Anda di halaman 1dari 20

1.

KEORGANISASIAN

Organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk


bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pada umumnya organisasi akan
memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan, seperti;
uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya, yang
dilakukan secara sistematis, rasional, dan terkendali.

Pada umumnya, suatu organisasi formal mempunyai struktur yang jelas dan nyata yang
tersusun atas pemimpin atau ketua, sekretaris, bendahara, ketua bidang dan anggota bidang.
Untuk organisasi yang lebih gemuk dalam strukturnya menambahkan wakil pada setiap
presidium seperti wakil ketua, wakil sekretaris, wakil bendahara, wakil ketua bidang.

Dalam struktur organisasi, memiliki nama struktur yang berbeda-beda tergantung dari
kesepakatan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut, karena terdapat nama struktur
dalam sebuah organisasi dimana ketua bidang setara dengan koordinator bidang, tetapi semuanya
memiliki kesamaan.

Kemudian, pada organisasi berbasis perusahaan tentunya memiliki struktur yang berbeda-
beda seperti ada direktor komisaris, direktor, manajer, supervisor, konsultan, anggota dan yang
lainya.

Setiap manusia memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda, hal tersebut menjadi
sebab adanya tujuan dalam organisasi, dengan menyatukan kepentingan dan tujuan yang
berbeda-beda untuk menjadi kepentingan dan tujuan yang sama. Tujuan organisasi berpengaruh
dalam mengembangkan organisasi baik dalam perekrutan anggota, dan pencapaian apa yang
ingin dilakukan dalam berjalannya organisasi tersebut.Secara umum, beberapa tujuan organisasi
adalah sebagai berikut ini:

 Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
 Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
 Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan, dan
pembagian kerja.
 Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
 Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
 Organisasi dapat membantun individu-individu untuk menambah pergaulan dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
 Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.
Dewasa ini, perkembangan dinamika sosial (masyarakat) yang semakin rumit hadir
didalam masyarakat menuntut kepada setiap individu untuk bisa melakukan proses adaptasi agar
tidak menjadi hambatan dalam mewujudkan tatanan masyarakat ideal

Hanya saja dalam mewujudkan tatanan masyarakat ideal perlu adanya kesatuan pahaman,
namun di realitasnya ternyata setiap individu memiliki pandangan tersendiri mengenai tatanan
yang ideal seperti apa yang mesti dilakukan dalam masyarakat. Banyaknya individu seperti
inilah yang akhirnya membuat pergolakan dalam masyarakat semakin rumit sehingga
menimbulkan persengketaan yang berkepanjangan dalam ranah sosial, salah satu contohnya
seseorang akan memberikan reaksi negatif terhadap individu lain ketika berbeda pandangan
(idea) dan kelompok (organisasi), bisa kita lihat adanya tawuran antara pendukung kelompok A
dan kelompok B.

Sebagai seorang mahasiswa, sudah seharusnya kita memenuhi kewajiban untuk belajar
dan mengejar IPK setinggi mungkin. Namun, bila yang kita lakukan hanyalah belajar, tentu ada
sesuatu yang kurang. Apalagi ketika melihat teman-teman kita berhasil memenangkan
perlombaan atau aktif mengikuti kepanitiaan acara yang diadakan organisasi. Kita sudah pernah
mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu”. Julukan tersebut kerap ditujukan untuk mahasiswa
yang datang ke kampus sebatas untuk mengikuti perkuliahan, sementara hal lainnya di kampus
diabaikan karena merasa tidak ada hubungannya dengan kegiatan perkuliahan.

Sejak kecil banyak dari kita yang diharapkan oleh orangtua untuk bisa mendapat nilai
setinggi mungkin di sekolah. Hal ini membentuk mindset kita bahwa nilai adalah segalanya
dalam pendidikan. Pada kenyataannya, semua hal yang kita pelajari di kelas adalah hard
skill  atau kemampuan teknis dari suatu disiplin ilmu. Tentunya hard skill merupakan hal yang
penting untuk dipelajari. Tetapi, kita masih sering melupakan betapa pentingnya soft skill yang
dapat diasah oleh mahasiswa lewat organisasi.
Berikut adalah manfaat yang dapat diperoleh dengan berorganisasi di kampus:
1. Memperluas jaringan

Bergabung dalam organisasi berarti bergabung dalam suatu jaringan. Biasanya organisasi
itu terdiri orang-orang dari berbagai kalangan. Kamu bisa bertemu teman-teman baru dari
jurusan atau fakultas lain, mengenal para dosen, hingga mahasiswa dari perguruan tinggi lain dan
para profesional dari perusahaan atau organisasi di luar kampus.

2. Mengasah kemampuan dan minat

Dalam organisasi, kamu tidak hanya mempelajari hal yang didapat di dalam kelas.
Dengan bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang, secara tidak langsung soft skill kamu akan
semakin terasah. Kamu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, negosiasi, manajemen
waktu, serta jiwa kepemimpinanmu.

3. Mempraktikkan ilmu

Sebagian besar hal yang kita pelajari di dalam kelas adalah teori. Dengan mengikuti
organisasi yang berhubungan dengan jurusan yang diambil, kamu juga dapat mempraktikkan
ilmu dari perkuliahan di dunia nyata. Contohnya, mahasiswa Teknik Elektronika atau Teknik
Mesin dapat menerapkan ilmunya dengan mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Robotika.

4. Memperbagus CV

IPK memang merupakah hal yang penting. Namun, dalam dunia kerja sering kali IPK
tidak dijadikan satu-satunya penilaian. Saat interview, misalnya, banyak pewawancara yang
lebih tertarik menanyakan kegiatan organisasi kamu ketimbang pelajaran yang didapat di dalam
kelas. Kebanyakan perusahaan akan sangat menghargai calon karyawan yang aktif berorganisasi
selama kuliah dibandingkan mereka yang tidak berorganisasi. Pasalnya, mereka dianggap sudah
dapat bekerja di suatu tim dan memiliki soft skill yang bagus.
5. Latihan menjadi calon pemimpin

Masih berkaitan dengan soft skill, kemampuan me-manage tim akan sangat dibutuhkan


dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja. Dengan mengikuti organisasi, kamu akan belajar
banyak hal seperti bagaimana mengatur anggota tim dengan karakter yang berbeda-beda,
bagaimana memberi contoh yang baik kepada rekan-rekan organisasi, bagaimana mengambil
keputusan dan menyelesaikan masalah dalam tim, dan masih banyak lagi. Hal ini akan
mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri kamu sehingga kamu siap untuk menjadi
pemimpin di masa depan.

Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal yang mudah karena itulah banyak yang
memilih untuk fokus ke bidang akademik saja, dan mengabaikan kegiatan organisasi. Padahal,
seorang mahasiswa tak semestinya hanya menjadi mahasiswa biasa.

Di kampus, kita harus membiasakan diri bersosialisasi dan memperluas pergaulan—


tentunya yang memberikan dampak positif. Itu semua dapat diwujudkan dengan bergabung
dalam organisasi mahasiswa. Namun, kita juga harus pandai mengatur waktu agar tidak
melupakan kewajiban utama kita sebagai mahasiswa, yaitu untuk menimba ilmu. Jadi, jangan
hanya fokus di organisasi tersebut, tapi keduanya harus seimbang. Untuk itu, kita harus mampu
membuat organisasi tersebut bermanfaat bagi kita dengan cara:

1. Mengenali visi dan misi organisasi tersebut


2. Menyesuaikan kegiatan dalam organisasi dengan minat dan waktu luang
3. Lakukan hak dan kewajiban dalam organisasi dengan semangat
4. Jika tidak mendapatkan manfaat dalam organisasi tersebut, cepatlah mundur dan cari
organisasi lain yang lebih cocok
2. KEPROFESIAN

Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan
“apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu


pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik dan desainer

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat
awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu,
istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan
kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan
tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu
profesi.

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi
yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum
cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh
para pelaksana profesi.

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan
bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek
pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya
mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer,
pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer
wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.

Jika profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keterampilan dari
pelakunya dan membutuhkan pelatihan serta penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus.
Kemudian kependidikan adalah proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan
dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan
tersebut diperoleh secara formal yang berakibat Definisi Dan Kategori Keprofesian | 8 individu
mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.

Ada beberapa sifat dan karakteristik profesi yang tidak terdapat pada jenis pekerjaan yang
bukan merupakan profesi. Adapun ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut:

 Terdapat keahlian atau pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidang pekerjaan,
dimana keahlian atau pengetahuan tersebut didapatkan dari pendidikan atau
pengalaman.
 Terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku bagi para
profesional berdasarkan kegiatan pada kode etik profesi.
 Dalam pelaksanaan profesi harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di
atas kepentingan pribadi.
 Seorang profesional harus memiliki izin khusus agar dapat menjalankan pekerjaan
sesuai profesinya.
 Pada umumnya seorang profesional merupakan anggota suatu organisasi profesi di
bidang tertentu.
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-syarat profesi adalah
sebagai berikut:
 Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.
 Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
 Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan hanya
sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan pekerjaannya
atau jabatannya.
 Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
 Adanya organisasi para profesional sesuai dengan bidang profesi.
 Terdapat kode etik atau standar baku dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Pada dasarnya profesi sangat berhubungan dengan pekerjaan, namun tidak semua jenis
pekerjaan merupakan profesi. Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan antara profesi
dengan pekerjaan lainnya, yaitu:
1. Keahlian berdasarkan pengetahuan teoretis, para profesional memiliki
pengetahuan teoretis yang ekstensif dan keahlian dalam mempraktekkan pengetahuan
tersebut.
2. Adanya pendidikan yang ekstensif, yaitu proses pendidikan yang cukup lama
dengan jenjang pendidikan yang tinggi bagi profesi yang prestisius.
3. Terdapat ujian kompetensi, yaitu ujian mengenai pengetahuan di bidang tertentu,
dimana umumnya terdapat syarat untuk lulus tes yang menguji pengetahuan teoretis.
4. Terdapat pelatihan institusional, yaitu suatu pelatihan pelatihan untuk
mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi profesi.
5. Adanya asosiasi profesional, yaitu organisasi suatu profesi yang bertujuan untuk
meningkatkan status para anggotanya.
6. Adanya lisensi, yaitu sertifikasi di bidang tertentu sehingga seorang profesional
dianggap memiliki keahlian dan dianggap bisa dipercaya.
7. Kode etik profesi, yaitu suatu prosedur dari organisasi profesional yang mengatur
para anggotanya agar bekerja sesuai aturan.
8. Adanya otonomi kerja, yaitu pengendalian kerja dan pengetahuan teoretis para
profesional untuk menghindari intervensi dari luar.
9. Mengatur diri, seorang profesional diatur oleh organisasi profesi tanpa adanya
campur tangan pemerintah.
10. Layanyan publik dan altruisme, yaitu pendapatan atau penghasilan dari kerja
profesi yang dipertahankan selama berhubungan dengan keperluan masyarakat.
11. Status dan imbalan tinggi, seorang profesional yang sukses akan mendapatkan
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak sebagai pengakuan terhadap
layanan yang diberikan kepada publik.

\
3. KEMANUSIAAN

manusia adalah makhluk yang berakal budi. Hakikat manusia adalah berakal dan berbudi.
Kata manusia selalu disandingkan dengan perkataan kemanusiaan karena tidak hanya sekedar
pandai tetapi dia memiliki budi pekerti yang bermaksud kepandaiannya bisa untuk
mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Kemanusiaan merupakan cerminan bahwa manusia menjalankan layaknya seorang


manusia. Ketika seorang perampok akan merampok orang, maka ketika dia berfikir jika dirinya
diperlakukan dengan hal serupa, maka pasti dia akan merasa sedih, marah, dan berbagai macam
perasaan lainnya. Oleh karena itu, dia tidak jadi melakukan hal tersebut. Maka hal tersebut
disebut dengan manusia yang berkemanusiaan. Contoh lain, ada gempa atau bencana alam yang
sedang dialami oleh suatu daerah,kita sebagai manusia akan memberikan bantuan, nah hal
tersebut disebut dengan kemanusiaan, karena daerah yang terkena bencana alam membutuhkan
bantuan kemanusiaan. Didalam pembukaan UUD 1945, Negara kita dengan tegas menolak
penjajahan, karena tidak sesuai dengan kemanusiaan.

Kemanusiaan merupakan sifat manusia yang perlu dijaga, karena kembali lagi pada
hakikatnya manusia adalah makhluk yang berbudi pekerti, memiliki perangai yang baik, dan
itulah sifat manusia yang disebut dengan kemanusiaan. Kemanusiaan tidak hanya sebatas
memiliki akal budi, akan tetapi manusia adalah ikut memanusiakan manusia yang lain. Dan
apabila dia ditempatkan di posisi atau keadaan yang tidak nyaman maka dia akan merasa resah
dan dia tidak mungkin membuat manusia yang merasakan hal yang ia rasakan.

