Etika atau etos (Yunani Kuno) mempunyai arti kebiasaan – kebiasaan tingkah laku
manusia, adat, akhlak, waktu, peraturan, sikap, dan cara berfikir.
Etika atau Ehics (Bahasa Inggris) mempunyai arti ukuran tingkah laku atau perilaku
manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
Etika atau Mos/Mores (Jamak) mempunyai arti adat, kebiasaan.
Etika menurut KBBI mengandung arti :
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika dalam buku Bertens dibagi menjadi 3 pengertian yaitu :
a. Etika berarti kumpulan asas atau nilai – nilai dan norma – norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik.
c. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.
Dua macam etika menurut Keraf, sebagai berikut :
a. Etika Dekriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai suatu yang bernilai.
b. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.
Hak – hak klien pada Asuhan Sayang Ibu dan Bayi pada Persalinan.
a. Memberi pelayanan kepada ibu dengan ramah dan penuh perhatian.
b. Memberikan semangat dan dukungan kepada ibu.
c. Meminta keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan.
d. Memberi kesempatan bagi ibu untuk memilih posisi mengejan yang diinginkan.
e. Memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi ibu, seperti makan dan minum disetiap
proses persalinan.
f. Melakukan rawat gabung ibu dan bayinya.
g. Membimbing ibu untuk memeluk bayinya dan sesegera mungkin memberikan ASI,
diupayakan pemberiannya dilakukan kurang dari 1 jam atau disebut IMD.
h. Memantau kondisi ibu dan janin setelah melahirkan.
i. Memberikan asupan nutrisi setelah melahirkan.
j. Menganjurkan ibu untuk beristirahat setelah melahirkan.
k. Mengajarkan ibu dan keluarga atau suami mengenali tanda dan gejala bahaya yang
mungkin terjadi.
l. Mengajarkan ibu, keluarga, dan suami cara untuk mencari pertolongan disaat terjadi
hal yang berbahaya.
m. Selama persalianan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar – benar
dibutuhkan yaitu jika ada ineksi dan penyulit.
n. Obat – obat esensial, bahan dan perlengkapan harus tersedia oleh petugas dan
keluarga.
Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien :
tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Definisi operasional :
1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.
2. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.
3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.
4. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan
atau tugas kolaborasi.
5. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan, etika
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman.
6. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada ormat yang telah tersedia.
Standart VI : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama- sama atau partisipasi klien dan keluarga
dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Definisi Operasional :
1. Klien/ keluarga mendapatkan informasi tentang :
- Status kesehatan saat ini.
- Rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
- Peranan klien atau keluarga dalam tindakan kebidanan.
- Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan.
- Sumber – sumber yang dapat dimanfaatkan.
2. Klien dan keluarga bersama – sama dengan petugas melaksanakan tindakan kegiatan.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk
pembangunan dalam negeri, salah satunya dalam aspek kesehatan.
1. UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas.
2. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Oleh karena
pelayanan bidan meliputi kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon
pengantin, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa
klimakterium, dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak
pra sekolah.
3. Visi pembangunan kesehatan Indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang
optimal dengan strategi : paradigma sehat, profesionalisme, JPKM, dan desentralisasi.
Peranan Legislasi
Dalam memberikan pelayanan ada hal – hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan
pasien atau masyarakat, diantaranya :
1. Pelayanan yang tidak aman.
2. Sikap petugas yang kurang baik.
3. Kurang komunikasi.
4. Salah Prosedur.
5. Kurang sarana prasarana.
6. Kurang Informasi.
Selain hal – hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, ada pula kriteria
agar bisa dikatakan professional, yaitu :
1. Mandiri.
2. Peningkatan kompetensi.
3. Praktek berdasarkan evidence based.
4. Menggunakan beberapa sumber informasi.
2. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan
dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan kewenangan dan
hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat – syarat
tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut.
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap
bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standart
penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu
melaksanakan praktik profesinya. (Registrasi menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002).
3. Tujuan Registrasi
a. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
b. Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam penyelesaian
kasus malpraktik.
c. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktif.
Aplikasi proses registrasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut : bidan
yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dimana institusi pendidikan berada guna
memperoleh SIB selambat – lambatnya satu bulan setelah menerima Ijazah bidan.
Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 adalah
meliputi : fotokopi ijazah bidan, fotokopi transkrip nilai akademik, surat
keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar.