DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Evidence Based dalam Asuhan Ibu Nifas” dapat tersusun hingga selesai.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.4 Proses Eksplorasi Etika Pemanfaatan Evidance Based dalam Asuhan Nifas7
3.1 Kesimpulan…..…………………………………………………………….13
3.2 Saran……………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..………...…..14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya
2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa
nifas
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Manfaat
2.2.1 Manfaat bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based yaitu
keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah, meningkatkan kompetensi (kognitif), memenuhi tuntunan dan
kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan yang bermutu, dan
memenuhi kepuasan penggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dnegan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6
2.2.2 Manfaat bagi Ibu Postnatal
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan evidence based yaitu
kenyamanan bagi pasien (ibu) dalam ha mengurangi nyeri perineum serta
paling tepat dalam tahap penyembuhan.
2.3 Karasteristik
Karakteristik dari evidence based practice antara lain:
a. Semangat untuk meneliti
b. Tim dan belajar mandiri
c. Skenario klinik
d. Pertanyaan PICOT (pasien, intervensi, comparison/perbandingan dari
beberapa intervensi, outcome/hasil yang diinginkan, time/waktu untuk
intervensi)
e. Mencari bukti untuk mennjawab pertanyaan
f. Kajian kritis (sintesis)
g. Implementasi dari evidence pada praktek klinik
h. Evaluasi dan implementasi
i. Diseminasi perubahan praktek
2.4 Proses Eksplorasi Etika Pemanfaatan Evidance Based dalam Asuhan Nifas
Dalam melakukan pemanfaatan evidence based practice, etika merupakan salah
satu hal yang harus diperhatikan. Etika tersebut mengacu pada standar pelayanan
kebidanan pada masa nifas. Terdapat 3 standar dalam pelayanan dalam masa nifas,
meliputi:
a) Standar 13 : perawatan bayi baru lahir. Bidan memeriksa dan menilai bayi
baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
b) Standar 14 : penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan. Bidan
melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2
jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping
itu, bidan memberikan penjelasan tentang halhal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
7
c) Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada nifas. Bidan membagikan
pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga,
minggu kedua, dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemuihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi, dan KB.
2.5 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan Memanfaatkan Evidance Based
2.5.1 Pengertian Masa Nifas
1. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa
nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan
(Prawirohardjo, 2009; Saifuddin, 2002).
2. Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. selama
masa ini, fisiologi saluran reproduktif kembali pada keadaan yang normal
(Cunningham, 2007).
3. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa
nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010).
4. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah persalinan selesai, dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro, 2005).
5. Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum
hamil (Bobak, 2004).
Dari berbagai uraian yang menjelaskan tentang pengertian masa nifas,
dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan
selesai dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.
2.5.2 Manfaat Evidence Base
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence Base antara lain:
1. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti
ilmiah
8
2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.5.3 Konsep dasar masa nifas
a. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau ± 40 hari .
b. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya
masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu.
d. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. Adapun tujuan
asuhan pada masa nifas adalah:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
b. Melakukan scrinning secraa komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya
c. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan
gizi,menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi
sehat dan KB
2.5.4 Perkembangan Asuhan Nifas Berdasarkan Evidence Based
A. Autokrin
Rekomendasi praktik yang perlu dilakukan oleh bidan berdasarkan evidence
based adalah sebagai berikut:
1) Pastikan posisi dan perlekatan yang benar pada payudara untuk
menjamin pengeluaran ASI secara efektif.
2) Anjurkan menyusui atas permintaan bayi (baby led feeding) dan atas
keinginan bayi (on demand).
3) Hindari pemberian makanan tambahan seperti susu formula, air atau
makanan tambahan lain, karena dapat menyebabkan keluarnya ASI
tidak teratur dan meningkatnya FIL menyebabkan menurunnya suplai
ASI.
4) Memperbanyak rangsangan pada payudara melalui aktifitas
menyusui atau memerah ASI dapat menambah tumbuhnya jaringan
sekresi payudara dan juga menginduksi laktasi.
B. Respon Neuroendokrin
Rekomendasi praktik yang perlu dilakukan oleh bidan berdasarkan
evidence based adalah sebagai berikut:
9
1) Anjurkan ibu untuk melakukan kontak skin-to-skin setelah
kelahiran selama minimal 1 jam melalui inisiasi menyusu dini
(IMD).
2) Usahakan agar bayi melakukan kombinasi menghisap, menelan
dan bernapas di payudara segera setelah dilahirkan untuk
merangsang produksi prolaktin.
3) Doronglah agar ibu menyusui secara teratur dan anjurkan juga
menyusui pada malam hari ketika kadar prolaktin berada pada
puncaknya.
4) Hindari pemisahan antara ibu dan bayi dan anjurkan perawatan
gabung (roming in).
5) Ciptakan lingkungan atau suasana relaks pada waktu menyusui
atau memerah ASI, karena stres dapat menghambat
pengeluaran hormon oksitosin (Pollard, 2015).
Kebiasaan Keterangan
Tampon Vagina Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak
menghentikan perdarahan, bahkan
perdarahan tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan
kesulitan pemantauan involusio rahim
10
c. Home visit dalam asuhan postnatal
d. Suport sistem dalam asuhan postnatal
e. Breastfeeding
f. Peran menjadi orang tua
g. Kelompok ibu postpartum
11
d. Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda - tanda
adanya penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan asuhan pada
bayi
4. Kunjungan Keempat, Waktu : 6 minggu setelah persalinan. Tujuan :
a. Menanyakan penyulit yang ada
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
Untuk mengembangkan, menerapkan dan menguji nilai keefektifan
perawatan postnatal yang telah didesain ulang dibandingkan dengan
perawatan yang saat ini digunakan pada pelayanan kesehatan fisik dan
psikologis perempuan. Kesehatan perempuan pada 4 bulan dan 12 bulan
setelah melahirkan mean MCS dan EPDS skor yang secara signifikan lebih
baik pada kelompok intervensi dan proporsi perempuan dengan skor EPDS
dari 13 + (indikasi depresi mungkin) secara signifikan lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol. Rata-rata kesehatan fisik (PCS) tidak
berbeda. Penggunaan layanan kesehatan secara signifikan kurang pada
kelompok intervensi serta morbiditas psikologis dilaporkan pada 12 bulan.
Pandangan perempuan tentang perawatan yang baik lebih positif atau
tidak berbeda. Bidan intervensi lebih puas dengan perawatan didesain
ulang dari bidan kontrol adalah dengan perawatan standar. Perawatan
intervensi dinilai efektif sejak hasil yang lebih baik dan biaya tidak
berbeda secara substansial.Perawatan postnatal yang didesain ulang
masyarakat yang dipimpin oleh bidan dan disampaikan periode yang lebih
lama, mengakibatkan peningkatan kesehatan mental perempuan pada 4
bulan setelah melahirkan, yang bertahan di 12 bulan dan pada biaya
keseluruhan setara.
3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam
penelitian, akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan
khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak
dalam upaya penurunan AKIdan AKB.
DAFTAR PUSTAKA
http://pujalestari-sahdi.blogspot.com/2015/12/evidence-based-pada-masa-nifas.html
(Akses pada tanggal 24 Agustus 2020 10.40)
13
Puji Wahyuningsih, Heni. 2018. Asuhan Kebidan Nifas dan Menyusui. Jakarta.
Kemenkes RI, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Rini, S & Kumala, F (2016). Panduan asuhan nifas & evidence based practice.
Deepublish, Jakarta.
https://id.scribd.com/document/386492523/MATERI-docx
(Di akses pada tanggal 24 Agustus 2020: 10.40)
14