Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTEK KLINIK MATA AJAR (PKMA)

KEPERAWATAN MATERNITAS
“ KB IMPLANT “

DISUSUN OLEH :
RANY ANISYAH PUTRI SYAIFUDIN
NIM. 1810031

PROGRAM STUDI PROGRAM DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
MALANG
2020
LAPORAN PRAKTEK KLINIK MATA AJAR (PKMA)

KEPERAWATAN MATERNITAS

“ KB IMPLANT “

OLEH

RANY ANISYAH PUTRI SYAIFUDIN

NIM. 1810031
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

MALANG

2020

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana di


RSUD Kanjuruan yang dilakukan oleh:

Nama : Rany Anisyah Putri Syaifudin


NIM : 1810031
Prodi : Keperawatan Program Diploma III

Sebagai salah satu syarat dalam tugas Studi Klinik Departemen


Maternitas, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli – 24 Juli 2020 yang
telah disetujui dan disahkan pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 24 Juli 2020

Malang, 24 Juli 2020

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(_________________) (________________)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Asuhan keperawatan keluarga berencana “KB Implant” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah maternitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Keluarga Berencana bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Sita selaku dosen mata


kuliah maternitas, dan Bu Siti selaku Dosen yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 24 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................................................
Laporan No. 1
BAB I LATAR BELAKANG.......................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................
A. Pengertian......................................................................................................................

B. Etiologi...........................................................................................................................

C. Manifestasi Klinis..........................................................................................................

D. Klasifikasi......................................................................................................................

E. Phatway.........................................................................................................................

F. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................

G. Penatalaksanaan...........................................................................................................
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................
A. Pengkajian.....................................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................

C. Intervensi.......................................................................................................................

D. Impelementasi...............................................................................................................

E. Evaluasi.........................................................................................................................
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................
A. Data Subyektif...............................................................................................................

B. Data Objektif..................................................................................................................

C. Analisa Data...................................................................................................................
E. Intervensi.......................................................................................................................

F. Implementasi.................................................................................................................

G. Evaluasi..........................................................................................

H. Daftar pustaka.........................................................................

I. Discharge planning........................................................................

J. Satuan Acara Penyuluhan.............................................................

BAB 1

LATAR BELAKANG

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah


yang berupaya untuk menekan pertumbuhan penduduk dan angka
kematian ibu (Zuhana & Suparni, 2016). Adapun penggunaan kontrasepsi
di Indonesia menempati angka paling besar diantara negara di ASEAN.
Prevalensi pengguna di Indonesia pada tahun 2005-2012 mencapai 61%.
Sedangkan di Filiphina 49%, Laos 38%, dan Timor leste 22% (Kemenkes
RI 2014). Berdasarkan data dari kemenkes RI (2014) pengguna
kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada tahun 2007-
2012 mengalami peningkatan yakni sebesar 0,5%. Hasil evaluasi
pencapaian peserta KB Aktif di Jawa Timur pada Desember 2015, jumlah
peserta KB aktif di Jawa timur adalah 6.299.424, meliputi Intra Uterine
Device(IUD): 815.44, Metode Operasi Wanita (MOW): 296.167, Metode
Operasi Pria (MOP): 27.126, Kondom: 109.045, Implan 631.103, Suntik:
3.167.069, dan pil: 1.251.466. Berdasarkan data tersebut secara nasional
diketahui bahwa pengguna KB jenis hormonal memiliki jumlah terbesar
dibanding jenis lain. Di surabaya, peserta keluarga bencana yang aktif
tahun 2016 sebesar 75, 19% dari 486.609 dan ada peningkatan peserta
KB aktif sebesar 3,24% dan peningkatan peserta KB baru sebesar 0,08%
(Profil dinas kesehatan surabaya, 2016).

Salah satu kontrasepsi hormonal yang digunakan pada masyarakat


di Indonesia adalah KB implan. Menurut data hasil analisis dan evaluasi
pelayanan KB Mandiri tahun 2016, pencapaian peserta KB Baru mandiri
implant sampai dengan desember 2016 yaitu 141.228 peserta atau 18,9%.
Sedangkan perkembangan pencapaian peserta KB aktif mandiri implant
sangat dinamis. Adapun pencapaian peserta aktif mandiri implant tertinggi
pada bulan desember 2016 yaitu 582.532 peserta. Namun, jika dilihat
kontribusi peserta mandiri implan, maka kontribusi paling besar terjadi
pada bulan Juni (14,6%) sedangkan terendah pada bulan April (11,4%)
(BKKBN 2017).

