Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.

4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN SISTEM


MANAJEMEN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MANADO

Tannya Awuy
Pingkan A. K. Pratasis, Jantje B. Mangare
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : tannyaawuy@ymail.com

ABSTRAK
Didalam suatu proyek konstruksi terdapat berbagai permasalahan yang terjadi, salah satunya
permasalahan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu
diperhatikan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu faktor yang sangat
penting tetapi dalam pelaksanaannya terdapat banyak faktor penghambat dan resiko kerja. Dimana
kurangnya penerapan sistem ini akan mengakibatkan hal buruk seperti resiko kecelakaan kerja yang
berimbas juga terhadap kerugian perusahaan dengan meningkatnya biaya akibat kecelakaan kerja
ringan maupun berat. Lokasi penelitian terletak pada proyek pembangunan hotel (Manado Town
Square III), proyek pembangunan Mall (Star Square) dan proyek pembangunan Trans Mart.
Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul data. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
system random.
Metode Rangking digunakan untuk menentukan Rangking para responden dan memberikan perioritas
terhadap variable studi, setelah pengumpulan data dari responden, kemudian di analisis dengan nilai
Mean (nilai rata-rata dari data), yang merupakan teknik penjelasan kelompok yang di dasarkan dari
nilai rata-rata tersebut untuk mendapatkan nilai Mean pengolahan data kuisioner menggunakan
program SPSS (Statistic Package For Sicial Sciences) dengan metode analisis Descriptives.
Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking-rangking tiap faktor yang menjadi penghambat
diterapkannya SMK3. Dan faktor penghambat yang paling berpengaruh ialah yaitu kurangnya
pengetahuan mengenai SMK3 dari perusahaan maupun karyawannya. Dari faktor-faktor penghambat
yang telah didapat di sarankan beberapa alternatif penyelesaian.
Kata Kunci : Faktor-Faktor Penghambat, SMK3, Kuisioner, SPSS for windows

PENDAHULUAN suatu perkerjaan contohnya pembangunan


proyek dibidang konstruksi yang merupakan
Latar Belakang salah satu faktor pendukung untuk memajukan
Kota Manado merupakan salah satu kota di suatu negara, tetapi dalam pelaksanaannya
Indonesia yang sedang berkembang, sehingga terdapat banyak faktor penghambat dan resiko
terdapat banyak pembangunan salah satunya kerja. Salah satunya mengenai penerapan Sistem
dibidang konstruksi. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Didalam suatu proyek konstruksi terdapat (SMK3) dimana kurangnya penerapan sistem ini
berbagai permasalahan yang terjadi, salah akan mengakibatkan hal buruk seperti resiko
satunya permasalahan mengenai Sistem kecelakaan kerja yang berimbas juga terhadap
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerugian perusahaan dengan meningkatnya biaya
(SMK3). Pengelolaan proyek yang baik akan akibat kecelakaan kerja ringan maupun berat.
memperhatikan masalah SMK3 ini, sehingga Kebanyakan perusahaan juga merasa
akan meminimalisir setiap potensi timbulnya keberatan dengan adanya SMK3 karena setiap
kecelakaan kerja yang melibatkan tenaga kerja. perusahaan merasa mereka harus mengeluarkan
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja proyek biaya tambahan. Padahal tidak demikian, SMK3
konstruksi menjadi prioritas yang harus selalu merupakan langka penghematan dan peningkatan
diperhatikan. produktivitas. Dengan SMK3, perusahaan tidak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupa- dibebani dengan biaya kecelakaan atau kesehatan
kan salah satu faktor yang sangat penting dalam

187
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

tenaga kerja karena keselamatan dan kesehatan Sistem Manajemen Keselamatan dan
dalam kerja sudah terjamin. Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat
SMK3 adalah Bagian dari Sistem manajemen
Rumusan Masalah perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
Adapun rumusan masalah dalam penelitian pengendalian resiko yang berkaitan dengan
ini adalah : kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi yang aman, efisien, dan produktif. Pengertian
penghambat penerapan Sistem Manajemen SMK3 terbagi secara :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) • UMUM
pada proyek pembangunan Suatu usaha untuk melaksanakan pekerjaan tanpa
2. Untuk mengetahui faktor pengahambat yang mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat
paling berpengaruh terhadap penerapan kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan • ETIMOLOGIS/FILOSOFIS
Kesehatan Kerja. Pemikiran dan upaya penerapannya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
Batasan Masalah khususnya tenaga kerja baik jasmani maupun
Dalam penelitian ini hanya meninjau faktor- rohani.
faktor yang menjadi penghambat diterapkannya • HUKUM
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Merupakan ketentuan peraturan perundang-
Kerja dan faktor penghambat apa yang paling undangan yang wajib dilaksanakan. Setiap
berpengaruh berdasarkan hasil analisa dari pelanggaran dikenai sanksi perdata dan pidana.
kuisioner dan tempat yang ditinjau yaitu • EKONOMI
MANADO TOWN SQUARE III, STAR Upaya mencegah kerugian akibat kecelakaan dan
SQUARE, dan TRANS MART. Responden yang sakit akibat kerja, guna menigkatkan
dimintai keterangannya ialah Project Manager, produktivitas, citra dan nilai perusahaan.
Site Manager, Engineer, Supervisior dan • KEMANUSIAAN
surveyor. Merupakan upaya memenuhi hak asasi manusia
bagi setiap pekerja. Setiap kecelakaan
Tujuan Penulisan menimbulkan penderitaan bagi korban dan
1. Dapat mengetahui faktor-faktor penghambat keluarganya.
yang bisa mempengaruhi penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Pengertian Keterlambatan Proyek
Kerja (SMK3) Keterlambatan proyek konstruksi berarti
2. Faktor penghambat apa yang paling bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian
berpengaruh terhadap penerapan Sistem yang telah direncanakan dan tercantum dalam
manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak
(SMK3) pada proyek pembangunan tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari
konstruksi. tingkat produktifitas dan sudah tentu kesemuanya
ini akan mengakibatkan pemborosan dalam
Manfaat Penulisan pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung
1. Bagi kontraktor dapat memperoleh informasi yang dibelanjakan untuk proyek-proyek
mengenai presentase faktor penghambat yang pemerintah, maupun berwujud pembengkakan
paling berpengaruh terhadap penerapan investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-
Sistem Manajemen Keselamatan dan proyek swasta.
Kesehatan Kerja (SMK3). Peran aktif manajemen merupakan salah
2. Bagi peneliti, mengembangkan cara berpikir satu kunci utama keberhasilan pengelolahan
dalam mengatasi permasalahan dalam proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan untuk menentukan langkah perubahan mendasar
dan Kesehatan Kerja (SMK3). agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat
dihindari atau dikurangi.
LANDASAN TEORI Mengapa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Itu Penting
Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan Tiga alasan yang menyebabkan aspek K3
dan Kesehatan kerja harus diperhatikan:

188
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

1) Faktor kemanusiaan; Sesuai peraturan Menaker No. PER


2) Faktor pemenuhan peraturan dan 05/MEN/1996 berikut ini akan dijelaskan
perundang-undangan; mengenai Sistem Manajemen K3, Tujuannya dan
3) Faktor biaya. Penerapannya.
Untuk menjalankan program K3 pasti akan Sistem Manajemen Keselamatan dan
memerlukan biaya. Perlu dipahami bahwa biaya Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem
yang dikeluarkan dan usaha-usaha yang Manajemen K3 adalah bagian dari sistem
dilakukan hari ini mungkin tidak memberikan manajemen secara keseluruhan yang meliputi
hasil dalam jangka pendek. Baru terlihat setelah struktur organisasi, perencaanaan, tanggung
diterapkan beberapa tahun kemudian. jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
dan Kesehatan Kerja peliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
Lingkungan kerja yang aman, nyaman dan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang
selamat harus memenuhi berbagai persyaratan berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
sistem manajemen keselamatan, terutama dalam tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
memenuhi persyaratan suatu proses produksi. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3
Kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan adalah menciptakan suatu sistem keselamatan
yang dialami seorang pekerja bukan saja menjadi dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
masalah bagi pekerja itu sendiri namun juga bagi melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
anggota keluarganya serta kerugian yang besar kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
bagi perusahaan. Kecelakaan kerja di tempat dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerja pada umumnya dapat dicegah tanpa perlu kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
mengeluarkan investasi dalam jumlah tinggi. terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
Untuk dapat menjalankan prinsip kesehatan dan produktif.
keselamatan kerja dengan baik perusahaan dan
pekerja harus mengunakan “ business sense “ Hambatan Dalam Keselamatan dan
yang baik dan mengikuti peraturan-peraturan Kesehatan Kerja
dan kaidah-kaidah yang ada. Walaupun K3 sudah dianggap penting
Salah satu Sistem Manajemen Keselamatan dalam aspek kegiatan operasi namun didalam
dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku secara pelaksanaannya masih saja ditemui hambatan
internasional adalah OHSAS 18001. OHSAS serta kendala-kendala. Hambatan tersebut ada
18001 (Occupational Health and Safety yang bersifat makro (di tingkat nasional) dan ada
Management System:18001) dikeluarkan oleh pula yang bersifat mikro (dalam perusahaan).
BSI ( British Standard Institution ) pada tahun a. Hambatan Makro
1999 dan efektif berlaku sejak 15 April 1999. - Pemerintah
Standar ini dibuat dan dirumuskan bersama - - Teknologi
sama oleh 13 badan standarisasi dan badan - Seni Budaya
sertifikasi dari berbagai negara. b. Hambatan Mikro
-Kesadaran, dukungan, dan keterlibatan
Dasar Hukum Pengelolaan Keselamatan dan -Kemampuan yang terbatas dari
Kesehatan Kerja (K3) petugas
Sudah merupakan suatu kewajiban bagi keselamatan kerja
perusahaan untuk menyediakan lingkungan -Standard, code of practice
tempat kerja yang sehat, aman dan bebas dari
gangguan akibat kerja sesuai UU No.1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja; UU No.23 METODOLOGI PENELITIAN
tahun 1993 tentang Kesehatan, dan UU No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain itu Metode Pengumpulan Data
terdapat Peraturan Menaker No. PER Sebelum menyususn kuisioner peneliti
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen K3 melakukan studi dahulu dengan mempelajari
yang perlu diterapkan di tempat kerja, sumber teori-teori sebagai dasar pembahasan dan
produksi dan proses produksi. pemecahan masalah yang berupa buku dan
bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan
Sistem Manajemen K3 masalah yang diteliti. Daftar pertanyaan atau

