Mija 5
Mija 5
UMUM
Penggunaan kimia dalam kebudayaan manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kimia merupakan
salah satu ilmu pengetahuan alam, yang berkaitan dengan komposisi materi, termasuk juga perubahan
yang terjadi di dalamnya, baik secara alamiah maupun sintetis. Senyawa-senyawa kimia sintetis inilah
yang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun materi ini pulalah yang dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan yang berbahaya.
Penggunaan bahan-bahan kimia di dunia telah berkembang pesat, yang sebagian besar merupakan
bahan berbahaya. Ini ditunjukkan oleh hampir 11 juta jenis bahan kimia telah diidentifikasi pada
tahun 1995, baik yang terdapat di alam maupun yang dibuat oleh manusia, dan hampir setiap tahun
1.000 jenis bahan kimia baru masuk ke perdagangan. Bahan kimia yang telah digunakan dan
diperdagangkan secara umum sekitar 63.000 jenis, 50.000 jenis diantaranya digunakan sehari - hari,
1.500 jenis merupakan bahan aktif pestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai bahan aktif obat - obatan, dan
2.500 jenis digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Dari sekian banyak bahan kimia tersebut,
baru beberapa ratus jenis saja yang telah dievaluasi dampaknya tehadap kesehatan dan lingkungan.
Materi tersebut kadangkala menjadi lebih berbahaya bila berada dalam kondisi tercampur dengan
bahan lain. Kadangkala secara tidak sengaja terjadi pencampuran antara 2 materi yang asalnya tidak
berbahaya. Pencampuran bahan berbahaya dapat menyebabkan:
a. Timbulnya bahan toksik
b. Timbulnya gas bakar yang dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan, atau
c. Panas akibat reaksi kimia yang terjadi akan dapat membakar bahan mudajh terbakar di sekitarnya.
1
Bahan logam natrium akan dapat terbakar dengan sendirinya bila terdapat uap air yang berkontak
dengannya, karena reaksi yang terjadi akan menghasilkan gas hidrogen yang dapat terbakar tanpa
adanya pemantik api.
Interaksi bahan membentuk panas:
Bahan -bahan pengoksidasi adalah contoh bahan berbahaya yang siap bereaksi dengan bahan mudah
terbakar, menyebabkan terjadinya swa- kebakaran.
KELAS KEBAKARAN
Kebakaran biasanya dikaitkan dengan kecelakaan yang dipicu dari adanya bahan berbahaya, dan
dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Kebakaran kelas A: berasal dari bakaran berbahan dasar sellulosa, seperti kayu, katon dan kertas,
bahan-bahan sejenis baik alamiah maupun sintetis lainnya termasuk plastik dan karet.
2. Kebakaran kelas B: berasal dari bakaran gas bakar (flammable gases) atau cairan yang mudah
terbakar (flammable and combustible liquids), seperti LPG, hidrogen, propane, kerosen, methanol,
ethyl ether.
3. Kebakaran kelas C: berasal dari bakaran bahan yang terjadi karena sirkuit tenaga listrik, seperti dari
stop-kontak, sikring, kabel listrik, motor dan generator.
4. Kebakaran kelas D: berasal dari bakaran logam-logam yang mempunyai sifat reaktif yang spesifik
terhadap air atau uap air, seperti logam titanium, magnesium, zirconium, aluminum, dan natrium.
Bila mengacu kepada Occupational Safety and Health Act (OSHA) yang berlaku di Amerika Serikat,
maka:
MSDS harus dirancang sangat komprehensif dalam bentuk informasi tertulis untuk seluruh karyawan
Informasi minimum yang dibutuhkan adalah:
• Identitas produk seperti tercantum dalam container atau pengemasnya
• Nama umum dan nama kimia seluruh komponen yang mempunyai konsentrasi >1%, yang diketahui
berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan, dan mempunyai konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang
diketahui sebgai penyebab kanker
• Bahaya fisik dan kesehatan, termasuk tanda-tanda dan simptom-nya bila terpapar
Training yang bersifat regular adalah kegiatan yang dianggap kritis, yang berbentuk program
komunikasi, yang menginformasikan apa yang tercantum dalam label maupun dalam MSDS suatu
bahan berbahaya.
