(Svehla, 1985)
2. Alkohol
a. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah golongan senyawa yang mengandung gugus
hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Semua alkohol
mempunyai reaksi yang sama karena mengandung gugus fungsional ini.
Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang menghubungkan atom-
atom karbon juga dianggap gugus fungsional sebab lebih reaktif daripada
ikatan tunggal karbon-karbon (Clark, 2002).
Dalam kimia organik, istilah alkohol merupakan nama salah satu
golongan senyawa organik yang terususn dari unsur-unsur C, H dan O
dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam
sintesis senyawa organik, alkohol memiliki peranan yang penting. Hal ini
dikarenakan alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik
yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halid, aldehida, keton, dan
asam karboksilat. Di samping sebagai bahan dasar dalam sintesis, alkohol
seringkali digunakan sebagai pelarut untuk melangsungkan sejumlah
reaksi organik. Dalam kehidupan sehari-hai ada beberapa anggota
golongan alkohol yang memiliki kegunaan khusus, misalnya : methanol
digunakan utnuk bahan anti pembekuan, etanol digunakan sebagai
sumber panas karena mempunyai nyala yang jernih dan panas, dan lauril
alkohol digunakan dalam pembuatan deterjen (Parlan. 2003).
b. Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan struktur, alkohol dapat dibagi menjadi tiga golongan
yang didasarkan pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksil.
1.) Alkohol primer (1o) adalah suatu alkohol dimana gugus hidroksil (-
OH) terikat pada atom karbon primer yaitu atom karbon yang
mengikat satu atom karbon yang lain. Misalnya, methanol, etanol, n-
propanol, n-butanol, dll.
R C OH
Alkohol primer
2.) Alkohol sekunder (2o) adalah alkohol dimana gugus hidroksil (-OH)
terikat pada atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang
mengikat dua atom karbon yang lain . Misalnya 2-propanol.
R C OH
R'
Alkohol sekunder
3.) Alkohol tersier (3o) adalah alkohol dimana gugus hidroksil (-OH)
terikat pada atom karbon tersier yaitu atom karbon yang mengikat
tiga atom karbon yang lain. Misalnya 2-metil-2-propanol (ters-butil
alkohol).
R"
R C OH
R'
Alkohol tersier
(Matsjehn, 1993)
c. Sifat-Sifat Alkohol
Sifat-sifat fisika golongan alkohol secara umum adalah sebagai
berikut :
a.) Alkohol monohidroksi suku rendah (1 sampai dengan 4 atom C)
berupa cairan yang tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan
segala perbandingan. Kelarutan alkohol dalam air makin rendah bila
rantai hidrokarbonnya makin panjang.
b.) Makin tinggi berat molekul alkohol, makin tinggi titik pula titik
didih dan viskositasnya.
c.) Alkohol yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat padat
yang tidak berwarna.
d.) Alkohol-alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa tetapi
memberikan kesan panas dalam mulut.
(Parlan, 2003)
3. Fenol
a. Pengertian Fenol
Fenol adalah zat kristal tidak berwarna yang memiliki bau khas.
Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan
terbatas dalam air (Kelly, 2009).
Fenol merupakan senyawa dengan gugus -OH yang terikat langsung
pada cincin aromatik. Senyawa fenol banyak terdapat di alam dan
merupakan intermediet baig industri untuk berbagai macam produk
seperti adhesif dan antiseptik. Fenol sendiri dapat dipakai sebagai
disinfektan dan diperoleh dari tar-batubara. Rumus umum fenol adalah
ArOH, dimana Ar adalah fenil atau fenil tersubstitusi atau gugus fenil
lain seperti naptil. Metil fenol sering disebut sebagai kresol. Kadangkala
senyawa fenol dinamakan sebagai senyawa hidroksi. Banyak senyawa
fenol menggunakan fenol sebagai nama induknya (Riswiyanto, 2009).
Alkohol dengan gugus R adalah aril pada umumnya disebut senyawa
fenol. Fenol dapat mempunyai substituent pada kedudukan orto, meta
dan para. Sebagaimana lazim pada senyawa aromatik. Fenol dan kresol
(orto, meta dan para metil fenol) banyak dijumpai pada ter batu bara.
Fenol merupakan bahan baku yang sangat berguna untuk keperluan
sintesis senyawa aromatik yang sangat berguna bagi kehidupan. Oleh
karena itu fenol banyak disintesis dan diperdagangkan secara besar-
besaran. Rumus struktur dari fenol ialah sebagai berikut :
OH
(Parlan, 2003)
4. Identifikasi Gugus Alkohol dan Fenol
Tujuan identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang
terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia yang spesifik yaitu
reaksi kimia yang hanya bereaksi dengan gugus fungsi lain. Masing-masing
senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus
fungsional yang dimilikinya. Beberapa senyawa dengan gugus fungsi
berbeda dapat memiliki sifat yang mirip (Chang, 2005).
Berikut ini merupakan jenis-jenis pengujian yang dapat dilakukan untuk
identifikasi senyawa alkohol dan fenol :
a. Kelarutan
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil
halida padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung
disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air. Bagian
hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-
molekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin
rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup
panjang, sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil (menyukai
air) gugus hidroksil (Fessenden & Fessenden, 1986).
Tabel titik didih kelarutan dalam air dari beberapa alkohol
Titik Kelarutan
Nama Rumus n Didih (gr/100 mL
(oC) pada 20oC)
CH3OH Larut
Metanol 1 64,5
sempurna
CH3CH2OH Larut
Etanol 2 78,3
sempurna
1- CH3CH2CH2OH Larut
3 97,2
propanol sempurna
2- CH3 CH CH3 Larut
3 82,3
propanol OH
sempurna
1- CH3CH2CH2CH2OH
4 117 8,3
butanol
H
2- CH3 CH2 C OH
4 99,5 12,5
butanol
CH3
H2
Isobutil CH3 CH C OH
4 107,9 11,1
alkohol
CH3
H3C
Terbutil Larut
CH3 C OH 4 82,2
alkohol sempurna
CH3
(Matsjehn, 1993)
Kelarutan
Titik
Nama Titik Didih g/100g air pada Ka
Leleh
25 °C
Fenol 43 182 9,3 1,1×10-10
o-kresol 31 191 2,5 0,63×10-10
m-kresol 11 201 2,6 0,98×10-10
p-kresol 35 202 2,3 0,67×10-10
o-
fluorofeno 16 152 - 15×10-10
l
m-
fluorofeno 14 178 - 5,2×10-10
l
p-
fluorofeno 48 185 - 1,1×10-10
l
o-
9 173 2,8 77×10-10
klorofenol
m-
33 214 2,6 16×10-10
klorofenol
(Riswiyanto,2009)
tak dipilih
CH3CH2OH + NaOH CH3CH2O Na + H2O
etanol;pKa=15,9 natrium etoksida pKa = 15,7
dipilih
OH + NaOH O Na + H2O
CH3OH + Na CH3O-Na+ + H2
CH3CH2OH + Na CH3CH2O-Na + H2
Air tidak hanya merupakan asam lemah tetapi juga merupakan basa
lemah. Pasangan elektron bebas pada atom oksigen dapat menerima
proton dan membentuk ion oksonium. Melalui cara yang sama, alkohol
dan fenol dapat bereaksi dengan asam – asam kuat membentuk ion-ion
oksonium yang tersubstitusi
H X R X H OH
R OH
(CH3)2COH + H Cl (CH3)3C Cl + H OH
CH3H2CH2CH2OH + H Cl CH3CH2CH2CH2 Cl + H OH
Reaksi ini adalah tahap pertama dari dua tahap penting dari alkohol yang
akan dibahas dalam dua bagian berikut, yaitu dehidrasinya menjadi
alkena dan konversinya menjadi alkil halida (Mifflin Co, 1983).
d. Pengujian Lucas
Alkohol dapat mempunyai kecepatan reaksi yang berbeda terhadap
suatu reagen tertentu, bahkan dapat berbeda dalam hal hasil yang
diperoleh, bergantung pada golongan alkoholnya. Pengujian-
pengujiannya yang dapat membedakan antara ketiga golongan tersebut
sangat berguna dalam menetukan struktur suatu alkool yang belum
dikenal. Pengujian Lucas didasarkan pada perbedaan kecepatan dari
alkohol-alkohol primer, sekunder, dan tersier untuk diubah menjadi alkil
klorida. Reagen yang digunakan dalam pengujian ini adalah larutan seng
klorida dalam asam klorida pekat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
R-OH + HCl R-Cl + H2O
ZnCl2
(Tim Dosen Kimia Organik, 2017)
Alkohol tersier bereaksi dengan segera menghasilkan alkil klorida
yang tidak larut yang timbul sebgaai suspensi keruh atau lapisan yang
terpisah. Alkohol sekunder akan larut menghasilkan suatu larutan bening,
asalkan gugus R tidak mempunyai banyak atom karbon di dalam rantai,
kemudian terbentuk alkil klorida (larutan keruh) dalam waktu lima menit.
Alkohol primer tidak diubah menjadi alkil klorida selama beberapa jam
pada suhu kamar oleh reagen ini (Tim Dosen Kimia Organik, 2017).
Peranan seng klorida (ZnCl2) adalah sama dengan peranan H +. Seng
klorida tak berair adalah suatu asam lewis yang sangat kuat dengan
orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron dari
oksigen. Pembentukan suatu kompleks antara ZnCl2 dan oksigen alkohol
melemahkan ikatan C-O dan dengan demikian menaikkan kemampuan
gugus oksigen ini untuk pergi (Fessenden & Fessenden, 1986).
e. Reaksi fenol dengan air brom
Gugus hidroksil pada fenol mengakibatkan cincin benzene reaktif
terhadap substitusi elektrofilik, sehingga reaksi yang terjadi berlangsung
pada keadaan yang sangat lemah. Fenol jika direaksikan dengan air
brom, maka fenol akan diubah menjadi 2,4,6-tribromofenol yang
kelarutannya di dalam air sangat rendah. Telah teramati bahwa alkohol
sekunder dan alkohol tersier kadang-kadang mengalami penataan ulang
bila diolah dengan HX. Kebanyakan alkohol primer tidak bereaksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa alkohol sekunder dan tersier bereaksi
dengan hidrogen halida dengan jalan SN1, sedangkan alkohol primer
bereaksi lewat jalan SN2 (Fessenden & Fessenden, 1986).
f. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Fenol dan senywa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada
suatu atom karbon tak jenuh, memberi warna merah jambu, ungun, atau
hijau bergantung pada struktur dari fenol atau enol dengan besi (III)
klorida. Hal ini disebabkan karena terbentuknya senyawa kompleks
dengan besi alkohol-alkohol biasa tidak bereaksi karena tidak dapat
menghasilkan senyawa kompleks. Oleh karena itu pengjian ini dapat
difunakan untuk membedakan kebanyakan fenol dari alkohol (Tim
Dosen Kimia Organik, 2017).
F. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi 15 buah
2. Pipet 20 buah
3. Gelas kimia 250 mL 1 buah
4. Gelas ukur 10 mL 2 buah
5. Rak tabung reaksi 1 buah
6. Kaki tiga 1 buah
7. Pembakar spiritus 1 buah
8. Kasa 1 buah
9. Penjepit tabung reaksi 1 buah
10. Corong kaca 1 buah
11. Kertas saring 1 lembar
Bahan :
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Filtrat Residu
Hasil Pengamatan
Reaki-reaksi :
1. Kelarutan
Tabung 4
Tabung Tabung Tabung Tabung Tabung
0,5 mL
1 2 3 5 6
Sikloheks
0,5 mL 0,5 mL 0,5 mL 0,5 mL 0,5 mL
anol
etanol n-butil ter-butil Etilen fenol
alkohol alkohol glikol
Ditambahkan 2 mL aquades
Dikocok
Hasil Pengamatan
Reaksi-reaksi :
Tabung:
(aq)
4. + H2O(l) tidak larut
H2C OH H2C OH
(aq)
+ H2O(l)
Ditambahkan 5 ml NaOH 10 %
Dikocok dan diamati
Hasil Pengamatan
Reaksi-reaksi :
Tabung:
1. H3C-CH2-CH2-CH2-OH(aq) + NaOH(aq)
OH
(aq)
2. + NaOH(aq)
OH ONa
(aq) (aq)
3. + NaOH(aq) + H2O(l)
OH ONa
(aq) (aq)
+ NaOH(aq) + H2O(l)
Hasil Pengamatan
Reaksi-reaksi :
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
ONa
OH
2Na H2
OH ONa
4. Pengujian Lucas
Tabung 1 Tabung 2
Tabung 3 Tabung 4
2- 5 tetes reagen 2- 5 tetes reagen
2- 5 tetes reagen 2- 5 tetes reagen
Lucas Lucas
Lucas Lucas
+ +
+ +
1 mL 1-butanol 1 mL 2-butanol
1 mLsikloheksanol 1 mL tersier butil
alkohol
Hasil Pengamatan
Reaksi-reaksi :
Tabung 1
Tabung 2
OH Cl
H2 H2
3HC C C CH3 (aq) HCl (aq) 3HC C C CH3 (aq) H2O (aq)
H H
Tabung 3
OH Cl
ZnCl2
HCl (aq) H2O (l)
(aq)
Tabung 4
CH3
CH3
3HC
ZnCl2 3HC C CH3 (aq) H2O (l)
C CH3 (aq) HCL (aq)
OH Cl
5. Reaksi fenol dengan air brom
1 mL larutan Fenol
Hasil Pengamatan
Reaksi :
Br
OH
OH
3HBr (aq)
3Br2 (aq) (aq)
(aq)
Br
Br
Ditambah 5 mL air
Ditambah 1-2 tetes FeCl3
Dikocok dan diamati perubahan
Hasil Pengamatan
Reaksi-reaksi :
Tabung 1
OH
O- O-
FeCl3 (aq) H2O+ O- Fe O- H2O+
O- O-
(aq)
H2O+
OH
FeCl3 (aq) OO O
O
Fe
(aq)
OO
Tabung 2
OH
OH
(aq)
Tabung 3
OH
(aq)
+ H2O(l) tidak larut
e. Etilen glikol
Senyawa kelima yaitu etilen glikol. Langkah pertama yang dilakukan
mengambil 0,2 mL etilen glikol tidak berwarna dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 mL H2O tidak berwarna dan
dikocok sehingga diperoleh hasil bahwa etiln glikol larut dalam H 2O dan
warna larutan tidak berwarna sesuai dengan persamaan :
H2C OH H2C OH
(aq)
+ H2O(l)
Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak-
menolak molekul-molekul air. Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa
senyawa yang larut dalam H2O adalah etanol, n-butil alkohol, teriser butil
alkohol, dan etilen glikol. Hal ini disebabkan karena etanol, n-butil
alkohol, tersier butil alkohol, dan etilen glikol memiliki rantai karbon C
yang yang pendek sehingga tidak menganggu kelarutan senyawa tersebut
dalam H2O. Semakin pendek suatu rantai atom C pada senyawa alkohol
maka semakin mudah larut. Sedangkan Pada larutan sikloheksanol, dan
fenol tidak larut dalam H2O. Pada sikloheksanol tidak dapat melarut
disebabkan adanya senyawa alisiklik pada sikloheksanol. Pada ter-butil
alkohol rantai atom karbon (C) lebih panjang. Makin panjang bagian
hidrokarbon ini, maka akan makin rendah kelarutan alkohol dalam H2O.
