Bab 2 (OK)
Bab 2 (OK)
DASAR TEORI
5
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim,
pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara berlebih, sehingga
menganggu kehidupan manusia itu sendiri. Selain daripada itu, kegiatan
manusia semakin bervariasi sehingga menghasilkan limbah kegiatan berupa air
buangan yang dapat menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat
dari kesadaran akan arti kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi
lingkungan, maka orang mulai berusaha mengatur lingkungannya dengan cara
melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan adanya gangguan air
berlebih atau air kotor.
6
Namun dengan semakin akrabnya hubungan ilmu drainase perkotaan
dengan statiska, kesehatan, lingkungan, social ekonomi yang umumnya
menyajikan suatu telaah akan adanya ketidakpastian dan menuntut
pendekatan masalah sacara terpadu (intergrated) maka ilmu drainase
perkotaan semakin tumbuh menjadi ilmu yang mempunyai dinamika yang
cukup tinggi.
Drainase adalah suatu tindakan untuk mengurangi air yang berlebih, baik
itu air permukaan maupun air bawah permukaan. Air berlebih yang umumnya
berupa genangan disebut dengan banjir menurut Suhardjono (2013). Kebutuhan
akan sistem drainase yang memadai telah diperlukan sejak beberapa abad yang
lalu, seperti tahun 300 SM ruas jalan pada masa tersebut dibangun dengan elevasi
lebih tinggi dengan maksud agar menghindari adanya limpasan di jalan (Long,
2007).
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air menurut (Dr.Ir. Suripin, M.Eng 2004;7). Secara umum, drainase
didefinisikan sebagai serangkaian banguna air yang berfungsi untuk mengurangi
dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-
cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari
prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju
kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase di sini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air. Selain itu juga
berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
mmperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan adanya saluran
drainase ini adalah untuk mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga
tidak ada akumulasi air tanah, menurunkan permukaan air tanah pada tingkat
7
ideal, mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada,
mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir
8
- Erosi dan sedimentasi
- Curah hujan
- Kondisi fisiografi/geofisik sungai
- Kapasitas sungai atau saluran drainase yang kurang memenuhi
- Pengaruh pasang naik air laut/sungai (back water).
9
periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang
detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
10
merupakan sumber kehidupan. Bertolak dari hal tersebut, maka konsep dasar
pengembangan sistem drainase yang berkelanjutan adalah meningkatkan daya
guna air, meminimalkan kerugian, serta memperbaiki dan konservasi lingkungan.
Untuk itu diperlukan usaha-usaha yang komprehensif dan integratif yang meliputi
seluruh proses, baik yang bersifat struktural maupun non-struktural untuk
mencapai tujuan tersebut. Sistem drainase yang berkelanjutan ini prioritas utama
kegiatan harus ditujukan untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara
mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan. Berdasarkan fungsinya,
fasilitas penahan air hujan dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tipe
penyimpanan dan tipe peresapan (Suripin, 2004).
Sampai saat ini perancangan drainase didasarkan pada filosofi bahwa air
secepatnya mengalir dan seminimal mungkin menggenangi daerah layanan. Akan
tetapi, dengan semakin timpangnya perimbangan air (pemakaian dan
ketersediaan) maka diperlukan suatu perancangan drainase yang berfilosofi bukan
saja aman terhadap genangan tetapi juga sekaligus berasas pada konservasi air
(Sunjoto, 1987).
Konsep perancangan sistem drainase air hujan yang berkelanjutan
berasaskan pada konservasi air tanah, yang pada hakikatnya adalah perancangan
suatu sistem drainase dimana air hujan jatuh di atap/perkerasan, ditampung pada
suatu sistem resapan air seperti sumur resapan air hujan, sedangkan hanya air dari
halaman bukan perkerasan yang perlu ditampung oleh sistem jaringan drainase
(Sunjoto, 1987).
Daerah pelayanan adalah suatu daerah yang memiliki jaringan drainase
mulai dari hulu hingga ke satu muara pembuang tersendiri sehingga jaringan
drainasenya terpisah dengan jaringan drainase daerah pelayanan lainnya. Daerah
pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih daerah aliran (Wesli, 2008).
11
transportasi, kelompok pengelolaan limbah, kelompok bangunan kota, kelompok
energi dan kelompok telekomunikasi (Suripin,2004).
Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang,
caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang
mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan
ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan dengan
saluran rumah tangga dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya, sehingga
apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu diolah
(treatment). Seluruh proses tersebut di atas yang disebut dengan sistem drainase
(Kodoatie, 2003).
Bagian infrastruktur (sistem drainase) dapat didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Ditinjau dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari
saluran penerima (interseptor drain), saluran pengumpul (colector drain), saluran
pembawa (conveyor drain), saluran induk (main drain) dan badan air penerima
(receiving waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti
gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air,
bangunan terjun, kolam tando dan stasiun pompa. Pada sistem drainase yang
lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima air diolah dahulu pada Instalasi
Pengolah Air Limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air yang
telah memiliki baku mutu tertentu yang dimasukkan ke dalam badan air penerima
biasanya sungai, sehingga tidak merusak lingkungan (Suripin, 2004).
12
- Tidak terjadi genangan, banjir dan becek.
Masalah di atas sudah merupakan permasalahan yang harus ditangani secara
sungguh-sungguh, terutama bagi daerah-daerah yang selalu mengalami setiap
musim hujan. Air hujan yang jatuh dari angkasa dikendalikan dan diatur guna
memenuhi berbagai kegunaan untuk penyehatan (Hendrasarie, 2005).
Pengendalian banjir, drainase, pembuangan air limbah merupakan
penerapan teknik pengendalian air, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang
melebihi batas-batas kelayakan terhadap harga benda, gangguan terhadap
lingkungan pemukiman serta masyarakat dan sarana aktivitasnya bahkan terhadap
nyawanya. Penyediaan air, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, alur-alur
transportasi air dan badan-badan air sebagai tempat rekreasi adalah merupakan
pemanfaatan sumber daya air, sehingga perlu dilestarikan eksistensinya,
dipelihara kualitas keindahannya serta pemanfaatannya. Drainase dengan sistem
konservasi lahan dan air merupakan langkah awal dari usaha pelestarian
eksistensinya sumber daya air tawar di bumi ini (Hendrasarie, 2005).
Untuk drainase perkotaan dan jalan raya umumnya dipakai saluran dengan
lapisan. Selain alasan seperti dikemukakan di atas, estetika dan kestabilan
terhadap gangguan dari luar seperti lalu lintas merupakan alasan lain yang
menuntut saluran drainase perkotaan dan jalan raya dibuat dari saluran dengan
lapisan. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau saluran yang diberi tutup
dengan lubang-lubang kontrol di tempat-tempat tertentu.
Saluran yang diberi tutup ini bertujuan supaya saluran memberikan pandangan
yang lebih baik atau ruang gerak bagi kepentingan lain di atasnya (Wesli, 2008).
13
lain, seperti: demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan
kurang sehatnya lingkungan permukiman.
d. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain :
jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta
gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.
14
B. Menurut Letak Saluran
1. Drainase Muka Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan.
2. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan
alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik, tuntutan
fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di
permukaan tanah seperti lapangan sepakbola, lapangan terbang,
taman dan lain-lain.
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja, misalnya air
hujan atau jenis air buangan lain seperti air limbah domestik, air limbah
industry dan lain-lain.
2. Multy Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara
bercampur maupun bergantian.
D. Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga untuk
saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
2. Saluran Tertutup
Saluran air untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Juga
untuk saluran dalam kota.
15
2.9.2 Pola - Pola Drainase
A. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari
pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah
kota.
16
C. Grid Iron
D. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
17
E. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah
F. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar.
18
Dari keenam pola-pola drainase yang ada dijelaskan, pada laporan kami berupa
jaringan drainase jaring-jaring yang digunakan untuk sistem drainase di Pekerjaan
Pengendalian Banjir.
Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran ini memerlukan
cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
19
B. Persegi
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit
yang besar
20
D. Setengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan yang
telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
Dari keempat penampang drainase yang ada dijelaskan, pada laporan kami
hanya penampang trapesium yang digunakan untuk sistem drainase
Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Ruas Jalan Ring Road - M. Said
- Sp. Jalan Jakarta
Faktor – faktor yang menentukan letak atau aliran saluran antara lain:
1. Keadaaan topografi
2. Kemiringan suatu medan, menentukan arah aliran, menentukan
pembagian zona tangkapan, menentukan air hujan dan kemungkinan
pengembangan yang akan datang.
3. Keadaan masing – masing kawasan.
21
Aliran yang mempunyai variabel seperti kedalaman, tampang basah,
kecepatan dan debit pada setiap tampang disepanjang aliran adalah konstan.
2. Aliran tidak seragam
Aliran berubah lambat laun dengan aliran seragam maupun aliran berubah
tiba – tiba (loncatan air). Pada aliran berubah lambat laun, kedalaman air
pada saluran berubah gradual terhadap jarak.
4. Aliran Subkritis, kritis, dan superkritis
Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran kecepatan aliran sama
dengan kecepatan gelombang gravitasi. Jika kecepatan aliran lebih kecil
daripada kecepatan kritis, maka alirannya disebut subkritis, sedangkan jika
kecepatan alirannya lebih besar daripada kecepatan kritis, maka alirannya
disebut superkritis. Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut
adalah nisbah antara gaya gravitasi dan gaya inersia, yang dinyatakan
dengan bilangan Froude.
22
dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek
konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan
akan dapat tercapai.
23
konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan
pembuangan bahan perkerasan pada perkerasan lama
24
2.15 Pasangan Batu
Pasangan batu adalah kontruksi susunan batu bata pada dinding bangunan
atau susunan batu kali pada pondasi atau drainase. Pada drainse pasangan batu
kali bertujuan untuk memperbaiki kekuatan lereng atau kestabilan tanah agar tidak
terjadi longsor.
2.16 Plesteran
Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang
bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi
suatu bidang bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir,
dan air. Dengan mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan juga bakalan
25
terlihat lebih rapi. Tidak hanya dinding, plesteran juga biasanya diterapkan di
struktur plafon dan lantai bangunan.
Adapun fungsi-fungsi dari plesteran versi Arafuru antara lain :
Berikut ini syarat-syarat yang harus dipenuhi plesteran yang bermutu baik di
antaranya :
26
semen merah untuk paving block. Sedangkan agregat halus yang dipakai biasanya
berupa pasir yang juga bisa dikelompokkan lagi menjadi bermacam-macam jenis.
Beberapa tukang bangunan pun kerap menambahkan admixture untuk mengubah
sifat tertentu dari adukan plesteran tersebut.
2.17 Acian
Acian adalah campuran antara semen antara air. permukaan dinding setelah
pekerjaan plesteran kemudian dilanjutkan dengan acian yaitu berguna
memberikan tekstur halus pada dinding dengan ketebalan acian 2-3 mm dan untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya.
Acian adalah penutup dinding yang sudah di pletseran yang berfungsi
menutup pori pori yang terdapat di dinding yang baru di plester agar terlihat lebih
halus lagi.
Acian adalah pelapis kedua dinding setelah plesteran yang bergunakan
menutupi pori pori yang ada diplesteran agar tampak lebih halus lagi untuk
pekerjaan selanjutnya.
Adapun perbedaan kutipan diatas kutipan pertama menjelaskan campuran
dari acian dan memberikan ketentuan pada ketebalan acian tersebut. Sedangkan
kutipan kedua menjelaskan apa itu acian dan fungsingya terhadap pekerjaan
selanjutnya.
27