KEPERAWATAN MATERNITAS
“ KB IMPLANT “
DISUSUN OLEH :
RANY ANISYAH PUTRI SYAIFUDIN
NIM. 1810031
KEPERAWATAN MATERNITAS
“ KB IMPLANT “
OLEH
NIM. 1810031
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Jum’at
Mengetahui,
(_________________) (________________)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Asuhan keperawatan keluarga berencana “KB Implant” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah maternitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Keluarga Berencana bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................................................
Laporan No. 1
BAB I LATAR BELAKANG.......................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................
A. Pengertian......................................................................................................................
B. Etiologi...........................................................................................................................
C. Manifestasi Klinis..........................................................................................................
D. Klasifikasi......................................................................................................................
E. Phatway.........................................................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................
G. Penatalaksanaan...........................................................................................................
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................
A. Pengkajian.....................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................
C. Intervensi.......................................................................................................................
D. Impelementasi...............................................................................................................
E. Evaluasi.........................................................................................................................
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................................................
A. Data Subyektif...............................................................................................................
B. Data Objektif..................................................................................................................
C. Analisa Data...................................................................................................................
E. Intervensi.......................................................................................................................
F. Implementasi.................................................................................................................
G. Evaluasi..........................................................................................
H. Daftar pustaka.........................................................................
I. Discharge planning........................................................................
BAB 1
LATAR BELAKANG
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Program keluarga berencana adalah suatu program yang
dimaksudkan untuk membantu para pasangan dan perorangan dalam
mencapai tujuan reproduksi mereka, mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan dan mengurangi insidens kehamilan beresiko tinggi,
kesakitan dan kematian.
Impalant adalah kontrasepsi yang menggunakan lenovorgestrel
(LNG) sebagai bahan aktifnya. Implant terdiri atas enam kapsul ,
masing-masing berdiameter 2,4 mm dan panjang 34 mm. Tiap kapsul
mengandung 36 mg LNG. Keenam kapsul melepaskan 80 mcg LNG
setiap hari selama 6-18 bulan pertama yang selanjutnya menurun
sampai 30 mcg dan akan terus berlangsung sampai paling sedikit lima
tahun. (Tsegaye et al, 2016:1).
B. Etiologi
Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2017) yaitu:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi.
C. Klasifikasi
Implant
Implant merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang
berupa susuk yang terbuat dari sejenis karet silastik yang
berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
(Handayani, 2017; h.116).
1. Jenis implan
a) Non-Biodegradable Implant
Dengan ciri – ciri:
1) Norplant
Dipakai sejak tahun 1987
2) Terdiri dari 6 kapsul kosong silastik ( karet
silicone ). Yang diisi dengan hormon
Levonogestrel dan ujung ujung kapsul ditutup
dengan silastic-adhesive tiap kapsul :
a. Panjang : 34 mm
b. Diameter : 2,4 mm
c. Berisi 36 mg levonogestrel
3) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan
untuk 5 tahun.
4) Pada tahun 2004 jenis ini paling banyak
dipakai.
b) Norlpan-2
1) Dipakai sejak tahun 1987
2) Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat,
dengan panjang setiap batang 44 mm
3) Masing-masing batang disi dengan 70 mg
Levonogestrel di dalam matriks batangnya
4) Sangat efektif untuk mencegah kehamilan
selama 3 tahun
Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara
50 – 85 mcg pada tahun pertama, kemudian menurun sampai
30 – 85 mcg perhari untuk 5 tahun berikutnya. ( Hanafi, 2018;
h.180)
D. Pathofisiologi
Mekanisme kerja yang tepat dari implant belum jelas benar. Seperti
kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja, Implan
tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara:
1. Mencegah ovulasi.
Pada kedua macam implant norplan dan norplan-2,
Levonogestrel ber-difusi melalui membran Silastic dengan
kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah
insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup
tinggi untuk mencegah ovulasi.
Menurut Helen Varney (2018), kadar levonogestrel yang
dipertahankan di dalam tubuh klien dengan sistem Norplant
secara parsial menekan lonjakan LH dan menghambat
ovulasi. Sekresi FSH dan LH tetap berada pads kadar
normal.
IMPLAN
Kurang
Kadar Supresi Merangsanag Reaksi
pengetahuan
progestin maturasi hipotalamus radang
terhadap
tetap siklik dan hipofisis dilengan
pemasangan
kontan kiri
dan efek yang
terjadi
Mengganggu Supresi
Mucus serviks proses peningkatan Pelepasan
menebal, kental pembentukan LH mediator
dan jumlahnya endometrium inflamasi ANSIETAS
menurun
Menekan
Atrofi terjadinya Stimulai
Membentuk endemeterium ovulasi saraf
sawar untuk simpatis dan
penetrasi parasimpatis
sperma Menghambat
terjadinya
implementasi Prespsi nyeri
Menghambat
pergerakan
sperma NYERI
F. Pemeriksaan Penunjang
Buat catatan pada rekam medik tempat
pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum
yang mungkin terjadi selama pemasangan.
Amati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit
untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi
atau efek lain sebelum memulangkan klien. Beri
petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangan, kalau bisa diberikan secara
tertulis (Affandi, 2012 PK-27)
G. Penatalaksanaan
1) Waktu mulai menggunakan implant
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke 2
sampai hari ke-7. tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja diyakini tidak terjadi kehamlan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid,
klien jangan melakukan hubungan
seksual atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c) Bila klien tidak haid, insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja diyakini
tidak terjadi kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau
gunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja.
d) Bila menyusui antara 6 minggu sampai
6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui
penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain.
e) Setelah 6 minggu melahirkan dan telah
terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan
melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
f) Bila klien menggunakan kontrasepsi
hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien
menggunakan kontrasepsi dengan
benar.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
kontrasepsi non hormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya
dengan implant, insersi implant dapat
dilakukan setiap saat, asal saja klien
tidak hamil. Tidak perlu menunggu
sampai datangnya haid berikutnya.
h) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat
diinsersikan pada saat haid hari ke-7
dan klien jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau gunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja. AKDR segera dicabut.
i) Pascakeguguran implant dapat segera
diinsersikan.
(Saifuddin, 2018,h.MK-56)
2) Prosedur pemasangan
a) Melakukan konseling dan persetujuan
tindakan medis.
Konseling adalah proses yang berjalan
dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan
bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kesempatan
yakni pada saat pemberian pelayanan.
Dengan melakukan konseling berarti
petugas membantu klien dalam memilih
dan memutuskan jenis kontrasepsi yang
akan digunakan sesuai dengan
pilihannya. Disamping itu dapat
membuat klien merasa puas. (Saifuddin,
2018, h.U-1)
Persetujuan tindakan medis (informed
consent) adalah persetujuan yang
diberikan oleh klien atau keluarganya
atas dasar informasi dan penjelasan
mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien tersebut.
(Saifuddin, 2018, h.U-6)
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Jam :
1. DATA SUBJEKTIF
a) BIODATA
Nama : untuk mengetahui siapa peserta KB Implan
dan memudahkan kita dalam tindakan
Umur : kontrasepsi merupakan salah satu
kontrasepsi rasional dalam fase menjarangkan
kehamilan pada umur 30 – 35 tahun. Dapat
digunakan pada wanita tua (diatas 35 tahun) kecuali
cyclofem (Hartanto, 2004 : 30).
Agama : untuk mengetahui apakah alat kontrasepsi
yang digunakan bertentangan dengan agama yang
dianut atau tidak.(Hartanto, 2004 : 31)
b) ALASAN KUNJUNGAN
Alasan mengapa klien datang ke pelayanan kesehatan
c) KELUHAN UTAMA
Keluhan yang paling dirasakan klien saat kunjungan
d) RIWAYAT PENYAKIT
e) RIWAYAT OBSTETRI
a. Haid
Pada ibu/klien yang mengalami gangguan
menstruasi seperti nyeri pada saat haid yang
berlebihan (dismenorhea berat), perdarahan
haid yang banyak dapat menggunakan metode
kontrasepsi implan.. Implan dapat diberikan
pada saat hari ke 2-7 menstruasi
(Saifuddin, 2003 : MK-73).
b. Riwayat Perkawinan
Dalam penggunaan kontrasepsi Implan peserta
disarankan tidak mempunyai pasangan seks lain.
c. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Diberikan pada peserta KB implan yang dalam fase
menjarangkan kehamilan dan mengakhiri
kesuburan.
d. Riwayat KB
Jenis KB yang pernah digunakan, alasan
penggunaan, lama pemakaian, alasan berhenti
atau ganti cara, rencana KB berikutnya dan apa
tujuan peserta ikut KB.
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : compos mentis/somnolens/koma
TTV : TD tidak boleh lebih dari
160/90 mmHg,
nadi tidak lebih dari 100
x/menit, respirasi
dan
suhu dalam batas normal.
BB sekarang : untuk mengetahui berat badan
ibu naik atau turun
selama menggunakan KB.
TB : Tinggi badan dalam batas yang
normal.
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
Terapeutik 2. Menciptakan
- Ciptakan suasana
suasana terapeutik
terapeutik untuk
untuk menumbuhkan
menumbuhkan kepercayaan
kepercayaan 3. Menjelaskan
Edukasi prosedur
- Jelaskan termasuk
prosedur, sensasi yang
termasuk mungkin
sensasi yang dialami
mungkin 4. Mengkolabora
dialami si pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Tanggal : 23 07 2020
Jam :
Tempat :
A. DATA SUBYEKTIF
1.IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 27 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat :-
No Reg : 1038xx
2.KELUHAN UTAMA
Saya merasa khawatir dengan kondisi Selama 3 bulan terakhir mengalami pendarahan
bercak sedikit sedikit dan nyeri pada bagian bawah perut dan mengalami peningkatan
berat badan.
3. RIWAYAT KESEHATAN
4. RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Menstruasi
Tgl/Bln/ Anak
Usia Tempat Jenis
N Thn Peno Peny Usia Hidup/
keha Persali Persal J B P Nifas
o Persali long ulit anak Mati
milan nan inan K B B
nan
1. 2019 9 bln bidan normal bidan - L 31 45 3 bln 15 hidup
Bulan
2. Hamil
saat ini
6. RIWAYAT KB
Jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor KB implan sejak 10 bulan yang lalu.
7. RIWAYAT PERNIKAHAN
Usia :25 tahun 1 kali
9. POLA AKTIVITAS
B. DATA OBJEKTIF
b. TTV :-
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/m
S: 37 °C
RR : 20x/ m
c. TB : 160 cm
d. BB : 58 kg (bb akhir)
45 kg (bb awal)
2. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
2. Palpasi
(a) Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran thyroid atau tidak,
ada pembesaran limfe atau tidak.
(b) Dada : untuk mengetahui apakah simetris atau tidak, bersih atau tidak,
ada benjolan atau tidak. Hal ini untuk mengetahui apakah ada tumor
atau kanker.
(c) Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi, adakah
nyeri tekan serta adanya masa. Hal ini untuk mengetahui adanya
kelainan pada abdomen. Pada kista ovarium perut terlihat membuncit
dan salah satu bagian perut ibu terlihat lebih besar, hasil palpasi teraba
adanya benjolan keras pada perut bagian bawah.
3. Auskultasi
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. TERAPI MEDIS
5. KESIMPULAN
terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi
habis. Bila berdarah lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi
untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi,
atau dapat juga diberikan 50mg etinilestradiol atau 1,25mg estrogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari. ( Handayani,2010;114 )
C. ANALISA DATA
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Nyeri akut
3. Berat badan lebih
E. INTERVENSI
No SLKI SIKI
1. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan
REDUKSI ANSIETAS
Tujuan :
Observasi
Setelah dilakukan tindakan pemeriksaan
masalah Ansietas Teratasi - Identifikasi saat
tingkat ansietas
Kriteria Hasil :
berubah (mis.
Menu Cukup Seda Cukup Menu
run Mening ng Menuru run Kondisi, waktu,
kat n stresor)
Verbalis 1 2 3 4 5
asi
khawatir
akibat
Terapeutik
kondisi - Ciptakan suasana
yang
dihadapi terapeutik untuk
menumbuhkan
Perilaku 1 2 3 4 5
gelisah kepercayaan
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
2. Nyeri akut b.d Agen cidera fisik (mis.abses, ampulasi, MANAJEMEN NYERI
terbakar, terpotong, mengangkat berat,
Observasi
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebih)
- Identifikasi lokasi ,
Tujuan :
karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan masalah Nyeri akut teratasi. durasi, frekuansi,
kualitas,intensitas
Kriteria Hasil :
nyeri.
Menu Cukup Seda Cuku Meningk
run Menuru ng p at - Identifikasi skala
n Menin nyeri
gkat
Kema 1 2 3 4 5 (1-10)
mpuan
menunt
- TTV
askan Terapeutik
aktivita
s - Fasilitasi istirahat
dan tidur
Menin Cukup Seda Cukup Menu
gkat Mening ng Menuru run
kat n
Keluhan 1 2 3 4 5 Edukasi
nyeri
- Jelaskan
Gelisah 1 2 3 4 5 penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
Kriteria Hasil :
Terapieutik
memb Cukup Sedan Cukup Memb
uruk Memb g Memb aik - Hitung berat badan
uruk aik
Berat 1 2 3 4 5 pasien
badan
- Hitung persentase
Indeks 1 2 3 4 5
massa lemak dan otot
tubuh
pasien
Edukasi
- Jelaskan hubungan
antara asupan
makanan, aktivitas
fisik, penambahan
berat badan dan
penurunan berat
badan
F. IMPLEMENTASI
NO IMPLEMENTASI
1. REDUKSI ANSIETAS
1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stresor)
2. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
3. Menjelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
4. Mengkolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
2. MANAJEMEN NYERI
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri (1-10)
3. Melakukan TTV
4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
5. Menjelaskan penyebab, periode,dan pemicu nyeri.
6. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
7. Mengkolaborasi pemberian analgetik
G. EVALUASI
1. Pasien mengatakan sudah tidak mengalami bercak darah lagi dan sudah
tidak khawatir
2. Pasien sudah tidak merasakan nyeri di abdomen lagi
3. Berat badan pasien sudah sedikit normal kembali
4. Masalah teratasi
5. Hentikan intervensi
H. DISCHARGE PLANNING
Discharge planning No reg :
Nama :
Jk :
Tanggal MRS Tanggal KRS :
Bagian Bagian :
Dipulangkan dari RS dengan keadaan Pulang paksa
Sembuh Lari
Meneruskan dengan obat meninggal
jalan
Pidah ke RS lain
A. Kontrol
a. Waktu: -
b. Tempat: -
C. Aturan diet/nutrisi:
Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan,
sayur dan biji-bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika
dilakukan histerektomi.
• Waktu tidur yang direkomendasikan untuk usia 45 tahun adalah 7-9 jam/hari
Lain – lain :
Hal yang harus dibawah pulang (hasil lab, foto,EKG, obat, lainnya)
Malang
(_____________) (__________)
DAFTAR PUSTAKA
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi dan
tindakan keperawatan. Jakarta selatan : Dewan Pengurus Pusat Persaruan
Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta selatan : Dewan Penguris Pusat Persaruan Perawat
Nasional Indonesia
Ackley. B. J., Ladwig,G. B,. & Makic,M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-
Based Guide to Planning Care. 11 Ed. St. Luois: Elsevier.