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa alkohol
dengan rantai pendek (C1-C4) larut sempurna, sedangkan dengan rantai
lebih panjang C<4 sedikit larut, sedangkan untuk senyawa alkohol yang
memiliki atom C>6 sukar larut. Percabangan rantai atom karbon (C)
menyebabkan meningkatknya ketidakpolaran pada suatu senyawa alkohol.
(aq)
+ NaOH(aq)
c. Fenol
Ketika larutan fenol tidak berwana ditambahkan dengan larutanNaOH
(natrium hidroksida) tidak terjadi perubahan danlarutan tidak berwarna.
Hal ini menunjukkan bahwa larutan fenol bereaksi dengan alkali.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
OH ONa
(aq) (aq)
+ NaOH(aq) + H2O(l)
d. Naftol
Naftol sedikit berbeda dari larutan sebelumnya, karena fatol berupa
serbuk berwarna coklat susu. Pada uji naftol, langkah pertama yaitu
mengambil serbuk naftol seujung spatula kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 mL H2O lalu dikocok.
Selanjutnya ke dalam tabung reaksi tersebut dtambahkan larutan NaOH
dan didapatkan bahwa larutan naftol larut serta larutan berwarna jingga
pudar. Reaksi yang terjadi ialah sebagai berikut :
OH ONa
(aq) (aq)
+ NaOH(aq) +
H2O(l)
Berdasarkan percobaan diatas, diketahui bahwa yang dapat bereaksi
dengan alkali adalah fenol dan naftol sedangkan n-butil alkohol dan
sikloheksanol tidak bereaksi dengan alkali. Hal ini dikarenakan fenol lebih
asam daripada alkohol. Sehingga fenol dan naftol dapat terbentuk
alkoksida (Na-fenoksida dan naftol fenoksida) karena alkoksida bersifat
lebih lemah daripda OH- pada fenol dan naftalena sedangkan pada n-butil
alkohol dan sikloheksanol tidak dapat terbentuk alkoksida karena alkoksida
merupakan basa yang lebih kuat daripada OH- pada n-butil alkohol dan
sikloheksanol.
4. Reaksi dengan natrium
Percobaan kelima pada praktikum kali ini bertuuan untuk mengetahui
perbedaan antara alkohol dan fenol apabila direaksikan dengan natium.
Terdapat 4 jenis larutan yang akan diuji reaksinya yaitu etanol, 1-propanol,
2-propanol, dan o-kresol. Langkah pertama yang dilakukan yaitu
mengambil 1 mL larutan yang akan diuji kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, lalu ditambahkan indikator pp 3 tetes. Selanjutnya
ditambahkan logam Natrium. Sehuingga diperoleh data sebagai berikut :
1. Etanol
Ketika larutan etanol tidak berwarna ditambahkan dengan indikator pp
tidak berwarna, larutan tetap tidak bewarna. Kemudian ditambahkan
logam natrium larutan berubah warna menjadi ungu dan terdapat
sedikit gelembung menghasilkan garam alkoksida dan gas H 2.
Terbentuknya gas H2 terjadi karena pada saat reaksi terjadi pelepasan
kalor. Fungsi indikator PP untuk mengetahui apakah alkoksida yang
dihasilkan merupakan asam atau basa atau basa kuat. Reaksi yang
terjadi sesuai dengan persamaan :
2CH3CH2OH(aq) + 2Na(s) 2CH3CH2ONa(aq) + H2↑
2. 1-propanol
Ketika larutan 1-propanol tidak berwarna ditambahkan dengan
indikator PP tidak berwarna, larutan tetap tidak bewarna. Kemudian
ditambahkan logam natrium larutan berubah warna menjadi ungu(+)
dan terdapat gelembung yang menunjukkan adanya gas H 2 dan
menghasilkan garam alkoksida. Terbentuknya gas H2 terjadi karena
pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor. Fungsi indikator PP untuk
mengetahui apakah alkoksida yang dihasilkan merupakan asam atau
basa atau basa kuat. Reaksi yang terjadi sesuai dengan persamaan :
2 CH3CH2CH2OH(l) + 2 Na(s) → 2 CH3CH2CH2ONa(aq) + H2↑
3. 2-propanol
Ketika larutan 2-propanol tidak berwarna ditambahkan dengan
indikator PP tidak berwarna, larutan tetap tidak bewarna. Kemudian
ditambahkan logam natrium larutan berubah warna menjadi ungu(+)
dan terdapat banyak gelembung yang menunjukkan adanya gas H 2 dan
menghasilkan garam alkoksida. Terbentuknya gas H2 terjadi karena
pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor. Fungsi indikator PP untuk
mengetahui apakah alkoksida yang dihasilkan merupakan asam atau
basa atau basa kuat. Reaksi yang terjadi sesuai dengan persamaan :
2CH3CH(OH)CH3(l) + 2 Na(s) → 2 CH3CH(ONa)CH3(aq) + H2↑
4. O-kresol
Ketika larutan o-kresol tidak berwarna ditambahkan dengan indikator
PP tidak berwarna, larutan tetap tidak bewarna. Kemudian
ditambahkan logam natrium larutan berubah warna menjadi ungu(+++)
dan terdapat sedikit gelembung yang menunjukkan adanya gas H2 dan
menghasilkan garam alkoksida. Terbentuknya gas H2 terjadi karena
pada saat reaksi terjadi pelepasan kalor. Fungsi indikator PP untuk
mengetahui apakah alkoksida yang dihasilkan merupakan asam atau
basa atau basa kuat. Reaksi yang terjadi sesuai dengan persamaan :
OH ONa
2Na H2
OH ONa
c. Sikloheksanol
Ketika larutan sikloheksanol tidak berwarna ditambahkan reagen Lucas,
maka dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Pada percobaan ini tidak
terbentuk kekeruhan setelah diamati selama 45 menit 10 detik. Hal ini
disebabkan karena sikloheksanol tergolong alkohol sekunder. Alkohol
sekunder dapat diubah menjadi alkil klorida namun membutuhkan waktu
yang lama hingga berjam-jam. Reaksi yang terjadi :
CH3CH(OH)CH2CH3(aq) + HCl(aq) → CH3CH(Cl)CH2CH3(aq) + H2O(l)
d. Tersier Butil Alkohol
Ketika larutan tersier butyl alkohol tidak berwarna ditambahkan reagen
Lucas, maka dihasilkan larutan sedikit keruh pada bagian bawah. Pada
percobaan ini terbentuk kekeruhan setelah diamati selama 55 detik. Hal
ini disebabkan karena tersier butyl alkohol tergolong alkohol tersier.
Alkohol teriser dapat diubah menjadi alkil klorida dalam waktu yang
cepat. Reaksi yang terjadi :
CH3 CH3
CH3 CH3
Br
OH
OH
3HBr (aq)
3Br2 (aq) (aq)
(aq)
Br
Br
OH
O- O-
FeCl3 (aq) H2O + O- Fe O- H2O+
O- O-
(aq)
H2O+
b. Resorsinol
Tabung kedua dilakukan untuk pengujian resorsinol. Pertama kali,
mengambil 1 mL larutan fenol berwarna kuning dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 mL air tidak berwarna. Lalu
ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3 berwarna kuning dan dikocok. Fungsi
penambahan FeCl3 untuk membentuk senyawa kompleks sebagai uji ada
tidaknya gugus fenol. Hasil yang didapatkan adalah terjadinya perubahan
warna menjadi larutan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat gugus fenol pada tabung kedua. Fenol dan senyawa yang
mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu atom karbon tak jenuh
(enol), memberi warna merah jambu, ungu atau hijau bergantung pada
struktur dari fenol atau enol, dengan besi (III) klorida. Hal ini disebabkan
karena terbentuknya senyawa kompleks dengan besi yaitu Fe[Fe(C6H5O)2].
Reaksi yang terjadi sebagaiOHberikut :
OH
(aq)
c. 2-propanol
Tabung ketiga dilakukan untuk pengujian 2-propanol. Pertama kali,
mengambil 1 mL larutan 2-propanol tidak berwarna dimasukkan ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 mL air tidak berwarna. Lalu
ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3 berwarna kuning dan dikocok. Fungsi
penambahan FeCl3 untuk membentuk senyawa kompleks sebagai uji ada
tidaknya gugus fenol. Hasil yang didapatkan adalah larutan menjadi keruh
dan tetap tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gugus
fenol pada tabung ketiga karena alkohol biasa tidak dapat bereaksi dengan
FeCl3.
OH
(aq) (aq)
+ NaOH(aq) + H2O(l)
3. Dari hasil percobaan di atas, manakah yang lebih bersifat asam, n-heksanol
atau fenol? Jelaskan alasannya!
Jawaban :
Yang bersifat lebih asam fenol, karena pada fenol terdapat gugus –OH yang
terikat pada rantai siklik aromatis. Sehingga mudah bereaksi dengan basa
kuat NaOH. Rantai siklis aromatis lebih asam daripada alcohol alifatik
karena rantai siklik dapat beresonansi sehingga lebih stabil daripada alcohol
alifatik.
4. Tuliskan persamaan reaksi antara etanol dan natrium! Apakah petunjuk
yang ada mengatakan hasil dari reaksi ini?
Jawaban :
2CH3CH2OH(aq) + 2Na(s) 2CH3CH2ONa(aq) + H2↑
Petunjuk yang dapat digunakan untuk mngayatakan hasil reaksi ini yaitu
dengan menggunakan indikator PP. Ketika ditetesi indikator PP larutan
berubah merah muda, ada gelembung dalam tabung, dan tabung terasa
panas.
5. Berdasarkan hasil percobaan di atas, bagaimanakah Saudara dapat
dibedakan antara sikloheksanol dan fenol ?
Jawaban :
Sikoloheksanol dan fenol dapat dibedakan melalui pengujian dengan
larutan NaOH dengan perbedaan hasil yang didapatkan sebagai berikut :
Sikloheksanol merupakan senyawa siklik dan tidak bereaksi dengan
NaOH karena sikloheksanol merupakan senyawa alkohol yang bersifat
lemah.
Fenol merupakan senyawa aromatis dengan keasaman yang tinggi
dibandingkan dengan alkohol sehingga dapat bereaksi dengan NaOH.
6. Bagaimanakah kiranya pengaruh dari reagen lucas terhadap masing-masing
senyawa berikut : 1- butanol, sikloheksanol dan tert-butil alkohol?
Jawaban :
Pada senyawa 1-butanol termasuk alkohol primer yang tidak dapat
bereaksi dengan reagen lucas. Sedangkan sikloheksanol merupakan alkohol
sekunder dan ter-butil alkohol merupakan alkohol tersier kedua jenis
alkohol tersebut dapat bereaksi dengan reagen lucas. Namun yang paling
berpengaruh terhadap reagen lucas adalah pada alkohol tersier karena akan
membentuk alkil klorida yang tidak dapat larut dalam air.
7. Diantara senyawa berikut : 1- butanol, trifenil karbinol, resorsinol, manakah
yang tidak mengalami oksidasi dalam pengujian Bordwell-Wellman ?
Jawaban :
Alkohol primer dan sekunder dapat dengan mudah teroksidasi oleh asam
kromat, sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi. Jadi 1-butanol dan
resorsinol akan teroksidasi, sedangkan trifenil karbinol tidak.
8. Tulislah persamaan reaksi antara fenol dan air brom! Sebutkan jenis reaksii
yang terjadi!
Jawaban :
Br
HO + 3Br2 Br OH + Hbr
Fenol Br
2,4,6- tribromo fenol
DOKUMENTASI
A. Asam Karboksilat
1. Identifikasi Karboksilat
Larutan
KMnO4
berwarna
Ungu
Asam Cuka
+ KMnO4 =
Larutan
berwarna
ungu
kehitaman
dan terdapat
endapan
warna hitam
No Alur Foto Keterangan
Larutan
1B CH3COONa
encer tidak
berwarna
Larutan
FeCl3
berwarna
kuning
CH3COONa
+ FeCl3 =
Larutan
berwarna
orange
kemerahan
CH3COONa
+ FeCl3
dipanaskan
No Alur Foto Keterangan
Setelah
dipanaskan,
terdapat
endapan
bergumpal
berwarna
merah
kecoklatan
Residu
berwarna
merah
Filtrate
tidak
berwarna
CH3COONa
+ FeCl3 +
K4FeCN6:
larutan
berwarna
kuning
FeCl3 +
K4FeCN6:
larutan
berwarna
biru
kehitaman
etanol +
aquades:
larutan larut,
larutan tidak
berwarna
n-butil
alkohol:
larutan tidak
berwarna
n-butil
alkohol +
aquades:
larutan
sedikit larut,
larutan tidak
berwarna
N
Alur Foto Keterangan
o
ter-butil
alkohol +
aquades:
larutan larut,
larutan tidak
berwarna
sikloheksano
l + aquades:
larutan tidak
larut
etilen glikol
+ aquades:
larutan larut,
larutan tidak
berwarna
fenol +
aquades:
larutan tidak
larut
n-butil alkohol:
larutan tidak
berwarna
n-butil alkohol
+ NaOH:
terbentuk 2
lapisan (tidak
larut, larutan
tidak
berwarna)
sikloheksanol:
larutan tidak
berwarna
sikloheksanol
+ NaOH:
tebentuk 2
lapisan (atas
keruh, bawah
larutan tidak
berwarna)
No Alur Foto Keterangan
fenol: larutan
tidak berwarna
fenol + NaOH:
larut, larutan
tidak berwarna
naftol: serbuk
berwarna
coklat susu
Larutan naftol
berwarna
coklat susu
naftol +
NaOH: larut,
larutan
berwarna
jingga pudar
Hasil
pengamatan
Reaksi dengan
Alkali
Etanol, 1-
Sebanyak 1 mL etanol, 1- propanol,2-
propanol,2-propanol, dan o- propanol, dan
kresol dimasukkan ke dalam o-kresol =
tabung reaksi larutan tidak
berwarna
Etanol +
indikator pp =
larutan tidak
berwarna
Etanol +
indikator pp +
logam
natrium =
larutan
berwarna
ungu
1-propanol +
indikator pp =
larutan tidak
berwarna
1-propanol +
indikator pp +
logam
natrium =
larutan
berwarna
ungu (+)
No Alur Foto Keterangan
- 2-propanol
+ indikator
pp =
larutan
tidak
berwarna
2-propanol +
indikator +
logam Na =
larutan
berwarna
ungu (+)
O-kresol +
indikator pp =
larutan tidak
berwarna
O-kresol +
indikator pp +
logam Na =
larutan
berwarna
ungu (+++)
No Alur Foto Keterangan
Hasil
Pengamatan
Reaksi
dengan
Natrium
4. Pengujian Lucas
No Alur Foto Keterangan
4 5 tetes Reagen Lucas Reagen lucas
dimasukkan ke dalam empat = tidak
tabung reaksi berwarna
Fenol + air
brom =
larutan
berwarna
kuning
pudar
Fenol + air
+ FeCl3 =
larutan
berwarna
ungu (+)
Resorsinol
= larutan
berwarna
kuning ada
endapan
merah bata
Resorsinol
+ aquades =
larutan
berwarna
kuning (+)
No Alur Foto Keterangan
Resorsinol
+ aquades +
FeCl3 =
larutan
berwarna
kuning
kecoklatan
2-propanol
= larutan
tidak
berwarna
2-propanol
+ aquades =
larutan tidak
berwarna
No Alur Foto Keterangan
2-propanol
+ aquades +
FeCl3 =
larutan
keruh
Hasil
pengamatan
Reaksi fenol
dengan besi
(III) klorida