MODUL I
PEMETAAN ALIRAN PRODUKSI
Disusun oleh:
Kelompok : 43 (Empat Puluh Tiga)
Nama/NPM : Salsabila Aulia N / 10070217093
Ulandari / 10070217104
Asisten : Fahra Andiani
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA....................................2
2.1 Pengumpulan Data....................................................................................2
2.1.1 Data Utama........................................................................................2
2.1.2 Data Pendukung...............................................................................16
2.2 Pengolahan Data......................................................................................18
2.2.1 Perhitungan Waktu Baku.................................................................18
2.2.2 Perhitungan Uptime..........................................................................21
2.2.3 Pemetaan Kondisi Saat Ini (Current State Mapping)......................22
2.2.4 Menghitung Takt Time.....................................................................28
2.2.5 Identifikasi Waste.............................................................................29
BAB III ANALISIS...............................................................................................29
3.1 Analisis Kondisi Saat Ini (Current State Map).......................................31
3.2 Analisis Sumber Waste............................................................................31
3.3 Analisis Takt Time...................................................................................32
3.4 Analisis Perbaikan dari Kondisi Saat Ini.................................................32
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................34
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor industri saat ini sedang berkembang di seluruh dunia, hal yang
sama berlaku di Indonesia. Industri menjadi sebagian besar mata pencaharian
penduduknya. Ini terbukti jumlah industri yang menggunakan teknologi cukup
banyak agar sektor industri indonesia bisa masuk pasar asing. Agar dapat bersaing
dengan perusahaan lainnya, perusahaan menerapkan manajemen operasi efisien
dengan strategi dalam tiap proses produksi yang dilakukan. Agar tujuan tersebut
dapat dicapai perlu adanya pengembangan dalam sistem produksi guna
mengurangi atau menghilangkan suatu kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah
pada aktivitasnya. Usaha dalam mengurangi kegiatan yang tidak dapat diperlukan
dapat dilakukan dengan pendekatan lean manufacturing sebagai pemilihan proses
strategi sebagai keputusan operasional.
Lean manufacturing atau yang lebih dikenal sebagai lean adalah suatu
filosofi bisnis yang meliputi pada penggunaan sumber daya yang termasuk
sumber waktu dalam aktivitas perusahaan yang melalui perbaikan dan
peningkatan terus-menerus. Sehingga hanya berfokus pada eliminasi aktivitas
yang tidak bernilai dalam desain produksi yang berhubungan dengan manufaktur
atau operasi yang berkaitan langsung dengan pelanggan (Gasperz, 2007). Terdapat
berbagai macam tools yang dapat digunakan pada lean manufacturing, namun
pada implementasi ini digunakan pendekatan dengan melakukan value stream
mapping (VSM).
Implementasi yang dilakukan yaitu membuat produk mobil tangki air 1,
mobil tangki air 2, dan mobil tangki minyak. Terdapat 13 stasiun kerja yaitu
gudang bahan baku, stasiun kerja pembubutan, pengukuran 1, pemotongan,
pengefreisan, pengukuran 2, pengeboran, penghalusan, pemeriksaan, perakitan 1,
perakitan 2, perakitan 3, dan gudang barang jadi. Tujuan akhir dari implementasi
ini yaitu membuat value stream mapping dengan berbagai data baik data utama
maupun data pendukung sehingga diharapkan dapat mengetahui alur material dan
informasi dari suatu produk tertentu agar dapat membuat mengetahui sumber dari
1
pemborosan, mengidentifikasi waste, melakukan peningkatan dalam
menghilangkan waste serta dapat memberikan solusi perbaikan
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2
204
208
207
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
SK 2 (Pengukuran 1) 50
53
Landasan Depan 50
50
49
153
134
Landasan Belakang 129
125
139
59
58
Kabin 1 59
59
59
60
59
Kabin 2 59
60
59
44
46
Tangki 1 49
50
46
43
44
Tangki 2 45
40
42
43
41
Tangki 3 43
44
44
18
20
Roda 19
19
19
Tutup Tangki 2
4
3
4
3
4
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
SK 3 (Pemotongan) 2
3
Landasan Depan 5
4
4
4
4
Landasan Belakang 4
5
4
4
3
Kabin 1 2
3
4
4
2
Kabin 2 2
4
3
2
4
Tangki 1 4
2
4
5
4
Tangki 2 4
5
3
4
3
Tangki 3 3
5
4
60
64
Roda (8) 60
60
63
Tutup Tangki 7 14
7 14
4
6 12
5 10
6 12
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
102
103
Landasan Depan 104
102
102
94
94
Landasan Belakang 95
92
94
400
403
Kabin 1 401
416
412
440
431
SK 4 (Pengefreisan) Kabin 2 432
431
432
314
316
Tangki 1 314
417
316
307
306
Tangki 2 303
302
304
314
318
Tangki 3 319
315
314
SK 5 (Pengukuran 2) 29
29
Landasan Depan 24
29
27
Roda 158
150
5
150
155
152
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
2 4
2 4
Tutup Tangki 2 4
2 4
1 2
36
34
Tangki 1 35
34
34
SK 5 (Pengukuran 2) 37
35
Tangki 2 35
35
33
34
35
Tangki 3 34
35
37
SK 6 (Pengeboran) 493
506
Landasan depan 499
431
441
523
522
Landasan belakang 525
524
526
12
13
Kabin 1 10
10
10
11
10
Kabin 2 12
13
12
Tangki 1 26
26
6
24
26
26
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
26
26
Tangki 2 27
25
24
28
24
Tangki 3 26
25
23
56
51
Roda 46
54
48
24 48
25 50
Tutup Tangki 23 46
22 44
22 44
SK 7 (Penghalusan) 52
51
Landasan Depan 53
48
52
51
54
Landasan Belakang 54
50
49
27
26
Kabin 1 32
32
26
34
30
Kabin 2 30
31
31
Tangki 1 34
31
7
32
34
32
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
33
33
Tangki 2 32
33
34
31
31
Tangki 3 34
30
31
SK 7 (Penghalusan)
211
214
Roda 214
214
213
34 68
34 68
Tutup Tangki 32 64
34 68
30 60
SK 8 (Pemeriksaan) 27
26
Landasan Depan 25
25
24
23
26
Landasan Belakang 27
25
24
24
24
Kabin 1 26
23
26
26
28
Kabin 2 24
23
22
Tangki 1 29
30
8
25
24
26
9
27 25 28
27 24 27
SK 3 Perakitan
24 26 25
25 24 28
Tabel 2.1 Data Waktu Siklus (Lanjutan)
Waktu Siklus (Detik)
SK Komponen
MTA 1 MTA 2 MTM
27 26 26
29 26 28
26 24 24
SK 3 Perakitan
26 29 25
27 27 27
27 25 25
6 7 4
9 7 7
Gudang Barang Jadi (GBJ) 8 6 5
7 7 8
6 5 7
10
22
21
19
11
78 83 79
75 79 80
Perakitan
74 78 75
70 78 74
Tabel 2.3 Waktu Tunggu per Produk (Lanjutan)
Waktu Tunggu/Produk (Detik)
SK
MTA1 MTA2 MTM
147 147 150
133 145 145
GBJ 139 150 148
142 139 138
140 147 139
12
Kb2, Tangki 1,
Tangki 2, Tangki
3, Ldb, & roda
13
21
18
Landasan
18
belakang
22
23
Tabel 2.6 Data Waktu Set Up (Lanjutan)
Set Up Set up Komponen (Detik)
SK Komponen Mesin
MTA 1 MTA 2 MTM
(Detik)
18
16
Kabin 1 18
16
21
22
20
Kabin 2 19
20
18
20
18
Tangki 1 20
18
21
21
21
Tangki 2 21
20
20
23
22
Tangki 3 22
22
22
38
25
Roda 33
39
34
25
26
Tutup Tangki 23
22
22
SK 4 (Freis) Landasan 37
Depan 43
41
42
14
41
96
93
Landasan
94
belakang
96
98
15
56
56
45
46
Kabin 2 27 49
46
47
16
Data Waktu Kerja
Hari Kerja : 24 Hari
Jam Kerja : 8 Jam Kerja (1 jam isirahat)
Waktu Yang Tersedia = Hari Kerja x Jam Kerja x Jumlah Shift x 60 x 60
= 24 Hari x 7 jam x 1 Shift x 60 x 60
= 604.800 Detik
Data Demand
Tabel 2. 7 Data Demand Tiap Produk
Ite
Produk Demand (Unit/bulan)
m
A MTA 1 650
B MTA 2 700
C MTM 650
17
MTA 1 MTA 2 MTM
6 6 6 6 6 6 6 6 6
SK 6 Pengha lusan
5 5 5 5 5 5 5 5 5
SK 5 Pengeboran
2b 2b 2b 2b 2b 2b
SK 2 Pengukuran
4 4 4 4 4 4 4
SK 4 Pengfreisan
3 3 3 3 3 3 3 3 3
SK 3 Pemotongan
2a 2a 2a 2a 2a 2a 2a 2a 2a
SK 2 Pengukuran
1
SK 1 Pembubutan
LDB KB 1 KB 2 TT T1 T2 T3 LDD RD PS 1 PS 2 AR
Landasan
Landasan
Belakang
Tangki 2
Tangki 3
Tangki 1
Pasak 1
Pasak 2
Kabin 2
As Roda
Kabin 1
Tangki
Depan
Tutup
Roda
18
SK SK
SK PEMBUBUTAN SK PEMOTONGAN SK PENGEBORAN
PENGEFREISAN PENGHALUSAN
SK SK
SK PERAKITAN
PENGUKURAN PENGUKURAN SK PEMERIKSAAN
1
1 2
CONVEYOR 1
SK PERAKITAN SK PERAKITAN
GBB 3 2
*Keterangan:
GBJ
= Aliran Material CONVEYOR 2
Ws =
∑ Xi
n
Dengan: Xi = waktu pengukuran
19
n = banyaknya pengukuran
Perhitungan waktu normal
Wn = Ws x p
Dengan: p = penyesuaian
p = 1 ± f (dimana f : faktor penyesuaian (dari Westinghouse)
Perhitungan waktu baku
Wb = Wn x (1 + a)
Dengan : a = kelonggaran
Catatan:
1. Faktor Penyesuaian (f)
Ditentukan oleh supervisor
Untuk semua stasiun kerja
(Gunakan metode Westinghouse dan berikan alasan dalam pengambilan
nilai) Faktor penyesuaian yang digunakan dalam pengujian ini diambil
dari proses produksi Mobil Tangki Air 1, Mobil Tangki Air 2 dan Mobil
Tangki Minyak. Rekapitulasi Faktor Penyesuaian untuk seluruh stasiun
kerja dapat dilihat pada Tabel 2.8
Tabel 2. 8 Faktor Penyesuaian
Nilai
No Stasiun Kerja TOTAL
Keterampilan Usaha Kondisi Konsistensi
1 GBB 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
2 Pengukuran 1 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
3 Pengukuran 2 0,11 0,1 0,02 0,01 0,24
4 Pembubutan 0,08 0,1 0,02 0,01 0,21
5 Pemotongan 0,11 0,1 0,02 0,01 0,24
6 Pengefreisan 0,11 0,1 0,02 0,01 0,24
7 Pengeboran 0,08 0,08 0,02 0,03 0,21
8 Penghalusan 0,08 0,08 0,04 0,03 0,23
9 Pemeriksaan 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
10 Perakitan 1 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
11 Perakitan 2 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
12 Perakitan 3 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
13 GBJ 0,11 0,1 0,04 0,03 0,28
2. Kelonggaran (a)
(Harga a ditentukan untuk seluruh kelompok), nilai kelonggaran ini
berdasarkan pengamatan supervisor terhadap operator pada setiap stasiun
kerja dalam implementasi pembuatan produk Mobil Tangki Air 1, Mobil
20
Tangki Air 2 dan Mobil Tangki Minyak. Rekapitulasi Faktor Kelonggaran
untuk seluruh stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 2.8
Tabel 2. 9 Faktor Kelonggaran
Faktor Kelonggaran Total
Tenaga Keadaan
N Keadaan Keadaan Keb.
Stasiun Kerja yang Sikap Geraka Kelelahan Temperatur
o Atmosfe Lingkungan Pribad
dikeluarka Kerja n Kerja Mata Tempat
r yang Baik i
n Kerja
1 GBB 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 2% 19%
2 Pembubutan 2% 2% 1% 2% 4% 3% 4% 1% 19%
3 Pengukuran 1 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 2% 19%
4 Pemotongan 2% 2% 1% 2% 4% 3% 4% 1% 19%
5 Pengefreisan 2% 2% 1% 2% 4% 3% 4% 1% 19%
6 Pengukuran 2 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 1% 18%
7 Pengeboran 2% 2% 1% 2% 4% 3% 4% 1% 19%
8 Penghalusan 2% 2% 1% 2% 4% 3% 4% 1% 19%
9 Pemeriksaan 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 2% 19%
10 Perakitan 1 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 2% 19%
11 Perakitan 2 1% 1% 1% 3% 4% 3% 4% 1% 18%
12 Perakitan 3 1% 1% 1% 3% 3% 3% 4% 1% 17%
13 GBJ 1% 1% 1% 1% 4% 3% 4% 1% 16%
21
Tabel 2. 10 Rekapitulasi Perhitungan Waktu Baku
Ws (Detik) Wn (detik) Wb (detik)
N
SK MTA P l
O MTA 2 MTM MTA 1 MTA 2 MTM MTA 1 MTA 2 MTM
1
Gudang bahan 152,0
1 155,00 154,00 1,28 198,40 197,12 194,56 1,19 236,10 234,57 231,53
baku (GBB) 0
SK1
2 204,2 204,2 204,2 1,21 247,08 247,08 247,08 1,19 294,03 294,03 294,03
pembubutan
SK2
3 314,6 310,9 311,1 1,28 402,69 397,95 398,24 1,19 479,20 473,56 473,91
pengukuran 1
SK3
4 81,8 88,6 88,8 1,24 101,43 109,86 110,11 1,19 120,70 130,74 131,03
pemotongan
SK4 1158,1
5 938,2 918,8 934,0 1,24 1163,37 1139,31 1,19 1384,41 1355,78 1378,21
pengereisan 6
SK5
6 217,0 219 219,2 1,24 269,08 271,81 271,81 1,18 317,51 320,73 320,73
pengukuran 2
SK6 1132, 1370,4
7 1108,9 1131,60 1,21 1341,72 1369,24 1,19 1596,64 1629,39 1630,81
pengeboran 6 3
SK7
8 409,9 441,60 445,8 1,23 504,18 543,17 548,33 1,19 599,97 646,37 652,52
penghalusan
SK8
9 257,0 283,07 285,6 1,28 329,00 362,32 365,56 1,19 391,51 431,16 435,02
pemeriksaan
10 SK perakitan 1 4,6 4,63 5,1 1,28 5,85 5,93 6,47 1,19 6,97 7,06 7,70
11 SK perakitan 2 7,92 7,60 7,08 1,28 10,14 9,73 9,06 1,18 11,96 11,48 10,69
12 SK perakitan 3 26,36 25,68 26,35 1,28 33,74 32,87 33,73 1,17 39,47 38,46 39,46
Gudang barang
13 7,20 6,40 6,20 1,28 9,22 8,19 7,94 1,16 10,69 9,50 9,21
jadi (GBJ)
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 311,04 x 650 )+ ( 311,04 x 700 )+(311,04 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 102,86%
Rekapitulasi perhitungan Uptime untuk setiap stasiun kerja dapat dilihat
pada Tabel 2.11
Tabel 2. 11 Rekapitulasi Perhitungan Uptime
Wb (detik)
No SK UpTime
MTA 1 MTA 2 MTM
1 Gudang bahan baku (GBB) 236,10 234,57 231,53 77,41%
2 SK1 pembubutan 294,03 294,03 294,03 97,23%
3 SK2 pengukuran 479,20 473,56 473,91 157,24%
4 SK3 pemotongan 120,70 130,74 131,03 42,19%
5 SK4 pengereisan 1384,41 1355,78 1378,21 453,83%
6 SK5 pengukuran 2 317,51 320,73 320,73 105,72%
Tabel 2.11 Rekapitulasi Perhitungan Uptime (Lanjutan)
No SK Wb (detik) UpTime
22
MTA 1 MTA 2 MTM
7 SK6 pengeboran 1596,64 1629,39 1630,81 535,45%
8 SK7 penghalusan 599,97 646,37 652,52 209,42%
9 SK8 pemeriksaan 391,51 431,16 435,02 138,73%
10 SK perakitan 1 6,97 7,06 7,70 2,39%
11 SK perakitan 2 11,96 11,48 10,69 3,76%
12 SK perakitan 3 39,47 38,46 39,46 12,93%
13 Gudang barang jadi (GBJ) 10,69 9,50 9,21 3,24%
23
Berdasarkan tabel penentuan family produk tersebut dapat disimpulkan
bahwa produk Mobil Tangki Air 1 (MTA 1), Mobil Tangki Air 2 (MTA 2), dan
Mobil Tangki Minyak (MTM) merupakan satu kesatuan family karena komponen
dari ketiga produk identik dan melalui tahapan dan menggunakan mesin yang
sama dalam pemrosesannya.
2.2.3.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan untuk setiap produk PT. LSP
dengan memberikan informasi mengenai kebutuhan produk Mobil Tangki Air 1
(MTA 1), Mobil Tangki Air 2 (MTA 2), dan Mobil Tangki Minyak (MTM).
Proses pengembangan Fase 1 ini dapat dilihat pada Gambar 2.
CUSTOMER
I I I I I I
1
5 pcs:
2 1 1 5 pcs:
1 1 1
5 pcs: 5 pcs: 5 pcs:
C/ T : 23 6,10 detik Ldd, TT, Kb1, 5 pcs: Ldd, TT, Kb1,
C/ T : 47 9,20 detik Ldd, TT, C/ T : 32 0,73 detik C/ T : 29 4,03 detik C/ T : 13 1,03 detik
Ldd, Kb1, Kb
C/ T : 13 84,41 detik
Ldd, TT, Kb1,
C/ T : 16 30,81 detik
Kb 2, Tangki Roda Kb 2, Tangki
Se tup Time :- Se tup Time :- Tangki 1, Se tup Time :- Setup Time : 14 5,48 detik Se tup Time : 19 9 det ik 2, Tangki 1, Se tup Time : 40 7,62 det ik Kb 2, Tangki Setup Time : 93 6,8 detik
1, Tangki 2, Tangki 2, 1, Tangki 2, 1, Tangki 2,
Up Time : 77 ,41% Up Time : 10 0% Up Time : 10 0% Up Time : 10 0% Up Time : 42 ,19 % Tangki 2, Up Time : 10 0% Up Time : 10 0%
Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3,
Tangki 3, Ldb
Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Tim e : 1 Shift Roda Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shif t Ldb, Roda Working Tim e : 1 Shift Working Tim e : 1 Shift
Ldb, Roda
Working Time : 1 Shift
I I I I I
5 pcs:
1 5 pcs:
1 1 1 1 1
Ldd, TT, Kb1, C/ T : 65 2,52 detik Ldd, TT, Kb1, C/ T : 43 5,02 detik C/ T : 7,70 detik C/ T : 11 ,96 detik C/ T : 39 ,47 detik C/ T : 10 ,69 detik
Kb 2, Tangki Setup Time :- Kb 2, Tangki Setup Time :- 5 pcs: Setup Time :- 5 pcs: Se tup Time :- 5 pcs: Se tup Time :- Se tup Time :-
1, Tangki 2, Up Time : 10 0%
1, Tangki 2, Up Time : 10 0% SA 1 Up Time : 2,39 % SA 2 Up Time : 3,76% SA 3 Up Time : 12 ,93 % Up Time : 3 ,24 %
Tangki 3, Tangki 3,
Ldb, Roda Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Time : 1 Shif t Working Time : 1 Shift Working Tim e : 1 Shift Working Tim e : 1 Shift Working Time : 1 Shift
Gambar 2. 4 Pemetaan Tahapan Proses, Data Box, dan Inventory Triangles, Kondisi Saat Ini
24
2.2.3.4 Penambahan Aliran Material
Pemetaan aliran material dilakukan mulai dari perpindahan material dari
supplier ke pabrik, perpindahan material dalam pabrik dan perpindahan material
dari pabrik ke pelanggan. Ikon Truck dan Board Arrow menunjukan perpindahan
barang jadi ke pelanggan. Selain itu ikon Truck dan Board Arrow juga digunakan
untuk menunjukan perpindahan material dari supplier. Pemetaan aliran material di
PT. LSP dapat dilihat pada Gambar 2.5
CUSTOMER
WAREHOUSE
GBB PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 ST.BUBUT ST.PEMOTONGAN ST.FREIS ST.BOR ST.PENGHALUSAN ST.PEMERIKSAAN ST.RAKIT 1 ST.RAKIT 2 ST.RAKIT 3 GBJ
I I I I I I I I I I
I
1
5 pcs:
2 1 1 5 pcs:
1 1 1 5 pcs:
1 5 pcs:
1 1 1 1 1
5 pcs: 5 pcs: 5 pcs:
C/ T : 236,10 detik Ldd, TT, Kb1, C/ T : 479,20 det ik Ldd, TT, C/ T : 320,73 det ik 5 pcs: C/ T : 294,03 detik Ldd, TT, Kb1, C/ T : 131,03 detik C/ T : 13 84,41 detik Ldd, TT, Kb1, C/ T : 65 2,52 detik Ldd, TT, Kb1, C/ T : 435,02 detik C/ T : 7,70 detik C/ T : 11,96 det ik C/ T : 39,47 detik C/ T : 10,69 det ik
Ldd, TT, Kb1, C/ T : 16 30,81 det ik
Roda Ldd, Kb1, Kb
Setup Time :- Kb 2, Tangki Setup Time : - Tangki 1, Setup Time :- Setup Time : 145,48 detik Kb 2, Tangki Setup Time : 199 detik Kb 2, Tangki Setup Time : 93 6,8 det ik Kb 2, Tangki Setup Time :- Kb 2, Tangki Setup Time :- 5 pcs: Setup Time :- 5 pcs: Setup Time :- 5 pcs: Setup Time :-
2, Tangki 1, Setup Time : 40 7,62 detik Setup Time :-
1, Tangki 2, Tangki 2, 1, Tangki 2, 1, Tangki 2, Up Time 1, Tangki 2, 1, Tangki 2, SA 1 SA 2 SA 3
Up Time : 77,41% Up Time : 100% Up Time : 100% Up Time : 100% Up Time : 42,19% Tangki 2, Up Time : 10 0% : 10 0% Up Time : 10 0% Up Time : 100% Up Time : 2,39% Up Time : 3,76% Up Time : 12,93% Up Time : 3,24%
Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3, Tangki 3,
Tangki 3, Ldb Working Time : 1 Shift
Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Time : 1 Shif t Roda Working Time : 1 Shif t Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Time : 1 Shift
Ldb, Roda
Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Time : 1 Shift Ldb, Roda Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shif t Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shift
SUPPLIER
PPIC
Mobil Tangki Air 1 : 650
Mobil Tangki Air 2 : 700
Mobil Tangki Minyak: 650
Total : 2000
PT LSP
SUPERVISOR
WAREHOUSE
5 pcs: 5 pcs:
5 pcs: Ldd, TT,
Ldd, TT, Kb1,
Roda Kb 2, Tangki Tangki 1,
1 11 Tangki 2, 1 1
1, Tangki 2,
C/ T : 29 4,03 detik Tangki 3, C/ T : 131,03 detik Tangki 3, C/ T : 32 0,73 detik C/ T : 435,02 detik
Setup Time : 14 5,48 detik Ldb, Roda Setup Time : 199 detik Roda Setup Time :- Setup Time :-
Up Time : 10 0% Up Time : 42,19 % Up Time : 10 0% Up Time : 100%
Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shift Working Time : 1 Shift
25
2.2.3.6 Melengkapi Value Stream Mapping dengan Lead Time dan Value
Added Time
Melengkapi Value Stream Mapping dengan Lead Time dan Value Added
Time dapat dilakukn dengan menguraikan aktivitas yang berlangsung pada proses
produksi. Terdapat tiga jenis aktivitas, yaitu aktivitas yang memberikan nilai
tambah (Value Added Activity), aktivitas yang penting tetapi tidak memberikan
nilai tambah (Necessary but Non-Value Added), dan aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah (Non-Value Added). Adapun hasil penguraian dan
perhitungan Waktu Value Added Time Serta Lead Time dapat dilihat pada Tabel
2.13 di bawah ini.
Tabel 2. 13 Waktu Value Added Time dan Lead Time
Necessar
Non
Value y but Non
Value Jumlah
Stasiun Kerja Aktivitas Added Value
Added (detik)
(detik) Added
(detik)
(detik)
Melakukan pengecekan bahan baku 236,10 236,10
Pengiriman gelondong roda Ke Stasiun
15,00
Pembubutan
GBB
Pengiriman bahan baku Ldd, TT, Kb1, 30,80
Kb2, Tangki 1, Tangki 2, Tangki 3 & 15,80
Ldb Ke Stasiun Pengukuran 1
Melakukan Pembubutan 294,03 294,03
Melakukan Set Up Mesin dan
145,48
Komponen
Pembubutan
Bahan Baku Menunggu untuk Diproses 103,80 268,68
Mengirim Bahan Baku ke Stasiun
19,40
Pengukuran 1
Melakukan Pengukuran Komponen 479,20 479,20
Pengukuran
Mengirim Komponen ke Stasiun
1 21,80 21,80
Pemotongan
Melakukan Pemotongan Komponen 131,03 131,03
Melakukan Set Up Komponen 199
Komponen Menunggu untuk diproses 21,80
Pemotongan Mengirim Komponen Ke Stasiun
10,80 243
Pengefreisan
Mengirim Material Ke Stasiun
11,60
Pengukuran 2
Melakukan Pengefreisan Komponen 1384,41 1384,41
Melakukan Set Up Komponen 407,62
Mengirim Material ke Stasiun
Pengefreisan 21,40
Pengukuran 2 449,82
Mengirim Material ke Stasiun
20,80
Pengeboran
Pengukuran Melakukan Pengukuran Komponen 320,73 320,73
26
Mengirim Komponen ke Stasiun
17,00
2 Pengeboran 68,80
Komponen Menunggu untuk Diproses 51,80
Tabel 2. 13 Waktu Value Added Time dan Lead Time (Lanjutan)
Necessar
Non
Value y but Non
Value Jumlah
Stasiun Kerja Aktivitas Added Value
Added (detik)
(detik) Added
(detik)
(detik)
Melakukan Pengeboran 1630,81 1630,81
Melakukan Set Up Mesin dan
936,8
Pengeboran Komponen
956,60
Mengirim Komponen ke Stasiun
19,80
Penghalusan
Melakukan Penghalusan Komponen 652,52 652,52
Penghalusan Mengirim Material ke Stasiun
21,20 21,20
Pemeriksaan
Melakukan Pemeriksaan 435,02 435,02
Mengirim Komponen ke Stasiun
Pemeriksaan 44,8
Perakitan 1, Perakitan 2 dan Perakitan 3 65,80
Komponen Menunggu untuk diproses 21,00
Melakukan Perakitan 7,70 7,70
Komponen Menunggu untuk diproses 44,60
Perakitan 1
Mengirim Material ke Stasiun Perakitan 199,60
155
2
Melakukan Perakitan 11,96 11,96
Komponen Menunggu untuk diproses 156,40
Perakitan 2
Mengirim Material ke Stasiun Perakitan 232,60
76,2
3
Melakukan Perakitan 39,47 39,47
Perakitan 3 Komponen Menunggu untuk diproses 79,60
225,20
Mengirim Material ke Stasiun GBJ 145,6
Memeriksa Barang Jadi 10,69 10,69
GBJ
Menunggu Barang Jadi 145,60 145,60
Total 8563,37
27
28
29
Gambar 2.7 Melengkapi Value Stream Mapping dengan Lead Time dan Value Added Time
30
2.2.4 Menghitung Takt Time
Proses ini bertujuan untuk menyelaraskan antara kebutuhan konsumen dan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, melalui
perhitungan Takt Time diharapkan mampu untuk mengidentifikasi beberapa
informasi seperti kecepatan produksi yang dibandingkan dengan kebutuhan
konsumen, teridentifikasi masalah yang terjadi dalam proses produksi dan
menekan pemborosan yang terjadi. Berikut contoh perhitungan Takt Time untuk
keseluruhan produk.
T ( Hari Kerja x Jam Kerja x Jumlah Shift x 60 ) / 3
Takt Time = =
D Demand Produk
( 24 x 7 x 1 x 60 x 60 ) /3
Takttime MTA1 = = 310,15 detik/produk
650
( 24 x 7 x 1 x 60 x 60 ) /3
TakttimeMTA2 = = 288 detik/produk
700
( 24 x 7 x 1 x 60 x 60 ) /3
TakttimeMTM = = 310,15 detik/produk
600
Keterangan:
T = Waktu yang tersedia selama periode produksi (Konversi ke
detik)
D = Unit permintaan selama periode produksi
Tabel 2. 13 Waktu Value Added Time dan Lead Time
Cycle time (detik) Takt time (detik)
SK
MTA 1 MTA 2 MTM MTA 1 MTA 2 MTM
Gudang Bahan Baku
236,10 234,57 231,53 310.15 288 310.15
(GBB)
SK1 Pembubutan 311,04 311,04 311,04 310.15 288 310.15
SK2 Pengukuran 1 464,22 458,76 459,10 310.15 288 310.15
SK3 Pemotongan 117,78 127,58 127,86 310.15 288 310.15
1355,7
SK4 Pengereisan 1384,41 1378,21 310.15 288 310.15
8
SK5 Pengukuran 2 317,51 320,73 320,73 310.15 288 310.15
1629,3
SK6 Pengeboran 1596,64 1630,81 310.15 288 310.15
9
SK7 Penghalusan 599,97 646,37 652,52 310.15 288 310.15
SK8 Pemeriksaan 391,51 431,16 435,02 310.15 288 310.15
SK Perakitan 1 6,97 7,06 7,70 310.15 288 310.15
SK Perakitan 2 11,96 11,48 10,69 310.15 288 310.15
SK Perakitan 3 39,47 38,46 39,46 310.15 288 310.15
Gudang Barang Jadi 10,69 9,50 9,21 310.15 288 310.15
31
(GBJ)
Terdapat enam stasiun kerja yang memiliki nilai Cycle Time < Takt Time
yang berarti demand dikatakan terpenuhi berarti cycle time di setiap stasiun kerja
nilainya lebih kecil jika dibandingkan dengan takt time masing-masing produk,
dan sebaliknya terdapat tujuh stasiun kerja yang tidak memenuhi permintaannya
karena cycle time di setiap stasiun kerja memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan takt time yaitu stasiun kerja pengukuran 1 dan 2,
pengefreisan, pengeboran, penghalusan, dan pemeriksaan.
32
Grafi k 7 Waste
12
8
4
total score 0
on t on g y g on
f ec tin or in
uc
ti
De ta
ti
ai ent e ss oti
rod por W In
v oc ym
rP
s ry Pr ar
e an a s s s s
Ov Tr ss ce ce
e ce Ex n ne
n U
Un
jenis waste
Total
Gambar 2.8 Grafik 7 Waste
Dari grafik diatas dapat kita kitahui bahwa pemborosan terbesar muncul
dari Excess Proccesing yaitu merupakan salah satu jenis pemborosan berupa
proses produksi yang berlebihan yang terjadi akibat adanya pengerjaan ulang
(rework) dikarenakan tidak sesuai spesifikasi atau produk defect. pemborosan
Excess Processing ini daat dilihat pada diagram fishbone berikut:
Manusia Bahan
Mesin Metode
33
yang berlebihan pada mesin, dan tidak adanya standarisasi kerja yang digunakan
dalam produksi.
34
BAB III
ANALISIS
35
3.3 Analisis Takt Time
Takt Time merupakan waktu yang dibutuhkan atau dicapai dalam setiap
memproduksi unit produk untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan dari
konsumen. Dengan kata lain, Takt Time ini adalah kecepatan yang harus dicapai
saat proses produksi dalam pemenuhan permintaan, sehingga dalam
perhitungannya melibatkan kapasitas atau ketersediaan baik mesin maupun
operator yang dimiliki perusahaan dalam memproduksi sejumlah produk
berdasarkan permintaan dari konsumen. Untuk mengidentifikasi kecepatan
produksi dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, dilakukan perbandingan
perhitungan Takt Time dengan Cycle Time, apabila nilai Takt Time lebih besar
dari nilai Cycle Time berarti permintaan kosumen dapat dipernuhi oleh perusahaan
sedangkan apabila Takt Time yang lebih kecil dari Cycle Timemaka permintaan
tidak dapat terpenuhi.
Berdasarkan hasil perhitungan Takt time yang dilakukan di PT LSP yang
memproduksi produk Mobil Tangki Air 1 (MTA 1), Mobil Tangki Air 2 (MTA
2), dan Mobil Tangki Minyak (MTM) untuk kondisi saat ini, masih terdapat
beberapa stasiun kerja yang memiliki nilai Cycle Time yang lebih besar dari Takt
Time yaitu terjadi pada Stasiun Kerja Pembubutan, Pengukuran 1, Pengefreisan,
Pengukuran 2, Pengeboran, dan Penghalusan. Sedangkan untuk Stasiun Kerja
Gudang Bahan Baku, Pemotongan, Perakitan 1, Perakitan 2, Perakitan 3 dan
Gudang Bahan Jadi memiliki nilai Takt Time yang lebih besar dari nilai Cycle
Time. Sehingga PT LSP belum dapat memenuhi seluruh permintaan dari
konsumen maka perlu adanya perbaikan agar permintaan dapat terpenuhi untuk
semua produk.
3.4 Analisis Perbaikan dari Kondisi Saat Ini
Pemetaan kondisi saat ini di PT. LSP masih memiliki banyak kekurangan
sehingga perlu terus dilakukan nya perbaikan agar tercapai nya proses yang efektif
dan efisien diantaranya dengan menghilangkan aktivitas pemborosan atau yang
tidak memiliki nilai tambah, yang dapat dilakukan dengan terus melakukan
perbaikan menggunakan konsep lean manufacturing. Setelah memetakan aliran
kondisi saat ini dapat ditemukan bahwa masih terdapat waste yang muncul dalam
proses produksi. Kemudian dapat dilihat pula pada perhitungan cycle time di
36
masing-masing stasiun kerja. Terutama pada SK Pengeboran yang memiliki cycle
time terbesar dan memiliki perbandingan yang cukup besar dengan takt time.
Perbaikan pada SK Pengeboran dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu
teknik atau alat lean manufacturing yaitu Poka Yoke & Jig, merupakan suatu alat
yang dapat mempermudah operator dalam melakukan proses operasi. Poka Yoke
berfungsi untuk menghindari kesalahan atau kecerobohan yang dilakukan oleh
operator dan mengurangi kecacatan. Jig merupakan sebuah alat yang dapat
menopang atau menahan komponen yang melalui proses permesinan, Jig didesain
sesuai dengan ukuran-ukuran komponen yang akan dilakukan proses operasi
sehingga komponen terpasang dengan presisi. Sehingga setelah diterapkan teknik
tersebut diharapkan terduksinya waktu set up yang dapat diminimalisir dengan
teknik Poka Yoke & Jig dan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai
tambah atau aktivitas pemborosan.
37
BAB IV
KESIMPULAN
38
LAMPIRA
N
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSIJL. TAMANSARI No. 1 PO BOX 1357
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TELP.(022)4203368PES.164 FAKULTAS
TEKNIK FAX.(022)4264065,4263895
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 40116
LEMBAR ASISTENSI
MODUL I PEMETAAN ALIRAN PRODUKSI
TUGAS BESAR SISTEM PRODUKSI
KELOMPOK : 43
NAMA/NPM : Salsabila Aulia N. / 10070217093
Ulandari / 10070217104
PEMBIMBING / ASISTEN : Fahra Andiani Sukma
Paraf
No Hari/Tanggal Pembahasan
Pembimbing/Asisten
1 Selasa, 4 Agustus BAB 1 Perbaiki
2020 BAB II Perbaiki sesuai catatan,
lanjutkan
Lanjutkan
MTA 1 : Ws =
∑ Xi = ( 45+ 30+26+13+27+ 14 )= 155 detik
n
MTA 2 : Ws =
∑ Xi = ( 45+ 30+26+13+26+ 14 )= 154 detik
n
MTM : Ws =
∑ Xi = ( 45+ 30+24+13+ 26+14 )= 152 detik
n
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 155 x 1,28 = 198,40 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 154 x 1,28 = 197,12 detik
MTM : Wn = Ws x p = 152 x 1,28 = 194,56 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 198,40 x 1,19 = 236,10 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 197,12 x 1,19 = 234,57 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 194,56 x 1,19 = 231,53 detik
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 983,2 x 1,24 = 1163,37 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 918,8 x 1,24 = 1139,31 detik
MTM : Wn = Ws x p = 934,0 x 1,24 = 1158,16 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 1163,37 x 1,19 = 1384,41 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 1139,31 x 1,19 = 1355,78 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 1158,16 x 1,19 = 1378,21 detik
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 217 x 1,24 = 269,08 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 219 x 1,24 = 271,81 detik
MTM : Wn = Ws x p = 219,2 x 1,24 = 271,81 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 269,08 x 1,18 = 317,51 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 271,81 x 1,18 = 320,73 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 271,81 x 1,18 = 320,73 detik
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 1108,9 1,21 = 1341,27 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 1131,6 x 1,21 = 1369,24 detik
MTM : Wn = Ws x p = 1132,6 x 1,21 = 1370,43 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 1341,27 x 1,19 = 1596,64 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 1369,24 x 1,19 = 1629,39 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 1370,43 x 1,19 = 1630,81 detik
8. Stasiun Kerja Penghalusan
Waktu Siklus
∑ Xi =
MTA 1: Ws =
n ( 52+51+ 53+48+52
5 ) + ( 51+54+545 +50+49 ) +
( 27+26+ 32+32+26
5 ) +(
34+31+32+34 +32
5 ) +(
211+214 +214+214 +213
5 )+
( 34+34 +32+34+30
5 ) =
2459,4
6
= 409,9
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 409,9 x 1,23 = 504,18 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 441,6 x 1,23 = 543,17 detik
MTM : Wn = Ws x p = 445,8 x 1,23 = 548,33 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 504,18 x 1,19 = 599,97 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 543,17 x 1,19 = 646,37 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 548,33 x 1,19 = 652,52 detik
9. Stasiun Kerja Pemeriksaan
Waktu Siklus
∑ Xi =
MTA 1: Ws =
n ( 27+26+ 25+25+24
5 ) + ( 23+26+275 +25+24 ) +
( 24+24 +26+23+
5
26
) +(
29+30+25+24 +26
5 ) +(
128+126+127+127 +130
5 )+
29 1542
( 31+23+30+27+
5 )= 6 = 257
∑ Xi = 27+26+ 25+25+24 + 23+26+27 +25+24 +
MTA 2 :W =
n (s
5 ) ( 5 )
( 24+24 +26+23+
5
26
) +(
27+24 +26+27+ 22
5 ) +(
128+126+127+127 +130
5 )+
( 31+23+30+27+
5
29
) =
1698,42
6
= 283,07
25,68
∑ Xi = +25+27+ 25 51
MTM :Ws=
n ( 28+27+25+ 28+26+28+24
10 )= 10 = 26,35
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 26,36 x 1,28 = 33,74 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 25,68 x 1,28 = 32,87 detik
MTM : Wn = Ws x p = 26,35 x 1,28 = 33,73 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 33,74 x 1,17= 39,47 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 32,87 x 1,17 = 38,46 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 33,73 x 1,17 = 39,46 detik
13. Stasiun Kerja gurang barang jadi (GBJ)
Waktu Siklus
∑ Xi =6+9+ 8+7+6 31
MTA 1 :Ws=
n ( 5 )= 5 = 7,20
∑ Xi = 7+7+ 6+7+5 = 32 = 6,40
MTA 2 :W =
s
n ( 5 ) 5
∑ Xi = 4 +7+5+8+ 7 = 36 = 6,20
MTM :W =
s
n ( 5 ) 5
Waktu Normal
MTA 1 : Wn = Ws x p = 7,20 x 1,28 = 9,22 detik
MTA 2 : Wn = Ws x p = 6,40 x 1,28 = 8,19 detik
MTM : Wn = Ws x p = 6,20 x 1,28 = 7,94 detik
Waktu Baku
MTA 1 : Wb = Wn x (1 + l) = 9,22 x 1,16= 10,69 detik
MTA 2 : Wb = Wn x (1 + l) = 8,19 x 1,16 = 9,50 detik
MTM : Wb = Wn x (1 + l) = 7,96 x 1,16 = 9,21 detik
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 236,10 x 650 ) + ( 234,57 x 700 ) +(231,53 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 77,41%
2. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pembubutan:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 294,03 x 650 ) + ( 294,03 x 700 ) +( 294,03 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 97,23%
3. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Perhitungan 1:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 479,20 x 650 ) + ( 473,56 x 700 ) +(473,91 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 157,24%
4. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pemotongan:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 120,70 x 650 ) + ( 130,74 x 700 ) +(131,03 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 42,19%
5. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pengefreisan:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 1384,41 x 650 )+ ( 1355,78 x 700 )+(1378,21 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 453,83%
6. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pengukuran 2:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 317,51 x 650 )+ ( 320,73 x 700 ) +(320,73 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 105,72%
7. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pengeboran:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 1596,64 x 650 ) + ( 1629,39 x 700 ) +(1630,81 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 535,45%
8. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Penghalusan:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 599,97 x 650 ) + ( 646,37 x 700 ) +(652,52 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 209,42%
9. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Pemeriksaan:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 391,51 x 650 )+ ( 431,16 x 700 ) +(435,02 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 138,73%
10. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Perakitan 1:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 6,97 x 650 ) + ( 7,06 x 700 )+(7,70 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 2,39%
11. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Perakitan 2:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 11,96 x 650 )+ ( 11,48 x 700 ) +(10,69 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 3,76%
12. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Perakitan 3:
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 39,47 x 650 ) + ( 38,46 x 700 ) +(39,46 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 12,93%
13. Perhitungan Uptime pada Stasiun Kerja Gudang barang jadi (GBJ) :
Uptime =
∑ (CT x demand) x 100%
kapasitas tersedia
( 10,69 x 650 ) + ( 9,50 x 700 ) +(9,21 x 650)
Uptime = x 100%
604.800
Uptime = 3,24%