Jenis kontrasepsi implan yang banyak digunakan adalah Norplant.


Norplant merupakan kontrasepsi subdermal yang mengandung
levonorgestrol (LNG) sebagai bahan yang aktif. Norplant memberikan efek
mencegah ovulasi, mempertebal mukus pada serviks, dan menghambat
perkembangan endometrium. Efektivitas norplant tinggi dengan rata-rata
kegagalan hanya 0,05 dari 100 perempuan yang hamil hanya 1
perempuan dengan penggunaan selama satu tahun pertama (Hadisaputra
& Sutrisna 2014). Kontrasepsi implan ini memberikan efek yang efektif
dalam mencegah kehamilan namun tidak memberikan efek yang sama
terhadap status kesehatan pengguna. Efek samping yang dialami oleh
pengguna akseptor KB implan adalah perubahan berat badan, tulang
rapuh, kulit berminyak, jerawat, tekanan darah tinggi, haid tidak teratur,
penurunan sistem imun (Zuhana & Suparni 2016; Banafa,et al. 2017).
Berdasarkan penelitian Zuhana & Suparni (2016) pada 78 perempuan usia
subur didapatkan bahwa adanya peningkatan berat badan setelah
penggunaan kontrasepsi implan selama 1 tahun. Komponen esterogen
dapat memberikan efek pertambahan berat badan akibat retensi cairan,
sedangkan komponen progesteron memberikan efek pada nafsu makan
dan berat badan (Healthwise 2017)

Peningkatan berat badan akan memberikan dampak terhadap status


gizi akseptor KB implan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan
mengetahui gambaran status gizi pada akseptor KB Implan di Wilayah
Surabaya. Keterbaruan dalam penelitian ini adalah dilakukan di Wilayah
perkotaan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Program keluarga berencana adalah suatu program yang
dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam
mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi,
kesakitan dan kematian.
Impalant adalah kontrasepsi yang menggunakan lenovorgestrel
(LNG) sebagai bahan aktifnya. Implant terdiri atas enam kapsul ,
masing-masing berdiameter 2,4 mm dan panjang 34 mm. Tiap kapsul
mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul melepaskan 80 mcg LNG
setiap hari selama 6-18 bulan pertama yang selanjutnya menurun
sampai 30 mcg dan akan terus berlangsung sampai paling sedikit lima
tahun. (Tsegaye et al, 2016:1).

B. Etiologi
Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2017) yaitu:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi.
C. Klasifikasi

Implant
Implant merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang
berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang
berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
(Handayani, 2017; h.116).
1. Jenis implan
a) Non-Biodegradable Implant
Dengan ciri – ciri:
1) Norplant
Dipakai sejak tahun 1987
2) Terdiri dari 6 kapsul kosong silastik ( karet
silicone ). Yang diisi dengan hormon
Levonogestrel dan ujung ujung kapsul ditutup
dengan silastic-adhesive tiap kapsul :
a. Panjang : 34 mm
b. Diameter : 2,4 mm
c. Berisi 36 mg levonogestrel
3) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan
untuk 5 tahun.
4) Pada tahun 2004 jenis ini paling banyak
dipakai.
b) Norlpan-2
1) Dipakai sejak tahun 1987
2) Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat,
dengan panjang setiap batang 44 mm
3) Masing-masing batang disi dengan 70 mg
Levonogestrel di dalam matriks batangnya
4) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan
selama 3 tahun
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara
50 – 85 mcg pada tahun pertama, kemudian menurun sampai
30 – 85 mcg perhari untuk 5 tahun berikutnya. ( Hanafi, 2018;
h.180)

D. Pathofisiologi

Mekanisme kerja yang tepat dari implant belum jelas benar. Seperti
kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja, Implan
tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara:
1. Mencegah ovulasi.
Pada kedua macam implant norplan dan norplan-2,
Levonogestrel ber-difusi melalui membran Silastic dengan
kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah
insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup
tinggi untuk mencegah ovulasi.
Menurut Helen Varney (2018), kadar levonogestrel yang
dipertahankan di dalam tubuh klien dengan sistem Norplant
secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat
ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pads kadar
normal.

2. Perubahan lender serviks menjadi kental dan sedikit,


sehingga menghambat pergerakan spermatozoa.
Menurut Helen Varney (2018), implan kemungkinan
besar juga menekan proliferasi siklik endometrium yang
dipicu oleh estrogen sehingga endometrium tetap dalam
keadaan atrofi.
3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium
( Hanafi, 2018; h.183 )
E. Pathway

IMPLAN

Hormon levonogestrel Benda asing


(progestin sintetik) dibawah kulit

Kurang
Kadar Supresi Merangsanag Reaksi
pengetahuan
progestin maturasi hipotalamus radang
terhadap
tetap siklik dan hipofisis dilengan
pemasangan
kontan kiri
dan efek yang
terjadi
Mengganggu Supresi
Mucus serviks proses peningkatan Pelepasan
menebal, kental pembentukan LH mediator
dan jumlahnya endometrium inflamasi ANSIETAS
menurun
Menekan
Atrofi terjadinya Stimulai
Membentuk endemeterium ovulasi saraf
sawar untuk simpatis dan
penetrasi parasimpatis
sperma Menghambat
terjadinya
implementasi Prespsi nyeri
Menghambat
pergerakan
sperma NYERI
F. Pemeriksaan Penunjang
Buat catatan pada rekam medik tempat
pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum
yang mungkin terjadi selama pemasangan.
Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit
untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri
petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangan, kalau bisa diberikan secara
tertulis (Affandi, 2012 PK-27)

G. Penatalaksanaan
1) Waktu mulai menggunakan implant
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke 2
sampai hari ke-7. tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja diyakini tidak terjadi kehamlan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid,
klien jangan melakukan hubungan
seksual atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c) Bila klien tidak haid, insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau
gunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja.
d) Bila menyusui antara 6 minggu sampai
6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui
penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain.
e) Setelah 6 minggu melahirkan dan telah
terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan
melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
f) Bila klien menggunakan kontrasepsi
hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrasepsi dengan
benar.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
kontrasepsi non hormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya
dengan implant, insersi implant dapat
dilakukan setiap saat, asal saja klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu
sampai datangnya haid berikutnya.
h) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat
diinsersikan pada saat haid hari ke-7
dan klien jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja. AKDR segera dicabut.
i) Pascakeguguran implant dapat segera
diinsersikan.
(Saifuddin, 2018,h.MK-56)
2) Prosedur pemasangan
a) Melakukan konseling dan persetujuan
tindakan medis.
Konseling adalah proses yang berjalan
dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan
bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kesempatan
yakni pada saat pemberian pelayanan.
Dengan melakukan konseling berarti
petugas membantu klien dalam memilih
dan memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan
pilihannya. Disamping itu dapat
membuat klien merasa puas. (Saifuddin,
2018, h.U-1)
Persetujuan tindakan medis (informed
consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh klien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien tersebut.
(Saifuddin, 2018, h.U-6)

b) Menyiapkan alat dan bahan


- Meja periksa untuk berbaring klien
- Alat penyangga (tambahan)
- Batang implan dalam kantong
- Kain penutup steril (desinfeksi
tingkattinggi) serta mangkok untuk
tempat untuk meletakkan implant.
- Sepasang sarung tangan karet
bebas bedak yang sudah steril (atau
didisinfektan tingkat tinggi).
- Sabun untuk mencuci tangan
- Larutan antiseptik untuk disinfektan
kulit (misal : larutan betadin atau
jenis golongan Povidon Iodin
lainnya), lengkap dengan
cawan/mangkok antikarat.
- Zat anestesi lokal (konsentrasi 1 %
tanpa Epinefrin)
- Spuit (5-10 ml), dan jarum suntik (22
G) ukuran 2,5 sampai 4 cm ( 1-1 ½
per inch).
- Trokar 10 dan mandarin
- Skalpel 11 atau 15
- Kasa pembalut, band aid, atau
plester.
- Kasa steril dan pembalut
- Epinefrin untuk renjatan anafilaktik
(harus tersedia untuk keperluan
darurat)
- Klem penjepit atau forcep mosquito
(tambahan)
- Bak/tempat instrumen (tertutup).
(Saifuddin, 2018; h.PK- 16-17)
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian :
Jam :
1. DATA SUBJEKTIF
a) BIODATA
 Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB Implan
dan memudahkan kita dalam tindakan
 Umur : kontrasepsi merupakan salah satu
kontrasepsi rasional dalam fase menjarangkan
kehamilan pada umur 30 – 35 tahun. Dapat
digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun) kecuali
cyclofem (Hartanto, 2004 : 30).
 Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi
yang digunakan bertentangan dengan agama yang
dianut atau tidak.(Hartanto, 2004 : 31)

 Pendidikan : untuk mengetahui tingkat


pemahaman klien terhadap alat kontrasepsi,
pemberian konseling dan pengambilan
keputusan tentang penggunaan alat atau
metode kontrasepsi yang akan mempengaruhi
kehidupan fertilitasnya (Hartanto, 2004 : 208).
 Pekerjaan : untuk mengetahui pekerjaan peserta KB
 Alamat : untuk mengetahui alamat klien.

b) ALASAN KUNJUNGAN
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan

c) KELUHAN UTAMA
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan

d) RIWAYAT PENYAKIT

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Kontrasepsi Implan boleh diberikan pada
klien yang sedang mengalami penyakit infeksi
alat genital (sifilis, GO),TBC pelvik, kanker alat
genetalia, penyakit radang panggul. Sedangkan
metode kontrasepsi implan tidak diperbolehkan
pada ibu/klien yang menderita penyakit
hepatitis, riwayat penyakit jantung, hipertensi,
diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat
benjolan abnormal pada payudara, varises
yang berat dan nyeri pada tungkai,
tromboflebitis, rasa nyeri hebat pada betis,
paha dada atau tungkai bengkak, epilepsi,
asma, atau sedang mengkonsumsi obat-obatan
antikejang (Hartanto, 2004: 208-209).
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Pada ibu yang pernah menderita Infeksi
Menular Seksual, TBC pelvik, penyakit radang
panggul diperbolehkan untuk menggunakan
kontrasepsi implan. Sedangkan metode
kontrasepsi implan tidak diperbolehkan pada
ibu/klien yang pernah menderita penyakit
hepatitis, riwayat penyakit jantung, hipertensi,
diabetes, memiliki mioma pada rahim, terdapat
benjolan abnormal pada payudara, varises yang
berat dan nyeri pada tungkai, tromboflebitis,
rasa nyeri hebat pada betis, paha dada atau
tungkai bengkak, epilepsi, asma, atau sedang
mengkonsumsi obat-obatan anti kejang
(Hartanto, 2004: 208-209).
c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien tidak dianjurkan menggunakan metode


kontrasepsi implan bila memiliki riwayat dalam
keluarga seperti penyakit jantung, tekanan
darah tinggi (hpertensi), diabetes, asma,
kanker/keganasan. (Hartanto, 2003: 209).

e) RIWAYAT OBSTETRI
a. Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan
menstruasi seperti nyeri pada saat haid yang
berlebihan (dismenorhea berat), perdarahan
haid yang banyak dapat menggunakan metode
kontrasepsi implan.. Implan dapat diberikan
pada saat hari ke 2-7 menstruasi
(Saifuddin, 2003 : MK-73).
b. Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi Implan peserta
disarankan tidak mempunyai pasangan seks lain.
c. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB implan yang dalam fase
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri
kesuburan.
d. Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan
penggunaan, lama pemakaian, alasan berhenti
atau ganti cara, rencana KB berikutnya dan apa
tujuan peserta ikut KB.

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : compos mentis/somnolens/koma
TTV : TD tidak boleh lebih dari
160/90 mmHg,
nadi tidak lebih dari 100
x/menit, respirasi
dan
suhu dalam batas normal.
BB sekarang : untuk mengetahui berat badan
ibu naik atau turun
selama menggunakan KB.
TB : Tinggi badan dalam batas yang
normal.

b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi

pemeriksaan inspeksi meliputi:

(a) Rambut : untuk mengetahui apakah rambutnya


bersih, rontok, dan berketombe.
(b) Muka : untuk mengetahui keadaan muka pucat
atau tidak, adakah kelainan, adakah oedema.
(c) Mata : untuk mengetahui warna konjungtiva
merah atau pucat, sklera putih atau tidak.
(d) Hidung : untuk mengetahui adakah kelainan,
adakah polip, adakah hidung tersumbat.
(e) Mulut : untuk mengetahui apakah mulut bersih
atau tidak, ada caries dan karang gigi tidak, ada
stomatitis atau tidak.
(f) Telinga : untuk mengetahui apakah ada
serumen atau tidak.

