LAPORAN PBLK WASLIFOUR GLORYA DAELI, S.Kep
LAPORAN PBLK WASLIFOUR GLORYA DAELI, S.Kep
Oleh
ABSTRAK:
Kata kunci: anak, penyakit infeksi, Demam Berdarah Dengue, terapi cairan
Management Services and Nursing Care of Children with Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) in the Melati I Room DR. Pirngadi General Hospital Medan
ABSTRACT:
Medan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya sehingga perawat
dapat memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk membantu klien
yang dialami pasien, melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain selama
PBLK dilaksanakan selama empat minggu dengan enam hari praktik dari
ini praktikan memilih mata ajar Keperawatan Anak dan melakukan PBLK di
Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan kegiatan pertama
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih
di Indonesia. Hampir setiap tahun terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) di beberapa
daerah yang biasanya terjadi pada musim penghujan, namun sejak awal tahun
2011 ini sampai bulan Agustus 2011 tercatat jumlah kasus relative menurun
sebagaimana tampak pada grafik di bawah. DBD pertama kali dilaporkan pada
tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, dengan 48 penderita dan angka kematian
(CFR) sebesar 41,3%. Dewasa ini DBD telah tersebar di seluruh provinsi di
Indonesia. angka kematian akibat DBD di beberapa wilayah masih cukup tinggi di
atas target nasional 1 % antara lain Provinsi Gorontalo, Riau, Sulawesi Utara
Bengkulu, Lampung, NTT, Jambi, Jawa Timur, Sumatra Utara dan Sulawesi
kurang 43 tahun dan berhasil menurunkan angka kematian dari 41,3% pada tahun
1968 menjadi 0,87 % pada tahun 2010, tetapi belum berhasil menurunkan angka
menyerang tidak hanya anak-anak tetapi juga golongan umur yang lebih tua. Pada
tahun 2011 sampai bulan Agustus tercatat 24.362 kasus dengan 196 kematian
(CFR: 0,80 %). Namun, angka tersebut masih cukup tinggi. Data tersebut sejalan
dengan data yang didapat dari ruang III / Melati I. Pasien anak di ruang tersebut
dalam tiga bulan terakhir (Maret, April dan Mei 2012) berjumlah pasien sebanyak
253 orang, dengan jumlah pasien tertinggi adalah pasien infeksi dan
mengangkat salah satu kasus infeksi, yaitu DHF (Dengue Hemorrgic Fever).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
dalam mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh selama
proses pendidikan.
2. Tujuan Khusus
pelayanan keperawatan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa Keperawatan
2. Institusi Pendidikan
3. Lahan Praktik
D. Konsep Dasar
1. Defenisi Manajemen
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan
secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain.
mencapai tujuan. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
optimal, maka diperlukan suatu Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan
lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan.
2. Fungsi Manajemen
untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan adanya fungsi-
fungsi yang jelas mengenai manajemen. Ada empat fungsi manajemen yang harus
(Swanburg, 2000).
bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka
memininimalkan hasil yang sia-sia, tidak efektif dan tidak efisien serta
dalam mencapai sasaran dan tujuan, (6) efektif dalam hal biaya.
personil, finansial, material, dan tata cara untuk mencapai tujuan organisasi
anggota atau staf sebuah organisasi, (3) pendelegasian wewenang, dan (4)
yang efektif untuk tujuan yang nyata. Ada beberapa tujuan dari fungsi
dilakukan oleh staf perawatan, (5) memberikan perawatan yang aman dan
harus diikuti dalam keadaan darurat, (11) memberikan laporan ringkas dan
fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang
tepat, maka akan dapat diketahui : (1) apakah suatu kegiatan atau program
telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja, (2) adanya
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar, (4) staf yang
RI pada tahun 1998 mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi
evaluasi.
1) Pengumpulan data, kriteria: (a) menggunakan format yang baku, (b) sistematis,
(c) diisi sesuai item yang tersedia, (d) aktual, (e) valid
2) Pengelompokan data, kriteria: (a) data biologis, (b) data psikologis, (c) data
norma dan pola fungsi kehidupan, (b) perumusan masalah ditunjang oleh data
dan pemenuhan kebutuhan pasien, (2) dibuat sesuai dengan wewenang perawat,
(3) komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/ (PES) atau terdiri
dari masalah dan penyebab (PE), (4) bersifat aktual apabila masalah kesehatan
pasien sudah nyata terjadi, (5) bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien
ketiga.
2) Tujuan asuhan keperawatan, kriteria: (a) spesifik, (b) bisa diukur, (c) bisa
lingkungan, sumber daya dan fasilitas yang ada, (f) menjamin rasa aman dan
nyaman bagi pasien, (g) kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
akan dilakukan kepada pasien/ keluarga, (4) sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, (5) menggunakan sumber daya yang ada, (6) menerapkan prinsip
aseptik dan antiseptik, (7) menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi
berdasarkan respon pasien, (9) merujuk dengan segera bila ada masalah yang
dilaksanakan, (11) merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan,
telah ditentukan.
dilakukan evaluasi, (2) evaluasi hasil menggunakan indikator yang ada pada
rumusan tujuan, (3) hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, (4)
evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, (5) evaluasi dilakukan
dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, (2) dapat digunakan
sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, (3) dilakukan segera setelah
yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan,
keperawatan primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb, 1990 dikutip dari
Priharjo R, 1995).
metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab
untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam
setiap shift. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap
pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga
perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru.
komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta
mengarahkan pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah
Kepala
Ruangan
Pasie
n/ klien
Skema 1: Sistem pemberian asuhan keperawatan fungsional
praktis yang mendapat izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung jawab
jam. Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat
Hal pokok yang harus diketahui adalah konferensi tim yang dipimpin
kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim
Kepala
Ruangan
D Kepala Sar
okter ruangan ana / RS
Perawa
t primer
PP P PP
pagi P sore malam
Skema 3 : Sistem pemberian keperawatan ”Primary Nursing”
pasien selama dirawat. Para manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam
2) Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit
3) Dengan mengadakan diagnosa
Kepala
Ruangan
Melati I RSUD DR. Pirngadi Medan yaitu pengkajian fungsi manajemen yang
meliputi elemen man, method, money, dan material. Pengkajian dilakukan pada
tanggal 11 Mei - 15 Juni 2012 melalui wawancara yang dilakukan dengan kepala
kepada beberapa pasien pada tanggal 14 Juni 2012 tentang kepuasan pasien
1. Pengkajian
a. Man
Di Ruang III/ Melati I terdapat 20 orang perawat yang terdiri dari terdiri
dengan rincian yaitu 1 orang bagian keuangan, 1 orang bagian PRT, dan 1
orang bagian gizi. Proses perekrutan tenaga perawat dilakukan melalui seleksi
ujian penerimaan PNS oleh Pemko Medan. Pegawai yang diterima,
berbagai institusi baik yang ada di daerah Medan maupun di luar Medan.
membacakan rawatan pada pagi hari dan tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien. Perawat akan mendampingi pasien pada saat visite dokter.
yang dibutuhkan untuk dinas pagi, sore dan malam adalah 4.43 + 3.29 + 2.15
= 9.87 (10 orang). Faktor libur dan cuti = 25% x 10 orang = 2.5 (3 orang).
Maka jumlah perawat untuk satu ruangan akan didapat dari perhitungan dinas
pagi + dinas sore + dinas malam + faktor libur/ cuti + 1 kepala ruangan = 10
bidan yang dibutuhkan dengan jumlah pasien seperti diatas (22 orang) adalah
sebanyak 14 orang, dalam hal ini tenaga perawat/ bidan berlebih 6 orang.
b. Method
Tipe A yang melayani seluruh lapisan masyarakat dan merupakan rumah sakit
rujukan terbesar kedua di Sumatera Utara juga sebagai rumah sakit pendidikan.
bagi penderita
hak penderita dengan dilandasi oleh nilai, norma, dan moral Pancasila dan
a) Tujuan Umum:
etis.
b) Tujuan Khusus:
seluruh staf dan karyawan RSUD Dr. Pirngadi Medan akan melaksanakannya
sesuai dengan norma: Iman dan taqwa, kemanusiaan dan kepedulian, ramah
dan berbudi luhur, disiplin dan bertanggung jawab, bersih dan sehat, setia dan
Ruang III/Melati I memiliki visi dan misi yang mengacu pada visi misi
Rumah Sakit Dr. Pirngadi tetapi belum memiliki visi misi ruangan tersendiri.
Keperawatan (SAK).
tim terdiri dari kepala tim I, II, III dan perawat pelaksana. Kepala tim I
(jantung, dan gizi buruk; dan kepala tim III bertanggungjawab terhadap pasien
infeksi, DHF, dan nefrotik syndrome. Jika kepala ruangan berhalangan hadir
ruangan bahwa seluruh perawat pelaksana termasuk kepala ruangan dan wakil
pasien anak.
pegawai di Ruang III/Melati I disusun oleh kepala ruangan. Jumlah jam kerja
perawat pelaksana sekitar 56 jam per minggu (shift pagi 2 hari, shift sore 2
hari, shift malam 2 hari, libur 1 hari). Pembagian jadwal dinas dilakukan
secara adil oleh Kepala ruangan. Jumlah pegawai yang dinas pagi 11 orang, 3
orang dinas sore, 3 orang dinas malam. Gaya kepemimpinan kepala Ruang
maupun hasil rapat yang harus disosialisasikan kepada perawat pelaksana akan
disosialisasikan oleh kepala ruangan secara lisan kepada perawat pada saat
operan.
Supervisi dilakukan oleh bidang keperawatan, kepala instalasi dan
pergantian shift. Operan pagi yang dilakukan kepala ruangan biasanya dengan
melakukan operan dari pasien ke pasien. Operan shift sore dan malam
biasanya pegawai yang akan bertugas terlebih dahulu membaca buku rawatan
dilakukan secara terstruktur oleh perawat ruangan. Selama ini perawat hanya
kesehatan.
secara lengkap dan ruangan tampak padat dengan kunjungan keluarga yang
c. Money
Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.
ruangan, Perbaikan dan kelengkapan alat dengan cara membuat surat permintaan
kepada institusi melalui kapokja sarana. Tenaga perawat memperoleh insentif atau
ruangan membuat daftar obat yang ingin diajukan kepada sarana medis (di bawah
bahan habis pakai seperti plester, alkohol, bethadine dan sebagainya dilakukan
sebagai berikut :
setiap hari pada shift pagi/ dikondisikan. Pencucian alat tenun dilakukan
tenun yang kotor. Penyimpanan alat tenun dilakukan secara baik, yaitu
2) Perawatan untuk alat/ istrumen seperti pinset, gunting, klem dan lain-
lain tidak dicuci dan tidak disterilkan setiap akan digunakan dan selesai
digunakan.
4) Alat pencatatan dan pelaporan seperti buku rawatan, buku visite, buku
dengan baik.
infeksi nosokomial.
6) Suasana Ruang III juga belum ditata dengan baik sesuai dengan
a. Man
dirumuskan dalam bentuk hambatan kerja, dan kendala yang dihadapi staf dalam
e. Perawatan untuk alat/ istrumen seperti pinset, gunting, klem dan lain-
lain tidak dicuci dan tidak disterilkan setiap akan digunakan dan
f. Ruang III belum memiliki fasilitas khusus sebagai ruang rawat inap
anak seperti ruang terapi bermain anak dan belum ada pemisahan
2. Ruang III/Melati I belum Tersedianya Standar Asuhan Menyusun dan menyediakan 28 Juni 2012 Betty, Delima,
memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di format Standar Asuhan Waslifour, Yoga
Keperawatan (SAK) yang baku ruang III/ Melati I Keperawatan (SAK) 10
yang dapat dijadikan pedoman penyakit terbesar di ruang III/
dalam menerapkan implementasi Melati I
keperawatan pada pasien di
ruangan
3. Papan struktur organisasi di Tersedianya struktur Mengganti nama-nama perawat 23 Juni 2012 Betty, Delima,
ruang III/ Melati I belum organisasi di ruang III/ di papan struktur organisasi di Waslifour, Yoga
diperbaharui Melati I yang ter-up date ruang III/ Melati I
4. Belum tersedianya bunga di Tersedianya bunga di ruang Menyediakan bunga bunga di 5 Juli 2012 Betty,Delima,
ruang III/ Melati I untuk III/ Melati I ruang III/ Melati I Waslifour,Yoga
menambah keindahan ruang anak
5. Implementasi
pada tanggal 20 Juni 2012 oleh Yoga, pencegahan DBD dan perawatan
anak yang menderita DBD pada tanggal 21 Juni 2012, nutrisi yang baik
pada anak dengan anemia 22 Juni 2012 oleh Betty, latihan ROM pada
2012
keperawatan.
membuat suasana yang nyaman dan asri pada tanggal 2 Juli 2012.
6. Evaluasi
tampak antusias dengan materi penyuluhan yang disampaikan dan 80% peserta
jadwal dan materi penyuluhan yang telah dibuat praktikan dan akan
optimal di ruangan.
(SAK) berdasarkan NIC/NOC yang telah disusun oleh praktikan dan akan
tampak indah.
C. Pembahasan
Ruang III/Melati I pada tanggal 11 Juni – 16 Juni 2012 ada beberapa masalah
suasana ruangan yang tidak nyaman bagi pasien anak. Untuk menyelesaikan
gugatan atau sebagai alat pembela diri perawat, dokter atau fasilitas (Iyer
optimal
sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta
perawatan anak dengan diare pada tanggal 20 Juni 2012 oleh M. Isa
DBD pada tanggal 21 Juni 2012 oleh Waslifour Glorya Daeli, nutrisi yang
baik pada anak dengan anemia 22 Juni 2012 oleh Betty Manurung, latihan
perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti di rumah dan
gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal yang berwarna
A. Landasan Teori
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri
otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam
disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah
bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik
akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).
Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang
berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan
terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis
DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. Dengue adalah
penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini
adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Faktor resiko penting pada
DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan
predisposisi genetis. Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai
termasuk sum-sum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan organ berbentuk
cairan homogen yang tampak seperti sirup yang berwarna gelap. Warna darah
ditentukan oleh hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Volume
darah manusia adalah 7-10% / berat badan normal atau sekitar 5 liter.
Komposisi darah:
Fungsi Darah:
plasing
tubuh lain.
Plasma Darah:
- Cairan berwarna bening pucat 55% dari volume total darah (2,5 s/d 3
- Komposisinya:
- Cairan bening dari darah dan plasma beku disebut serum, isi serum
Hematopoesis:
2) Kelenjar limfe dan jaringan limfoid dalam usus halus dan kelenjar
3) Hati dan limfe merusak sel darah yang sudah tua. Hati juga
- Jumlah : 5 juta/mm3
berhenti, organel/ribosom.
- Enzim yang ada pada sel darah merah: enzim glikdirik dan enzim
karbonat anhidrase.
Berfungsi:
Leukosit
- Setiap sel darah putih dikelilingi oleh 700-1000 sel darah merah.
- Bertugas: menahan invasi oleh patogen mikroorganisme penyebab
membersihkan campak/ debris yang berasal dari sel mati atau cedera.
- Jenis:
a. Granulosit
pembersihan debris.
heparin
b. Agranulosit
Trombosit:
- Merupakan sel darah terkecil, tidak berwarna dan tidak berinti, berasal
hari.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-
dapat menyebabkan kematian. DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh serotif virus dengue ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang
sampai timbulnya renjatan sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian.
Etiologi
Patofisiologi
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
menjadi gelisah.
d. Derajat IV
tekanan darahnya
Infeksi Virus
Dengue
- Hepatomeg Trombositopenia
Demam ali Komplek Ag Ab
- klomplemen
Anoreksia
-
Manifestasi
Muntah
pendarahan
Permeabilit
as vaskuler naik
Dehidr
asi
Kebocoran
plasma:
- D
Hemokonsentrasi erajat
- Hipoprotenemia
- Efusi pleura
- Asites
Demam
dengue
Hipovolemia
S
IC yok
Pendarahan Anor
saluran cerna Asid
eksia
osis
Men
ggigil
a. Demam
naik + 3 hari
b. Manifestasi pendarahan
hematuria.
c. Hepatomegali
dijumpai ikterus.
Hypovolemia:
- TD turun (S+D)
- Keringat dingin
- Ekstremitas dingin
- Gelisah
Komplikasi
a. Pendarahan luas
endotel kapiler.
b. Shock
c. Efusi Pleura
pleura secara cepat dan akumulasi cairan ini disebut efusi pleura.
d. Penurunan kesadaran
disseminated intravaskuler.
Pemeriksaan Penunjang
normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi syok dan
Penatalaksanaan Medis
Indikasi parential:
jam
anak.
- Evaluasi keremajaan
Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan gigi
gangguan pertumbuhan.
a. Lahir 3 bulan
kontak
b. 3-6 bulan
pada tangan
c. 6-9 bulan
- Memindahkan benda
d. 9-12 bulan
- Menirukan suara
e. 12-18 bulan
f. 18-24 bulan
- Menyusun 6 kotak
g. 2-3 tahun
- Menggambar lingkaran
h. 3-4 tahun
i. 4-5 tahun
- Pandai bicara
Masa Remaja
Ditandai dengan
Skema Tanner
- Pergerakan tubuh
- Menangis keras
4) Tahap menerima
kooperatif.
2) Kehilangan kontrol
kekuatan diri
integritas tubuh.
sosial
2) Kehilangan kontrol
- Kelemahan fisik
- Takut mati
- Mampu mengkomunikasikan
- Mampu mengontrol perilaku (menggigit bibir,
menggenggam)
1) Reaksi perpisahan :
- Tidak bebas
- Tidak kooperatif
Sakit
a. Cemas meningkat
masa depan
Tidak percaya
c. Reaksi sibling/persaingan
2) Partisipasi
3) Ruang : rumah
telepon, surat.
a. Tujuan bermain di RS
3) Mengembangkan kreatifitas
4) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress
b. Prinsip bermain di RS
2) Memperhatikan keamanan
3) Kelompok umur
4. Asuhan Keperawatan
4.1 Pengkajian
d. Pengetahuan keluarga
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
No Diagnosa Intervensi
1. Peningkatan suhu tubuh 1. Observasi TTV tiap 4 jam
b.d proses penyakit R/ : Mengetahui keadaan pasien
2. Berikan minuman yang banyak serta kompres
dingin.
R/ : Menurunkan demam
3. Berikan pasien untuk memakai pakaian tipis
dan menyerap keringat
R/ : Memberi rasa nyaman
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antipiretik dan antibiotik
R/ : Menurunkan suhu tubuh dan membunuh
bakteri.
2. Gangguan 1. Kaji TTV setiap 4 jam.
keseimbangan elektrolit R/ : Mengetahui keadaan umum pasien.
b.d output yang 2. Kaji status cairan : Keseimbangan masuk dan
berlebihan haluan
R /: Untuk membantu perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
3. Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil
tapi sering.
R/ : Jumlah kecil biasanya ditolerir dengan
baik.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
cairan parenteral sesuai indikasi.
R /: Mempertahankan hidrasi
3. Nutrisi kurang dari 1. Observasi TTV setiap 4 jam
kebutuhan tubuh b.d R/ : Mengetahui keadaan umum pasien
intake yang tidak adekuat 2. Catat status nutrisi pasien dan timbang BB tiap
hari.
R/ : Memberikan informasi tentang
keefektifan.
3. Beri diet yang tidak merangsang mual.
R /: Menekan mual.
4. Berikan makanan hangat dalam porsi kecil tapi
sering
R /: Untuk meningkatkan nafsu makan.
5. Tindakan oral hygiene
R/ : Oral hygiene mengurangi kekeringan
membran mukosa mulut.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi.
R /: Menentukan diet sesuai dengan kondisi
pasien.
4. Kurang pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
keluarga b.d kurangnya R /: Mengetahui tingkat pengetahuan pasien
informasi yang tentang penyakit DHF.
didapatkan mengenai 2. Jelaskan penyebab penyakit serta tanda dan
penyakitnya. gejalanya.
R /: Untuk mengantisipasi kemungkinan
penyakit ini akan ada kembali dalam
keluarga.
3. Jelaskan tanda pendarahan
R/ : Mencegah komplikasi yang lebih parah.
4. Tanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan
R /: Mengetahui apakah sudah paham tentang
hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya.
4.4 Evaluasi
1. Pengkajian
Data Biografi
A. Identitas Klien
Pendidikan : Kelas V SD
B. Identitas Orangtua/Wali
Umur : 40 / 36
Keluhan Utama
masuk rumah sakit. Ny.H mengatakan An. J telah sekali mimisan sebelum
masuk ke rumah sakit. Klien muntah-muntah dengan frekwensi 3-4 x dalam
4. Tindakan Operasi
5. Alergi
obatan.
6. Kecelakaan
7. Imunisasi
Genogram:
T N
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Serumah
: Klien : Cerai
Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh
Sejak lahir, An.J diasuh dan dirawat oleh kedua orang tuanya.
ibunya.
An.J adalah anak yang ramah dan mudah bergaul dengan orang lain.
Kebutuhan Dasar
1. Makanan:
Alat makan yang dipakai: An.J saat makan menggunakan piring dan
Pola makan/jam: An.J makan 3 kali sehari, sarapan pada pukul 07.00,
makan siang pada pukul 13.00, makan malam pada pukul 18.00. An.A
2. Pola tidur
langsung tidur dan tidak ada gangguan tidur. An.J tidur pada malam
Tidur siang: An.J tidak pernah tidur siang karena bermain dengan
temannya.
3. Mandi: An.J mandi dua kali dalam sehari. Mandi sendiri dengan teratur.
Tetapi selama di rumah sakit An.J hanya dilap dengan kain basah oleh
ibunya, Ny.H.
4. Aktivitas bermain: Sebelum sakit, An.J adalah anak yang aktif dan selalu
Sebelum sakit, An.J BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak, warna
kecoklatan. BAK tiga sampai lima kali dalam sehari dengan warna kuning
jernih.
Setelah sakit, An.J BAB 1 kali dalam 2 hari dengan konsistensi lunak, warna
kuning. BAK tiga sampai lima kali dalam sehari dengan warna kuning.
2. Tindakan Operasi :-
Paracetamol 3 x 500 mg
- Leukosit : 6,3.103/mm3
- Eritrosit : 5,02.106/mm3
- Hematokrit : 42,1%
2. TB/BB : 120cm / 50 kg
5. Mata : Penempatan dan kesejajaran bola mata kiri dan kanan simetris,
7. Telinga: Letak telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat lubang
8. Hidung: Tidak ada kelainan tulang hidung, lubang hidung bersih, tidak
ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung, dan simetris kanan dan
9. Mulut : Keadaan bibir normal, tidak pucat, lembab, gigi berjumlah 28,
10. Dada : Kedua sisi dada simetris, gerakan regular dan simetris, puting
11. Paru-paru :
lainnya
12. Jantung :
13. Perut :
14. Punggung: Kulit bersih, sedikit kemerahan, tidak kaku, rentang tidak
terbatas.
16. Ekstremitas:
a. Ekstremitas atas: simetris kanan dan kiri, rentang gerak penuh, kedua
siku dapat fleksi, ekstensi, kulit bersih dan tangan kiri terpasang
infuse, CRT<2detik
Temp = 380C
Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: - Klien mengatakan panas Arbovirus di Peningkatan suhu
sejak 3 hari yang lalu, bawa oleh tubuh
sebelum masuk RS nyamuk Aedes
- Klien mengatakan aegypty
pusing
- Klien mengatakan lemas Beredar dalam
- Ibu klien mengatakan darah
O: panas anaknya turun
naik. Terinfeksi virus
dengue
-Klien lemas
-Klien pucat Mengaktivasi
-Kesadaran: CM komplemen
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
RR: 20x/mnt; Merangsang
Suhu: 38.5oC hipotalamus
-Hasil lab:
Hemoglobin : 13,9 gr/dL Hipertermia
Leukosit : 4,2.103/mm3
Eritrosit : 5,02.106/mm3
Hematokrit : 42,1%
Trombosit : 67. 103/mm3
2. DS: - Klien mengatakan lemas Hipertermia Kekurangan volume
- Klien mengatakan cairan dari
pusing Peningkatan kebutuhan tubuh
- Ny.W mengatakan An.A reabsorpsi Na+
hanya minum ± 4 gelas dan H2O
sehari dan BAK 3-5 x
DO: sehari Permeabilitas
membran
-Klien lemas meningkat
-Klien pucat
-Mukosa bibir kering Renjatan
-Turgor kulit < 2 detik hipovolemik dan
-TTV: Nadi: 110 x/mnt hipotensi
RR: 22x/mnt;
Suhu: 38oC Kebocoran
-Hasil lab: plasma
Hemoglobin : 13,8 gr/dl
Leukosit : 6,3.103/mm3 Volume cairan
Eritrosit: 5,02.106/mm3 kurang dari
Hematokrit: 42,1% kebutuhan tubuh
Trombosit: 56. 103/mm3
- Urin: warna: kuning
3. DS: - Klien mengatakan ia DHF Grade II Konstipasi
hanya BAB 1 kali dalam
2 hari Proses perjalanan
- Klien mengatakan nafsu penyakit
makannya menurun
DO: Tirah baring
- Klien tampak memegang
perutnya ketika bercerita Pergerakan badan
- Klien tampak lemas dan nafsu makan
menurun
Pencernaan
terganggu
Konstipasi
4. DS: - Ibu klien menanyakan Kondisi Perubahan proses
tentang penyakit yang kesehatan anak keluarga cemas
diderita anaknya menurun
- Ibu klien menanyakan
kapan anaknya bisa Tekanan
DO: pulang psikologis
Cemas
2. Diagnosa Keperawatan
penyakit ditandai dengan klien mengatakan panas sejak 3 hari yang lalu,
sebelum masuk rs, klien mengatakan pusing, klien mengatakan lemas, ibu
klien mengatakan panas anaknya turun naik, klien tampak lemas dan pudat,
tingkat kesadaran compos mentis, TTV: HR: 110 x/mnt; RR: 20x/mnt;
An.J hanya minum ± 8 gelas sehari dan bak 3-5 x sehari, klien lemas dan
pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit < 2 detik, urin: warna: kuning, TTV:
HR: 110 x/mnt; RR: 20x/mnt; Suhu: 38oc, hasil lab: Suhu: 38oc, hasil lab:
gr
Hemoglobin: 13,8 /dl, Leukosit :6,3.103/mm3 , Eritrosit: 5,02.106/mm3 ,
3. Konstipasi b/d intake yang tidak adekuat dan tirah baring ditandai dengan
anaknya bisa pulang, ibu klien tampak cemas dan gelisah, ibu klien tampak
Klien pulang pada hari Rabu (20 Juni 2012) pada pukul 11.00 WIB
dengan keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda sianosis, BB 50 kg, T: 36.70C,
tingkat kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 80 kali per menit, reguler,
frekuensi pernafasan 20 kali per menit, reguler, suara nafas vesikuler, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak terjadi apnea, tidak terjadi perdarahan, pasien
tampak sehat dan wajahnya berseri, dan orangtua An.J diberikan pendidikan
1. Pengkajian
Data Biografi
A. Identitas Klien
Agama : Islam
Pendidikan : Kelas V SD
B. Identitas Orangtua/Wali
Umur : 34 / 32
Keluhan Utama
turun naik selam 3 hari tersebut. Ny.W mengatakan An.A telah 2 kali mimisan
sebelum masuk ke rumah sakit. Klien muntah-muntah dengan frekwensi 3-4 x
dalam sehari. Klien juga mengeluhkan tidak selera makan dan mencret.
4. Tindakan Operasi
5. Alergi
6. Kecelakaan
7. Imunisasi
Genogram:
T N
Keterangan:
: Laki-laki : Klien
: Perempuan : Serumah
: Meninggal : Cerai
Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh
Sejak lahir sampai sekarang An.A diasuh dan dirawat oleh kedua orang
tuanya.
ibunya.
An.A adalah anak yang ramah dan mudah bergaul dengan orang lain.
Kebutuhan Dasar
1. Makanan:
Alat makan yang dipakai: An.A saat makan menggunakan piring dan
Pola makan/jam: An.A makan 3 kali sehari, sarapan pada pukul 06.30,
makan siang pada pukul 13.00, makan malam pada pukul 18.00. An.A
2. Pola tidur
langsung tidur dan tidak ada gangguan tidur. An.A tidur pada malam
Tidur siang: An.A tidak pernah tidur siang karena bermain dengan
temannya.
3. Mandi
An.A mandi dua sampai tiga kali dalam sehari. Mandi sendiri
dengan teratur. Tetapi selama di rumah sakit An.A hanya dilap dengan
4. Aktivitas bermain
Sebelum sakit, An.A adalah anak yang aktif dan selalu bermain dengan
dengan orangtuanya.
5. Eliminasi
Sebelum sakit, An.A BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lunak, warna
kecoklatan. BAK tiga sampai lima kali dalam sehari dengan warna kuning
jernih.
Setelah sakit, An.A tetap dapat BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak, warna kuning. BAK tiga sampai lima kali dalam sehari dengan
warna kuning.
2. Tindakan Operasi :-
Paracetamol 3 x 500 mg
- Leukosit : 4,2.103/mm3
- Eritrosit : 5,02.106/mm3
- Hematokrit : 42,1%
2. TB/BB : 105cm / 30 kg
6. Mata: Penempatan dan kesejajaran bola mata kiri dan kanan simetris,
7. Telinga: Letak telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat lubang
8. Hidung: Tidak ada kelainan tulang hidung, lubang hidung bersih, tidak
ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung, dan simetris kanan dan
9. Mulut: Keadaan bibir normal, tidak pucat, lembab, gigi berjumlah 28,
10. Dada: Kedua sisi dada simetris, gerakan regular dan simetris, puting
11. Paru-paru:
lainnya
d. Auskultasi: suara nafas vesicular, tidak ada whezing, tidak ada stridor
dan ronchi.
12. Jantung:
c. Auskultasi: Irama jantung teratur dan tetap, tidak terdapat bunyi jantung
13. Perut:
14. Punggung: Kulit bersih, sedikit kemerahan, tidak kaku, rentang tidak
terbatas.
16. Ekstremitas:
a. Ekstremitas atas: simetris kanan dan kiri, rentang gerak penuh, kedua
siku dapat fleksi, ekstensi, kulit bersih dan tangan kiri terpasang infuse,
CRT<2detik
Temp = 38,50C
Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: - Klien mengatakan panas Arbovirus di Peningkatan suhu
sejak 3 hari yang lalu, bawa oleh tubuh
sebelum masuk RS nyamuk Aedes
- Klien mengatakan pusing aegypty
- Klien mengatakan lemas
- Ibu klien mengatakan Beredar dalam
panas anaknya turun naik. darah
DO:
-Klien lemas Terinfeksi virus
-Klien pucat dengue
-Kesadaran: CM
-TTV: Nadi: 110 x/mnt Mengaktivasi
RR: 22x/mnt; komplemen
Suhu: 38.5oC
-Hasil lab: Merangsang
Hemoglobin : 13,9 gr/dL hipotalamus
Leukosit : 4,2.103/mm3
Eritrosit : 5,02.106/mm3 Hipertermia
Hematokrit : 42,1%
Trombosit : 67. 103/mm3
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
4. DS: - Ibu klien menanyakan Kondisi Perubahan proses
tentang penyakit yang kesehatan anak keluarga cemas
diderita anaknya menurun
- Ibu klien menanyakan
kapan anaknya bisa Tekanan
DO: pulang psikologis
Cemas
2. Diagnosa Keperawatan
penyakit ditandai dengan klien mengatakan panas sejak 3 hari yang lalu,
sebelum masuk rs, klien mengatakan pusing, klien mengatakan lemas, ibu
klien mengatakan panas anaknya turun naik, klien tampak lemas dan
pudat, tingkat kesadaran compos mentis, TTV: HR: 110 x/mnt; RR:
22x/mnt; Suhu: 38.5oc, hasil lab: Hb: 13,9 gr/dl, leukosit : 4,2.103/mm3,
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d output berlebih ditandai
hanya minum ± 4 gelas sehari dan bak 3-5 x sehari, klien lemas dan pucat,
mukosa bibir kering, turgor kulit < 2 detik, urin: warna: kuning, TTV: HR:
110 x/mnt; RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oc, hasil lab: Hb: 13,9 gr/dl, leukosit
3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
31 kg), klien tampak lemas, klien tampak pucat, ketika klien makan habis
½ porsi.
anaknya bisa pulang, ibu klien tampak cemas dan gelisah, ibu klien
21 Juni 4 09.00 1 Memberi dorongan pada orang tua untuk mengekspresikan S: - Ibu klien mengerti mengenai penyakit
2012 perasaannya. anaknya
Hasil: Ibu tampak cemas dan selalu bertanya bagaimana keadaan O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi
anaknya dan kapan bisa pulang - Ibu tampak tidak cemas lagi
10.00 2 Memberi dorongan pada keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke - Ibu klien tampak tidak gelisah lagi
RS. A: - Masalah keperawatan teratasi
Hasil : Orangtuanya berkunjung setiap hari sepenuhnya
11.00 3 Memberikan suasana yang tenang dan nyaman P: - Tindakan keperawatan dihentikan
Hasil : Orang tua klien merasa nyaman.
5. Ringkasan Keperawatan Klien Pulang
Klien pulang pada hari Jumat (22 Juni 2012) pada pukul 14. 30 WIB
dengan keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda sianosis, BB 30 kg, T: 36,50C,
tingkat kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 90 kali per menit, reguler,
frekuensi pernafasan 22 kali per menit, reguler, suara nafas vesikuler, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak terjadi apnea, tidak terjadi perdarahan, pasien
tampak sehat dan wajahnya berseri, dan orangtua An.A diberikan pendidikan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam dimulai pada tanggal 11 Juni sampai 07 Juli 2012. Mahasiswa melakukan
method, money, dan material. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei - 15 Juni
diare pada tanggal 20 Juni 2012 oleh Yoga, pencegahan DBD dan
oleh Waslifour, nutrisi yang baik pada anak dengan anemia 22 Juni
2012 oleh Betty, latihan ROM pada tanggal 22 Juni 2012 oleh
Delima.
dan membuat suasana yang nyaman dan asri pada tanggal 2 Juli
2012.
b. Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa
sakit.
Juni 2012
perawat yang bertugas di Ruang III / Melati I agar lebih terampil dan memahami
proses asuhan keperawatan anak yang baik dan benar sehingga dapat diterapkan
Asuhan Keperawatan (SAK) yang benar sesuai diagnosa keperawatan yang timbul
pengetahuan pasien dan keluarga pasien. Oleh karena itu sebaiknya pegawai /
secara teratur. Untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi nosokomial, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini: cairan antiseptik ataupun wastafel untuk mencuci
dan harus adanya pemisahan pasien infeksi dan non-infeksi secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansyoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid II.
Jakarta : Media Aesculapius.
Bruner & Suddarth. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC
Hendarwanto. (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Edisi III. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Wong, Donna L., dkk. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 Volume
1 dan 2. Jakarta: EGC
\
LAMPIRAN
Lampiran 1
TABEL PERENCANAAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF (PBLK)
DI RUANG III / MELATI I RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
PERENCANAAN KEGIATAN KE-
PROSES
N
KEGIATAN
23
o
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
1
9
1. Pre-confrence, menentukan
pelayanan pada lahan praktik
laporan
2. Menyusun instrumen pengkajian
3. Melakukan pengkajian terhadap
1 masalah pasien dan ruang rawat,
tabulasi data, analisa situasi, dan
perumusan masalah
4. Mempresentasikan hasil pengkajian
5. Menganalisa situasi/ masalah
6. Merumuskan masalah
7. Memprioritaskan masalah
sis masalah
Menganali
4
Lampiran 2
5 Evaluasi
6 Penyusunan laporan
Lampiran 3
1. MAN I
A. Staffing
1) Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di Ruang III / Melati I?
2) Bagaimana jenjang pendidikannya?
3) Berapa lama masa kerjanya?
4) Bagaimana proses rekrutmen pegawai di Ruang III / Melati I?
5) Apakah ada tenaga honorer di Ruang III / Melati I?
6) Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai
honorer di Ruang III / Melati I?
7) Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di Ruang III / Melati I?
8) Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan
pegawai baru?
9) Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang keperawatan?
10) Bagaimana syarat/kriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar ataupun
pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu keperawatan?
11) Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakit/pemerintah untuk
peningkatan pendidikan di Ruang III / Melati I?
12) Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di Ruang III /
Melati I?
13) Apakah ada tugas rangkap yang dialakukan oleh staff selain melaksanakan
asuhan keperawatan? jika ada jelaskan?
b. Directing
1) Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen
keperawatan?
2) Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staff?
3) Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di Ruang
III / Melati IBagaimana kepala ruangan memberi teguran kepada staff yang
melakukan kesalahan?
4) Bagaimana cara kepala ruangan memberi pujian kepada staffnya yang
melakukuan tugas dengan baik?
c. Controlling
1) Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di Ruang III / Melati I,
bagaimana pelaksanaanya?
2) Adakah penilaian khusus tehadap kinerja perawatan di Ruang III / Melati I?
3) Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?
4) Siapa yang melakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?
2. METODE
a. Planning
1) Apakah di Ruang III / Melati Imempunyai Visi, Misi serta Motto
Keperawatan?
2) Apakah di Ruang III / Melati Imempunyai standar asuhan keperawatan ?
Bagaimana Pelaksanaannya?
b. Organizing
1) Bagaimana gambaran struktur organisasi di Ruang III / Melati I?
2) Apakah metode penugasan yang digunakan di Ruang III / Melati I?
3) Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut?
4) Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat
pelaksana?
5) Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana?
6) Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di Ruang III / Melati
I?
7) Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya?
8) Jika karu/katim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas keperawatan?
9) Siapa saja sasaran pelayanan kesehatan di Ruang III / Melati I?
10) Bagaimana pelaksanaan pendidikan kesehatan pada pasien di ruangan?
11) Bagaimana pengklasifikasian pasien yang akan ditempatkan di Ruang III /
Melati I?
c. Directing
1) Bagaimana gaya kepemimpinan Karu di Ruang III / Melati I?
2) Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?
3) Masalah apa yang biasanya menjadi konflik di Ruang III / Melati I?
4) Bagaimana cara kepala ruangan menyelesaikan konflik yang ada di Ruang III
/ Melati I?
5) Menurut kepala ruangan apakah cara tersebut sudah efektif?
6) Kendala apa saja yang dihadapi kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya?
d. Controlling
1) Bagaimana fungsi pengendalian mutu (GKM) di Ruang III / Melati I, apakah
berjalan atau tidak?
2) Kapan saja kepala ruangan melakukan supervisi?
3) Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di Ruang III / Melati I?
4) Apakah dokter melakukan visite setiap hari?
Jika ya, berapa lama?
5) Adakah monitor terhadap harapan-harapan dan kepuasan pasien tentang
pelayanan Keperawatan di Ruang III / Melati I?
Jika ada, jelaskan! Kapan (frekwensinya) dan bagaimana
pelaksanaannya?Jika tidak ada, jelaskan kenapa!
6) Bagaimana kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain?
7) Adakah supervisi bidang keperawatan ke ruangan-ruangan?
3. MATERIAL
a. Planning
1) Bagaimana kelengkapan logistik di Ruang III / Melati I?
2) Berapa jumlah bed yang tersedia dalam ruangan, bagaimana cara
perawatan dan pangamprahannya ?
3) Berapa jumlah monitor, kondisinya dan bagaimana cara perawatan dalam
ruangan Ruang III / Melati I?
4) Berapa jumlah tabung oksigen/ regulator, kondisinya dan bagaimana cara
perawatan dalam ruangan Ruang III / Melati I?
5) Berapa jumlah alat EKG, kondisinya dan bagaimana cara perawatan
dalam ruangan Ruang III / Melati I?
6) Berapa jumlah ventilator yang ada, bagaimana cara perawatannya?
7) Berapa jumlah standard infus yang ada, berapa yang tidak dapat digunakan
dan bag cara perawatannya?
8) Barapa syringe pump/ infuse pump yang ada dalam ruangan, berapa yang
dapat digunakan dan bagaimana cara perawatannya?
9) Bagaimana cara penyimpanan obat-obatan, siapa yang bertanggung-jawab
dalam pengamprahan obat-obatan tersebut?
10) Berapa jumlah alat-alat medis seperti gunting, klem, pinset dll yang
tersedia dalam ruangan?
11) Bagaimana cara perawatan alat-alat medis seperti pinset, gunting ,klem dll,
pensterilan dan pengamprahannya serta penyimpanannya?
12) Berapa jumlah alat-alat tenun yang ada dalam ruangan seperti laken,
sarung bantal dll?
13) Bagaimana cara perawatan alat-alat tenun seperti bantal, laken, kasur, dll,
dan bagaimana cara pengamprahannya dan penyimpananya?
14) Apakah ada orang yang bertanggung – jawab dalam hal tersebut?
Lampiran 4
Jika saudara bersedia menjadi responden pada penelitian ini, dipersilakan untuk
menandatanganinya. Terima kasih atas partisipasinya.
( ) ( )
PETUNJUK
MOHON BERIKAN TANDA SILANG ( X ) PADA JAWABAN YANG
ANDA PILIH
No. Pernyataan SD SR KK TD
1. Perawat memberi salam
2. Perawat memperkenalkan diri
3. Perawat menjelaskan peraturan Rumah
Sakit saat pertama kali anda masuk RS
4. Perawat menjelaskan tujuan perawatan
terhadap pasien
5. Kepala ruangan menunjukkan tanggung
jawab kepada pasien
6. Perawat memperhatikan keluhan pasien
7. Perawat menanggapi keluhan pasien
8. Perawat memberikan keterangan tentang
masalah yang dihadapi pasien
9. Perawat memberikan penjelasan sebelum
melakukan tindakan keperawatan
10. Perawat meminta persetujuan kepada
pasien atau keluarga sebelum melakukan
tindakan
11. Perawat menjelaskan prosedur tindakan
yang akan dilakukan sebelum melakukan
tindakan
12. Perawat menjelaskan resiko atau bahaya
suatu tindakan pada pasien sebelum
melakukan tindakan
13. Perawat selalu memantau atau
mengobservasi keadaan pasien secara
rutin
14. Perawat selalu menjaga kebersihan
ruangan
15. Perawat melakukan tindakan
keperawatan dengan terampil dan
percaya diri
16. Setelah melakukan tindakan
keperawatan, perawat selalu menilai
kembali keadaan anda
17. Penampilan dokter dan perawat rapi dan
bersih
18. Kecepatan perawat dalam menanggapi
panggilan pasien
19. Komunikasi tenaga medis dengan pasien
berjalan baik
20. Kesesuaian pemberian obat dengan
jadwalnya
INSTRUMEN PENELITIAN
1. No Responden : .........................................................
2. Jenis Kelamin : laki – laki Perempuan
3. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah
4. Usia : .........................................................
5. Pendidikan terakhir : .........................................................
6. Lama kerja : .........................................................
7. Penghasilan Perbulan : .........................................................
KUISIONER KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN
Berilah tanda centang/check list (√) di tempat yang telah disediakan pada
jawaban yang Saudara anggap paling tepat sesuai dengan kenyataan yang
Saudara hadapi. Isilah pernyataan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya dan
mohon kerja-samanya dalam pengisian kuisioner di bawah ini, terima kasih.
Keterangan SL = Selalu dilakukan kepala ruangan
S = Sering dilakukan kepala ruangan
K = Kadang-kadang dilakukan kepala ruangan
TP = Tidak Pernah dilakukan kepala ruangan
No PERNYATAAN SL S K TP
1 Kepala ruangan memberikan instruksi kepada perawat
pelaksana dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa
terlebih dahulu berdiskusi dengan perawat.
2 Kepala ruangan mengikutsertakan seluruh perawat pelaksana
dalam menyusun rencana kegiatan asuhan keperawatan di
ruangan.
3 Kepala ruangan bertanggung-jawab atas hasil kerja perawat
pelaksana.
4 Kepala ruangan menerima masukan positif, saran dan ide-ide
dari perawat pelaksana dan mempertimbangkannya dalam
upaya meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan menjadi
lebih baik.
5 Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepemimpinan kepada
perawat pelaksana yang berkompeten.
6 Kepala ruangan sebagai tempat berkonsultasi dalam
menyelesaikan suatu masalah pekerjaan
7 Kepala ruangan mengajak perawat pelaksana untuk
berdiskusi dan meminta pendapat perawat pelaksana tentang
penerapan metode baru dalam pemberian asuhan
keperawatan.
8 Kepala ruangan memberikan dukungan pada perawat
pelaksana terhadap tindakan yang mereka lakukan
9 Kepala ruangan memberi pujian/penguatan pada perawat
pelaksana terhadap keberhasilan mereka.
10 Kepala ruangan memfasilitasi perawat pelaksana untuk
bekerjasama dengan dokter dan tim kesehatan lainnya dalam
pemberian layanan kesehatan di rumah sakit.
11 Kepala ruangan mencoba ide-ide barunya bersama perawat
pelaksana dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan
12 Kepala ruangan meluangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan perawat pelaksana serta memberi masukan dan saran
kepada pelaksana dalam menyelesaikan masalah.
13 Kepala ruangan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan perawat pelaksana sehingga perawat pelaksana
menjadi lebih semangat dalam bekerja.
14 Kepala ruangan melaksanakan pengawasan yang ketat
terhadap pekerjaan yang sedang perawat pelaksana
laksanakan.
15 Kepala ruangan menciptakan situasi yang kondusif dalam
berkomunikasi dengan perawat pelaksana dan suasana yang
bersahabat dalam bekerja.
16 Kepala ruangan mendiskusikan masalah yang ada di ruangan
bersama anggotanya.
17 Kepala ruangan secara terus-menerus menekankan
pentingnya batas waktu dalam menyelesaikan tugas kepada
perawat pelaksana.
18 Kepala ruangan mengumumkan perubahan peraturan tanpa
mendiskusikannya terlebih dahulu kepada perawat pelaksana
19 Kepala ruangan memotivasi perawat pelaksana untuk bekerja
sama sebagai tim
20 Kepala ruangan memberikan bimbingan, pelatihan, otoritas
dan memberikan kepercayaan kepada perawat pelaksana
dalam mengambil keputusan secara mandiri.
Lampiran 6
Tuliskanlah tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedia untuk pilihan
jawaban yang benar menurut anda.
Keterangan:
SD = Selalu Dilakukan
SR = Sering Dilakukan
KK = Kadang-kadang
TD = Tidak Dilakukan
No. Pernyataan SD SR KK TD
Berilah tanda centang/check list (√) di tempat yang telah disediakan pada
jawaban yang Saudara anggap paling tepat sesuai dengan kenyataan yang
Saudara hadapi. Isilah pernyataan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya dan
mohon kerja-samanya dalam pengisian kuisioner di bawah ini, terima kasih.
No PERNYATAAN SL S K TP
1 Kepala ruangan memberikan instruksi kepada perawat 10% 10% 0% 80%
pelaksana dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa (2) (2) (0) (16)
terlebih dahulu berdiskusi dengan perawat.
2 Kepala ruangan mengikutsertakan seluruh perawat 60% 40% 0% 0%
pelaksana dalam menyusun rencana kegiatan asuhan (12) (8) (0) (0)
keperawatan di ruangan.
3 Kepala ruangan bertanggung-jawab atas hasil kerja 85% 15% 0% 0%
perawat pelaksana. (17) (3) (0) (0)
4 Kepala ruangan menerima masukan positif, saran dan 75% 25% 0% 0%
ide-ide dari perawat pelaksana dan (15) (5) (0) (0)
mempertimbangkannya dalam upaya meningkatkan
pelayanan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
5 Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepemimpinan 85% 15% 0% 0%
kepada perawat pelaksana yang berkompeten. (17) (3) (0) (0)
6 Kepala ruangan sebagai tempat berkonsultasi dalam 75% 25% 0% 0%
menyelesaikan suatu masalah pekerjaan (15) (5) (0) (0)
7 Kepala ruangan mengajak perawat pelaksana untuk 40% 60% 0% 0%
berdiskusi dan meminta pendapat perawat pelaksana (8) (12) (0) (0)
tentang penerapan metode baru dalam pemberian
asuhan keperawatan.
8 Kepala ruangan memberikan dukungan pada perawat 45% 55% 0% 0%
pelaksana terhadap tindakan yang mereka lakukan (9) (11) (0) (0)
9 Kepala ruangan memberi pujian/penguatan pada 15% 80% 5% 0%
perawat pelaksana terhadap keberhasilan mereka. (3) (16) (1) (0)
10 Kepala ruangan memfasilitasi perawat pelaksana untuk 45% 35% 5% 15%
bekerjasama dengan dokter dan tim kesehatan lainnya (9) (7) (1) (3)
dalam pemberian layanan kesehatan di rumah sakit.
11 Kepala ruangan mencoba ide-ide barunya bersama 10% 75% 10% 5%
perawat pelaksana dalam rangka meningkatkan (2) (15) (2) (1)
pelayanan asuhan keperawatan
12 Kepala ruangan meluangkan waktu untuk 45% 50% 5% 0%
mendengarkan keluhan perawat pelaksana serta (9) (10) (1) (0)
memberi masukan dan saran kepada pelaksana dalam
menyelesaikan masalah.
13 Kepala ruangan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan 45% 45% 0% 10%
yang diperlukan perawat pelaksana sehingga perawat (9) (9) (0) (2)
pelaksana menjadi lebih semangat dalam bekerja.
14 Kepala ruangan melaksanakan pengawasan yang ketat 40% 50% 5% 5%
terhadap pekerjaan yang sedang perawat pelaksana (8) (10) (1) (1)
laksanakan.
15 Kepala ruangan menciptakan situasi yang kondusif 45% 55% 0% 10%
dalam berkomunikasi dengan perawat pelaksana dan (9) (11) (0) (2)
suasana yang bersahabat dalam bekerja.
16 Kepala ruangan mendiskusikan masalah yang ada di 0% 0%
ruangan bersama anggotanya. 35% 65% (0) (0)
(7) (13)
17 Kepala ruangan secara terus-menerus menekankan 30% 60% 5% 5%
pentingnya batas waktu dalam menyelesaikan tugas (6) (12) (1) (1)
kepada perawat pelaksana.
18 Kepala ruangan mengumumkan perubahan peraturan 15% 15% 20% 50%
tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu kepada (3) (3) (4) (10)
perawat pelaksana
19 Kepala ruangan memotivasi perawat pelaksana untuk 37% 65% 0% 0%
bekerja sama sebagai tim (7) (13) (0) (0)
20 Kepala ruangan memberikan bimbingan, pelatihan, 20% 70% 5% 5%
otoritas dan memberikan kepercayaan kepada perawat (4) (14) (1) (1)
pelaksana dalam mengambil keputusan secara mandiri.
Lampiran 9
Jawablah pertanyaan ini dengan memberikan check list (√) pada jawaban yang
telah disediakan.
Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, SP : Sangat Puas, P:
Puas
NO PERNYATAAN SP P TP STP
1. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan pekerjaan yang 0% 5% 75% 20%
saudara lakukan (0) (1) (15) (4)
2. Sistem gaji yang dilakukan institusi tempat saudara 0% 55% 45% 0%
bekerja (0) (11) (9) (0)
2012
DISUSUN OLEH:
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN USU 2012
BEKERJA SAMA DENGAN
PARA PERAWAT DI RUANG III / MELATI I
RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Muncul dan Rencana Keperawatan Pada 10 Besar Penyakit Anak Di Ruang III /
Melati I RSUD DR. Pirngadi Medan. Buku ini dibuat atas kerja sama antara para
perawat di Ruang Rawat Inap Anak Melati I / Ruang III dengan para mahasiswa
Terimakasih kepada Ibu Nelly Bangun, S.Kep., Ns. selaku Kepala Ruangan
Melati I dan Ibu Tetty Berutu, S.Kep., Ns. selaku Clinical Instructure Ruangan
Melati I yang banyak memberikan bimbingan dan arahan. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada kepada Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep. dan Ibu
Farida Linda Sari Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai dosen pembimbing
Keperawatan USU yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama
Akhir kata, semoga buku saku ini dapat bermanfaat menjadi panduan untuk
membantu para perawat di ruangan rawat inap anak Melati I / Ruang III RSUD
Hormat kami,
Tim Penyusun
LEMBAR
PENGKAJIAN
CHECKLIST
Tanggal masuk : ___________________ No. MR : __________ Jam Pengkajian : ___ . ___
Diagnosa Medis : ___________________ Tanggal Pengkajian : ____-_______________- 20____
1. IDENTITAS
Nama : __________________________ , LK/PR_____ , Umur __________ Tahun/Bulan/Hari
Suku : Jawa Batak Aceh Nias
Agama : Kristen Protestan Katolik Islam Budha Hindu
Pendidikan : Belum sekolah TK SD Kelas_____ SMP Kelas_____ SMA Kelas_____
Status pasien : : Baru (Kunjungan pertama) Lama (>1 kunjungan)
Cara Bayar : Umum Askes Jamkesmas JKA JKD SKTM Medan Sehat
Alamat : ______________________________________________________________________________________
No Telp/Hp : ______________________/_______________________
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama : _____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
b. Riwayat kesehatan lalu dan riwayat kesehatan keluarga : __________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
c. Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Serumah
: Cerai
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Compos Mentis Apatis Somnolens Stupor Koma
b. TTV : TD =______ mmHg HR = _______ x/i RR =_______x/i T = _______ oC
c. Kepala : Simetris Asimetris Nodul
d. Rambut : TAK Penyebaran tidak merata Lesi Rontok Tekstur kasar &kering
e. Mata : Simetris dan lengkap Ptosis Konjungtiva anemis
Ikterik Edema Lesi Kemerahan Pupil Isokor Pupil anisokor
Miosis Midriasis Strabismus Eksoptalmus Reflex Cahaya Reflex Kornea
f. Hidung : TAK Simetris Kemerahan Lesi polip Epistaksis Ekskresi
g. Telinga: Simestris Asimetris Nodul Kemerahan Serum Cairan Berbau
h. Mulut : TAK Asimetris Bibir Pucat Bibir Sianosis Kering Stomatitis
i. Gigi : TAK Kecoklatan/Kekuningan Berlubang Gigi palsu Karies Tambal
j. Lidah : TAK Mukosa Kering Kotor Lesi Gerakan tidak sejajar
k. Tenggorokan: TAK Hiperemi Tonsil Sakit Menelan
l. Leher : TAK Distensi Vena Jugularis Keterbatasan Gerak Massa/Nodul
Pembesaran Thyroid Pembesaran kel.limfe Kaku Kuduk Nyeri Tekan
m. Integumen : TAK Pucat Sianosis Kemerahan Rumpled Edema Bula
Lesi/dekubitus Fistula Hangat Dingin Lembab Kering
n. Payudara/ketiak: Ukuran dan bentuk payudara : __________________________________
Warna payudara dan areola : __________________________________
Kelainan payudara : __________________________________
o. Thorax/Paru : TAK Simetris Asimetris Pigeon chest Penggunaan otot bantu pernapasan
Retraksi iga Gurgling Snoring Wheezing Crackles Ronchi Nyeri dada
p. Jantung : TAK Cardiomegali Takikardi Bradikardi Palpitasi Aritmia
S1/ S2 normal Murmur Gallop
Kelainan : _______________________________________________________
Anak mendapat : ASI, lamanya______bln/thn Susu Formula Makanan Tambahan
Imunisasi: Lengkap Tidak Lengkap Dasar, jenis ________ Ulang, jenis ________________
Perkembangan:
Usia 1-12 bulan : Umur membalikkan badan : ___bln, duduk ___bln, berdiri____bln/thn, berjalan___ bln/thn,
mengoceh___ bln/thn, berbicara___ bln/thn
Usia 1 – 5 tahun : Dapat menyusun balok Makan sendiri Mampu menyusun kalimat
Dapat melompat dengat 1 kaki Mulai mengontrol BAB dan BAK Bermain dengan anak lain
Naik turun tangga Berpakaian Menari Memprotes Banyak bertanya
Menggambar lingkaran
Usia 6 – 12 tahun :
Menghitung Memperhatikan dengan serius Membaca Menggambar
Berpikir kritis Menulis Mandiri Peningkatan BB dan TB yang signifikan
Usia 12 – 20 tahun : Pertumbuhan meningkat cepat Tampak karakteristik seks sekunder Matang secara fisik
Menggali kemampuan Mampu menyelesaikan masalah Mencari jati diri
6. DATA PSIKOLOGIS, SOSIOLOGIS DAN SPIRITUAL
Psikologis : TAK Takut Rendah diri Acuh tak acuh Gelisah Sedih Hiperaktif
Cemas dengan kondisi kesehatannya Lainnya _____________________
Sosiologi : Komunikatif Komunikasi tidak efektif Menarik diri Lainnya _______________
Spiritual : Mandiri Perlu dibantu dalam beribadah Lainnya ____________________
Kebutuhan pasien akan informasi: Pengetahuan tentang penyakitnya Perawatan di rumah tentang penyakitnya
7. DATA PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium :
Rontgen :
EKG :
USG :
Scanning :
Terapi Medik : Medan, ..............................
Perawat yang mengkaji:
(Nama
Terang)__________________
NIP.
GLASGOW COMA SCALE
DERAJAT KEKUATAN OTOT
1. GASTROENTERITIS
Hipertermia
3. BRONCHOPNEUMONIA
SEIZURE)
Diagnosa keperawatan yang sering muncul:
Hipertermi
5. HAEMOPHILIA
Risiko infeksi
Risiko perdarahan
Keletihan
6. LEUKEMIA/THALASEMIA
Keletihan
Intoleransi aktivitas
Konstipasi
Risiko perdarahan
Risiko infeksi
7. NEFROTIC SYNDROME
8. MENINGITIS
Hipertermia
Konstipasi
9. TETANUS
Infeksi
FAILURE/CHF)
Diagnosa keperawatan yang sering muncul:
Diagnosa tambahan:
Kurang pengetahuan
Ansietas
1. HIPERTERMIA
TUBUH
7. INTOLERANSI AKTIVITAS
17. ANSIETAS
20. KELETIHAN
Nama &
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan
Paraf
Memantau tanda hipertermia (demam,
Hipertermia takipnea, aritmia, perubahan tekanan
darah, bercak pada kulit, kekakuan, dan
Berhubungan dengan berkeringat banyak)
Dehidrasi Memantau tekanan darah, nadi, dan
Penyakit atau trauma pernapasan
Ketidakmampuan atau Memantau hidrasi (turgor kulit,
menurunnya kemampuan kelembapan membran mukosa)
untuk berkeringat Memantau aktivitas kejang
Pakaian yang tidak layak Memantau warna kulit dan suhu tubuh
Kecepatan metabolisme pasien minimal setiap dua jam, sesuai
meningkat kebutuhan
Pengobatan/anesthesi Melepaskan pakaian yang berlebihan
dan menutupi pasien dengan kain tipis
Terpajan pada lingkungan
yang panas (jangka panjang) Mengompres pasien dengan
menggunakan waslap dingin dan
Aktivitas yang berlebihan
diletakkan pada aksila, dahi, leher, dan
Ditandai dengan lipatan paha
Data Subjektif
Menganjurkan untuk meningkatkan
Mual asupan cairan oral
TG N
Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan ama &
l Paraf
Memantau nilai laboratorium
2. Perubahan Nutrisi (khususnya transferin, albumin, dan
Kurang Dari Kebutuhan elektrolit)
Tubuh Mengetahui makanan kesukaan pasien
Menentukan kemampuan pasien untuk
Berhubungan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi
Kesulitan mengunyah Memantau kandungan nutrisi dan kalori
Gangguan menelan pada catatan asupan
Ketidakmampuan Menimbang BB pasien setiap ______
untuk menyiapkan hari/minggu/bulan
makanan akibat defisit Menawarkan pada pasien makanan
pergerakan porsi besar di siang hari ketika nafsu
Keletihan makan tinggi
Gangguan psikologis Menciptakan lingkungan yang
menyenangkan untuk makan
Menghindari prosedur invasif sebelum
Ditandai dengan makan
Data Subjektif Membantu pasien untuk makan, sesuai
Kram abdomen kebutuhan
Nyeri abdomen Menganjurkan pasien untuk
dengan atau tanpa menggunakan gigi palsu atau perawatan
penyakit gigi sebelum makan
Merasakan Memberikan pasien minuman atau
ketidakmampuan camilan bergizi, tinggi protein, tinggi
untuk mengingesti kalori yang siap dikonsumsi, bila
makanan memungkinkan
Melaporkan
perubahan sensasi rasa Pendidikan Kesehatan
Melaporkan Memberikan informasi pada
kurangnya makanan pasien/keluarga tentang makanan yang
Merasa kenyang bergizi dan tidak mahal
segera setelah Memberikan informasi yang tepat pada
mengingesti makanan pasien/keluarga tentang kebutuhan
Indigesti nutrisi dan bagimana memenuhinya
Aktivitas Kolaboratif
Data Objektif Mendiskusikan bersama dokter
Tidak tertarik untuk kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makan makanan pelengkap, pemberian
Kerapuhan kapiler makanan melalui selang, atau nutrisi
Diare dan/atau parenteral total agar asupan kalori yang
steatore adekuat dapat dipertahankan
Adanya bukti Mendiskusikan bersama dokter dalam
kekurangan makanan menentukan secara tepat jumlah kalori
Kehilangan rambut dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk
yang berlebihan memenuhi kebutuhan nutrisi.
Bising usus yang
hiperaktif
Kurang informasi ** Kesulitan Mengunyah/Menelan
Kurangnya minat pada Menilai derajat kesulitan
makanan mengunyah/menelan
Miskonsepsi Memberikan lingkungan yang tenang
Konjungtiva dan selama makan
membrane mukosa Mempersiapkan alat suction di samping
pucat tempat tidur selama waktu makan, bila
Luka, rongga mulut diperlukan
inflamasi Menempatkan pasien pada posisi semi-
Kelemahan otot yang fowler atau fowler tinggi untuk
dibutuhkan untuk memudahkan menelan; pertahankan
menelan dan posisi ini selama 30 menit setelah
mengunyah makan untuk mencegah aspirasi
Menempatkan makanan pada bagian
Tujuan/Kriteria Hasil mulut yang tidak luka untuk
memudahkan menelan
Mempertahankan berat
badan___ kg dan Menganjurkan pasien untuk
pertambahan___ kg menggunakan gigi palsu atau perawatan
pada tanggal_____ gigi sebelum makan.
Menoleransi terhadap
diet dianjurkan
Aktivitas Kolaboratif
Mempertahankan massa
Mengkonsultasikan dengan ahli terapi
tubuh dan berat badan
dalam batas normal
Nilai laboratorium ** Mual/Muntah
(misalnya transferin, Mencatat warna, jumlah, dan frekuensi
albumin, dan elektrolit) muntah
dalam batas normal Meminimalkan faktor-faktor yang dapat
Melaporkan menimbulkan mual dan muntah
keadekuatan tingkat Menawarkan kain basah/dingin untuk
energi diletakkan di atas dahi atau di belakang
leher
Menawarkan hygiene mulut sebelum
makan
Pendidikan Kesehatan
Menghimbau pasien agar menarik napas
dalam, perlahan, dan menelan secara
sadar untuk mengurangi mual/muntah
Aktivitas Kolaboratif
Memberikan obat antiemetik dan
analgesik sebelum makan atau sesuai
dengan jadwal yang dianjurkan
Ranitidin
Lain-lain ____________
** Kehilangan Nafsu Makan
Meminimalkan atau menghilangkan
faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap hilangnya nafsu makan pasien
Memberikan umpan balik positif pada
pasien yang menunjukkan peningkatan
nafsu makan
Memberikan makanan yang sesuai
dengan pribadi pasien, budaya, dan
agama
Menganjurkan pasien untuk memakan
makanan seperti buah-buahan segar atau
jus buah, bila memungkinkan
Memberikan makanan bergizi, tinggi
kalori dan tinggi protein yang
bervariasi.
** Gangguan Makan
Mengobservasi perilaku pasien yang
berhubungan dengan penurunan berat
badan
Menciptakan hubungan saling percaya
dan mendukung pasien
Mengkomunikasikan harapan terhadap
asupan makanan/cairan dan jumlah
aktivitas
Membatasi makan pasien menurut
jadwal makan dan kudapan
Memberikan motivasi pada pasien
untuk pencapaian berat badan dan
perilaku makan yang tepat
Mendiskusikan keuntungan dari
perilaku makan yang sehat dan
konsekuensi dari ketidakpatuhan
terhadap diet yang telah ditentukan.
Aktivitas Kolaboratif
Mengkonsultasikan dengan ahli gizi
tentang penentukan asupan kalori harian
yang dibutuhkan untuk mencapai berat
badan yang diinginkan
Melaporkan kepada dokter jika pasien
menolak untuk makan
Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi,
dan pasien untuk merencanakan tujuan
asupan dan berat badan
3. KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
Nama &
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan
Paraf
Melakukan perawatan luka
Kerusakan integritas kulit Mengajarkan perawatan luka insisi
pembedahan, termasuk tanda dan
Berhubungan dengan gejala infeksi, cara untuk
Faktor eksternal mempertahankan luka insisi tetap
Zat kimia kering ketika mandi dan mengurangi
Kelembapan stres luka insisi
Hipotermi Memberikan informasi kepada
Hipertermi keluarga tentang tanda kerusakan
Imobilisasi fisik kulit
Radiasi Mengajarkan pasien tentang
prosedur perawatan luka
Mengkonsultasikan pada dokter
Faktor internal tentang intervensi tentang pemberian
Perubahan sirkulasi makanan dan nutrisi secara enteral
Perubahan Turgor kulit dan palenteral
Perubahan Status cairan Merujuk ke perawat terapi
Perubahan Status enterostoma untuk mendapatkan
metabolic bantuan dalam pengkajian,
Perubahan Status nutrisi penentuan tingkatan, dan
Perubahan Sensasi dokumentasi perawatan luka
Deficit kekebalan tubuh Melakukan perawatan luka atau kulit
secara rutin yang dapat dilakukan
Ditandai dengan meliputi :
Data Objektif Mengatur posisi pasien secara sering
Gangguan pada Mempertahankan jaringan sekitar
permukaan kulit terbebas dari drainase dan
Kerusakan pada lapisan kelembaban yang berlebihan
kulit Melindungi pasien dari kontaminasi
Invasi dari struktur tubuh fekal atau urin
Melindungi pasien dari luka lain
Tujuan/Kriteria Hasil Membersikan dan membalut insisi
dengan prinsip steril
Menunjukkan tanda
penyembuhan luka dan
pertumbuhan jaringan kulit
yang baru, meliputi :
kulit tampak lembab,
membran mukosa
tampak merah
jaringan di sekitar luka
tampak kering dan tidak
nekrotik.
4. DEFISIT PERAWATAN DIRI
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Menunjukkan penggunaan alat bantu
Defisit Perawatan Diri : dan aktivitas yang adaptif
Makan Mengajarkan pasien menggunakan
metode alternative untuk makan/minum.
Berhubungan Dengan Merujuk pasien dan keluarga ke layanan
kerusakan muscular sosial untuk perawatan di rumah
gangguan Menggunakan terapi fisik dan okupasi
musculoskeletal sebagai sumber dalam perencanaan
nyeri aktivitas perawatan pasien.
gangguan kognitif Menganjurkan menghindari
atau persepsi menggunakan peralatan makan yang
kelemahan atau tajam
kelelahan Menganjurkan makan di lingkungan
ansietas berat yang sepi untuk mengurangi distraksi
Menyediakan makanan dalam porsi
Ditandai Dengan kecil
data objektif Memberikan dukungan kemandirian
ketidakmampuan untuk : dalam makan dan minum, bantu pasien
menyuapkan jika perlu
makanan dari piring Melibatkan keluarga dalam perawatan
ke mulut diri saat makan
menguyah makanan
Meletakkan
makanan ke piring
Memegang alat
makan
Mengingesti
makanan secara
aman
Menelan makanan
Tujuan/Kriteria Hasil
Klien mampu
memenuhi
kebutuhan dasar
sesuai batas
kemampuan
Klien menunjukkan
peningkatan dalam
melakukan
perawatan diri
(makan) sesuai batas
kemampuan
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mengajarkan pasien/keluarga
Defisit Perawatan Diri : penggunaan metode alternatif
Mandi untuk mandi dan hygiene mulut
Menawarkan pengobatan nyeri
Berhubungan dengan sebelum mandi
Kerusakan Merujuk pasien dan keluarga ke
neuromuscular layanan social untuk perawatan
Kelemahan atau di rumah
kelelahan Menggunakan ahli fisioterapi
Ansietas hebat dan terapi kerja sebagai sumber-
Gangguan persepsi atau sumber dalam merencanakan
kognitif aktivitas perawatan pasien
Nyeri Memandirian pasien dalam
melakukan mandi dan hygiene
mulut, bantu pasien hanya jika
Ditandai dengan diperlukan
Data objektif Melibatkan keluarga dalam
Ketidakmampuan dalam penentuan rencana
melakukan :
Mengeringkan badan
Mengambil perlengkapan
mandi
Masuk dan keluar kamar
mandi
Menyediakan air mandi
Membersihkan anggota
tubuh
Tujuan/Kriteria Hasil
Klien mampu memnuhi
kebutuhan dasar sesuai
batas kemampuan
Klien menunjukkan
peningkatan dalam
melakukan perawatan diri
(mandi) sesuai batas
kemampuan
Klien mampu
mempertahankan
personal hygine
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan
& Paraf
Mengajarkan pasien/keluarga
Defisit Perawatan Diri : Toileting tentang teknik pemindahan
dan ambulasi untuk rutinitas
Berhubungan dengan toileting
Penurunan atau kurang motivasi Menentukan tingkat
Hambatan lingkungan fungsional dan membantu
Kerusakan status mobilitas pasien untuk toileting atau
Hambatan kemampuan untuk memberikan perawatan dasar
berpindah pada pasien
Kerusakan musculoskeletal Memberikan waktu yang
Kerusakan neuromuscular cukup bagi toileting untuk
Nyeri menghindari keletihan
Kerusakan persepsi atau frustasi
kognitif Menghindari penggunaan
Ansietas berat kateter menetap
Kelemahan atau kelelahan
Ditandai dengan
Data objektif
Ketidakmampuan dalam
melakukan :
Kegiatan eliminasi atau ke
kamar kecil
Duduk atau bangun dari toilet
atau kamar kecil
Melepas atau mengenakan
pakaian
Membersihkan diri sehabis
eliminasi
Menyiram toilet atau commode
Tujuan/Kriteria Hasil
Kebutuhan dasar klien terpenuhi
sesuai batas kemampuan
Klien menunjukkan
peningkatan dalam melakukan
perawatan diri sesuai batas
kemampuan
Klien mampu mempertahankan
personal hygine
5. HAMBATAN MOBILITAS FISIK
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Menganjurkan memantau pasien
Hambatan Mobilitas tentang penggunaan alat bantu
Fisik mobilitas (misalnya tongkat, walker,
kruk, atau kursi roda)
Berhubungan Dengan Mengjarkan dan membantu pasien
Kerusakan dalam proses perpindahan (misalnya
Neuromuskular: dari tempat tidur ke kursi)
Paralisis Merujuk ke ahli terapi fisik untuk
Kelemahan program latihan
Parestesia Memberikan penguatan positif
Kerusakan Saraf selama aktivitas
Motorik Atas Membantu pasien untuk
Gangguan Persepsi menggunakan alas kaki anti selip
Gangguan Kognitif yang mendukung untu berjalan
Paralisis Lemah Mengajarkan pasien bagaimana
Paralisis Spastik memposisikan tubuh yang benar saat
melakukan aktivitas
Penurunan kekuatan
Mengajarkan dan mendukung pasien
dan ketahanan
dalam latihan ROM aktif/pasif untuk
Nyeri
mempertahankan atau meningkatkan
Penanganan medis
kekuatan dan ketahanan otot
yang di anjurkan
Mengajarkan teknik ambulasi dan
Kekakuan otot
perpindahan yang aman
Tremor
Menganjurkan klien untuk
memerhatikan postur tubuh yang
benar
Ditandai Dengan
Memberikan penguatan positif
Data Objektif
selama aktivitas
Penurunan Waktu
Mengawasi seluruh kegiatan
Reaksi
mobilitas dan bantu pasien, jika
Kesulitan Bergerak
diperlukan
Perubahan Cara
Menggunakan sabuk penyokong saat
Berjalan
memberikan bantuan ambulasi atau
Keterbatasan
perpindahan (jira diperlukan).
Kemampuan Untuk
Menyusun suatu rencana spesifik
Melakukan
seperti: tipe alat bantu;
Keterampilan Motorik
menempatkan pasien di tempat
Halus
tidur/kursi; cara-cara
Keterbatasan
memindahkan/mengubah posisi
Kemampuan
pasien; jumlah personil yang
Melakukan
dibutuhkan untuk memobilisasi
Keterampilan Motorik
pasien; peralatan eliminasi yang
Kasar
diperlukan (misal: pispot, urinal);
Keterbatasan Rentang jadwal aktivitas
Gerak (ROM)
Meletakkan matras/tempat tidur
Tremor Yang terapeutik dengan benar
Dinduksi Oleh
Pergerakan Mengatur posisi pasien dengan
Ketidakstabilan Posisi postur tubuh yan benar
Tubuh Saat Mengubah posisi pasien yang
Melakukan Rutinitas imobilisasi minimal setiap dua jam
Aktivitas Kehidupan Mendukung latihan ROM aktif
Sehari-Hari
Melambatnya Aktivitas Kolaborasi
Pergerakan Memberikan analgesic sebelum
Pergerakan Tak memulai aktivitas
Terkoordinasi Atau
Menyentak
Tujuan/Kriteria Hasil
Klien dapat
melakukan
mobilisasi
dengan posisi
tubuh yang benar
dan seimbang
Klien dapat
melakukan mobilisasi
dengan menggunakan
alat Bantu
Melakukan
pergerakan sendi yang
bermanfaat.
6. HAMBATAN MOBILITAS DI ATAS TEMPAT TIDUR
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Memantau tingkat mobilitas
Hambatan Mobilitas Di Tempat pasien secara terus-menerus
Tidur Mengukur kekuatan otot dan
mobilitas sendi (rentang
Berhubungan dengan pergerakan)
Kerusakan Neuromuskular Melatih rentang pergerakan
Paralisis aktif/pasif untuk
Kelemahan memperbaiki kekuatan dan
Parestesia daya tahan otot
Kerusakan Saraf Motorik Atas Melatih teknik membalik
Gangguan Persepsi dan memperbaiki kesejajaran
Gangguan Kognitif tubuh
Paralisis Lemah Menyediakan alat bantu
Paralisis Spastik Memberikan manajemen
nyeri seperti tarik napas
dalam, relaksasi, dan
Ditandai dengan distraksi.
Data Objektif
Kemampuan gangguan yang
dilakukan sebagai berikut: Aktivitas Kolaboratif
Bergerak dari telentang ke Bekerjasama dengan ahli
duduk selonjor atau dari duduk terapi fisik/okupasi sebagai
selonjor ke telentang sumber dalam rencana
Bergerak dari telentang ke perkembangan untuk
tiarap atau dari tiarap ke mempertahankan/menigkatk
telentang an mobilitas di tempat tidur
Bergerak dari telentang ke
duduk atau duduk ke telentang
Berbalik dari sisi ke sisi
Bergerak cepat atau reposisi diri
di tempat tidur
Tujuan/Kriteria Hasil
Ansietas berkurang
Klien dapat mengontrol
kecemasan
Klien dapat menahan diri dari
perilaku yang mencederai diri
sendiri
Klien dapat berinteraksi dengan
baik
7. INTOLERANSI AKTIVITAS
Nama
TG Diagnosa
Jam Intervensi Keperawatan &
L Keperawatan
Paraf
Melakukan penilaian terhadap motivasi dan
Intoleransi Aktivitas keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
Menentukan penyebab keletihan
Berhubungan dengan: (misalnya, karena perawatan, nyeri dan
Tirah pengobatan)
baring/immobilitas Memantau respon kardiorespiratori terhadap
Nyeri kronis aktivitas (misalnya, takikardia. Disritmia,
Kelemahan umum dispnea, diaforesis, pucat, tekanan
Ketidakseimbangan hemodinamik, dan frekuensi respirasi)
antara suplai dan Memantau respon oksigen pasien (misalnya
kebutuhan oksigen nadi, irama jantung, frekuensi respirasi)
Gaya hidup monoton terhadap aktivitas perawatan diri
Memantau asupan nutrisi untuk memastikan
Batasan karakteristik keadekuatan sumber-sumber energi
Subjektif Memantau/mendokumentasikan pola istirahat
Ketidaknyamanan pasien dan lamanya waktu tidur
atau dispnea yang Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam
membutuhkan menggunakan peralatan, seperti oksigen, selama
pengerahan tenaga aktivitas
Melaporkan Mengajarkan kepada pasien dan orang yang
keletihan atau penting bagi pasien tentang teknik perawatan
kelemahan secara diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen
verbal Mengajarkan klien tentang pengaturan aktivitas
dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
kelelahan
Objektif
Menhindari menjadwalkan aktivitas perawatan
Denyut jantung atau
selama periode istirahat
tekanan darah tidak
Membantu pasien untuk mengubah posisi secara
normal sebagai
berkala
resspos terhadap
aktivitas Merencanakan aktivitas dengan pasien/keluarga
yang meningkatkan kemandirian dan daya
Perubahan EKG
tahan
selama aktivitas
Aktivitas kolaboratif
yang menunjukkan
aritmia atau iskemia Memberikan pengobatan nyeri sebelum
aktivitas
Tujuan/Kriteria Hasil Melakukan kolaborasikan dengan ahli terapi
Klien mampu okupasi, fisik dan/atau rekreasi untuk
melakukan aktivitas merencanakan dan memantau program aktivitas,
sesuai kemampuan sesuai kebutuhan
Klien mampu Merujuk pada pelayanan kesehatan rumah untuk
menunjukkan mendapatkan pelayanan tentang bantuan
penghematan energi perawatan rumah, sesuai kebutuhan
Merujuk pada ahli gizi untuk merencanakan
makanan untuk meningkatkan asupan tinggi
energi.
8. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan
& Paraf
Memantau cairan input/output pasien
Kekurangan Volume Menghitung keseimbangan cairan
Cairan klien
Memonitor warna, jumlah dan
Berhubungan dengan:
Kehilangan volume frekuensi kehilangan cairan
cairan aktif Mengobservasi kondisi pasien
Konsumsi alkohol terhadap kehilangan cairan yang
yang berlebihan secara tinggi elektrolit (Mis, diare, drainase
terus menerus luka)
Kegagalan mekanisme Memonitor perdarahan yang terjadi
pengaturan pada klien, bila ada
(seperti dalam Memonitor status hidrasi (kelembaban
diabetes insipidus, membran mukosa, keadekuatan nadi,
hiperaldosteronisme)
tekanan darah ortostatik
Pemasukan cairan
yang tidak adekuat Memonitor hasil laboratorium yang
sekunder relevan dengan keseimbangan cairan
terhadap___________ (misalnya: hematokrit, BUN, albumin,
protein total, osmolalitas serum, dan
Subyektif kadar gravitasi spesifik dari urin)
Haus Menimbang berat badan dan monitor
kemajuannya
Obyektif Mengitung atau timbang pembalut
Perubahan dalam Mempertahankan keakuratan catatan
status mental
pemasukan dan pengeluaran
Penurunan tekanan
darah Membersihkan mulut secara teratur
Penurunan Memposisikan dalam trendelenburg
volume/tekanan nadi atau tinggikan kaki pasien bila,
Penurunan turgor hipotensi, jika tidak kontraindikasi.
kulit/lidah Meningkatkan pemasukan oral
Penurunan keluaran
urin Pendidikan untuk pasien/keluarga:
Penurunan pengisian Mengajarkan pasien untuk
vena menginformasikan perawat bila haus
Kulit/membran
mukosa kering Aktifitas kolaboratif
Hematokrit meningkat
Melaporkan dan catat pengeluaran
Suhu tubuh meningkat
kurang dari……….ml.
Frekuensi nadi
meningkat Melaporkan dan catat pengeluaran
Konsentrasi urin lebih dari…………ml.
meningkat Melaporkan abnormalitas elektrolit,
Kehilangan berat bila terjadi
badan yang tiba-tiba Mengatur ketersediaan produk darah
(kecuali dalam lapisan untuk transfusi, bila perlu.
ketiga) Memberikan ketentuan penggantian
Lemah nasogastrik berdasarkan keluaran,
sesuai kebutuhan.
Tujuan/Kriteria Hasil Memberikan terapi IV, sesuai anjuran
Terdapatnya
keseimbangan
elektrolit dan asam
basa
Vital sign klien dalam
batas normal
Turgor kulit < 2 detik
Hasil pemeriksaan
laboratorium klien
dalam batas normal
Kulit dan membran
mukosa lembab
9. KELEBIHAN VOLUME CAIRAN
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Memantau cairan input/output pasien
Kelebihan Volume Menghitung keseimbangan cairan
Cairan klien
Berhubungan dengan:
Memonitor warna, jumlah dan
Kegagalan frekuensi kehilangan cairan
mekanisme Mengobservasi edema ekstremitas
pengaturan atau bagian tubuh terhadap gangguan
Peningkatan asupan sirkulasi dan integritas kulit
cairan (misalnya Memonitor status hidrasi (kelembaban
akibat hiperglikemia, membran mukosa, keadekuatan nadi,
pengobatan, tekanan darah ortostatik)
dorongan minum air Memonitor hasil laboratorium yang
tinggi, dan aktivitas
relevan dengan keseimbangan cairan
lainnya)
(misalnya: hematokrit, BUN, albumin,
Disfungsi ginjal
protein total, osmolalitas serum, dan
Gagal jantung
kadar gravitasi spesifik dari urin)
Retensi natrium
Ketidakcukupan Menimbang berat badan dan monitor
protein kemajuannya
Immobilitas Mempertahankan keakuratan catatan
pemasukan dan pengeluaran
Memantau indikasi kelebihan/retensi
Subyektif cairan
Ansietas
Mengubah posisi klien
Dispnea atau
setiap___menit/jam
bernapas dangkal
Tujuan/Kriteria Hasil
Terdapatnya
keseimbangan
elektrolit dan asam
basa
Vital sign klien
dalam batas normal
Turgor kulit < 2
detik
Hasil pemeriksaan
laboratorium klien
dalam batas normal
Kulit dan membran
mukosa lembab
10. POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Memantau adanya pucat dan sianosis
Pola Nafas Tidak Efektif Memantau efek obat pada status
respirasi
Berhubungan dengan: Menentukan lokasi dan krepitasi tulang
Ansietas dada
Posisi Tubuh Memantau kecepatan, irama,
Deformitas tulang kedalaman, dan usaha respirasi
Deformitas dinding Memperhatikan pergerakan dada,
dada kesimetrisan, penggunaan otot-otot
Penurunan bantu, serta retraksi otot supraklavikula
energi/kelelahan dan interkostal
Hiperventilasi Memantau pola pernapasan : bradipnea,
Sindrom takipnea, hiperventilasi, pernapasan
hipoventilasi Kussmaul, pernapasan Cheyne-Stokes,
Disfungsi apnea
neuromuskular Memperhatikan lokasi trakea
Nyeri Memantau peningkatan kegelisahan,
Kelelahan otot-otot ansietas, dan tersengal-sengal
respirasi Mencatat perubahan pada SaO2,
Cedera tulang SvO2,CO2 akhir tidal, dan nulai gas
belakang darah arteri (GDA), dengan tepat
Menghubungkan dan
Batasan karakteristik mendokumentasikan semua data
Subjektif pengkajian (misalnya, sensori, bunyi
Dispnea napas, pola pernapasan, nilai GDA,
Napas pendek sputum, dan efek obat pada pasien)
Menganjurkan napas dalam melalui
abdomen selama periode distress
Objektif pernapasan
Perubahan gerakan Melakukan suction sesuai dengan
dada kebutuhan untuk membersihkan sekresi
Penurunan tekanan pada pasien
inspirasi/ekspirasi Menganjurkan pasien untuk berpindah,
Penurunan kapasitas batuk dan latihan napas dalam setiap
vital hari
Napas cuping hidung Menginformasikan kepada pasien
Penggunaan otot- sebelum memulai prosedur yang
otot bantu dimaksudkan, untuk menurunkan
pernapasan ansietas dan meningkatkan perasaan
kontrol
Tujuan/Kriteria Hasil Mempertahankan oksigen aliran rendah
Klien mudah dengan nasal kanul, masker, dan
bernafas dan tidak sungkup
ada penggunaan otot Memposisikan pasien semi fowler
bantu pernapasan
Frekuensi dan irama
pernapasan klien Aktivitas Kolaboratif
dalam batas normal Melaporkan perubahan sensori, bunyi
Tidak ada terdengar napas, pola pernapasan, nilai GDA,
bunyi napas sputum, dll sesuai dengan kebutuhan
tambahan atau protokol
Memberikan obat bronkodilator sesuai
dengan program atau protokol
Memberikan tindakan nebulizer
ultrasonik dan udara pelembab atau
oksigen sesuai dengan program atau
protokol institusi
Memberikan obat nyeri untuk
pengoptimalan pola pernapasan
Pendidikan Kesehatan
Menginformasikan kepada pasien dan
kelurga tentang teknik relaksasi untuk
meningkatkan pola pernapasan
Mendiskusikan perencanaan untuk
perawatan di rumah
Mengajarkan cara batuk secara efektif
Menginformasikan kepada pasien dan
keluarga untuk tidak merokok di dalam
ruangan
Menganjurkan pasien/keluarga untuk
memberitahu perawat pada saat terjadi
ketidakefektifan pola pernapasan
11. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Nama
Diagnosa
TGL Jam Intervensi Keperawatan &
Keperawatan
Paraf
Mengobservasi bunyi paru ; frekuensi
Gangguan napas, kedalaman, usaha pernapasan, dan
Pertukaran Gas produksi sputum
Memantau hasil gas darah
Berhubungan Memantau kadar elektrolit
dengan: Memantau status mental misalnya tingkat
Perubahan kesadaran, gelisah, dan konfusi
membran kapiler- Mengobservasi sianosis
alveolar Memantau status pernapasan dan
Ketidakseimbanga oksigenasi
n perfusi-ventilasi Menjelaskan kepada pasien sebelum
memulai pelaksanaan prosedur
Batasan
karakteristik
Subjektif Aktivitas Kolaboratif
Dispnea Melakukan konsultasi dengan dokter
Sakit kepal pada tentang kebutuhan akan pemeriksaan gas
saat bangun darah arteri (GDA) dan penggunaan alat
Gangguan bantu yang dianjurkan sesuai dengan
penglihatan adanya perubahan kondisi pasien
Melaporkan perubahan sehubungan dengan
pengkajian data (misalnya, sensorium
Objektif pasien, bunyi napas, pola napas, analisis
AGDA tidak gas darah arteri, sputum, efek dari
normal pengobatan)
PH arteri tidak Memberikan obat yang diresepkan
normal (misalnya, natrium bikarbonat untuk
Frekuensi, irama, mempertahankan keseimbangan asam-
dan kedalaman basa)
napas tidak normal Memberikan bronkodilator, aerosol, dan
Warna kulit tidak nebulasi ultrasonik sesuai dengan
normal (pucat dan keperluan pasien
kehitaman)
Konfusi
Sianosis Pendidikan Kesehatan
Diaforesis Menjelaskan penggunaan alat bantu yang
Hiperkapnia diperlukan (oksigen, spirometer)
Hiperkarbia Mengajarkan kepada pasien teknik
Hipoksia bernapas dan relaksasi
Hipoksemia Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
Iritabilitas alasan pemberian oksigen dan tindakan
Cuping hidung lainnya
mengembang Menginformasikan kepada pasien dan
Gelisah keluarga bahwa merokok itu dilarang
Somnolen Mengajarkan kepada pasien dan keluarga
Takikardia tentang perencanaan perawatan di rumah,
misalnya pengobatan, aktivitas, alat-alat
bantu, tanda dan gejala yang perlu
dilaporkan, dan sumber-sumber di
Tujuan/Kriteria komunitas
Hasil
Fungsi paru pasien
dalam batas normal
Status neurologis
pasien dalam
rentang yang
diharapkan
Tidak dijumpai
adanya dispnea
pada saat istirahat
dan beraktivitas
Tidak dijumpai
adanya gelisah,
sianosis, dan
keletihan
Nilai AGDA dalam
batas normal
12. KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mengukur tanda vital : suhu badan,
Ketidakefektifan Perfusi tekanan darah, nadi, respirasi
Jaringan: Serebral Mengobservasi status cairan termasuk
asupan dan haluaran
Berhubungan dengan: Mengobservasi hasil laboratorium
Gangguan pertukaran AGDA : PO2, PCO2, dan kadar
Hipervolemik bicarbonat, PaCO2. SaO2 dan kadar
Hipoventilasi hemoglobin untuk menentukan
Gangguan aliran arteri penerimaan oksigen ke jaringan
Gangguan aliran vena Mengobservasi ukuran, bentuk,
Penurunan mekanisme kesimetrisan, dan reaksivitas pupil,
dari aliran darah arteri Memantau refleks korneal, batuk dan
dan vena muntah
Ketidaksesuian antara
ventilasi dan aliran darah Aktivitas Kolaboratif
Penurunan konsentrasi Memberikan obat yang menyebabkan
hemoglobin dalam darah hipertensi untuk mempertahankan
tekanan perfusi serebral
Memberikan obat-obatan untuk
Batasan karakteristik meningkatkan volume intravaskuler
Subjektif Memberikan obat diuretik dan osmotik,
Mengungkapkan nyeri Meninggikan bagian kepala tempat tidur
dada secra verbal 0 sampai 45 derajat, bergantung pada
Mengungkapkan dispnea kondisi klien dan permintaan medis
secara verbal
Pendidikan Kesehatan
Objektif Menjelaskan semua prosedur dan sensasi
Tidak terjadi perubahan yang diharapkan dari klien
reaksi pupil Menjelaskan kebutuhan akan restriksi
Kesulitan menelan cairan
Perubahan respon
motorik
Perubahan status mental
Kelemahan ektermitas
atau kelumpuhan
Tujuan/Kriteria Hasil
TD sistolik dan diastolik
dalam batas rentang yang
diharapkan
Tidak ada bising
pembuluh darah besar
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mengukur tanda vital : suhu
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: badan, tekanan darah, nadi,
Kardopulmoner respirasi
Mengobservasi status cairan
Berhubungan dengan: termasuk asupan dan haluaran
Gangguan pertukaran Mengobservasi hasil
Hipervolemik laboratorium AGDA : PO2,
Hipoventilasi PCO2, dan kadar bicarbonat,
Gangguan aliran arteri PaCO2. SaO2 dan kadar
Gangguan aliran vena hemoglobin untuk menentukan
Penurunan mekanisme dari aliran penerimaan oksigen ke jaringan
darah arteri dan vena Mengobservasi adanya
Ketidaksesuian antara ventilasi perubahan segmen ST pada
dan aliran darah EKG
Penurunan konsentrasi Timbang BB pasien setiap hari
hemoglobin dalam darah Evaluasi edema dan nadi perifer
Keracunan enzim Memeantau adanya peningkatan
kegelisahan, ansietas, dan
keletihan
Batasan karakteristik
Subjektif Aktivitas Kolaboratif
Nyeri dada Memberikan obat berdasarkan
Dispnea permintaan dan protokol medis
(misalnya, analgesic, anti
koagulan, diuretic, vasodilator
Objektif dan diuretic)
AGDA abnormal
Perubahan frekuensi pernapasan
Aritmia Pendidikan Kesehatan
Bronkospasme Menjelaskan semua prosedur
Pengisian kapiler > 3 detik dan sensasi yang diharapkan
Retraksi dada dari klien
Pengembangan cuping hidung Menjelaskan pembatasan
Penggunaan otot bantu asupan kafein, natrium,
pernapasan kolesterol, dan lemak.