Berikut ini adalah contoh MSDS yang dikeluarkan oleh sebuah produsen bahan kimia di Amerika
Serikat untuk produk HCl yang dihasilkan:
2
J.T. Baker Chemical Co. 222 Red School Lane, Phillipsburg, N.J. 08865, 24-Hour Emergency
Telephone (201)859-2151, Chemtrec # (800) 424-9300, National Re4sponse Center # (800) 424-8802
H3880-02 Hydrochloric Acid Effective: 08/07/86 Issued: 10/19/87
Precautionary Labelling:
Baker SAF-T-DATATM System: (dengan label kode gambar)
Kesehatan: Severe o
Flammabilitas: None o
Reactivitas: Moderate o
Kontak: Severe o
Laboratory protective equipment: goggles & shield, Lab coat & apron, vent hood, proper
3
o Treshold Limit Value (TLV/TWA): 7 mg/m3 (5 ppm)
o Permissible Exposure Limit (PEL) : 7 mg/m3 (5 ppm)
Toksisitas :LD50 (oral-rabbit) (mg/kg) : 900 LD50
(ipr-mouse) (mg/kg) : 40
LD50 (inhl-rat-1H) (ppm) : 3124
CarcinogenicityNTP : No
IARC : No
Z List : No
OSHA : No
Pengaruh paparan yang berlebihan (overexposure) :
o Target organ : system pernafasan, mata, kulit
o Kondisi medis yang biasanya diperparah bila terpapar : tidak teridentifikasi
o Alur masuk: pencernaan, pernafasan, kontak kulitm kontak mata Darurat dan Pertolongan Pertama:
4
o UN/NA: UN1789
o Label: Korosif
Kuantitas dilaporkan: 5000 Lbs
Asam ini akan membebaskan panas bila diencerkan (sekitar 20 kcal per mole), dan dapat
menimbulkan ledakan bila dicampur dengan bahan tertentu. Selalu diperhatikan bahwa pengenceran
dilakukan dengan penuangan secara perlahan pada air yang teraduk perlahan. Bila ini dilakukan
terbalik, akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal disertai percikan yang membahayakan.
Bentuk bahaya yang kedua dari bahan ini adalah sifatnya yang dapat mengekstrak air dari bahan yang
berkontak dengannya.
5
amonium-nitrat, senyawa -senyawa organik-bernitrat dan fiber sintetis. Asam ini dibutuhkan untuk
menghasilkan bahan peledak nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT).
Asam nitrat murni merupakan cairan yang tidak berwarna, namun sering dijumpai dengan warna
kuning sampai merah -kecoklatan tergantung dari kandungan nitrogen dioksida yang terlarut.
Beberapa sifat dari bahan ini pada kondisi pekat antara lain adalah :
- konsentrasi dalam air : 68 - 70 %
- gravitasi spesifik : 1,5
- titik didih : 86 o C
- titik beku : - 42 o C
- sangat larut dalam air
Asam ini dapat merusak logam karena sifatnya sebagai oksidator kuat. Asam nitrat (pekat) direduksi
menjadi nitrogen, atau nitrogen monoksida atau nitrogen dioksida atau dinitrogen monoksida atau ion
amonium, tergantung pada konsentrasi asam tersebut, seperti reaksi di bawah ini :
Zn(s) + 12 HNO3(l) ⇒ 5 Zn(NO3)2(l) + 6 H2O(l) + N2(g)
Zn(s) + 8 HNO3(l) ⇒ 3 Zn(NO3)2(l) + 4 H2O(l) + 2 NO(g) Zn(s)
+ 4 HNO3(l) ⇒ Zn(NO3)2(l) + 2 H2O(l) + 2 NO2(g)
Zn(s) + 10 HNO3(l) ⇒4 Zn(NO3)2(l) + 5 H2O(l) + N2O(g)
Zn(s) + 10 HNO3(l) ⇒4 Zn(NO3)2(l) + 3 H2O(l) + NH4NO3(g)
6
- kelarutan dalam air : sangat larut
Asam fosfat tidak berwarna dan tidak berbau. Beberapa sifat dari asam ini dalam keadaan pekat
adalah : - konsentrasi dalam air : 85 %
- gravitasi spesifik : 1,69
- titik didih : 260 o C
- titik beku : 42 o C
- sangat larut dalam air.
larutan ini bereaksi dengan air secara keras, dan mengeluarkan panas. Disamping itu, larutan ini
bersifat korosif pada bahan.
Pada temperatur kamar, NaOH adalah berbentuk padat-putih, dapat mengkorosi logam seperti
alumunium, seng, tembaga dan jaringan kulit dan melarutkan lemak; bila terjadi kontak yang lama,
bahan ini dapat mengkorosi gelas, membentuk natrium silikat.
Beberapa sifat penting dari bahan ini adalah :
- gravitasi spesifik : 2,13
- titik didih : 1390 o C
- titik leleh : 315 o C
- kelarutan dalam air : 42 gr/100 gr H2O
Kalium Hidroksida merupakan basa yang lebih kuat dibanding NaOH, tetapi dengan bahaya yang
lebih kecil, dan dikenal dengan nama caustic potash. Bahan ini umumnya digunakan pada industri
7
pupuk, fotografi, farmasi, sabun dan sebagainya. Reaksi yang terjadi umumnya seperti halnya NaOH,
dan dikenal sebagai basa yang korosif. Sifat-sifat fisiknya antara lain :
- gravitasi spesifik : 2,04
- titik didih : 1320 o C
- titik leleh : 360 o C
- kelarutan dalam air : 107 gr/100 gr air.
Logam-logam Alkali
Beberapa jenis logam ini adalah lithium, natrium, kalium, cesium, rubidium dan francium; namun
yang paling sering digunakan adalah lithium, natrium dan kalium. Logam- logam alkali ini merupakan
kelompok logam yang paling reaktif, terutama dalam kondisi lembab akan menghasilkan gas H2
dengan resiko kebakaran yang tidak dapat dipadamkan dengan air, tetapi biasanya dengan dry powder
yang mengandung grafit.
Lithium adalah logam yang lunak, merupakan unsur padat yang paling ringan dan dapat mengapung
pada produk minyak bumi. Bahan ini digunakan dalam industri porselen, keramik, agen pemutih,
farmasi. Bila bereaksi dengan air akan menghasilkan reaksi :
2 Li(s) + 2 H2O(l) ⇒ 2 LiOH(l) + H2(g)
Natrium adalah unsur keenam yang paling banyak dijumpai dalam tanah dan lautan. Logam ini juga
lunak, dan merupakan logam alkali yang paling umum digunakan. Bahan ini antara lain digunakan
dalam produksi logam titanium, sebagai katalis dalam pembuatan karet sintetis, sebagai bahan baku
dalam pembuatan senyawa- senyawa yang mengandung natrium yang bersifat reaktif, seperti natrium
peroksida. Natrium dapat menyala secara spontan dalam udara bertemperatur kamar, berasap kuning
dan membentuk natrium oksida sesuai dengan reaksi :
4 Na(s) + O2(g) ⇒ 2 Na2O(s)
Kalium merupakan unsur ketujuh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Sebagaian
besar logam kalium digunakan untuk memproduksi logam campuran natrium-kalium sebagai penukar
panas pada fluida.
Logam-logam lain
Beberapa jenis logam lain yang mempunyai sifat reaktif terhadap air adalah magnesium, titanium,
alumunium dan seng. Kelompok ini bila dalam bentuk bubuk akan secara spontan meledak sehingga
dapat menimbulkan resiko kebakaran, karena bersifat piroforik.
-Magnesium merupakan unsur ke delapan yang terbanyak dijumpai di dalam tanah dan lautan. Logam
ini termasuk logam yang ringan sehingga sering digunakan dalam industri pesawat terbang, mobil,
atau untuk pembuatan bagian-bagian mesin dan sebagainya.
-Titanium merupakan elemen ke sepuluh yang paling banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan.
Seperti halnya magnesium, logam ini termasuk yang mempunyai kerapatan kecil dibandingkan logam
lainnya.
-Aluminum (alumunium) merupakan bahan yang paling populer diantara bahan-bahan sebelumnya,
8
dan merupakan unsur ketiga terbanyak di perut bumi dan lautan. Alumunium lebih ringan dibanding
titanium.
Senyawa Organometalik
Kelompok senyawa organometalik yang penting dalam industri adalah dalam bentuk atom-atom
logam yang terikat secara langsung dengan atom -atom karbon, sehingga dekenal sebagai senyawa-
senyawa organometalik. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai katalis polimerisasi. Tidak kurang
dari 50 jenis senyawa organometalik tersedia secara komersial, umumnya mengandung satu sampai
sepuluh atom karbon pada setiap molekulnya, beberapa diantaranya adalah : diethylzinc (C2H5)2Zn,
tetraethyllead (C2H5) 5Pb, trimethylaluminum Al(CH3)3, tri(isobutyl) aluminum Al(C4H9)3,
dimethylcadmium Cd(CH3), tetramethyltin Sn(CH3)4.
Diethylzinc adalah organometalik yang biasanya digunakan dalam sintesa beberapa senyawa organik,
terutama senyawa organometalik yang lain, dan digunakan pula sebagai katalis dalam polimerisasi
ethene. Senyawa ini bersifat piroforik, dapat terbakar secara spontan di udara, membentuk seng
oksida, karbon dioksida dan air. Dalam air, senyawa ini akan bereaksi secara keras membentuk
ethane, seperti reaksi :
(C2H5)2Zn(l) + 7 O2(g) ⇒ ZnO(s) + 4 CO2 (g) + 5 H2O(g)
(C2H5)2Zn(l) + 2H2O(l) ⇒ Zn(OH)2(s) + C2H6(g)
Hidrida-hidrida Metalik
Kelompok hidrida-hidrida metalik yang paling banyak digunakan secara komersial adalah yang
tersusun dari atom hidrogen, atau logam alkali atau alumunium, atau kadangkala boron. Senyawa ini
biasanya digunakan dalam industri sebagai pereduksi. Senyawa ini relatif stabil, namun bila bereaksi
dengan air, termasuk kelembaban udara, akan menghasilkan gas H2 dan mudah terbakar. Kelompok
ini juga bereaksi secara hebat dengan bahan odsidator. Beberapa jenis hidrida metalik ini antara lain
adalah lithium atau natrium hidrida (LiH), lithium atau natrium borohidrida, tetrahidridoaluminate
(LiAlH4), lithium aluminium hidrida (LiAlH4), aluminium tetrahidridoborate Al(BH4)3.
Borane
Senyawa-senyawa hidrogen dengan satu atau lebih unsur non-metal dikenal sebagai hidridahidrida
molekular, karena berada sebagai satuan molekular. Molekular hidrida yang umum adalah air. Contoh
lain adalah hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), methane (CH4), hidrogen khlorida (HCl) dan
sebagainya. Molekular hidrida dari boron disebut borane, merupakan senyawa yang reaktif terhadap
air, sangat toksik dan bila terbakar akan terbentuk oksida boron. Paling tidak dikenal 14 jenis borane,
umumnya tidak stabil pada temperatur kamar. Hidrida-hidrida ini akan terdekomposisi menjadi boron
dan hidrogen pada temperatur di atas 300 o C.
Borane (BH3)pada tekanan atmosfer adalah tidak stabil, dan berubah menjadi diborane (B2H6).
Diborane ini termasuk gas yang mudah terbakar. Dengan konsentrasi diborane sebesar 0,8 %
(volume) di udara, akan dapat menyebabkan pembakaran spontan dan berasap hijau. Dengan sifat
panas pembakarannya yang tinggi (527 kcal/mol), disertai dengan berat molekulnya yang rendah,
menyebabkan diborane digunakan sebagai bahan bakar roket. Disamping itu, diborane tergolong
toksik.
9
dan alkali tanah, terutama natrium peroksida dan barium peroksida. Senyawa ini tidak terbakar,
namun dapat menimbulkan api. Barium peroksida disamping membutuhkan label 'oksidator',
diperlukan juga label 'racun'.
Ion-ion karbon dalam bentuk C2 2- , C4- atau C3 4- dikenal sebagai karbida, dan senyawa yang
mengandung logam dengan ion-ion karbida dikenal sebagai karbida -karbida metalik, seperti kalsium
karbida CaC2 yang digunakan dalam industri sebagai sumber acetylene dan pupuk kalsium
cyanamida. Bila kalsium karbida bereaksi dengan air, gas acetylene (C2H2) akan terbentuk sesuai
dengan reaksi :
CaC2 (s) + 2 H2O(l) ⇒ Ca(OH)2(s) + C2H2 (g)
Gas acetylene inilah yang berfungsi sebagai bahan bakar pada saat digunakan dalam pengelasan.
Untuk menghindari bahaya kebakaran atau ledakan, maka kalsium karbida harus dijaga agar tetap
kering dan bebas dari lembab udara.
Contoh fosfida metalik adalah kalsium fosfida, yang juga reaktif terhadap air. Bila kalsium fosfida
bereaksi dengan air, akan terbentuk gas bakar fosfine, seperti reaksi di bawah ini :
Ca3P2(s) + 6 H2O(l) ⇒ 3 Ca(OH)2(s) + 2 PH3(g)
Gas fosfine juga bersifat toksik.
Dalam toksikologi, untuk melihat pengaruh suatu substansi pada manusia, biasanya dilakukan
percobaan melalui binatang, kemudian hasilnya di ekstrapolasi pada manusia. Cara ini biasanya cocok
untuk toksik yang bersifat akut. Untuk toksik yang bersifat kronis atau laten, percobaan melalui
binatang tidak selalu relevan karena faal manusia dan binatang tidak selalu sama.
Beberapa kelompok bahan kimia yang bersifat toksik antara lain adalah :
Oksida-oksida karbon : seperti CO dan CO2
Hidrogen cyanida : HCN
Senyawa sulfur : H2S, SO2
Oksida-oksida nitrogen seperti N2O, NO2, N2O4 - Amonia
Logam-logam berat seperti : arsen, timah (Pb)
Asbestos.
Pestisida organik.
Oksida-oksida Karbon
Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2). Bila
pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO), yang tergolong gas
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Reaksi yang umum, misalnya dalam pembakaran gas
methane, adalah:
10
2 CH4(g) + 3 O2(g) --- 2 CO(g) + 4 H2O(g)
CH4(g) + O2(g) --- C(s) + 2 H2O(g)
Senyawa Sulfur
Senyawa yang mengandung unsur sulfur dijumpai pada batu bara, gas alam, minyak mentah, wool,
rambut, polimer-polimer sintetis dan sebagainya (lihat sub bab 2.2). Bila bahan ini terpapar dengan
panas atau bila terbakar akan membentuk gas hidrogen sulfida (H2S) atau SO2. Hidrogen sulfida
secara komersial banyak dijumpai dalam bentuk cairan, biasanya digunakan dalam industri yang
memproduksi senyawa-senyawa mengandung sulfur. Bahan ini juga digunakan dalam industri
metalurgi.
TLV dari gas H2S dibatasi hanya 10 ppm. Bila terus menerus menghirup udara yang mengandung gas
ini, akan mengakibatkan pusing dan sakit kepala; bila terhirup dengan konsentrasi 600 ppm selama 30
menit akan berakibat fatal. Tetapi karena gas ini mempunyai bau khas, maka kehadirannya dapat
diketahui sejak dini. Pengangkutan dan kontainer bahan ini membutuhkan label bertuliskan 'gan
beracun' dan 'gas mudah terbakar'.
Sulfur dioksida merupakan gas tidak berwarna, berbau menyengat seperti karet terbakar. Gas ini
terbentuk bila senyawa mengandung sulfur terbakar, misalnya pada pembakaran gas H2S akan terjadi
reaksi :
2 H2S(g) + 3 O2 (g) --- 2 H2(g) + 2 SO2(g)
Gas ini akan muncul misalnya karena pembakaran minyak bumi atau batu bara, karena kedua jenis
bahan bakar ini mengandung senyawa sulfur. Dalam emisinya di udara, gas ini secara lambat akan
teroksidasi menjadi sulfur trioksida (kadang-kadang ditulis sebagai SOx) yang larut dalam lembab
udara membentuk asam sulfat sebagai penyebab hujan asam, sesuai dengan reaksi :
SO2(g) + O2(g) --- 2 SO3(g)
SO3(g) + H2O(g) --- H2SO4(l)
Gas N2O merupakan gas tidak berwarna, banyak digunakan sebagai anestesi oleh dokter gigi. Bahan
ini merupakan agen pengoksidasi yang baik, sehingga sulfur, fosfor dan karbon dapat terbakar dalam
atmosfer N2O seperti halnya dalam atmosfer yang mengandung oksigen.
Gas NO merupakan agen pengoksida yang baik, tidak berwarna dan berbau tajam. Magnesium dan
fosfor dapat terbakar dengan baik dalam atmosfer yang mengandung gas ini seperti halnya atmosfer
11
yang mengandung oksigen.
NO2 dan N2O4 merupakan agen pengoksida yang lebih baik dibanding N2O atau NO, sehingga
digunakan sebagai agen pengoksida dalam roket; gas -gas ini juga toksik dan menyebabkan
methemoglobinemia dengan batas TLV 5 ppm. Pengangkutan gas ini membutuhkan label bertuliskan
'gas beracun' dan 'pengoksidasi'.
Amonia (NH3)
Gas ini mudah dicairkan dan dikenal sebagai anhydrous ammonia. Dengan sifatnya yang lebih ringan
dari udara (densitas uap = 0,569), bila terlepas di udara akan cepat terdispersi apalagi bila terdapat
angin. Walaupun tidak berwarna, bila bahan cairan ini tumpah akan terbentuk awan putih akibat
kondensasi lembab udara, sehingga memudahkan pelacakan terjadinya kebocoran.
Gas ini berakibat seperti halnya alkali terhadap kulit manusia, yaitu dari iritasi ringan sampai
rusaknya jaringan, yang tergantung pada lamanya pemaparan. Mata dan paru-paru akan teritasi bila
terpapar dengan bahan ini. Pemaparan yang berlebihan akan menyebabkan kebutaan dan rusaknya
jaringan pernafasan. Karena bahan ini sangat larut dalam air, maka air merupakan bahan yang efektif
untuk penanggulangan masalah yang timbul. Limit pemaparan di ruang kerja adalah 50 ppm.
Gas amonia merupakan yang gas mudah terbakar, namun dengan rentang yang kecil, serta limit
bawahnya yang relatif besar (16 %), maka bahaya kebakaran relatif kecil. Pengangkutan amonia cair
(anhydrous) membutuhkan label 'gas racun'. Amonia yang dilarutkan dalam air merupakan larutan
yang sering dijumpai secara komersial, yaitu amonium hidroksida (NH4OH). Pengangkutan cairan ini
membutuhkan label 'korosif'.
Asbestos
Absestos merupakan terminologi yang digunakan dalam ilmu mineral untuk berbagai fiber silikat
yang tersusun dari silicon, oxygen, hidrogen dan ion- ion metalik seperti natrium, magnesium,
kalsium dan besi.
Bahan ini mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, tidak terbakar dan digunakan sebagai penyekat
panas. Bila dicampur dengan magnesium oksida, asbestos sangat baik digunakan sebagai bahan tahan
api yang banyak digunakan. Namun disamping kegunaannya tersebut, pada kondisi khusus asbestos
dapat membahayakan kesehatan manusia termasuk timbulnya karena kanker, terutama bila asbestos
hadir dalam bentuk debu asbes sehingga mudah terhisap melalui pernafasan atau mulut.
12
Pestisida Organik
Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh insek, fungi, roden, atau tanaman.
Sebagian besar pestisida yang sekarang digunakan adalah merupakan senyawa-senyawa organik.
Telah dihasilkan ribuan jenis pestisida, beberapa diantaranya telah dilarang digunakan, karena terbukti
berbahaya bagi manusia.
SENYAWA PENGOKSIDASI
Terjadinya reaksi oksidasi-reduksi (redoks) yang terkontrol sangat bermanfaat bagi manusia, seperti
pembakaran bahan bakar, khlorinasi air, peledakan dinamit. Enersi dari reaksi ini dapat disimpan,
seperti pada batere. Bila reaksi tidak terkontrol, maka enersi yang terbentuk dapat menyebakan
bahaya bagi manusia, seperti terjadinya kebakaran, ledakan. Bila misalnya gas alam dibakar, maka
enersi yang ada dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Tetapi panas yang ditimbulkan dari reaksi
redoks tersebut dapat terserap oleh bahan yang dapat terbakar yang berada di dekatnya, sehingga
bahan tersebut dapat terbakar dengan sendirinya.
Natrium khlorit merupakan agen pemucat/pemutih yang banyak digunakan dalam industri kertas dan
tekstil. Secara komersial, bahan ini diperoleh dalam konsentrasi larutan sampai 80%. Dalam
pengangkutannya, bahan ini dianggap sebagai bahan pengoksidasi, sedangkan dalam kondisi sebagai
larutan dianggap sebagai korosif.
Metal khlorat yang sering digunakan adalah natrium khlorat atau kalium khlorat, digunakan terutama
sebagai komponen serbuk mesiu, herbisida dan sebagainya. Natrium khlorat sangat sensitif misalnya
bila bergesekan dan dapat menimbulkan terjadinya api dengan mudah.
Seperti halnya metal khlorat, maka metal-metal perkhlorat digunakan untuk kebutuhan yang hampir
bersamaan, terutama yang berkaitan dengan penimbulan api dan ledakan. Namun bahan ini relatif
lebih stabil dibanding bahan- bahan sebelumnya serta tidak menimbulkan reaksi yang prematur.
Senyawa-senyawa Amonium
Pada dasarnya semua senyawa yang mengandung ion amonium (NH4 + ) secara termal tidaklah
13
stabil. Bila dipanaskan, senyawa ini akan terdekomposisi dengan dua jalan, yaitu :
-senyawa-senyawa amonium yang bukan agen-agen pengoksidasi terdekomposisi membentuk
amonium, misalnya amonium khlorida yang secara termal terdekomposisi pada temperatur kurang
dari 167 o C membentuk amonia dan hidrogen khloridasenyawa-senyawa amonium yang merupakan
agen-agen pengoksidasi dapat juga terdekomposisi membentuk amonia; tetapi lebih umum akan
membentuk nitrogen, oksigen dan oksida-oksida metalik dan non metalik.
-Amonium nitrat berpotensi menimbulkan resiko ledakan. Pada temperatur 80o ke 93 o amonium
nitrat terdekomposisi membentuk amonia dan asan nitrat, yang berlangsung secara endotermis :
NH4NO3(s) --- NH3(g) + HNO3
Pada temperatur sekitar 166 oC, amonium nitrat akan meleleh. Pada saat ini bahaya kebakaran dan
ledakan akan besar bila senyawa ini tetap berada pada kondisi temperatur tinggi. Bila temperatur di
atas 212 oC, amonium nitrat akan terdekompiosisi membentuk dinitrogen oksida dan uap air yang
berlangsung secara eksotermis :
NH4NO3(g) --- N2O(g) + 2 H2O(g)
Senyawa sejenis adalah khromil khlorida (CrO2Cl 2), yang dikenal sebagai khromium oksikhlorida,
suatu larutan merah yang terbentuk bila campuran asam khlorida dan asam sulfat ditambahkan pada
larutan jenuk kalium dikhromat. Penggunaan dalam industri adalah seperti halnya asam khromik.
Seluruh senyawa yang mengandung khrom oleh USEPA dikatagorikan sebagai toksik, walaupun pada
kenyataannya yang paling bersifat toksik adalah yang berada pada tingkat oksidasi +6. Senyawa ini
bersifat karsinogenik dan dapat merusak ginjal. Transportasinya membutuhkan label sebagai
'oksidator' atau sebagai 'bahan korosif', tergantung pada kondisi oksidasinya.
Nitrit dan nitrat metalik dengan kandungan nitrogen pada tingkat oksidasi masing-masing +3 dan +5
adalah oksidator yang termasuk penting, misalnya dalam bentuk natrium nitrat dan natrium nitrit,
yang banyak digunakan dalam industri makanan untuk mempertahankan warna. Namun natrium nitrit
dengan kerja enzim tertentu akan membentuk senyawa nitrosamin, yang dianggap berpotensi sebagai
senyawa karsinogenik. Demikian juga halnya natrium nitrat, dapat dikonversi oleh bakteri dalam
perut untuk membentuk nitrit. Nitrit metalik dapat bertindak sebagai oksidator maupun reduktor.
Nitrit metalik dioksidasi menjadi nitrat metalik dan direduksi menjadi nitrogen monoksida.
14
manusia modern, misalnya untuk bahan bakar, pelarut pembersih, adesif, plastik, resin, fiber, cat,
vernis, pendingin, aerosol, tekstil dan sebagainya.
Molekul -molekul dari senyawa-senyawa organik mempunyai pola yang sama, yaitu dengan satu atau
lebih atom karbon yang terikat dengan atom- atom lain. Senyawa organik yang paling sederhana
adalah hidrokarbon, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hidrokarbon alifatik dan
aromatik. Seluruh molekul dari senyawa ini hanya tersusun oleh atom karbon dan hidrogen. Senyawa
ini pada temperatur kamar dapat berupa gas, cair atau padat. Pada pembakaran sempurna, akan
terbentuk karbon dioksida dan uap air.
Sumber utama hidrokarbon yang digunakan manusia adalah minyak bumi (petroleum), yang
mempunyai variasi atom karbon antara 3 sampai 60. Bila minyak bumi mentah dipanaskan pada
temperatur tertentu, maka campuran komponen-komponen tersebut tervolatilisasi sesuai titik didihnya
masing-masing, sehingga dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Produk destilasi yang penting
adalah :
Petroleum naphtha, yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai
lima, enam atau tujuh atom karbon. Produk ini terdistilasi antara 35 o - 90 o C.
Bensin (gasoline), yaitu campuran hidrokarbon yang molekul-molekulnya terutama mempunyai lima
sampai sembilan atom karbon. Titih didihnya adalah 38 o - 204 o C.
Kerosene, merupakan campuran hidrokarbon yang lebih berat dari pada minyak bensin. Distilasi
fraksi minyak bumi ini lebih lanjut akan menghasilkan produk non- bahan bakar, terutama sebagai
bahan baku untuk produk-produk yang banyak digunakan dalam industri petrokimia, misalnya
sebagai bahan baku plastik, karet dan aneka ragam fiber sintetis lainnya.
Hidrokarbon Alifatik
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu alkane, alkene dan alkine. Alkane
adalah hidrokarbon yang ikatan atom karbonnya tunggal, dengan formula kimia CnH2n+2. Bila
jumlah atom karbon satu, maka jumlah atom hidrogennya adalah 4, yaitu CH4 dikenal methane.
Selanjutnya, bila n = 2, maka yang dimaksud adalah ethane C2H6 atau ditulis menurut struktur Lewis
sebagai CH3CH3. Seterusnya dikenal: C3H8 (propane), C4H10 (butane), C5H12 (pentane), C6H 14
(hexane), C7H 16 (heptane), C8H18 (oktane).
Alkane dikenal sebagai hidrokarbon jenuh, karena setiap ikatan elektron dari atom-atom karbon,
berpasangan dengan atom-atom yang terikat dengan karbon tersebut. Senyawa ini dikenal pula
sebagai sikloalkane karena atom karbon pertama dan terakhir terhubungkan satu sama lain dalam
rantai yang menerus
Hidrokarbon dengan molekul -molekul yang mengandung satu atau lebih karbon yang terikat dengan
ikatan ganda, dikenal sebagai alkene atau olefin. Karena setiap alkene kekurangan hidrogen relatif
terhadap alkane, maka kelompok ini dikenal sebagai hidrokarbon tak jenuh. Formula umum dari
kelompok ini adalah CnH 2n. Alkene yang paling sederhana dikenal sebagai ethene atau ethylene
dengan formula C2H4
Hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan karbon ke karbon rangkap tiga dikenal sebagai
alkine. Seperti halnya alkene, maka alkine adalah termasuk hidrokarbon tak jenuh. Formula umum
dari alkine adalah CnH2n-2. Alkine yang paling sederhana adalah C2H2 yaitu ethyne atau acetylene.
15
Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah senyawa-senyawa yang mempunyai satu atau lebih bentuk cincin ikatan
atom karbon. Senyawa yang paling sederhana dari kelompok ini adalah benzene dengan formula
molekularnya C6 H6. Biasanya formula benzene dilambangkan oleh bentuk heksagon dengan cincin
di dalamnya. Oleh karenanya, yang membedakan antara hidrokarbon alifatis dengan hidrokarbon
aromatis adalah struktur molekularnya, yang menyerupai benzene atau yang tidak menyerupai
benzene.
Benzene adalah senyawa yang tidak larut dalam air, menguap pada temperatur kamar. Campuran uap
benzene dan udara akan siap untuk terbakar. Oleh karenanya, kontainer benzene mempunyai label :
'cairan mudah terbakar'. Benzene bersifat karsinogen pada manusia, penyebab leukemia. Pemaparan
maksimum di ruang kerja adalah 10 ppm selama 8 jam.
Hidrokarbon Sederhana
Beberapa hidrokarbon sederhana dijumpai sebagai cemaran melalui cerobong pembakaran sebuah
industri atau dari kegiatan komersial lainnya. Umumnya mereka tidak berwarna, tidak berbau dan
dijumpai dengan konsentrasi rendah.
Methane merupakan gas alam, yang terbentuk misalnya dari dekomposisi karbon organik. Gas ini
tidak berwarna, tidak berbau, sedikit larut dalam air, dan merupakan salah satu komponen utama dari
gas alam, sehingga sifat kimia dari gas alam pada prinsipnya adalah merupakan sifat kimia dari gas
methane.
Bentuk gas yang dicairkan dari propane, butane dan campurannya dikenal sebagai liquefied petroleum
gas (LPG), terbentuk dari pengolahan gas alam. LPG ini mengandung pula komponen lain dalam
jumlah kecil, seperti ethane, ethene, propene, butene, isobutane, isobutene dan sebagainya.
Dari sudut industri, maka kelompok alkine yang paling sering digunakan adalah acetylene, gas yang
tidak berwarna, dan pada kondisi murni berbau ether. Gas ini banyak digunakan dalam industri
metalurgi, terutama untuk pengelasan/pengecoran, karena mempunyai panas pembakaran tinggi yaitu
312,4 kcal/mol.
Hidrokarbon Berhalogen
Senyawa-senyawa organik dapat pula diturunkan dengan mengganti satu atau lebih atom hidrogen
dari hidrokarbon dengan sebuah atom halogen, sehingga senyawa itu dikenal sebagai hidrokarbon
berhalogen (halogenated hydrocarbon). Bila yang menggantikan adalah khlor, maka senyawa itu
dikenal sebagai hidrokarbon berkhlor (chlorinated hydrocarbon).
Sebagai contoh penamaan adalah untuk senyawa yang berasal dari methane (CH4), yang terdiri dari
sebuah atom C dan empat buah atom H, yang dapat digantikan oleh atom khlorida. Terdapat empat
kemungkinan penggantian atom hidrogen, yaitu :
Senyawa kelompok ini banyak digunakan dalam industri, tetapi keterpaparannya pada manusia dapat
menimbulkan masalah kesehatan, misalnya efek racun dari khloroform pada sistem syaraf, kulit,
16
mata, iritasi pada gastrointestinal, hati, ginjal dan jantung. Karbon tetrakhlorida misalnya, disamping
dapat mengganggu hati dan ginjal juga dicurigai sebagai penyebab kanker pada manusia.
Kelompok khusus dari senyawa hidrokarbon berhalogen adalah fluorokarbon (CFnCln-x), juga
disebut sebagai khlorofluorokarbon atau khlorofluoromethane. Nama komersial dari senyawa ini
adalah freon, yang digunakan sebagai pendingin atau aerosol. Senyawa ini bersifat inert, tidak
terbakar, tidak bereaksi dengan asam. Bila terlepas akan bereaksi dengan lapisan ozon. Senyawa ini
mampu menyerap radiasi ultraviolet matahari, sehingga ikatan karbon ke khlor akan rapuh, dan
dilepaskanlah atom khlor.
Alkohol
Alkohol adalah senyawa organik turunan dari hidrokarbon dengan penggantian paling tidak sebuah
atom hidrogen oleh grup hidroksil (-OH). Dua alkohol yang sering dijumpai di pasaran adalah
metanol (methyl alkohol) dan ethanol (ethyl alkohol).
Dalam masalah limbah, yang paling sering dipersoalkan adalah fenol. Senyawa yang tergolong
alkohol sederhana ini adalah mudah terbakar, dan larut dalam air. Fenol adalah termasuk grup alkohol
aromatis, yang dapat dilihat sebagai hidroksil turunan benzene. Senyawa induk dari kelas alkohol ini
juga bernama fenol atau hidroksibenzene. Fenol pada kondisi padat adalah tak berwarna sampai putih
kristal dan sering juga dijumpai berwarna gelap/merah bila terpapar cahaya. Fenol dikenal cepat
menyerap uap air di udara sehingga sering dianggap sebagai cairan. Fenol merupakan produk industri
kimia yang penting, misalnya dalam industri farmasi, karena resinresin fenolis dan produk-produk
farmasi lainnya terbuat darinya.
sebetulnya fenol tidak membahayakan, dengan titik nyala 78 o C. Tetapi sifatnya yang racunlah yang
mendatangkan masalah, yaitu sangat toksik pada manusia. Mata, hidung dan kerongkongan dapat
teriritasi, dan merusak secara sistematis sistem syaraf.
Ether
Ether adalah senyawa organik yang molekul-molekulnya mempunyai atom oksigen yang
menjembatani 2 grup alkyl atau aryl (R-O- R'), misalnya methyl ethyl ether (methoxyethane). Ether
sederhana sangat volatil dan berbahaya karena mudah terbakar serta meledak. Tambah tinggi ether
maka tambah tinggi titik nyalanya sehingga menjadi bahan bakar cair; tetapi bisa saja tidak termasuk
cairan yang berkatagori mudah terbakar. Disamping itu, ether juga berbahaya karena ada yang
mengandung peroksida organik sehingga mudah meledak. Pengangkutan senyawa ini membutuhkan
label : 'cairan mudah terbakar'.
17
oksidator, karena mempunyai oksigen yang aktif pada strukr molekulnya.
18