Seperti yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad “Man Laa Yarham, Laa Yurham”
yang artinya siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi. Kemanusiaan adalah suatu
bentuk perdamaian yang nyata disaat manusia satu dengan manusia yang lainnya menjaga agar

saling tentram, damai, dan sejahtera.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang
hidup bermasyarakat (zoon politicon) dan tidak dapat hidup sendiri, sehingga dalam segala
aspek kehidupan membutuhkan kehadiran manusia lainnya. Karena kecenderungan
tersebutlah yang pada akhirnya melahirkan berbagai kelompok, komunitas atau organisasi-
organisasi yang menampung banyak manusia.

Dikarenakan peran saling membutuhkan yang terjadi antara manusia satu dengan
manusia lainnnya, tentu sangat harus sekali bagi semua manusia untuk berbuat baik
terhadap sesama, hal tersebut terangkum dalam nilai moral atau etika. Nilai moral atau
etika inilah yang mengatur hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya di dalam
lingkungan sosial sehingga kehidupan sekelompok manusia menjadi tentram dan damai,
yang terkandung di dalam nilai moral itu sendiri adalah toleransi, saling menghargai,
tenggang rasa dan lain sebagainya. Bahkan karena sangat pentingnya, hal ini pun terdapat
dalam dasar negara kita yaitu pancasila sila ke dua yang berbunyi Kemanusiaan yang adil
dan beradab. Ini juga menjadi suatu bukti bahwa negara ingin menciptakan hubungan yang
baik diantara sesama masyarakat di negara Republik Indonesia ini.

Perilaku baik terhadap sesama manusia inilah yang sering kita kenal dengan sebutan
tindakan kemanusiaan namun kemanusiaan disini bukan hanya sebatas berbuat baik kepada
sesama manusia saja tetapi mengandung makna yang lebih luas yaitu berbuat baik atau
membantu kepada yang membutuhkan pertolongan kita.

Di zaman Milenial yang sudah serba canggih ini, tanpa kita sadari menimbulkan


dampak buruk yang ternyata dapat melunturkan rasa kemanusiaan kita seperti munculnya
sifat indiviudalis. Individualis disini mengakibatkan seseorang merasa dirinya bisa
melakukan apapun sendiri tanpa bantuan yang lain, lebih senang menyendiri dan asyik
dengan dunianya sendiri contoh kecil yang dapat ita rasakan dari sifat individualis
seseorang adalah sifat acuh tak acuh, masa bodo an, serta kurang peka serta peduli terhadap
sesama.

Di sini kita dapat melihat letak peran pemuda. Pemuda adalah sosok individu yang
masih berproduktif yang mempunyai jiwa optimis, berpikir maju, dan berintelektual.
Karakter pemuda ini memiliki kemampuan berpotensi untuk menjadi penggerak dan
perubah dalam kehidupan. Kepekaan terhadap sekitar yang dimiliki para pemuda dapat
membantu membuka mata hati dunia terhadap kemanusiaan yang kian menipis.
Pemuda bukanlah orang yang sibuk dengan dirinya sendiri. Sebab, yang demikian
itu adalah apa yang dilakukan oleh para remaja. Pemuda adalah mereka yang mulai
berpartisipasi untuk kemudian berkontribusi. Ia adalah orang yang berusaha membangun
kemandirian dan keunggulan dirinya. Dengan apa yang dimilikinya itulah, ia kemudian
berperan aktif dalam lingkungan sosialnya, dan berkontribusi terhadap umat.

Pemuda yang berstatus mahasiswa pun memiliki amanah seperti yang terdapat
dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Poin ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada masyarakat. Banyak komunitas kemahasiswaan yang berlandaskan pada
poin ini dalam melakukan pegerakan. Bahkan tak jarang pengabdian kepada masyarakat
adalah salah satu program kerja dari suatu komunitas mahasiswa yang terdapat dalam
perguruan tinggi.

Hal ini menunjukkan betapa pemuda khususnya mahasiswa memiliki semangat yang
tinggi dalam melaksanakan perannya untuk mengabdi pada masyarakat. Terkadang untuk
mahasiswa-mahasiswa baru, kegiatan seperti ini hanyalah suatu ‘paksaan’ atau tugas yang
diberikan oleh kampusnya. Namun dalam perjalanannya, makna dari tugas ini dapat
dirasakan oleh mahasiswa itu sendiri. Hatinya akan tergerak secara alamiah untuk
melakukan gerakan kemanusiaan dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

Peran dan fungsi teknologi yang begitu banyak pun dapat dimanfaatkan
untuk kreativitas pemuda dalam melakukan aksi kemanusiaan. Seperti contoh,
penggalangan dana kini dapat dilakukan dengan mudah melalui informasi dari website.
Sebarkan berita berikut dengan bukti sebagai validasinya, sertakan rekening atau tujuan
pengiriman sumbangan dana, maka dana dapat terkumpul untuk membantu sesama
manusia.

Media sosial pun dapat dimanfaatkan sebagai tools untuk melakukan gerakan-


gerakan kemanusiaan. Sering kita mendapatkan informasi mengenai kebutuhan donor darah
ataupun bantuan untuk daerah-daerah yang mengalami musibah. Tak jarang sang inisiator
dari penyebar informasi tersebut adalah pemuda-pemuda yang peduli terhadap
kemanusiaan.

Jumlah pemuda yang tidak sedikit di negeri ini dapat membuka mata-mata yang
masih tertutup. Semangat bersama untuk menciptakan rasa kemanusiaan yang mulia dalam
negeri ini jika dilakukan secara masif bahkan dapat menuntaskan masalah kemiskinan
untuk jangka panjangnya.

Banyak perubahan-perubahan sudah terbukti terjadi karena ‘ulah’ pemuda.


Kemerdekaan akhirnya tercapai oleh bangsa Indonesia, Soeharto turun dari posisinya, dan
lain-lain. Kini perjuangan pemuda bukan lagi melawan penjajah yang menindas bangsa ini.
Perjuangan pemuda kini adalah membuat perubahan-perubahan terhadap rasa kemanusiaan
yang masih belum melekat dalam setiap jiwa dengan melakukan pergerakan-pergerakan
kemanusiaan.
4. KEMAHASISWAAN

Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau menjalani
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah tinggi, akademi, dan yang paling
umum ialah universitas. Sejarahnya, mahasiswa dari berbagai negara memiliki peran yang cukup
penting dalam sejarah suatu negara. Misalnya ratusan mahasiswa berhasil mendesak Presiden
Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden, di Indonesia pada Mei 1998.

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas, institut atau
akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai
mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi
menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif
itu sendiri. kemahasiswaan, berasal dari sub kata mahasiswa. sedangkan mahasiswa terbagi lagi
menjadi dua suku kata yaitu maha dan siswa.

Maha artinya “ter” dan siswa artinya “pelajar” jadi secara pengartian mahasiswa artinya
terpelajar. maksudnya bahwa seorang mahasiswa tidak hanya mempelajari bidang yang ia
pelajari tapi juga mengaplikasikan serta mampu menginovasi dan berkreatifitas tinggi dalam
bidang tersebut. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu
besar. Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai
belahan dunia

Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label
yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:

1. Moral Force

Mahasiswa berperan sebagai Moral Force dalam masyarakat. Sebagai insan akademis,
tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat
moralitasnya. Mahasiswa dianggap memiliki tingkat pendidikan yang tertinggi sehingga
sebagai mahasiswa harus memiliki moral yang baik pula. Dengan demikian, mahasiswa
diharapkan dapat menjadi contoh dan penggerak perbaikan moral pada masyarakat.

2. Agent Of Change

Peran mahasiswa yang satu ini sudah tidak asing lagi, sebagai agent of change mahasiswa
berperan sebagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik lagi dengan menggunakan ilmu, gagasan serta pengetahuan yang dimiliki.
Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan
perubahan, sebab di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan
negara. Jadi kamu para mahasiswa sudah bukan saatnya lagi untuk diam, lakukan
perubahan!

3. Iron Stock,

Peran mahasiswa sebagai Iron Stock yaitu mahasiswa adalah generasi penerus bangsa.


Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu
dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda. Mahasiwa merupakan
aset, cadangan dan harapan bangsa di masa depan, sehingga mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan dan perilaku terpuji untuk dapat menggantikan generasi-generasi
sebelumnya. 

4. Guardian of Value

Mahasiwa sebagai Guardian of Value  berarti mahasiswa adalah penjaga nilai-nilai dalam


masyarakat. Nilai- nilai seperti apakah yang harus dijaga? tentu sebagai mahasiswa kaum
intelektual harus menjaga nilai-nilai yang bersifat mutlak kebenarannya seperti kejujuran,
keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya. Sebagai Guardian of
Value, mahasiswa tidak hanya berperan dalam menjaga, namun juga sebagai pembawa,
penyebar dan penyampai nilai-nilai itu sendiri. 

5. Social Control
Peran mahsiswa sebagai Social Control  yaitu mahasiswa diharapkan mampu menjadi
pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara memberikan saran,
kritik serta solusi untuk permahsalahan sosial masyarakat maupun permasalahan bangsa.
Sebagai kaum dengan kamampuan intelektual serta sikap kritis yang tinggi, mahasiswa
dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk melawan terhadap kebusukan yang terjadi
dalam birokrasi yang selama ini dianggap lazim, untuk terciptanya pembangunan yang
lebih baik bagi negeri ini.

Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi
mahasiwa, yaitu :

 Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa
dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung
jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat.
 Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat
untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
 Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata.
Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu
pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia
miliki selama menjalani pendidikan.

RAKUSIR adalah ciri khas yang harus ada pada mahasiswa yang singkatan dari RASIONAL,
ANALISIS, KRITIS, UNIVERSAL, SISTEMATIS. berikut uraiannya:

 RASIONAL, menurut pikiran dan pertimbangan yang logis dan masuk akal
 ANALISIS,analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa
guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan
laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di
laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan. Namun, dalam
perkembangannya, penggunaan kata analisa atau analisis mendapat sorotan dari kalangan
akademisis, terutama kalangan ahli bahasa. Penggunaan yang seharusnya adalah kata
analisis. hal ini dikarenakan kata analisis merupakan kata serapan dari bahasa asing
(inggris) yaitu analisys. Dari akhiran -isys bila diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi -isis. Jadi sudah seharusnya bagi kita untuk meluruskan penggunaan setiap
bahasa agar tercipta praktik kebahasaan yang baik dan benar demi tatanan bangsa
Indoesia yang semakin baik
 KRITIS, adalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik
dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial dan
humaniora. Sebagai istilah, teori kritis memiliki dua makna dengan asal-usul dan sejarah
yang berbeda: pertama berasal dari sosiologi dan yang kedua berasal dari kritik sastra,
dimana digunakan dan diterapkan sebagai istilah umum yang dapat menggambarkan teori
yang didasarkan atas kritik; dengan demikian, teori Max Horkheimer menggambarkan
teori kritis adalah, sejauh berusaha “untuk membebaskan manusia dari keadaan yang
memperbudak mereka.
 UNIVERSAL, Universal artinya umum. Sebagai contoh, konsep kemanusiaan adalah
konsep yang dipercaya berlaku universal, sebab konsep ini dipercaya dimiliki oleh setiap
manusia tanpa membedakan apakah manusia tersebut berkulit hitam, berkulit putih,
baragama Islam atau beragama Kristen, apakah ia orang Tionghoa atau orang Amerika.
Lawan kata dari universal bisa khusus, bisa pula diskriminatif, dan sebagainya,
tergantung pada konteks kalimat yang memuat kata universal.
 SISTEMATIS, Sistematis adalah segala usaha untuk meguraikan dan merumuskan
sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut obyeknya [1] Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian
sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
 INOVATIF, mampu menciptakan sesuatu yang baru serta bermanfaat.
 REVOLUSIONER, mampu mengubah keadaan dan situasi yang lebih baik lagi.
5. KEILMUAN

Teori ilmiah atau teori keilmuan adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan
secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah peristiwa atau fenomena. Misalnya,
teori Darwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk
organisme yang lebih rumit berasal dari sejumlah kecil bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan
primitif. Organisme-organisme tersebut, berkembang secara evolusioner sepanjang masa. Jadi,
teori ilmiah atau teori keilmuan merupakan sekumpulan proposisi yang mencakup konsep-
konsep tertentu yang saling berhubungan. Kondisi saling keterhubungan di antara konsep-konsep
tersebut menyajikan suatu pandangan yang bersifat utuh dan sistematik mengenai fenomena atau
obyek keilmuan yang ditelaah sehingga mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena atau
obyek keilmuan dimaksud. Prinsipnya, tujuan akhir dari ilmu adalah mengasilkan teori yaitu
berupa penjelasan –penjelasan terhadap terhadap fenomena alamiah.

Keinginan kita manusia untuk menggali  berbagai ilmu maupun pengetahuan  yang akan
menambah  wawasan kita mengenai berbagai hal. Kita  mencari kebenaran dari apa yang kita
pelajari maupun yang kita ketahui secara luas dan mendetail. Dari apa yang kita ingin ketahui
pasti kita mencari sumber yang falid, pasti, benar, mendasar, tersetruktur dan lain sebagainya.
Dari apa yang kita cari atau kita temukan, pasti ada yang mendasarinya, yang akan menjadi tolak
ukur kemampuan cara berpikir kita. Selainitu kita sebagai manusia yang diberi kemampuan
merenung dan menggunakan pikirannya untuk bernalar, kita pasti pernah bertanya-tanya
mengapa kita dilahirkan ke bumi ini dan apa tugas kita sebagai manusia. Kemampuan berpikir
dan bernalar itu pula yang membuat kita sebagai manusia menemukan berbagai pengetahuan
baru. Pengetahuan baru itu kemudian kita gunakan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-
besarnya dari lingkungan alam yang tersedia di sekitar kita. Tentunya semua itu memiliki dasar
yang memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988), ilmu memiliki pengertian,
yaitu: Ilmu adalah suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu
dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan
sebagainya.
Dalam ensiklopedia indonesia, kita temukan pengertian dari ilmu pengetahuan. “ ilmu
pengetahuan, suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing mengenain suatu
lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menuru asas-asas tertentu, hingga
menjadi kesatuan; suatu sistem dari berbagai pengatahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil  pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-
metode tertentu(induksi,deduksi).”

Menurut Prof.DR.Muhammad Hatta “ tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur


tentang pekerjaan hukum kausal dalam luar maupun menurut bangunnya dari dalam”

Prof. DR.A.Baiquni,Guru Besar Universitas Gajah Mada, merumuskan sebagai berikut:


”science merupakan general consensus dari masyarakat yang terdiri dari para secientis”

Prof. DR. M. J.Langerveld, Guru Besar pada Pijk Universiteit di U trecht (Belanda),
mengatakan bahwa  “ pengetahuan ialah kesatuan objek yang mengetahui dan objek yang
diketahui. Suatu kesatuan dalam mana objek itu dipandang oleh subjek sebagai diketahuinya.
Pada akhirnya mereka merumuskan  ilmu pengetahuan” kumpulan pengetahuan mengenai suatu
hal (objek/ lapangan), yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan
yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan sebab-sebab hal/kejadian itu.”

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan berbagai bentuk


kemudahan bagi manusia. Namun apakah hal itu selalu demikian? Bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologinya merupakan berkah dan penyelamat baagi manusia, terbebas dari kutuk yang
membawa malapetaka dan kesengsaraan? Memang mempelajari teknologi seperti bom atom,
manusia bisa memanfaatkan wujudnya sebagai sumber energi bagi keselamatan umat manusia,
tetapi dipihak lain hal ini bisa juga berakibat sebaliknya, yakni membawa mausia pada
penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Menghadapi hal yang demikian, ilmu
pengetahuan yang pada esensinya mempelajari alam sebagaimana adanya, mulai dipertanyakan
untuk apa sebenarnya ilmu itu harus dipergunakan?
Berkenaan dengan nilai guna ilmu, tak dapat dibantah lagi bahwa ilmu itu sangat
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.
Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun.S.Suriasumatri
(1996) yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu merupakan berkat
atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka yang
disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu,
karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi
pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung
pada pemilik dalam menggunakannya.

Mengingat. Ilmu dipelajari pertama kali dengan mengingat. Apa yang diingat?
Pengetahuan. Informasi. Fakta. Data. Inilah jenis ilmu yang diisyaratkan dalam kisah Nabi Adam
as. Allah Swt ajarkan beliau nama-nama benda. Sebab dari nama-nama lah lahir ilmu. Fenomena
yang tersedia di hadapan, belum lah jadi ilmu. Hanya ketika ia diberi nama, ia berubah menjadi
ilmu, jadi informasi. Nama merupakan jenis ilmu paling dasar. Tanpa nama, sesuatu belum kan
tampak nyata. Jika tak tampak nyata, ia sulit diingat, apatah lagi dianalisa.

Pengetahuan didapat dengan pertanyaan. Maka bertanya, adalah keterampilan belajar paling
dasar. Tanpa pertanyaan, tak datang pengetahuan. Tanpa pengetahuan, tak ada yang bisa diingat.
Cobalah mengikuti diskusi sebuah bidang keilmuan yang jauh dari keahlian dasar kita. Sehari
saja. Pasti tak banyak yang bisa kita dapatkan. Apa pasal? Sebab kita tak punya pertanyaan,
meski ilmu tersedia di hadapan.

Pengetahuan serupa bahan baku awal dari pembelajaran. Ia membatasi pikiran dan membangun
ruang-ruang. Dalam ruang itu lah kelak kan terisi pemahaman, keterampilan, dan seterusnya.
Maka tajam dan kritisnya pertanyaan menentukan seberapa sempit dan luasnya ruang yang
tersedia. Kadang, pertanyaan kita terlalu sederhana hingga ruang yang terbangun di awal
demikian sempit. Namun alhamdulillah, pikiran kita diciptakanNya begitu luwes. Yang sempit
itu bisa pula diperluas nantinya dengan pertanyaan-pertanyaan baru.
Memahami. Apa yang dipahami? Kaitan, proses, cara kerja. Nama-nama barulah label dari
fenomena. Agar bermakna, ia mesti terangkai satu sama lainnya. Antara kain dan busa, bisa
terdapat kaitan pada keduanya, hingga kita sebut sebagai bantal. Dan dari bantal, bisa dipahami
pula fungsinya sebagai penyangga kepala yang nyaman. Maka setelah bertanya dan mendapatkan
pengetahuan, barulah bisa lahir pemahaman.
Dari mana datangnya pemahaman? Dari memahami keterkaitan. Cerita di antara fakta-fakta.
Maka memahami sesuatu datang dari menceritakan kembali kaitan yang berhasil ditemukan
antar data-data. Imajinasi adalah modalnya. Jika informasi ibarat baju, maka memahami ibarat
mengepaskan baju pada tubuh. Fitting pengetahuan, hingga jadi pemahaman. Tak heran, fakta
yang sama bisa dipahami berbeda oleh insan berlain latar belakang. Sebab imajinasi tiap
pembelajar amat tergantung pada cerita-cerita yang telah dikoleksi dalam pikirannya.
Jika pengetahuan ibarat membangun ruang, maka pemahaman mulai mengisinya dengan
berbagai ornamen yang menjadikan ilmu memiliki identitas. Sebuah ruang bisa dimaknai sebagai
ruang tidur atau pun ruang kerja, bergantung pada ornamen yang mengisinya. Dari ornamen itu
lahir cerita, apa saja yang dilakukan penghuninya di sana.

Proses memahami lebih mudah dijalani via diskusi. Berbicara. Bertukar pikiran. Berdialog.
Sebab bicara menghendaki pengolahan ide sebelumnya. Dan pengolahan yang menjadikan ilmu
terjadi sebagai pembicaraan, dengan sendirinya merupakan proses penataan pemikiran.

Ilmu dan mahasiswa adalah sesuatu hal yang sulit dipisahkan, mahasiswa tanpa ilmu
ibarat tong kosong. seorang mahasiswa akan mendapat berbagai macam pengetahuan ketika
berkuliah, ilmu dari dosen maupun ilmu dari literatur yang ada dalam menyelesaikan bangku
perkuliahan. literatur yang ada dan tersebar dalam dunia kampus sangat bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat ketika dapat diaplikasikan dengan baik.

Teori dan praktek menjadi suatu keseimbangan yang diperlukan dalam mempelajari
sebuah ilmu. keseimbangan dan penggunaan teori dalam menunjang kemampuan menyampaikan
argumen sangat diperlukan oleh mahasiswa sehingga tidak sekedar berteriak-teriak ketika terjadi
permasalahan ataupun kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai