupsi yang dikategorikan sebagai ditentukan bahwa:
tindak pidana luar biasa (extra ordinary crime), ^ o š µlš] Ç vP • Z o u ‰ šµviµl
dan kewenangan ini tidak dimiliki oleh institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188 ayat
yang lain. Sebagai satu institusi maka KPK yang (2) Kitab Undang-Undang hukum Acara Pidana
diberikan kewenangan oleh undang-undang (KUHAP), khusus untuk tindak pidana korupsi
harus melaksanakan tugas tersebut. Dengan juga dapat diperoleh dari:
kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang ini, maka KPK menjadi suatu lembaga
15
Law community, Tinjauan Yuridis Mengenai peranan
KPK Dalam Pemrentasan Tindak Pidana Korupsi di
12
Bagaimana Cara Menyadap ponsel, diakses pada Indonesia, diakses pada tanggal 9 Agustus 2016 dari
tanggal 10 Agustus 2016 dari m.news.viva.co.id wonkdermayu.wordpress.com.
13 16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 7 KUHAP dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm.
Agustus 2016 dari kamusbahasaindonesia.org. 271.
14 17
Nurmayanti, Hukum Adminitrasi Daerah, Universitas Munir Fuady, Teori Hukum Pembuktian (Perdata dan
Lampung, Bandar Lampung, 2009, hlm. 26. Pidana), Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2006, hlm. 181.

15
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

a. Alat bukti lain yang berupa informasi yang terdakwa, untuk pada akhirnya ditarik
diucapkan, dikirim, diterima atau disimpan kesimpulan mengenai terbukti tidaknya
secara elektronik dengan alat optik atau terdkwa melakukan tindak pidana yang
yang serupa dengan itu; dan didakwakan kepadanya. Mengenai hal ini dalam
b. Dokumen, yakni setiap rekaman W • o íôï <h, W ]• µšl vW ^, l]u š] l
data/informasi yang dapat dilihat, dibaca boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang
dan/atau didengar dengan atau tanpa kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua
bantuan suatu sarana, baik tertuang di atas alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan
kertas, benda fisik apapun selain kertas, bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi
maupun yang terekam secara elektronik, dan bahwa terdakwalah yang bersalah
yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, u o lµl vvÇ _X18 Dari bunyi pasal ini, maka
rancangan, foto, huruf, tanda, angka atau alat bukti rekaman suara sebagai hasil
perforasi yang memilikiu lv X_ penyadapan yang dikategorikan sebagai alat
Dari bunyi ketentuan Pasal 26A UU No. 20 bukti petunjuk belum dapat untuk dapat
tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 dijadikan dasar oleh hakim untuk mengambil
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak suatu kesimpulan bahwa terdakwa telah
Pidana Korupsi, maka hasil penyadapan atau melakukan suatu tindak pidana korupsi. Oleh
rekaman sebagai alat bukti diakui karenanya, masih diperlukan satu alat bukti lagi
keberadaannya secara sah. untuk mendukung kyakinan hakim dalam
Pengajuan alat bukti hasil penyadapan atau mengambil keputusan.
rekaman yang diajukan oleh KPK menggunakan Alat bukti petunjuk memiliki kekuatan
dasar hukum: pembuktian yang sama dengan alat bukti lain,
1. KUHAP, dalam Pasal 184 ayat (1) namun demikian alat bukti petunjuk tidak
disebutkan, alat-alat bukti yang sah dapat berdiri sendiri dalam membuktikan
adalah: (a). Keterangan saksi; (b). kesalahan dari terdakwa. Oleh karena itu,
keteranagn ahli; (c). surat; (d). rekaman suara yang merupakan hasil
petunjuk; (e). Keterangan terdakwa. penyadapan bisa juga dikategorikan sebagai
2. UU No. 20 Tahun 2001 tentang informasi dan/atau dokumen elektronik bisa
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 dikategorikan sebagai perluasan dari alat bukti
tentang Pemberantasan Tindak Pidana surat. Dengan mengkategorikan rekaman suara
Korupsi. sebagai alat bukti petunjuk dan alat bukti surat
3. UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi maka ketentuan Pasal 183 KUHAP sudah
pemberantasan Korupsi (KPK). terpenuhi sehingga hakim dapat mengambil
Pengajuan alat bukti rekaman sebagai hasil keputusan bersalah tidaknya terdakwa dalam
penyadapan digunakan oleh KPK untuk melakukan tindak pidana korupsi. Rekaman
membuktikan peristiwa-peristiwa atau fakta- pembicaraan atau hasil penyadapan dari KPK
fakta yang berkenaan dengan kasus tindak mempunyai kekuatan pembuktian berdasarkan
pidana korupsi di sidang pengadilan. Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang
Penggunaan alat bukti rekaman suara yang Hukum Acara Pidana, karena hasil penyadapan
dilakukan oleh jaksa KPK adalah untuk tersebut merupakan bagian dari informasi
menunjukkan kepada hakim bahwa terdakwa elektronik, sehingga hasil penyadapan
telah melakukan perbuatan yang disangkakan merupakan salah satu alat bukti yang sah
kepadanya. Rekaman suara merupakan hasil secara hukum dan juga karena hasil
penyadapan yang dijadikan sebagai alat bukti penyadapan merupakan perluasan dari
petunjuk. ketentuan alat bukti sesuai hukum acara yang
Pembuktian suatu tindak pidana telah berlaku, dalam hal ini Pasal 184 KUHAP,
diatur secara tegas dalam sistem hukum pidana khususnya sebagai alat bukti petunjuk.
formil (KUHAP). Sistem ini mengatur suatu Berikut akan dipaparkan contoh kasus
proses terjadi dan bekerjanya alat bukti untuk penggunaan rekaman suara sebagai hasil
selanjutnya dilakukan suatu persesuaian
dengan perbuatan materil yang dilakukan
18
KUHAP dan KUHP, Op-Cit, hlm. 271.

16
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

penyadapan yang dilakukan oleh KPK dalam 1. Bahwa Komisi Pmberantasan Korupsi
mengungkapkan tindak pidana korupsi yang (KPK) berwenang untuk melakukan
terjadi. Kasus ini telah diputus oleh Mahkamah penyadapan sesuai dengan amanat yang
Agung dengan Putusan Nomor: 164 diberikan oleh UU Nomor 30 Tahun 2002
PK/Pid.Sus/2009 atas nama Artalita Suryani. tentang Komisi Pemberantasan Korupsi,
Alat bukti yang digunakan oleh KPK dalam walaupun dalam UU ini tidak diberikan
mengungkap tindak pidana yang dilakukan oleh bagaimana prosedur maupun tata cara
Artalita Suryani alias Ayin adalah rekaman suara untuk melakukan penyadapan. UU No. 30
dalam format CDR VERBATIM dengan serial Tahun 2002 melalui Pasal 12 ayat (1)
number 709610AA0257 kode merah, yang dengan tegas telah memberikan
berisi rekaman percakapan/voice Nomor kewenangan kepada Komisi
Telepon 081337130300 milik URIP TRI Pemberantasan Korupsi selaku penyidik
GUNAWAN. CDR VERBATIM dengan serial dan penuntut pada kasus tindak pidana
number 709610AC0257 kode abu-abu, yang korupsi untuk melakukan penyadapan
berisi rekaman percakapan/voice Nomor dan merekam pembicaraan terhadap
Telepon 0811162001 dan Nomor Telepon orang yang diduga keras telah melakukan
08111906179 milik atau yang digunakan oleh tindak pidana korupsi.
ARTALITA SURYANI alias Ayin. CDR VERBATIM 2. Bahwa hasil penyadapan dapat dijadikan
dengan serial number 709610AC0258 kode sebagai alat bukti untuk mengungkapkan
hijau, yang berisi rekaman percakapan/voice tindak pidana korupsi yang terjadi. Dalam
Nomor Telepon 081337130300 yang digunakan hal ini, hasil penyadapan berfungsi
oleh URIP TRI GUNAWAN. Transkrip sebagai alat bukti petunjuk, sebagaimana
percakapan dari Nomor Telepon 081337130300 ditentukan dalam Pasal 26A UU No. 20
milik URIP TR GUNAWAN yang termuat dalam Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU
CDR VERBATIM dengan serial number No. 31 Tahun 1999 tentang
709610AA0257 kode merah. Transkrip Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
percakapan dari Nomor Telepon 0811162002 Kekuatan pembuktian dari hasil
dan Nomor Telepon 08111906179 milik atau penyadapan adalah sangat kuat dan sah,
yang digunakan oleh ARTALITA SURYANI yang karena hasil penyadapan merupakan
termuat dalam CDR VERBATIM dengan serial perluasan dari alat bukti petunjuk,
number 709610AC2057 kode abu-abu. dimana alat bukti petunjuk merupakan
Transkrip percakapan dari Nomor Telepon salah satu alat bukti sebagaimana diatur
081337130300 milik URIP TRI GUNAWAN yang dalam Pasal 184 KUHAP. Selain sebagai
termuat dalam CDR VERBATIM dengan serial alat bukti petunjuk maka hasil
number 709610AC0258 kode hijau. penyadapan berupa rekaman suara juga
Hasil penyadapan berupa rekaman suara berfungsi sebagai alat bukti surat karena
yang dilakukan oleh KPK sebagai suatu lembaga merupakan dokumen elektronik.
atau institusi yang diberikan kewenangan untuk Kekuatan pembuktian hasil penyadapan
melakukan penyadapan dalam rangka berupa rekaman suara ini sudah
mengungkapkan tindak pidana korupsi yang memenuhi kriteria alat-alat bukti yang
dilakukan oleh Aratalita Suryani alias Ayin sah dalam Pasal 184 KUHAP dan
sebagaimana sudah dipaparkan di atas, mempunyai kekuatan pembuktian yang
membuktikan bahwa alat bukti petunjuk kuat dan sah.
berupa rekaman suara hasil penyadapan dan
alat bukti surat berupa dokumen elektronik B. Saran
yang ada dalam CDR Verbatim pada proses 1. Dalam UU No. 30 Tahun 2002 haruslah
penyelidikan, memang akurat dalam diatur juga tentang mekanisme dan tata
mengungkap kasus tindak pidana korupsi. cara untuk melakukan penyadapan, agar
wewenang Komisi Pemberantasan
PENUTUP Korupsi benar-benar mempunyai
A. Kesimpulan wewenang secara penuh untuk