189
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

kuisioner ini telah disusun sedemikian sehingga Analisis Rangking


diharapkan dapat memudahkan responden untuk Metode analisis ini berguna untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. menentukan rangking para responden dan
Daftar pertanyaan atau kuisioner tersebut memberikan prioritas terhadap variabel studi.
dibagikan kepada responden untuk diisi dengan Setelah pengumpulan data yang diperoleh dari
jalan mendatangi lokasi proyek tersebut. Karena responden, maka hasil data analisis dengan
jawaban masih bersifat kualitatif maka perlu Mean, yang merupakan teknik penjelasan
dikuantitatifkan dengan jalan memberi nilai / kelompok yang didasarkan dari nilai rata-rata
skor masing-masing variabel, adapun nilai / skor tersebut. Nilai rata-rata akan digunakan untuk
diklasifikasikan sebagai berikut : menentukan faktor-faktor yang sangat
a) Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi berpengaruh terhadap penerapan sistem
skor 1 manajemen K3. Mean ini didapat dengan cara
b) Untuk jawaban agak berpengaruh diberi menjumlahkan data seluruh individu dalam
skor 2 kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah
c) Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3 individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal
d) Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi ini dapat dilihat dengan rumus berikut.
skor 4
Kuisioner ini diantar langsung oleh peneliti ∑𝑖=𝑛
𝑖=1 𝑋𝑖
Me = ……………….(1)
ke lokasi yang dituju serta memberikan 𝑛
penjelasan mengenai hal–hal yang berkaitan Dimana :
dengan penelitian. Me = Nilai rata – rata (mean)
n = Jumlah responden
Pengisian Kuisioner Xi = Frekuensi pada (i) yang diberikan
Pengisian kuisioner dibagikan kepada responden, sebagai persentase pada
responden dengan cara diantar langsung oleh jumlah responden terhadap masing–
peneliti, dengan maksud meminta pihak masing permasalahan
responden mengisi kuisioner tersebut. Apabila I = Kategori index responden (i= 1,2,3,…)
pihak responden cukup sibuk, maka peneliti X1 = Frekuensi jawaban “Sangat
meninggalkan kuisioner tersebut, kemudian berpengaruh”
meminta agar diisi langsung oleh kontraktor X2 = Frekuensi jawaban“Berpengaruh”
yang langsung bekerja pada proyek yang X3 = Frekuensi jawaban “Agak
dikerjakan dan akan diambil setelah selang Berpengaruh”
beberapa hari. X4 = Frekuensi jawaban “Tidak
Berpengaruh”
Pengolahan Data Penelitian
Setelah seluruh data yang diperoleh melalui Dari hasil data kuisioner tersebut diperban-
kuisioner terkumpul, kemudian diadakan tahapan dingkan sebagai koefisien ranking, kemudian
berikutnya, yaitu analisis data. Analisis studi ini ditentukan ranking dari masing-masing faktor
menggunakan metode kuantitatif, yang dengan cara mengurutkan nilai Mean dari nilai
dioperasikan dengan menggunakan program yang paling tinggi sebagai ranking 1.
SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) untuk mencari beberapa besar faktor- Bagan Alir
faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan Langkah-langkah penelitian secara umum
pelaksanaan proyek, dan paling menentukan dapat dilihat pada Diagram Alir berikut.
berdasarkan urutan rangking dalam setiap
penelitian dari masing-masing perusahaan yang
diteliti. Langkah untuk menganalisis data HASIL DAN PEMBAHASAN
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Metode Analisis
Analisis Responden Setelah semua data terkumpul, kemudian
Data yang telah diberikan oleh responden dilakukan analisis data dengan cara kuantitatif,
dalam kuisioner yang telah disebar, akan diolah yaitu hasil survey berupa kuisioner dan
dan digunakan untuk memberikan gambaran atau wawancara dari pakar dan responden diolah
penjelasan. Gambaran atau penjelasan akan sesuai dengan metode yang di gunakan. Adapun
disajikan dalam bentuk diagram batang. metode analisis data yang digunakan pada

190
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

penelitian ini adalah analisis statik dengan dikelompok ke dalam lima kelas dengan range
menggunakan IBM SPSS (Statistic Package For yang sama, maka ukuran kemantapan Alphadapat
Sicial Sciences) untuk analisa frekuensi dan di interprestasikan sebagai berikut :
deskriptive.
No Keterangan Nilai Reliabel
Alpha
1. Nilai Alpha 0.00- KurangReliabel
Cronbach 0.20
2. Nilai Alpha 0.21- AgakReliabel
Cronbach 0.40
3. Nilai Alpha 0.41- CukupReliabel
Cronbach 0.60
4. Nilai Alpha 0.61- Reliabel
Cronbach 0.80
5. Nilai Alpha 0.81-1 SangatReliabel
Cronbach

Pengujian Validitas data dilakukan dengan


alat bantu Software SPSS dengan menggunakan
angka (r) hasil Corrected Item Total Correlation
melalui menu Scale pada pilihan Reliability
Analiysis.
Jika ada ada corrected item-total correlation
yang merupakan (r) hitung, dengan ketentuan :
1. Bila ada yang negative , maka butir
pertanyaan menjadi tidak valid.
2. Bila Positif, dan (r) hitung < (r) tabel
maka butir pertanyaan tidak valid
Bagan Alir Penelitian 3. Bila Positif, dan (r) hitung > (r) tabel
maka butir pertanyaan valid
Validitas dan Reliabilitas
Sebelum memulai pengolahan data secara
keseluruhan ada baiknya kita menguji terlebih Item-Total Statistics
dahulu Reliability (keterpercayaan, keterandalan, Scale Cronbach's
konsistensi) atau tidaknya suatu data yang di
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
peroleh dengan kuestioner. Ada dua syarat bila
suatu instrumen (Kuestioner) dikatakan baik, if Item Item Item-Total Item
yaitu Valid dan Reliabel. Suatu instrumen Deleted Deleted Correlation Deleted
dikatakan valid bila butir-butir pertanyaan atau
X1 21.933 32.924 .936 .973
pernyataan pada instrumen tersebut mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh X2 21.867 33.124 .901 .974
instrumen tersebut. X3 22.533 31.695 .830 .978
Tujuan utama pengujian Realibilitas adalah X4 22.267 32.495 .906 .974
untuk mengetahui konsestensi atau keteraturan
X5 21.933 32.924 .936 .973
hasil pengukuran apabila instrument tersebut di
gunakan lagi sebagai alat suatu alat ukur X6 22.133 31.552 .938 .972
responden. Hasil uji reabilitas mencerminkan X7 22.467 28.410 .976 .972
dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrument
X8 22.200 31.171 .917 .973
penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan
ketepatan alat ukur dalam pengertian bahwa hasil
.
pengukuran yang di dapatkan merupakan ukuran
yang benar dari suatu ukuran. Analisis Responden
Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Analisis responden dalam skripsi ini adalah
analisis mengenai pengolahan data yang
alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu
digunakan untuk memberi gambaran dari hasil

191
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

jawaban yang diberikan oleh responden terhadap peringkat diperoleh dari mean rank yang
butir-butir pertanyaan pada kuisioner, dalam dihasilkan dari analisis SPSS, hal ini dapat
bentuk Gambar diagram batang. dilihat pada pembahasan. Untuk mengetahui
lebih jauh dari masing-masing faktor
Persentase penghambat penerapan K3 pada proyek,
No Keterangan Jumlah dibawah ini akan diuraikan hasil penelitian
(%)
Kontraktor yang ditinjau dari masing-masing faktor
1. yang menjawab 15 100 penghambat penerapan K3 pada proyek
kuisioner pembangunan MANTOS III (Manado Town
Kontraktor Square III), Star Square, dan Trans Mart.
yang tidak
2.
menjawab
0 0
Analisis Ranking
kuisioner
Jumlah
Setelah didapat nilai Mean dari pengolahan
Kontraktor maka didapat urutan rangking dari masing-
3.
yang menerima
15 100 masing faktor penghambat penerapan K3 pada
kuisioner proyek pembangunan MANTOS III (Manado
Town Square III), Star Square, dan Trans
Analisa Frequencies Mart.
Dengan analisa Frequencies kita dapat
menghitung frekuensi dari data pada variable Analisis rangking secara keseluruhan
untuk analisis statistic yang bertujuan Analisis ini di ambil secara keseluruhan dari
memberikan data gambaran persentase dari data semua data yang masuk. Pengolahan data secara
Quisioner dalam hal ini data: jabatan, usia, dan keseluruhan memperlihatkan hasil secara umum
pengalaman kerja, yang dilaksanakan di proyek pembangunan
pembangunan MANTOS III (Manado Town
Hasil Penelitian Square III), Star Square, dan Trans Mart.
Pengolahan data hasil dari penelitian ini
diambil secara keseluruhan dari semua data yang No Faktor – Faktor Penghambat Mea R
masuk, yaitu sebanyak 15 responden. Tetapi Penerapan Sistem Manajemen n a
sebelum diambil analisis data secara keseluruhan Keselamatan dan Kesehatan n
terlebih dahulu dilihat faktor-faktor penghambat Kerja (K3) ki
di terapkannya K3. Sehingga akan terlihat faktor n
penghambat apa yang paling mempengaruhi g
penerapan K3 pada proyek pembangunan 1 Apakah pelatihan tentang 3.46 1
Keselamatan dan Kesehatan 7
MANTOS III (Manado Town Square III), Star Kerja dari perusahaan tempat
Square, dan Trans Mart. anda bekerja berpengaruh
terhadap penerapannya
Analisis Deskriptive (Faktor–Faktor Keter- dilapangan
lambatan) 2 Apakah dengan adanya anggaran 3.40
Dari hasil pengisian kuisioner oleh mengenai K3 dalam proyek 0
2
responden, maka didapat data mengenai konstruksi berpengaruh terhadap
keterlambatan pekerjaan proyek. Dari pengisian penerapannya
tersebut dihasilkan suatu data statistik mengenai 3 Jika dalam proyek ini 3.40
perusahaan memberikan atau 0
fakor penyebab keterlambatannya. Dari
menyediakan Alat Pelindung
pengolahan data SPSS berisi hasil antara lain : 2
Diri bagi para pekerja. Apakah
1. Mean menunjukkan nilai tingkat rata-rata akan berpengaruh terhadap
dari masing-masing variabel. Variabel berisi penerapannya dilapangan
tentang faktor–faktor yang berpengaruh 4 Menurut anda, apakah dengan 3.20
terhadap keterlambatan suatu proyek. menggunakan Alat Pelindung 0
2. N menunjukkan jumlah nilai yang Diri dengan baik dan benar
dikorelasikan. memiliki pengaruh bagi para 3
3. Peringkat menunjukkan urutan sub-faktor pekerja dalam diterapkannya
Keselamatan dan Kesehatan
penghambat penerapan K3. Pada analisis
Kerja
faktor penghambat secara keseluruhan, nilai
5 Jika pelaksanaan Undang 3.13 4

192
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

Undang Keselamatan dan 3 dan benar


Kesehatan Kerja sudah 5 Tidak dilaksanakannya Undang Undang
dilaksanakan secara konsisten, Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara
dapatkah berpengaruh terhadap konsisten
penerapan K3 dilapangan 6 K3 yang diterapkan tidak sesuai dengan
6 Apakah berpengaruh jika pada 3.06 standard yang ada
proyek yang anda kerjakan 7 7 Tidak adanya bagi para pekerja yang tidak
penerapan mengenai K3 di 5 melaksanakan K3
sesuaikan dengan standard yang 8 Tidak adanya unit yang khusus mengurusi
ada tentang K3
7 Dapatkah berpengaruh terhadap 2.86
penerapannya, jika pihak 7 2. Faktor penghambat yang paling berpengaruh
perusahaan memberikan sanksi
6 yaitu kurangnya pelatihan mengenai K3,
kepada para pekerja yang tidak
melaksanakan K3 atau tidak dikarenakan banyak perusahaan yang belum
menggunakan alat pelindung diri memahami dan mengerti mengenai konsep
8 Apakah dengan adanya unit 2.80 dan Sistem Manajemen K3 dan banyak
yang mengurusi tentang K3 0 perusahaan yang menggangap bahwa ada
diperusahaan tempat anda 7 penerapan SMK3 akan menambah cost atau
bekerja berpengaruh terhadap biaya pada perusahaan.
diterapkannya K3 dilapangan
Saran
Dari analisis secara keseluruhan didapat urutan Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
ranking diatas, maka terlihat urutan ranking penyusun mencoba memberikan saran yang
faktor-faktor yang menjadi penghambat di mungkin dapat bermanfaat sebagai kemungkinan
terapkannya K3 pada proyek-proyek solusi mengenai penerapan K3 pada pekerjaan
pembangunan di kota manado dan dapat konstruksi :
diketahui factor penghambat yang paling 1. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan
berpengaruh adalah pelatihan tentang pengetahuan karyawannya mengenai Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kurangnya pengetahuan mengenai K3 dari Kerja (K3), seperti di berikan pelatihan-
perusahaan maupun karyawannya.. pelatihan tentang K3 agar mereka dapat
mengetahui cara penerapan K3 yang baik dan
benar.
PENUTUP 2. Peraturan K3 memang sudah memiliki
undang-undang yang sah di mata hukum.
Kesimpulan Namun, pemerintah sendiri masih kurang
Dari data penelitian analisis dan dalam mengawasi berjalannya peraturan
pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan, hukum tersebut. Jadi diharapkan pemerintah
yaitu sebagai berikut : juga harus lebih tegas dalam mengawasi
1. Dari hasil pembahasan diperoleh urutan penerapan K3 agar supaya program K3 dapat
rangking-rangking tiap faktor yang menjadi di laksanakan dengan baik dan benar.
penghambat diterapkannya K3 pada proyek-
proyek pembangunan dikota manado dapat
disimpulkan :

No Faktor – Faktor Penghambat Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
1 Kurangnya pelatihan mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2 Tidak adanya anggaran mengenai K3
dalam proyek konstruksi tersebut
3 Tidak disediakannya Alat Pelindung Diri
(APD) bagi para pekerja
4 Kurangnya kepedulian dari para pekerja
untuk menggunakan APD dengan baik

193
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

Duwi Priyanto, 2014. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Penerbit ANDI.Yogyakarta

Jonathan Sarwono, 2014. Riset Skripsi dan Tesis dengan SPSS 22. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta

Ansyari Isya, 2015. ”Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja” http://learnmine.blogspot.co.id


/2015/04/keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Ansyari Isya, 2013. ”Model Penerapan Sistem Manajemen K3” http://learnmine.blogspot.co.id


/2013/01/model-penerapan-sistem-manajemen-k3.html

Ismet Somed, 2013. Teknik Efektif dalam Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: PT Dian Rakyat

Sistem Manajemen dan Standar Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Jakarta: PB
Panca Bhakti

2012. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:


Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adzim Ilma Hebbie, 2013. ”Jenis-Jenis APD” https://sistemmanajemenkeselamatankerja.


blogspot.co.id /2013/10/alat-pelindung-diri-apd.html

Irfan Gabriel, 2016. ”Alat Pelindung Diri” https://www.slideshare.net/gabrielirfan/power-point-alat-


pelindung-diri

Yusman Andrian, 2015. ”Hambatan dalam Pelaksanaan K3”


http://andrianyusmanfkm.blogspot.co.id/2015/03/hambatan-dalam-pelaksanaan-k3.html

http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2012/01/hambatan-dalam-k3.html

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-faktor-kecelakaan-kerja.htm

194
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 (187-194) ISSN: 2337-6732

195

Anda mungkin juga menyukai