Oleh :
NANDA SALWA AULIA
NIM. 1605122976
A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan.
Dalam silabus mata pelajaran kimia kurikulum 2013 revisi 2017,
terdapat sekitar sepertiga kegiatan pembelajaran dari 35 Kompetensi Dasar
(KD) berkaitan dengan tugas proyek. Salah satunya pada pokok Bahasan
struktur atom, yaitu kompetensi dasar (KD) 4.4 dimana kegiatan
pembelajarannya menuntut peserta didik membuat dan menyajikan hasil karya
yang berkaitan dengan model atom. Namun dalam proses pembelajaran jarang
sekali ditemui guru yang melaksanakan kegiatan proyek tersebut atau bahkan
belum ada yang melaksanakannya. Hal ini disebabkan kurangnya atau belum
adanya bahan ajar yang memfasilitasi untuk kegiatan pembelajaran tersebut.
Salah satunya adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Berdasarkan paparan di atas, untuk itu diperlukanlah suatu bahan ajar
yang dapat membantu terlaksananya kegiatan pembelajaran seperti yang
diharapkan dalam silabus kurikulum 2013 revisi 2017. Salah satu bahan ajar
yang dapat digunakan adalah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD). LKPD
merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik yang didalamnya berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk
mengerjakan suatu tugas.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengembangkan LKPD berbasis
Project Based Learning (PjBL). Project Based Learning (PjBL) merupakan
1
salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan
pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan berpikir,
sikap dan keterampilan konkret. Diharapkan dengan adanya LKPD berbasis
PjBL ini dapat menunjang proses pembelajaran peserta didik terutama pada
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang menuntut pengerjaan suatu proyek.
Beberapa penelitian terdahulu terkait pengembangan LKPD berbasis
PjBL telah banyak dilakukan baik itu pada mata pelajaran kimia maupun pada
mata pelajaran lainnya. Penelitian pengembangan LKPD berbasis PjBL telah
dilakukan oleh Riska, dkk (2018) pada materi asam basa. Berdasarkan hasil
penelitiannya menyatakan bahwa LKPD yang dikembangkan dinyatakan
layak. Ditinjau dari segi validitas, kepraktisan dan keefektivitasan. Ilmas, dkk
(2017) juga melakukan penelitian terkait pengembangan LKPD berbasis PjBL
pada materi Koloid. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa LKPD yang
dikembangkan memenuhi kriteria baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
diperlukan pengembangan bahan ajar berupa LKPD pada materi struktur
atom. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project
Based Learning (PjBL) pada Materi Struktur Atom Kelas X SMA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah “Bagaimana
Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project
Based Learning (PjBL) pada Materi Struktur Atom kelas X SMA yang Valid
dan Layak digunakan Pembelajaran.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis Project
Based Learning pada materi struktur atom kelas X SMA yang Valid dan
Layak digunakan dalam Pembelajaran.
2
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik
Peserta didik lebih mudah dalam memahami konsep dan
menguasai materi serta dapat meningkatkan minat terhadap mata
pelajaran kimia.
2. Bagi guru
Membantu guru dalam proses pembelajaran serta menambah
ketersediaan bahan ajar terutama pada materi struktur atom.
3. Bagi sekolah
Menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah.
4. Bagi peneliti
Peneliti mengetahui tahapan penelitian pengembangan LKPD
berbasis Project Based Learning dan menerapkan pengetahuan yang
telah didapatkan di bangku kuliah untuk menjadi pendidik yang paham
akan kebutuhan peserta didik.
E. DEFENISI OPERASIONAL
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning
(PjBL)
LKPD adalah lembar kegiatan yang digunakan dalam pembelajaran,
berfungsi sebagai panduan belajar dan memudahkan peserta didik dan guru
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD berbasis Project Based
Learning merupakan LKPD yang dibuat sebagai panduan bagi peserta didik
dan guru melaksanakan tugas proyek dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat tiga tahapan pokok dalam pembelajaran proyek yaitu persiapan,
pelaksanaan dan hasil produk. LKPD yang valid adalah LKPD yang telah
disusun peneliti sesuai dengan kurikulum 2013 dan dinyatakan valid oleh tim
validator melalui proses validasi dilihat dari segi aspek kelayakan isi,
kebahasaan, penyajian dan kegrafisan.
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
4
dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didik yang pada
akhirnya terjadi perubahan perilaku.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
usaha sadar untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik di mana dari perubahan ini didapatkan
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama.
Belajar dan pembelajaran memiliki keterkaitan, dimana belajar
merupakan perubahan pada diri individu yang terjadi melalui suatu
pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sementara pembelajaran merupakan
suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk terjadinya proses belajar pada
individu sehingga terjadi perubahan pada individu tersebut.
Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Aspek afektif berkenaan dengan sikap yang meliputi penerimaan, jawaban,
penilaian organisasi dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan
hasil belajar berupa keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi
keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretative.
Ketiga aspek di atas tentunya harus ada dalam proses belajar dan
pembelajaran. Aspek kognitif dan afektif tentunya sudah dilaksanakan dalam
kegaitan pembelajaran. Namun, aspek psikomotorik, belum di semua kegiatan
belajar dan pembelajaran diterapkan. Terutama pada aspek yang berkaitan
dengan keterampilan kerja peserta didik. Mungkin hanya diterapkan pada
materi pelajaran yang bersifat praktikum saja. Padahal pada kenyataannya
masih banyak kegiatan pembelajaran yang melibatkan keterampilan peserta
didik. Kegiatan pembelajaran dalam aspek keterampilan dapat berupa
kegiatan project. Misalnya pembuatan suatu produk atau karya yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
Sejalan dengan permasalahan yang disampaikan pada bagian
pendahuluan. Hal ini disebabkan kurang atau belum adanya bahan ajar yang
5
memfasilitasi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD).
LKPD yang akan digunakan tentunya harus memiliki karakteristik
tertentu yang dapat membimbing dan menilai kegiatan peserta didik dalam
aspek keterampilan ini. Untuk itu perlu diterapkan pula sebuah model
pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan tersebut. Salah satunya adalah
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
6
memungkinkan peserta didik melakukan penyelidikan terhadap suatu masalah
secara mandiri (Trianto, 2014).
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation terdiri dari :
a. Dimulai dengan pertanyaan yang esensial
Mengambil topik yang sesuai dengan ralitas dunia nyata dan dimulai
dengan suatu investigsi mendalam. Pertanyaan esensial diajukan untuk
memancing pengetahuan, tanggapan, kritik dan ide peserta didik
mengenai tema proyek yang akan diangkat.
b. Perencanaan aturan pengerjaan proyek
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengatahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Membuat jadwal aktivitas
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Jadwal ini disusun untuk mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.
d. Memonitoring perkembangan proyek peserta didik
Pendidik bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
e. Penilaian hasil kerja peserta didik
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluasi pengalaman belajar peserta didik
7
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
8
Learning digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik, melatih berbagai keterampilan berpikir, sikap dan keterampilan
konkret.
Dalam hal ini akan dilakukan penelitian pengembangan LKPD pada
mata pelajaran kimia pokok bahasan Struktur Atom menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning. LKPD ini membimbing peserta didik
untuk merancang sebuah proyek yang berkaitan dengan model atom.
LKPD Struktur Atom berbasis Project Based Learning (PjBL) dibuat
dengan tujuan untuk membantu guru dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran yang berbasis proyek. LKPD Struktur Atom berbasis Project
Based Learning (PjBL) ini dibagi menjadi 4 pertemuan. Dimana setiap
pertemuan membahas satu model atom.
Pada LKPD Struktur Atom berbasis Project Based Learning (PjBL)
terdapat dua kegiatan. Dimana pada Kegiatan 1 terdapat beberapa soal-soal
yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep pembelajaran
yang nantinya akan membantunya pada Kegiatan 2. Kegiatan 2 merupakan
lembaran kerja proyek untuk peserta didik. Pada Kegiatan 2 terdapat tahapan-
tahapan yang harus dilaksanakan saat pengerjaan kegiatan proyek. Tahapan
tersebut terdiri dari perencanaan proyek yang sebelumnya dipresentasikan
terlebih dahulu di depan kelas, menyusun jadwal kegiatan, monitoring,
menguji hasil dan evaluasi pengalaman. Waktu pengerjaan proyek adalah 1
minggu.
Peserta didik bersama kelompoknya akan merancang proyek model
atom yang akan mereka buat. Pada tahap perencanaan proyek peserta didik
mendiskusikan apa saja alat dan bahan yang digunakan serta membuat
gambaran seperti apa produk model atom yang akan mereka buat. Selanjutnya
perencanaan proyek yang telah didiskusikan dipresentasikan di depan kelas.
Kegiatan proyek ini akan dimonitor oleh guru. Kegiatan monitoring akan
dilaporkan setiap harinya berkaitan dengan kegiatan apa saja yang telah
dilakukan oleh peserta didik melalui grup WhatsApp. Laporan kegiatan dapat
berupa tulisan, foto atau video.
9
Setelah proyek selesai, produk yang dihasilkan akan dipresentasikan
di depan kelas. Bagian akhir dari kegiatan ini adalah evaluasi pengalaman,
yaitu evaluasi terkait kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dan
bagaimana pendapat peserta didik setelah mengerjakan tugas proyek ini.
10
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
11
Analisis Awal Akhir
Pengidentifikasian
Analisis Peserta Didik
Spesifikasi Tujuan
Penyusunan Tes
Perancangan
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Rancangan Awal
Pengembangan
Validasi Ahli
Uji Pengembangan
Uji Validasi
Penyebaran
Pengemasan
12
peserta didik, (c) analisis tugas, (d) analisis konsep dan (e) perumusan
tujuan pembelajaran.
a. Analisis Ujung Depan
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran Kimia sehingga
diperlukan pengembangan bahan pembelajaran. Peneliti melakukan
diagnosis awal untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik dilakukan dengan mengamati karakteristik
peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri,
kemampuan dan pengalaman peserta didik, baik secara kelompok
maupun individu. Analisis peserta didik meliputi karakteristik
kemampuan akademik, usia dan motivasi terhadap mata pelajaran.
c. Analisis Tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama
yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari
analisis terhadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
terkait materi LKPD yang akan dikembangkan.
d. Analisis Konsep
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam LKPD
yang dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep
pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai saranan pencapaian
kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi dan menyusun
secara sistematis bagian-bagian utama materi pembelajaran.
e. Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator
pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan
analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan pembelajaran,
peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan
dalam LKPD, menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya menentukan
seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai.
13
2. Tahap Perancangan (Design)
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian,
selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini
bertujuan untuk merancang suatu LKPD yang dapat digunakan dalam
pembelajaran Kimia. Tahap perancangan ini meliputi :
a. Penyusunan Tes
Penyusunan tes berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang
menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik berupa produk, proses,
psikomotor selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
b. Pemilihan Media
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media
pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
c. Pemilihan Format
Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format
dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi
pembelajaran. Pemilihan format dalam pengambangan dimaksudkan
dengan mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan dan
sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang isi LKPD,
membuat desain LKPD.
d. Desain Awal
Desain awal yaitu rancangan LKPD yang dibuat oleh peneliti
kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing. Kemudian
melakukan revisi setelah mendapatkan saran perbaikan LKPD dari
dosen pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap
validasi.
14
a. Validasi Ahli
Validasi ahli ini berfungsi untuk memvalidasi konten materi dalam
LKPD sebelum dilakukan uji coba dan hasil validasi akan digunakan
untuk melakukan revisi produk awal. LKPD yang telah disusun
kemudian akan dinilai oleh dosen ahli materi dan dosen ahli media,
sehingga dapat diketahui apakah LKPD tersebut layak diterapkan
atau tidak. Hasil validasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
untuk kesempurnaan LKPD yang dikembangkan.
b. Uji Coba Produk
Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba
lapangan terbatas untuk mengetahui hasil penerapan LKPD dalam
pembelajaran di kelas. Hasil yang diperoleh dari tahap ini berupa
LKPD yang sudah direvisi.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu LKPD berbasis PjBL pada pokok bahasan
struktur atom.
D. Instrumen Penelitian
a. Lembar Validasi
Lembar validasi ini berfungsi sebagai instrumen penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui kriteria valid tidaknya LKPD yang sedang
dikembangkan oleh peneliti. Di dalam lembar validasi ini terdapat
penilaian LKPD secara umum yang menjadi acuan dalam penilaian
LKPD pembelajaran kimia.
b. Angket
Angket digunakan sebagai penunjang untuk melihat tanggapan atau
respon peserta didik terhadap pengembangan LKPD.
15
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu validasi LKPD
oleh tim validator. Data penelitian dikumpulkan dengan pengisian lembar
validasi LKPD oleh validator. Data yang dihasilkan menjadi data yang diolah
oleh peneliti sehingga didapatkan hasil analisis data.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik desktriptif.
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk mendeskripsikan hasil valditas yang
diberikan validator setelah divalidasi. Aspek validasi yang dinilai oleh pakar
atau praktisi dibuat dalam skala penilaian. Jenis skala yang digunakan adalah
skala likert dengan skor 1-4. Skala ini memberikan keleluasaan kepada
validator dalam menilai perangkat pembelajaran berupa Lembar Kegiatan
Peserta Didik yang dikembangkan.
1. Validasi oleh Validator
Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik ditentukan oleh nilai rata-rata
skor yang diberikan validator. Kategori penilaian ditunjukkan pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Kategori Penilaian oleh Validator
Skor Penilaian Kategori
4 SS : Sangat Sesuai
3 S : Sesuai
2 KS : Kurang Sesuai
1 TS : Tidak Sesuai
(Sugiyono, 2013)
Hasil validasi dihitung dengan menggunakan rumus skor rata-rata yaitu :
Skor yang diperoleh
persentase= x 100 %
Skor maksimum
Keterangan :
Jumlah skor yang diperoleh = jumlah total jawaban validator
Skor maksimum = jumlah total nilai tertinggi validator
Kriteria dalam mengambil keputusan untuk validasi Lembar
Kegiatan Peserta Didik dipakai jika penilaian rata-rata validator baik.
Tabel 3.2. Kriteria Kelayakan Analisis Persentase
Persentase Kategori
16
80,00 – 100 Baik/Valid/Layak
60 – 79,99 Cukup Baik/Cukup Valid/Cukup
Layak
50 – 69,99 Kurang Baik/Kurang Valid/Kurang
Layak
0-49,99 Tidak Baik (Diganti)
(Riduwan, 2012)
2. Uji Coba Terbatas
Setelah dilakukan validasi LKPD maka dilakukan uji coba terbatas
terhadap LKPD. Uji coba terbatas menggunakan angket dan dilakukan
untuk melihat respon peserta didik dan guru terhadap LKPD yang telah
dikembangkan.
Data hasil uji coba terbatas akan dianalisis sesuai dengan pedoman
penilaian yang telah dikembangkan. Lembar tanggapan peserta didik dan
guru disusun berdasarkan skala Guttman, dimana skala ini hanya
memiliki dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju” atau “ya” dan
“tidak”. Jawaban positif diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban negatif.
Kriteria respon/tanggapan yang digunakan seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Tanggapan Peserta Didik
Persentase Keterangan
≥ 85 % Positif
≥ 70 % Cukup Positif
≥ 50 % Kurang Positif
≤ 50 % Tidak Positif
(Yamasari, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
17
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu SMP/MTS.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jendral
Manajmen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Goodman. B. 2010. Project Based Learning. Education Psychology
Jagantara, I, M., dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran berbasis Proyek
(Project Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari
Gaya Belajar Siswa SMA. E-journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha 4.
Kemendikbud. 2008. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA 2018.
Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Nasbi, I. 2007. Manajemen Kurikulum. Jurnal Idaarah, I(2).
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta :
Bandung.
Riska Wulandari & Dian Novita. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Berbasis Project Based Learning pada Materi Asam Basa
untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis. Unesa Journal Of
Chemical Education. Vol. 7 (2). 129-135.
Trianto. 2014. Mendesain Model pembelajaran Inovatif&Progresif. Kencana :
Jakarta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. alfabeta :
Bandung.
18