2. Palpasi

(a) Leher : untuk mengetahui apakah ada


pembesaran thyroid atau tidak, ada pembesaran
limfe atau tidak.
(b) Dada : untuk mengetahui apakah simetris atau
tidak, bersih atau tidak, ada benjolan atau tidak.
Hal ini untuk mengetahui apakah ada tumor atau
kanker.

(c) Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka


bekas operasi, adakah nyeri tekan serta adanya
masa. Hal ini untuk mengetahui adanya kelainan
pada abdomen. Pada kista ovarium perut terlihat
membuncit dan salah satu bagian perut ibu
terlihat lebih besar, hasil palpasi teraba adanya
benjolan keras pada perut bagian bawah.

(d) Ekstremitas : untuk mengetahui adanya


oedema, varises, dan untuk mengetahui reflek
patella.

3. Auskultasi

(a) Jantung : untuk mengetahui bunyi jantung


teratur atau tidak.
(b) Paru-paru : untuk mengetahui adakah suara
wheezzing, serta ada suara ronchi atau tidak.
(c) Perkusi : untuk mengetahui ekstremitas reflek
patella kanan kiri positif atau tidak.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL


1. Ansietas
2. Nyeri akut
3. Berat badan lebih
C. INTERVENSI

Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi


Nyeri akut MANAJEMEN NYERI MANAJEMEN NYERI
Observasi 1. Mengidentifikasi
- Identifikasi lokasi,
lokasi , karakteristik,
karakteristik, durasi,
durasi, frekuensi,kualitas,
frekuansi, intensitas nyeri.
kualitas,intensi 2. Mengidentifikasi
tas nyeri. skala nyeri (1-10)
- Identifikasi 3. Melakukan TTV
skala nyeri 4. Memfasilitasi
(1-10) istirahat dan tidur
- TTV 5. Menjelaskan
Terapeutik penyebab,
- Fasilitasi periode,dan
istirahat dan pemicu nyeri.
tidur 6. Menganjurkan
Edukasi memonitor nyeri
- Jelaskan secara mandiri
penyebab, 7. Mengkolaborasi
periode, dan pemberian
pemicu nyeri analgetik
- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik

Berat MANAJEMEN BERAT MANAJEMEN BERAT


badan lebih BADAN. BADAN .
Observasi 1. Mengidentifika
- Identifikasi si kondisi
kondisi kesehatan
kesehatan pasien yang
pasien yang dapat
dapat mempengaruh
mempengaruh i berat badan
i berat badan 2. Menghitung
Terapieutik berat badan
- Hitung berat pasien
badan pasien 3. Menghitung
- Hitung persentase
persentase lemat dan otot
lemak dan otot pasien
pasien 4. Menjelaskan
Edukasi hubungan
- Jelaskan antara asupan
hubungan makanan,
antara asupan aktivitas fisik,
makanan, penambahan
aktivitas fisik, berat badan
penambahan dan
berat badan penurunan
dan berat badan
penurunan
berat badan

Ansietas REDUKSI ANSIETAS REDUKSI ANSIETAS


Observasi 1. Mengidentifika
- Identifikasi si saat tingkat
saat tingkat ansietas
ansietas berubah (mis.
berubah (mis. Kondisi,
Kondisi, waktu, stresor)
waktu, stresor)

Terapeutik 2. Menciptakan
- Ciptakan suasana
suasana terapeutik
terapeutik untuk
untuk menumbuhkan
menumbuhkan kepercayaan
kepercayaan 3. Menjelaskan
Edukasi prosedur
- Jelaskan termasuk
prosedur, sensasi yang
termasuk mungkin
sensasi yang dialami
mungkin 4. Mengkolabora
dialami si pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Tanggal : 23 07 2020

Jam :

Tempat :

A. DATA SUBYEKTIF

1.IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 27 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat :-
No Reg : 1038xx

Diagnosa Medis: KB Implan

2.KELUHAN UTAMA
Saya merasa khawatir dengan kondisi Selama 3 bulan terakhir mengalami pendarahan
bercak sedikit sedikit dan nyeri pada bagian bawah perut dan mengalami peningkatan
berat badan.

3. RIWAYAT KESEHATAN

- Penyakit yang lalu


Anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implan sejak 10 bulan yang
lalu.
- Penyakit sekarang :
Selama 3 bulan terakhir mengalami pendarahan bercak sedikit
sedikit.
- Penyakit keluarga : -

4. RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Menstruasi

Amenorhea : teratur / tidak : teratur

Menarche : 12 tahun dismenorhea :

Lama : 4 – 6 hari flour albus :

Banyak : 2 – 3x ganti pembalut HPHT :

Siklus : 28-30 hari menopause :

5. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU

Tgl/Bln/ Anak
Usia Tempat Jenis
N Thn Peno Peny Usia Hidup/
keha Persali Persal J B P Nifas
o Persali long ulit anak Mati
milan nan inan K B B
nan
1. 2019 9 bln bidan normal bidan - L 31 45 3 bln 15 hidup
Bulan
2. Hamil
saat ini

6. RIWAYAT KB
Jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor KB implan sejak 10 bulan yang lalu.

7. RIWAYAT PERNIKAHAN
Usia :25 tahun 1 kali

Jarak perkawinan dan kehamilan pertama : 15 bulan

Usia anak terakhir :-

8. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

Pasien beragama islam . pasien yakin akan adanya Allah SWT.

9. POLA AKTIVITAS

Kabutuhan dasar Sebelum hamil Sesudah hamil


1. cairan dan makanan Jarang minum air putih Banyak minum air putih
kadang sehari hanya 2-3 minimal ½ liter perhari
kali saat makan. 1500 ml

Makan 3 kali sehari porsi


sedang. Nasi, sayur, Penurunan nafsu makan ½
daging porsi
2. eliminasi BAK -+ 4x/hari, kuning, Saat hamil BAK
bau khas urine mengalami
peningkatan
BAB 1x/hari, konsistensi frekuensi, warna
lembek, kecoklatan bau khas kuning.
feses
BAB 1x/hari, konsistensi
lembek,
kecoklatan bau khas feses
3. istirahat dan tidur Tidur siang 2 Terjadi perubahab
jam/hari dengan kualitas tidur siang
kualitas nyenyak maupun malam hari
Tidur malam 8 jam dengan karena pusing, mual
kualitas nyenyak. dan muntah. terkadang
terjaga dan sulit tidur
Lagi.
4. aktifitas Aktivitas sehari-hari, Tidak ada perubahan seperti
mengerjakan pekerjaan sebelum hamil
rumah, merawat suami
5. Personal hygiene Mandi dan gosok gigi Tidak ada perubahan seperti
2x/hari, sebelum hamil.
keramas 3 hari sekali.
6.pola seksual - -

B. DATA OBJEKTIF

KEADAAN UMUM : Cukup

a. kesadaran : compos mentis

b. TTV :-

 TD : 100/70 mmHg
 N : 80 x/m
 S: 37 °C
 RR : 20x/ m
c. TB : 160 cm

d. BB : 58 kg (bb akhir)

45 kg (bb awal)

2. PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi

pemeriksaan inspeksi meliputi:

(g) Rambut : untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok, dan


berketombe.
(h) Muka : untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak, adakah
kelainan, adakah oedema.
(i) Mata : untuk mengetahui warna konjungtiva merah atau pucat, sklera
putih atau tidak.
(j) Hidung : untuk mengetahui adakah kelainan, adakah polip, adakah
hidung tersumbat.
(k) Mulut : untuk mengetahui apakah mulut bersih atau tidak, ada caries
dan karang gigi tidak, ada stomatitis atau tidak.
(l) Telinga : untuk mengetahui apakah ada serumen atau tidak.

2. Palpasi

(a) Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran thyroid atau tidak,
ada pembesaran limfe atau tidak.
(b) Dada : untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, bersih atau tidak,
ada benjolan atau tidak. Hal ini untuk mengetahui apakah ada tumor
atau kanker.

(c) Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi, adakah
nyeri tekan serta adanya masa. Hal ini untuk mengetahui adanya
kelainan pada abdomen. Pada kista ovarium perut terlihat membuncit
dan salah satu bagian perut ibu terlihat lebih besar, hasil palpasi teraba
adanya benjolan keras pada perut bagian bawah.

(d) Ekstremitas : untuk mengetahui adanya oedema, varises, dan untuk


mengetahui reflek patella.

3. Auskultasi

(d) Jantung : untuk mengetahui bunyi jantung teratur atau tidak.


(e) Paru-paru : untuk mengetahui adakah suara wheezzing, serta ada
suara ronchi atau tidak.
(f) Perkusi : untuk mengetahui ekstremitas reflek patella kanan kiri
positif atau tidak.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

4. TERAPI MEDIS

a. ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari

b. 50 mg etilesrtadol atau 1,25 mg equin konjugasi 14-21 hari

5. KESIMPULAN

terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi
habis. Bila berdarah lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi
untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi,
atau dapat juga diberikan 50mg etinilestradiol atau 1,25mg estrogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari. ( Handayani,2010;114 )
C. ANALISA DATA

N Analisa Data Etiologi Masalah


O
1. Ds : Px mengatakan merasa KB Implant Ansietas
khawatir dengan kondisi
Selama 3 bulan terakhir
Merasa
mengalami pendarahan khawatir
bercak sedikit sedikit (MA)

Do : Px tampak gelisah (MA) Tampak


KU : Cukup gelisah
KS : CM
TTV :
TD : 100/70 mmHg Ansietas b.d
N : 80 x/m kekhawatiran
S : 37 °C mengalami
RR : 20x/ m kegagalan
TB : 160 cm
BB : 58 kg

2. Ds : Px mengatakan nyeri KB Implan Nyeri akut


pada bagian bawah perut
(MA)
Mengeluh
P : nyeri pada saat aktivitas Nyeri
Q : Seperti ditusuk
R : abdomen sebelah kiri
S : skala 3 Tampak
gelisah
T : sering

Do : Px tampak gelisah (MA) Nyeri akut b.d


KU : Cukup Agen cidera
KS : CM fisik
TTV : (mis.abses,
TD : 100/70 mmHg ampulasi,
N : 80 x/m terbakar,
S : 37 °C terpotong,
RR : 20x/ m mengangkat
TB : 160 cm berat prosedur
BB : 58 kg operasi,
trauma, latihan
fisik berlebih)

3. Ds : Px mengatakan KB Implant Berat badan


mengalami peningkatan lebih
berat badan
Tampak
Do : gelisah
Do : Px tampak gelisah (MA)
KU : Cukup
KS : CM Berat badan
TTV : lebih b.d berat
TD : 100/70 mmHg badan
N : 80 x/m bertambah
S : 37 °C cepat
RR : 20x/ m
TB : 160 cm
BB : 58 kg (bb akhir) (MA)
45 kg (bb awal)

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas
2. Nyeri akut
3. Berat badan lebih
E. INTERVENSI

No SLKI SIKI
1. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan
REDUKSI ANSIETAS
Tujuan :
Observasi
Setelah dilakukan tindakan pemeriksaan
masalah Ansietas Teratasi - Identifikasi saat
tingkat ansietas
Kriteria Hasil :
berubah (mis.
Menu Cukup Seda Cukup Menu
run Mening ng Menuru run Kondisi, waktu,
kat n stresor)
Verbalis 1 2 3 4 5
asi
khawatir
akibat
Terapeutik
kondisi - Ciptakan suasana
yang
dihadapi terapeutik untuk
menumbuhkan
Perilaku 1 2 3 4 5
gelisah kepercayaan
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu

2. Nyeri akut b.d Agen cidera fisik (mis.abses, ampulasi, MANAJEMEN NYERI
terbakar, terpotong, mengangkat berat,
Observasi
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebih)
- Identifikasi lokasi ,
Tujuan :
karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan masalah Nyeri akut teratasi. durasi, frekuansi,
kualitas,intensitas
Kriteria Hasil :
nyeri.
Menu Cukup Seda Cuku Meningk
run Menuru ng p at - Identifikasi skala
n Menin nyeri
gkat
Kema 1 2 3 4 5 (1-10)
mpuan
menunt
- TTV
askan Terapeutik
aktivita
s - Fasilitasi istirahat
dan tidur
Menin Cukup Seda Cukup Menu
gkat Mening ng Menuru run
kat n
Keluhan 1 2 3 4 5 Edukasi
nyeri
- Jelaskan
Gelisah 1 2 3 4 5 penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik

3. Berat badan lebih b.d berat badan MANAJEMEN BERAT


bertambah cepat
BADAN.
Tujuan : Observasi
Setelah dilakukan tindakan
- Identifikasi kondisi
pemeriksaan masalah berat
badan lebih teratasi kesehatan pasien
yang dapat
mempengaruhi
berat badan

Kriteria Hasil :
Terapieutik
memb Cukup Sedan Cukup Memb
uruk Memb g Memb aik - Hitung berat badan
uruk aik
Berat 1 2 3 4 5 pasien
badan
- Hitung persentase
Indeks 1 2 3 4 5
massa lemak dan otot
tubuh
pasien
Edukasi
- Jelaskan hubungan
antara asupan
makanan, aktivitas
fisik, penambahan
berat badan dan
penurunan berat
badan

F. IMPLEMENTASI

NO IMPLEMENTASI
1. REDUKSI ANSIETAS
1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stresor)
2. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
3. Menjelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
4. Mengkolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

2. MANAJEMEN NYERI
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri (1-10)
3. Melakukan TTV
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
5. Menjelaskan penyebab, periode,dan pemicu nyeri.
6. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Mengkolaborasi pemberian analgetik

3. MANAJEMEN BERAT BADAN .


1. Mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat
mempengaruhi berat badan
2. Menghitung berat badan pasien
3. Menghitung persentase lemat dan otot pasien
4. Menjelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik,
penambahan berat badan dan penurunan berat badan

G. EVALUASI

1. Pasien mengatakan sudah tidak mengalami bercak darah lagi dan sudah
tidak khawatir
2. Pasien sudah tidak merasakan nyeri di abdomen lagi
3. Berat badan pasien sudah sedikit normal kembali
4. Masalah teratasi
5. Hentikan intervensi
H. DISCHARGE PLANNING
Discharge planning No reg :
Nama :
Jk :
Tanggal MRS Tanggal KRS :
Bagian Bagian :
Dipulangkan dari RS dengan keadaan  Pulang paksa
 Sembuh  Lari
 Meneruskan dengan obat  meninggal
jalan
 Pidah ke RS lain

A. Kontrol
a. Waktu: -
b. Tempat: -

B. Lanjutkan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift,


pengobatan, dan lain-lain)
• Observasi perdarahan pasien
• Kaji asupan cairan yang masuk ke tubuh pasien

C. Aturan diet/nutrisi:
Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan,
sayur dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika
dilakukan histerektomi.

D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya:


- IVFD RL pukul 12.00
- As. Mefenamat pukul 12.00 untuk meredakan nyeri
- Amoxcilin pukul 12.00

E. Aktivitas dan istirahat:

• Jangan melakukan aktivitas berat

• Mulailah dengan aktivitas ringan dipagi hari

• Waktu tidur yang direkomendasikan untuk usia 45 tahun adalah 7-9 jam/hari

Lain – lain :

Hal yang harus dibawah pulang (hasil lab, foto,EKG, obat, lainnya)

Malang

Pasien / keluarga Perawat

(_____________) (__________)
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi dan
tindakan keperawatan. Jakarta selatan : Dewan Pengurus Pusat Persaruan
Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta selatan : Dewan Penguris Pusat Persaruan Perawat
Nasional Indonesia

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

Erni . “Artikel kasus KB implant” Diakses dari http://repo.poltekes-medan.ac.id pada


tanggal 22 juli 2020

Nugroho, Taufan. Obsgyn: Obstetri dan Ginekologi –Mahasiswa Kebidanan dan


Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medisa; 2012.

Yana’s, hope. Kasus KB implant 2014. Di akses dari http://suryadun.blogspot.com pada


tanggal 22 juli 2020

Ackley. B. J., Ladwig,G. B,. & Makic,M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-
Based Guide to Planning Care. 11 Ed. St. Luois: Elsevier.

Depkes RI. 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Samping/ Komplikasi Kontrasepsi.


Jakarta : Depkes RI

Siswosudarmo, Moch. Anwar, Ova Emilia. 2001. Teknologi Kontrasepsi. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai