oleh :
Chika Dwi Wijayati (1401170036)
Della Rahma Vidya (1401174319)
Delia HayyuningTyas (1401170327)
Nandana Arya Putra (1401174489)
Sakina Ulfa A.R (1401174186)
MB – 41 – FAS1A-B
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS TELEOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TELKOM UNIVERSITY
2018
Table of Contents
1. Kondisi Faktor (Factor Conditions)............................................................................................................................3
a. Iklim............................................................................................................................................................................3
b. Kondisi infrastruktur...................................................................................................................................................3
c. Lahan...........................................................................................................................................................................4
d. Tenaga kerja................................................................................................................................................................4
2. Kondisi Permintaan (Demand Conditions).................................................................................................................5
3. Industri Terkait dan Pendukung ( Related and Supporting Industries )......................................................................6
4. Struktur, Strategi dan Persaingan Perusahaan ( Firm Structure, Strategy and RIvaly ).............................................8
a. Pangsa Pasar................................................................................................................................................................8
b. Struktur Tata Kelola....................................................................................................................................................9
c. Strategi Promosi..........................................................................................................................................................9
1. Kondisi Faktor (Factor Conditions)
Kondisi faktor merupakan faktor-faktor "kunci" produksi (atau faktor-faktor khusus)
yang diciptakan. Faktor-faktor khusus produksi yang dinilai paling penting bagi Indonesia
meliputi adalah iklim, kondisi infrastuktur, lahan (land resources), dan tenaga kerja.
a. Iklim
Indonesia memiliki iklim muson tropis. Keunggulan dari adanya iklim muson
tropis adalah adanya hujan yang cukup (curah hujan tidak terlalu besar), kondisi
suhunya normal (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin), dan adanya musim
hujan dan kemarau. Kondisi ini akan menyebabkan manusia dapat melakukan
kegiatan ekonomi sepanjang tahun.
Contoh: Petani dapat melakukan produksi dengan menanam padi sepanjang tahun.
Padi yang dihasilkan petani akan digiling menjadi beras dan akan didistribusikan oleh
distributor kepada konsumen untuk dikonsumsi.
b. Kondisi infrastruktur
Dapat dikatakan sebagian besar tanah di Indonesia adalah tanah yang subur.
Kondisi ini menjadikan potensi ketersediaan lahan untuk pertanian sangatlah besar.
Potensi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Penggunaan lahan sawah
maupun ladang sudah sangat biasa, namun jika diperhatikan lebih terdapat potensi
jenis lahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Misalnya, adalah
pemanfaatan lahan kering yang kini sudah dapat dimanfaatkan untuk budidaya padi
dengan metode LARGO SUPER. Jenis lahan karst yang selama ini mungkin kurang
diperhatikan ternyata juga sangat berpotensi untuk kegiatan budidaya, walaupun
hanya jenis tanaman tertentu yang mampu tumbuh optimal. Selain itu, lahan bekas
tambang pun juga mampu dimanfaatkan lagi untuk kegiatan budidaya tanaman
dengan perlakuan tertentu menggunakan olahan sabut kelapa.
c. Lahan
Selain uraian di atas, tentu Indonesia masih memiliki banyak keunggulan lain
untuk mendukung pembangunan pertaniannya. Dengan mengetahui keunggulan ini
tentu diharapkan kita semua mampu memanfaatkan potensi yang ada seoptimal
mungkin. Namun, dengan catatan harus menjaga ekosistem yang ada demi
keberlanjutan potensi tersebut. Pertanian Indonesia merupakan sektor yang tidak
dapat digantikan dan harus terus dikembangkan.
d. Tenaga kerja
Kedua adalah tenaga kerja yang kreatif, Dengan kekayaan ragam budaya dan
tradisi lokal dari Sabang sampai Merauke, sudah sepantasnya kalau orang Indonesia
memiliki ragam referensi yang kaya untuk berkreasi.
Pada kasus industri mobil nasional yang rencananya dipusatkan di Solo, mobil Kiat
Esemka yang menurut Joko Widodo telah menerima pesanan sejumlah 5.000 unit, telah
memiliki permintaan lokal yang spesifik. Jika harga 90 juta rupiah per unit bisa
dipertahankan dan kualitasnya memang baik (unggul), maka ini akan sekaligus menginisiasi
kebutuhan pembeli internasional yang belum muncul. Mobil Kiat Esemka sebisanya harus
memiliki keunikan sendiri yang tidak dimiliki oleh mobil produksi luar negeri, untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif.
Contoh lain dari demand conditions keunggulan kompetitif Indonesia yaitu Indonesian
Mining Association (IMA) memprediksi sektor pertambangan akan meningkat. Hal ini
seiring tingginya permintaan akan batubara sebagai sumber energi premier pembangkit
tenaga listrik. Maraknya pembangunan dan perubahan pola hidup di masyarakat mendorong
naiknya angka konsumsi listrik di dalam negeri. Ketua Umum IMA Ido Hutabarat
mengatakan, geliat pasar komoditas yang membaik dan meningkatnya permintaan pasar akan
produk tambang mendorong kebangkitan industri pertambangan di Indonesia.
Dengan kekayaan sumber daya mineral dan batubara membuat Indonesia menjadi salah
satu tujuan investasi favorit para investor. "Guna membahas berbagai kemajuan teknologi
dan perubahan tren pertambangan kita memerlukan satu wadah yang dapat mempertemukan
para pelaku usaha, pemerintah dan akademisi," kata Ido Hutabarat. Melalui Mining &
Engineering Indonesia 2018, Indonesia berharap mampu menjadi momen dan wadah yang
tepat bagi para pelaku industri untuk bertemu, networking dan membuka peluang bisnis.
Kegiatan ini menghadirkan ratusan pelaku usaha pertambangan dari berbagai negara.
Menurut Ketua Umum IMA , sektor pertambangan merupakan salah satu industri yang
memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian Indonesia, didukung kondisi geologi yang
sempuna menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya alam dan mineral. Kekayaan
mineral yang besar membuat Indonesia banyak dilirik dan diminati oleh para investor. Badan
Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2018 sebesar 5,06 persen.
Industri pertambangan mengalami pertumbuhan 0,74 persen. Sementara itu Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batubara mencapai Rp 40,6 Trilliun pada
tahun 2017.
Kerjasama antara siswa SMK di Solo dengan siswa SMKN Bekasi patut dipertahankan
dan diperkaya. Dan akan lebih baik lagi jika lokasi industry kerjasama antara Solo dan Tegal,
serta Purbalingga yang sedianya akan dipusatkan di kota Solo, jaraknya berdekatan dengan
industri terkait/pendukung lainnya sehingga dapat membentuk suatu klaster industri mobil
nasional. JIka dimungkinkan, pembuatan mesin mobil dan bahan pendukung lainnya seperti
velg, knalpot, dll, dipindahkan lokasi industrinya di dekat industri mobil nasional di kota
Solo untuk memudahkan kerjasama.
Contoh lain dari related and supporting industry ini adalah, pada saat ini industri televisi
di Indonesia umumnya masih melakukan perakitan televisi saja. Hal ini dikarenakan industri
komponen bahan baku di Indonesia belum tumbuh. Bahan baku pembuatan televisi tersebut
umumnya bersumber dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Jepang,
Korea, Taiwan, dan negara-negara Eropa.
Hal ini dilakukan karena nilai ekonomis yang diperoleh lebih besar jika kita mampu
mengubah pasir silica menjadi chip atau membuat gabungan thin film transistor daripada
merakitnya menjadi LCD Display. Saat ini di pabrik-pabrik televisi yang sebagian besar
berada di kawasan Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang hanya sebagai pabrik perakit televisi, dan
belum mampu untuk merakit bahan baku atau komponen utama dari perakitan televisi itu
sendiri.
Selain itu dalam dunia pertambangan , Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
dengan kandungan mineral seperti timah, tembaga, zircon, pasir kuasa dan nikel. Sumber
daya tambang mineralyang terkait dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku raw materials
utama maupun bahan baku penolong untuk komponen pembuatan televisi. Seperti potensi
nikel yang terdapat di pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Yang masih menjadi
kendala utama adalah Indonesia belum mampu untuk menjadikan bahan-bahan tambang
tersebut menjadi bahan baku untuk pembuatan televisi dan masih mengandalkan bahan baku
dari luar negeri.
Potensi PAU Penelitian Antar Universitas Mikroelektronika untuk hal ini cukup besar,
saat ini PAU menitikberatkan pada fungsinya untuk mendukung penelitian bidang
mikroelektronika. Bandung Hi-Tech Valley (BHTV) Saat ini telah dibangun zona industri
elektronika yang salah satunya menfokuskan perhatiannya pada industri televisi Indonesia,
yaitu di sepanjang koridor Jakarta sampai Cikampek.
Rencananya pada tahun 2010 akan dikembangkan lagi koridor Cilegon sampai
Padalarang, dan Bandung yang akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan yang
dibagi dalam tiga koridor utama, yaitu Koridor Cilegon-Jakarta, Jakarta – Cikampek dan
Cipularang Cikampek – Purwakarta – Padalarang. BHTV berfungsi sebagai dapur
pengembangan riset dan penelitian. BHTV bersama PPAU pusat Penelitian Antar Universitas
ITB juga bekerja sama dengan Telkom, INTI Industri Telekomunikasi, LEN Lembaga
Elektronika Nasional.
a. Pangsa Pasar
Fungsi dari pasar adalah menyediakan tempat pasar bagi produsen, pengecer
ataupun agen untuk melakukan transaksi jual beli. Jepang dan Eropa memiliki
keunggulan kompetitif dalam bidang otomotif sedangkan Indonesia tidak bisa
meramaikan persaingan pangsa pasar di bidang tersebut. Faktanya Indonesia tidak
memiliki sumber daya tersebut, tetapi terdapat keunggulan kompetitif Indonesia
lainnya yang bisa menguasai pangsa pasar seperti dilihait dari kekayaan sumber daya
alam yang dimiliki.
Dari berbagai langkah stategis yang dilakukan oleh beberapa negara tersebut
dapat diambil pelajaran berharga bahwa peningkatan daya saing bangsa guna menuju
pada kemajuan sangat tergantung dari upaya memperbaiki performance kualitas
pelayanan publik guna meningatkan daya saing dan produktivitas bangsa. Daya saing
dan produktivitas hanya dapat diraih bila kita konsisten dan fokus pada
penyederhanaan sistem birokrasi dan manajemen, rekayasa dan inovasi teknologi,
peningkatan kompetensi SDM, dan peningkatan budaya produktif. Semua ini menjadi
prasyarat guna menjawab tantangan dalam mengatasi masalah kemiskinan,
pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan.
Memacu reformasi birokrasi menjadi salah satu strategi yang sangat diperlukan
untuk dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia, peningkatan kualitas
pelayanan dengan birokrasi yang efesien melayani akan menumbuhkan iklim
investasi agar ekonomi tetap tumbuh dan mampu menciptakan lapangan kerja.
Komitmen Pemerintah dalam mempercepat reformasi birokrasi juga tercermin dari
penerapan good governance dan pemerintahan yang berbasis elektronik (e-
governance). Dengan sistem tersebut, negara hadir dalam membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
c. Strategi Promosi
Promosi merupakan bagian dari fungsi pemasaran yang adalah salah satu factor
penting yang harus dipertimbangkan oleh Indonesia. Agar dapat mempertahankan
pendapatan, market share, dan mempertahankan sustainability usaha. Indonesia telah
banyak melakukan startegi promosi. Dalam hal startegi promosi Indonesia unggul
dalam sector parawisata dan sector parawisata ini jadi sector unggulan pemerintah
dalam meraup devisa Negara.