17
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

melakukan penyadapan dalam suatu Nurmayanti., Hukum Administrasi Daerah,


tindak pidana korupsi yang terjadi. Universitas Lampung, Bandar Lampung,
2. Hasil penyadapan harus diakui dan 2009.
dipakai sebagai alat bukti dalam Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian
mengungkap dan membuktikan Hukum, UI-Press, Jakarta, 1986,
terjadinya suatu tindak pidana korupsi Siahaan, Monang., Korupsi: Penyakit Sosial
karena kekuatan pembuktiannya adalah Yang Mematikan, Kompas Gramedia,
kuat dan sah sebab tergolong sebagai Jakarta, 2013.
alat bukti petunjuk dan alat bukti surat.
SUMBER-SUMBER LAIN:
DAFTAR PUSTAKA UU No. 31 Tahun 1999 jo UU NO. 20 Tahun
Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta Hukum 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Pidana, Citra Aditya, Bandung, 2013. Korupsi.
Azmi, Riza., Penyadapan Secara Sah Untuk UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP;
Telekomunikasi Bergerak Seluler (Lawful UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Interception For Cellular Telecomunication) , Pemberantasan Korupsi (KPK).
2009. UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
Black, Henry Campbell., o l[• > Á ] š]}v ŒÇ, UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
West Publishing, St. Paul, Minnesota, 1990. transaksi Elektronik.
Chazawi, Adam., Hukum Pembuktian Tindak Aturan Penyadapan, Perlindungan Atau
Pidana Korupsi, Alumni, Bandung, 2008. Ancaman Bagi Pengguna Telekomunikasi,
Djaja, Ermansjah., Memberantas Korupsi diakses pada tgl 11 Agustus 2016 dari
Bersama KPK, edisi kedua, Sinar Grafika, m.hukumonline.com
Jakarta, 2013. Brief Biography Richard Milhous Nixon, diakses
Dewi, Trias Yuliana, dkk., Naskah Akademik apada tgl 6 Agustus 2016 dari
RUU Penyadapan, Tim Legislative Drafting, http://www.watergate.info/nixon.
Universitas Katolik Parahiyangan, Bandung, Bagaiamana Cara Menyadap Ponsel, diakses
2010. pada tgl 10 Agustus 2016 dari
Effendi, Marwan., Korupsi dan Strategi m/news.viva.co.id
Nasional; Pencegahan serta Law Community, Tinjauan Yuridis Mengenai
Pemberantasannya, Referensi, Jakarta, Peranan KPK dalam Pemberantasan
2013. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, diakses
............................., Kapita Selekta Hukum pada tgl 9 Agustus 2016 dari
Pidana, Preferensi, Jakarta, 2012. wonkdermayu.wordpress.com
Fuady, Munir., Teori Hukum Pembuktian Merdeka.com, Penyadapan Dalam revisi UU
(Perdata dan Pidana), Citar Aditya Bakti, Komisi pemberantasan Korupsi (KPK),
Jakarta, 2006. diakses pada tgl 6 Agustus 2016 dari
Hadi, Steffen Hardayanto.dkk., Resume Naskah www.antikorupsi.com
Akademik RUU tentang Penyadapan, Perkap Tata Cara Penyadapan Nomor 5 Tahun
Universitas Katolik Parahiyangan, Bandung, 2010, diakses pada tgl 11 Agustus 2016 dari
2009. www.polisiku.net
Kristian dan Yopi Gunawan, Sekelumit tentang Penyadapan Dalam Hukum Pidana, diakses
Penyadapan Dalam Hukum Positif Indonesia, pada tgl !! Agustus 2016 dari
Nuansa Aulia, Bandung, 2013. www.antikorupsi.org.
Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Rie., MS Kaban Sangkal Suara Rekaman
prenada Media Grup, Jakarta, 2011. Sadapan Adalah Suaranya, diakses pada tgl
Nurdjana, IGM., Sistem Hukum Pidana dan 10 Agustus 2016 dari
bahaya Laten Korupsi, Pustaka Pelajar, Jabar,tribunnews.com/2014/05/28/ms-
Yogyajarta, 2010. kaban-sangkal-suara-rekaman-
sadapan.adalah-suaranya

18
Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

Yuli, Sulistyawan., Kasus Penyuapan Jaksa dan


Mafia Peradilan, diakses pada tgl 10
Agustus 2016 dari
http://infoindonesiakita.com/2008/06/26/ar
talita-kasus-penyuapan-jaksa-mafia-
peradilan.

19

Anda mungkin juga menyukai