Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH KESEHATAN KARYA PUTRA BANGSA VOL. 1 , NO.

1 ,
Jurnal Online STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung HAL. 6-11

PERBANDINGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA RESEP PADA
MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Nurul Saqinah1, Dhanang Prawira Nugraha1*, Binti Muzayyanah2


1)
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Putra Bangsa Tulungagung,
Jalan Raya Tulungagung-Blitar KM 4, Sumbergempol,Tulungagung
2)
Instalasi farmasi RSUD Dr.Iskak Tulungagung

* Corresponding email : Dhanang.prawira.nugraha.apt@gmail.com


Email author : Nurulsaqinah96@gmail.com@gmail.com

ABSTRAK

Antibiotik merupakan golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan
diperoleh di apotek. Jika dalam menggunakan antibiotik tidak memperhatikan dosis, pemakaian dan
peringatan,maka dapat menimbulkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang penggunaan antibiotik tanpa resep.
Metode yang digunakan adalah menyebarkan kuisioner di lingkup mahasiswa kesehatan dan non kesehatan
yang berada di Kabupaten Tulungagung. Sampel yang diambil adalah 500 responden. Hasil penelitian
didapatkan bahwa pada kategori pengetahuan, terhadap antibiotik pada mahasiswa kesehatan yang
berpengetahuan tinggi sebanyak 49,2%, sedangkan mahasiswa non kesehatan berpengetahuan tinggi
sebanyak 48%. Pada kategori pengetahuan, mahasiswa kesehatan yang berpengetahuan tinggi sebanyak
49,2%, sedangkan mahasiswa non kesehatan berpengetahuan tinggi sebanyak 48%. Dari tabulasi silang
keseluruhan, mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi dan sikap baik, yakni sebanyak 82,4% dari
500 responden. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kesehatan lebih memiliki wawasan luas dan
penggunaan antibiotik tanpa resep yang benar apabila dibandingkan dengan mahasiswa non kesehatan .
.
Kata kunci: Antibiotik,Pengetahuan,Sikap

ABSTRACT

Antibiotics area category of potent drugs that can only be obtained by prescription and obtained at
the pharmacy. If the use of antibiotics does not pay attention to the dosage, consumption and caution, it can
cause disadvantageous antibiotic resistance. This research goals are to determine the knowledge and
attitude of medical student and non medical student about the use of antibiotics without a prescription. The
method used is the method using questionnaire of medical and non medical students in Tulungagung
regency. Samples taken were 500 respondents using random sampling. The result showed that based on the
knowledge category data, high-knowledge medical students were 49.2%, while high knowledge non
medical students were 48%. In attitude category data, good respondents were more on medical students
(48.4%) than non medical (35.2%) In the cross-tabulation of all respondents, the majority of respondents
have high knowledge and good attitude, that is as many as 82%. It can be concluded that medical student
have more broad insight and the correct use of antibiotics without a prescription when compared with non-
medical students..

Keywords: Antibiotic, knowledge,Attitude

-6-
Saqinah, Nugraha, &Muzayyanah VOL. 1, NO.1

resistensi terhadap antibiotik (Sun et al.,


2011).
1. PENDAHULUAN Salah satu faktor yang
Antibiotik merupakan obat yang paling mempengaruhi penggunaan antibiotik
sering diresepkan, dijual, dan digunakan di terutama tingkat pengetahuan individu itu
seluruh dunia. Mayarakat masih beranggapan sendiri mengenai antibiotik. Beberapa
dengan penggunan antibiotik semua penyakit penelitian telah menunjukan bahwa tingkat
dapat disembuhkan. Di negara berkembang, pengetahuan sangat berpengaruh terhadap
antibiotik banyak yang tersedia tanpa resep penggunaan antibiotik, salah satunya adalah
dan menyebabkan seseorang menggunakan penelitian yang dilakukan di Malaysia yang
antibiotik dengan tidak bijak atau sewenang- telah memperlihatkan hasil bahwa tingkat
wenang serta antibiotik digunakan dengan pengetahuan mengenai antibiotik di negara
dosis yang salah serta indikasi penyakit yang tersebut sebesar 54,7% berpengetahuan
salah, (Abimbola, 2013). sedang, dengan sumber antibiotik yang
Dampak negatif berbahaya akibat diperoleh melalui resep dokter, dan penelitian
penggunaan antibiotik secara tidak tepat tersebut menyimpulkan bahwa intervensi
adalah muncul dan berkembangnya kuman- pengetahuan atau pendidikan sangat
kuman kebal terhadap antibiotik atau dengan diperlukan untuk mempromosikan
kata lain terjadinya resistensi antibiotik. Hal penggunaan yang bijaksana terhadap
ini mengakibatkan pengobatan yang diberikan antibiotik (Oh et al, 2011).
menjadi tidak efektif, Peningkatan morbiditas Kemudahan akses informasi obat
(angka/jumlah sakit) maupun mortalitas seperti internet juga bisa mempengaruhi
(jumlah kematian) pasien, serta meningkatnya pengetahuan. Ilmu yang didapat selama
biaya perawatan kesehatan (Hadi, 2008). perkuliahan adalah bentuk stimulus
Di era globalisasi penggunaan lingkungan yang diterima mahasiswa. Tiap
antibiotik sangat berdampak karena dapat mahasiswa memiliki kebebasan untuk
menyebar informasi dengan cepat terutama menentukan sikap terhadap stimulus tersebut,
tanpa resep dokter, sementara pembelian yang selanjutnya diwujudkan dalam
tanpa resep dapat dengan mudah dilakukan. perilakunya. Mahasiswa kesehatan sebagai
Pengetahuan mengenai resistensi antibiotik calon tenaga kesehatan (nakes) diharapkan
bukan hanya tugas pemerintah tetapi tenaga mempunyai wawasan yang lebih luas dan
medis sangat berperan serta agar dapat dapat menyikapi dengan bijak penggunaan
memberikan pengobatan yang rasional. (Diaz antibiotik tanpa resep dan mahasiswa non
Granados et al., 2008). kesehatan diharapkan lebih dapat mengerti
Antibiotik mampu menghambat dan memahami tentang penggunaan
proses dalam kehidupan satu spesies atau antibiotik tanpa resep. Dalam penelitian ini,
lebih mikroorganisme senyawa kimia yang peneliti ingin membandingkan pengetahuan
dihasilkan oleh suatu organisme hidup, dan sikap tentang penggunaan antibiotik tanpa
termasuk turunan senyawa dan struktur resep pada mahasiswa kesehatan dan non
analognya yang dibuat secara sintetik, dalam kesehatan di Kabupaten Tulungagung.
kadar rendah (Siswandono, 2008).
Pendidikan tentang pengetahuan
antibiotik terhadap masyarakat menjadi salah
satu upaya untuk meminimalisir terjadinya
resistensi. Di beberapa negara telah
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat
mengenai pengetahuan penggunaan antibiotik
yang tepat serta mencegah berkembangnya

-7-
ISSN 2657-2400
Saqinah, Nugraha, & Muzayyanah VOL.1, NO.1

2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


2.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini mengkaji perbandingan
Rancangan ini dilakukan secara pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang
observasional deskriptif dengan menggunakan penggunaan antibiotik tanpa resep di
kuisoner yang disebarkan kepada mahasiswa Kabupaten Tulungagung.
kesehatan dan non kesehatan di Kabupaten
Tulungagung. Demografi Responden
Variabel terikat pada penelitian ini
adalah penggunaan antibiotik tanpa resep, Frekuensi Persent
sedangkan untuk variabel bebas meliputi
pengetahuan dan sikap. Jenis L 163 32,6
2.2 Populasi dan Sampel Kelamin P 337 67,4
Populasi mahasiswa di Kabupaten Total 500 100,0
Tulungagung sebanyak 38,285 mahasiswa,
Umur 18,00 3 ,6
sedangkan sampel yang diambil oleh peneliti
sebanyak 500 mahasiswa dengan rincian 250 19,00 38 7,6
mahasiswa kesehatan meliputi mahasiswa 20,00 65 13,0
farmasi Stikes Karya Putra Bangsa, dan 21.00 103 20,6
mahasiswa Hutama Abdi Husada dan 250 22,00 91 18,2
mahasiswa non kesehatan meliputi 23,00 138 27,6
mahasiswa Kebidanan Universitas 24,00 62 12,4
Tulungagung. Institut agama Islam Negri Total 500 100,0
(IAIN), Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Tabulasi Pengetahuan

2.3 Analisis Data


Kategori. Total
Besar sampel yang diambil dalam Pengetahuan
penelitian ini adalah 500 responden Sedang Tinggi
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kesehatan
Jumlah 4 246 250
Kriteria inklusi adalah mahasiswa kesehatan
Respon- %Total 0,8% 49,2% 50,0%
dan non kesehatan bersedia menjadi den
Jumlah 10 240 250
responden. Kriteria ekslusinya adalah Non
Kesehatan % Total 2,0% 48,0% 50,0%
Pengisian kuesioner tidak lengkap
Langkah langkah pengolahan data Jumlah 14 486 500
yaitu editing, coding, scoring, tabulasi, dan Total
%Total 2,8% 97,2% 100%
Entry data yang diperoleh diolah secara
komputerisasi dan dianalisis secara univariat
Mahasiswa kesehatan yang memiliki
tingkat pengetahuan sedang sebanyak 4
responden dengan persentase 0,8% dan
memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak
246 responden dengan persentase 49,2%.
Sedangkan mahasiswa non kesehatan yang
memiliki tingkat pengetahuan sedang
sebanyak 10 responden dengan persentase
2,0% dan memiliki tingkat pengetahuan tinggi
sebanyak 240 responden dengan persentase
48,0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
responden kesehatan memiliki tingkat
-8-
ISSN 2657-2400
Saqinah, Nugraha, & Muzayyanah VOL.1, NO.1

pengetahuan kategori tinggi lebih banyak Skor Sikap


dibandingkan responden non kesehatan.

N Minimu Maxi Mean Std.


m mum Deviatio
Skor Pengetahuan dan Skor Sikap n
48,31
Skor.Sikap 500 33,00 58,00 4,60525
Responden Skor. Skor. 00
Pengetahuan Sikap Valid N
500
(listwise)
N 250 250
Kesehatan Mean 11,6200 50,9760 Dari keseluruhan jawaban responden
Deviation ,87100 3,47212 dengan 12 soal dan 500 responden dapat
N 250 250 diperoleh skor total terendah 33, tertinggi
Non
Kesehatan Mean 10,2920 45,6440
58, rata-rata skor responden 48,3100 dan
Deviation 1,41092 4,02169
N 500 500
standar deviasi 4,60525.
Total Mean 10,9560 48,3100
Deviation 1,34673 4,60525
Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan
Skor Pengetahuan pada responden dengan Sikap
kesehatan memiliki rata-rata 11,620 dan pada Kategori. Total
responden non kesehatan memiliki rata-rata Sikap
skor responden 10,2920, sehingga dapat Sedang Baik

disimpulkan bahwa skor pengetahuan pada


Jumlah 8 6 14
responden kesehatan lebih tinggi daripada Sedang
responden non kesehatan. Kategori % Total 1,6% 1,2% 2,8%
Skor sikap pada responden kesehatan Pengetahuan
Jumlah 74 412 486
memiliki rata-rata 50,9760 dan pada Tinggi
responden non kesehatan memiliki rata-rata % Total 14,8% 82,4% 97,2%
45,6440, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Jumlah 82 418 500
skor sikap pada responden kesehatan lebih Total
tinggi dari pada responden non kesehatan. % Total 16,4% 83,6% 100,0%

Skor Pengetahuan Berdasarkan hasil tabulasi silang pada


tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
N Minim Maxim Mean Std.
um um Deviation responden dengan tingkat pengetahuan sedang
dan tingkat sikap sedang sebanyak 8
responden dengan persentase ,6%, sedangkan
Skor. yang tingkat pengetahuan sedang dan tingkat
500 5,00 12,00 10,9560 1,34673
Pengetahuan sikap baik sebanyak 6 responden dengan
persentase 1,2%.
Valid N 500 Responden dengan tingkat pengetahuan
tinggi dan tingkat sikap sedang sebanyak 74
responden dengan persentase 14,8%,
Dari keseluruhan jawaban responden sedangkan pada tingkat pengetahuan tinggi
dengan 12 soal dari 500 responden dapat dengan tingkat sikap baik sebanyak 412
diperoleh skor terendah 5, tertinggi12, rata- responden 82,4%.
rata 10,9560 dan standar deviasi 1,34673. Dari tabulasi diatas dapat diketahui
bahwa responden berpengetahuan tingkat
-9-
ISSN 2657-2400
Saqinah, Nugraha, & Muzayyanah VOL.1, NO.1

tinggi cenderung memiliki sikap baik Uji Chi Square


terhadap penggunaa antibiotik.
Value Df Asymp. Exact Exact
Tabulasi Sikap Sig. (2- Sig. Sig.
sided) (2- (1-
Kategori Total sided) sided)
.Sikap
Sedang Baik Pearson
17,439a 1 ,000
Respnden Jumlah 8 242 250 Chi-Square
Kesehatan
%Total 1,6% 48,4% 50,0% Continuity
14,515 1 ,000
Non Jumlah 74 176 250 Correctionb
Kesehatan %Total 14,8% 35,2% 50,0%
Likelihood
12,452 1 ,000
Ratio
Jumlah 82 418 500
Total Fisher's
%Total 16,4% 83,6% 100,% ,000 ,000
Exact Test
Linear-by-
Mahasiswa kesehatan yang memiliki Linear 17,404 1 ,000
tingkat sikap sedang sebanyak 8 responden Association
dengan persentase 1,6% dan memiliki tingkat N of Valid
500
sikap baik sebanyak 242 responden dengan Cases
persentase 48,4%. Responden non kesehatan
yang memiliki tingkat sikap sedang sebanyak Chi Square adalah tehnik statistik yang
74 responden dengan persentase 14,8% dan digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif
memiliki tingkat sikap baik sebanyak 176 bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih
responden dengan persentase 35,2%. kelas data berbentuk nominal dan sampelnya
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden besar (Sugiono,2013).
kesehatan memiliki tingkat sikap kategori Untuk mengetahui apakah ada hubungan
baik berjumlah lebih banyak dibandingkan antara pengetahuan tentang antibiotik dengan
responden non kesehatan. sikap terhadap penggunaan antibiotik maka
dilakukan uji chi square. Berdasarkan hasil
pengujian statistik di atas dapat diketahui
bahwa nilai Pearson Chi-squarei 0,000 < 0,05.
dikatakan signifikan < 0,05, begitu pula
sebaliknya Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan signifikan antara
pengetahuan tentang antibiotik dengan sikap
terhadap penggunaan antibiotic tanpa resep.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data kategori sikap, responden
yang bersikap baik lebih banyak pada mahasiswa
kesehatan (48,4%) daripada non kesehatan
(35,2%). Begitu pula pada kategori
pengetahuan, mahasiswa kesehatan yang
berpengetahuan tinggi sebanyak 49,2%,
sedangkan mahasiswa non kesehatan
berpengetahuan tinggi sebanyak 48%.Dari
tabulasi silang keseluruhan responden,
mayoritas responden memiliki pengetahuan

-10-
ISSN 2657-2400
Saqinah, Nugraha, & Muzayyanah VOL.1, NO.1

tinggi dan sikap baik, yakni sebanyak 82,4% University Press, Surabaya: 109-161
dari 500 responden. Jadi dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa kesehatan lebih memiliki Sun et al.,2011, Public Knowledge and Attitudes
wawasan luas dan penggunaan antibiotik Regarding Antibiotic Use in South Korea,
J Korean Acad Nurs Vol.41 No.6, South
tanpa resep yang benar apabila dibandingkan
Korea.
dengan mahasiswa non kesehatan.
Saran secara umum, diharapkan dapat Oh et al., 2011. Public Knowledge and Attitudes
meminimalisir penggunaan Antibuotik tanpa Towards Antibiotics Usage: A Cross
resep.Bagi Sectional Study Among The General
Pada institusi pendidilkan kesehatan Public in The State of Penang, Malaysia.
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan J Infect Dev Ctries. 5(5):338-47
tentang penggunaan antibiotik tanpa resep
untuk meminimalisir terjadinya resistensi Rafiqa, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
bakteri. Bagi institusi pendidikan non Mempengaruhi Konsumen dalam Proses
kesehatan perlu dilakukan penyuluhan untuk Pengambilan Keputusan Pembelian Obat
Bebas (Studi Kasus Konsumen di
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
Jakarta). Jakarta: Univesitas Indonesia,
perilaku mahasiswa non kesehatan mengenai hal. 70-71.
penggunaan antibiotik. Sedangkan untuk
institusi kesehatan yaitu memberikan
penyuluhan terkait penggunaan antibiotik
tanpa resep kepada masyarakat awam
termasuk mahasiswa non kesehatan agar
memiliki pemahaman yang cukup terkait
antibiotik tanpa resep. Pemerintah dianjurkan
untuk lebih mengawasi proses distribusi atau
peredaran antibiotik secara bebas di
masyarakat, agar pihak apotek tidak
memperjual belikan antibiotik tanpa resep
dokter.

DAFTAR PUSTAKA

Abimbola, I. O.2013. Knowledge and practices in


the use of antibiotics among a group of
Nigerian university students.International
Journal of Infection Control. 9 (7), 1-8

Hadi, U., 2008, Resistensi Antibiotik, Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan
departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Jakarta.

Diaz Granados CA, Cardo DM, McGowan JE


(2008). Antimicrobial resistance:
International control strategies with a focus
on resource limited settings, Int. J.
Antimicroba Agents, 32: 1-9.
.
Siswandono, Bambang Soekardjo (2008). Kimia
Medisinal edisi kedua, Airlangga

-11-
ISSN 2657-2400

Anda mungkin juga menyukai