Jelaskan alasan untuk makan
porsi sedikit tapi sering
Tujuan/Kriteria Hasil
TD sistolik dan diastolik dalam
batas rentang yang diharapkan
Tidak ada edema perifer dan
asites
Bunyi jantung normal
Tidak ada angina
Tidak ada bunyi napas tambahan
AGDA dalam batas normal
13. PENURUNAN CURAH JANTUNG
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mengkaji dan mendokumentasikan
Penurunan Curah Jantung tekanan darah, adanya sianosis, status
pernapasan, dan status mental.
Berhubungan dengan: Memantau tanda kelebihan cairan
Psikologis (misalnya, edema pada tubuh bagian
Anomali Jantung bawah/yang tergantung, peningkatan
Toksisitas obat berat badan).
Disfungsi konduksi listrik Mengkaji toleransi aktivitas pasien
Hipovolemia dengan memperhatikan awal napas
Peningkatan beban kerja pendek, nyeri, palpitasi, atau pusing.
ventrikular Mengevaluasi respons pasien terhadap
Iskemia ventrikular terapi oksigen.
Kerusakan ventrikular Regulasi Hermodinamik (NIC):
Restriksi ventrikular Memantau fungsi pacemaker, jika
Diet dibutuhkan;
Memantau asupan/haluaran, haluaran
Batasan karakteristik: urine, dan berat badan pasien, dengan
Subjektif
tepat;
Nyeri dada
Memantau resistensi sistematik dan
Dispnea
Kelelahan vascular paru, dengan tepat;
Dispnea nocturnal Auskultasi bunyi paru untuk
paroksismal mengetahui adanya ronki basah kasar
Napas pendek atau bunyi tambahan lainnya;
Vertigo Memantau dan mendokumentasikan
Kelemahan denyut jantung, irama dan nadi.
Objektif
Foto sinar X dada tidak Pendidikan Kesehatan
normal (kongesti vascular Menjelaskan tujuan pemberian oksigen
paru) per nasal kanula atau masker.
Enzim jantung tidak Menginstruksikan tentang
normal mempertahankan keakuratan asupan dan
Perubahan status mental haluaran.
Aritmia Mengajarkan penggunaan, dosis,
Dingin, kulit pucat frekuensi dan efek samping pengobatan.
Batuk Mengajarkan untuk melaporkan dan
Penurunan curah hujan menggambarkan awitan palpitasi dan
dengan metode nyeri, durasi, faktor yang menyebabkan,
termodelusi daerah, kualitas,, dan intensitas.
Penurunan nadi perifer Menginstruksikan pasien/keluarga dalam
Perubahan EKG perencanaan untuk perawatan di rumah,
Edema meliputi pembatasan diet, dan
Fraksi ejeksi <40 persen penggunaan alat terapeutik.
Peningkatan tekanan Memberikan informasi untuk teknik
penurunan stres, seperti biofeedback,
arteri paru relaksasi otot progresif, meditasi, dan
Peningkatan denyut latihan.
jantung
Peningkatan kecepatan
napas Aktivitas Kolaborasi
Distensi vena jugularis Memindahkan posisi pasien setiap dua
Oksigen vema bercampur jam atau pertahankan aktivitas yang
(SaO2) dibutuhkan/sesuai untuk menurunkan
Oliguria stasis sirkulasi perifer.
Ortopnea
Ronki basah
Kegelisahan
S3 atau S4 (bunyi
jantung)
Perubahan warna kulit
Penggunaan otot-otot
bantu
Hasil pembacaan tekanan
darah berbeda-beda
Peningkatan berat badan
Mengi
Tujuan/kriteria hasil:
Pasien mampu
menunjukkan
peningkatan toleransi
terhadap aktivitas fisik
Haluaran urine, berat
jenis urine, BUN dan
kreatinin plasma dalam
batas normal
Warna kulit normal
14. RISIKO KONSTIPASI
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Pendidikan untuk pasien/keluarga
Risiko Konstipasi Menginformasikan kepada pasien
tentang kemungkinan konstipasi
Faktor Risiko: yang dirangsang oleh pengobatan
Fungsi Menjelaskan efek cairan dan serat
Kelemahan otot abdomen dalam mencegah konstipasi
Pengingkaran Menjelaskan kepada pasien tentang
kebiasaan/mengabaikan konsekuensi penggunaan laksatif
keinginan untuk defekasi jangka panjang
Ketidakadekuatan defekasi Menganjurkan aktivitas optimal
Aktivitas fisik tidak cukup untuk merangsang eliminasi defekasi
Kebisaan defekasi tidak Memberikan privasi dan keamanan
teratur untuk pasien selama eliminasi
Perubahan lingkungan baru defekasi
terjadi Memberikan cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Membantu pasien/keluarga untuk
Risiko Infeksi mengidentifikasi faktor
lingkungan mereka, gaya hidup,
Faktor Risiko dan praktik kesehatan yang
Penyakit kronis meningkatkan risiko infeksi
Imunosupresi Melindungi pasien terhadap
Imunitas yang tidak adekuat kontaminasi silang dengan tidak
Pertahanan tubuh yang tidak menugaskan perawat yang sama
adekuat (kulit terluka, trauma untuk setiap pasien infeksi dan
jaringan, penurunan kerja memisahkan pasien infeksi dalam
silia, cairan tubuh statis, kamar yang berbeda.
perubahan pH pada sekresi, Membersihkan lingkungan
dan peristaltis yang berubah) dengan benar setelah
Pertahanan lapis kedua yang dipergunakan pasien
tidak memadai (hemoglobin Mempertahankan teknik isolasi,
turun, leukopenia, dan respon bila diperlukan
inflamasi tersupresi) Menerapkan kewaspadaan
Pengetahuan yang kurang universal
untuk menghindari pajanan Membatasi jumlah pengunjung
patogen bila diperlukan
Prosedur invasif
Malnutrisi Pendidikan Kesehatan
Agens farmasi Menjelaskan kepada
Ruptur membran amniotik pasien/keluarga mengapa sakit
Kerusakan jaringan dan dan pengobatan meningkatkan
peningkatan pajanan terhadap risiko terhadap infeksi
lingkungan Menganjurkan klien/keluarga
Trauma untuk menjaga hygine pribadi
untuk melindungi tubuh terhadap
Tujuan/Kriteria Hasil infeksi
Status imun klien dalam batas Mengajarkan metode aman
normal penanganan makan/ penyiapan/
Klien dan keluarga paham penyimpanan
megenai pencegahan dan Mengajarkan pasien teknik
pengendalian infeksi mencuci tangan yang benar
Klien dan keluarga paham Mengajarkan kepada pengunjung
mengenai tanda-tanda infeksi untuk mencuci tangan sewaktu
Klien dan keluarga melakukan masuk dan meninggalkan
tindakan pengendalian infeksi ruangan pasien
Klien dan keluarga Mengajarkan kepada pasien dan
melaporkan pada tim medis keluarga tanda/gejala infeksi dan
apabila dijumpai tanda-tanda kapan harus melapor ke pusat
infeksi kesehatan
Pengendalian infeksi : berikan
terapi antibiotik bila diperlukan
16. KURANG PENGETAHUAN
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mengobservasi keakuratan umpan balik
KurangPengetahuan untuk memastikan bahwa pasien
memahami penanganan yang dianjurkan
Berhubungan dengan: dan informasi yang relevan lainnya
Pembatasan secara Menentukan kebutuhan pengajaran pasien
kognitif Melakukan penilaian tingkat pengetahuan
Salah dalam pasien dan pahami isinya (misalnya,
memahami informasi pengetahuan atau prosedur/penanganan
yang ada yang dianjurkan)
Kurangnya
kemampuan
mengingat kembali Aktivitas Kolaboratif
Kurangnya Memberikan informasi dari sumber-sumber
pemahaman terhadap komunitas yang dapat menolong pasien
sumber-sumber dalam mempertahankan program
informasi penanganannya
Merencanakan penyesuaian dalam
penanganan bersama pasien dan dokter
Batasan karakteristik untuk memfasilitasi kemampuan pasien
Subjektif mengikuti penanganan yang dianjurkan
Mengungkapkan
masalahnya secara
verbal Pendidikan Kesehatan
Memberikan pengajaran sesuai denagn
tingkat pemahaman pasien, mengulangi
Objektif informasi bila diperlukan
Tidak mengikuti Menyediakan waktu bagi pasien untuk
instruksi yang menanyakan beberapa pertanyaan dan
diberikan secara mendiskusikan permasalahannya
akurat Mendokumentasikan isi pembicaraan pada
Tidak tepat atau catatan medis, bahan tertulis yang
berlebihannya diberikan, dan pemahaman pasien tentang
perilaku (sebagai informasi atau perilaku pasien yang
contoh, histeris, menunjukkan belajar
bermusuhan , agitasi,
dan apatis)
Tujuan/Kriteria Hasil
Klien mengetahui
tentang penyakit
yang dialaminya
17. ANSIETAS
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Mendokumentasikan tingkat
Ansietas kecemasan pasien
Menyelidiki dengan pasien tentang
Berhubungan dengan : teknik yang telah dimiliki dan belum
Terpajan toksin dimiliki untuk mengurangi ansietas
Hereditas di masa lalu
Kontaminasi Memberi dorongan kepada pasien
Maturasi untuk mengungkapkan pikiran dan
Stres perasaan untuk
Penyalahgunaan obat mengeksternalisasikan ansietas
Ancaman kematian Membantu pasien memfokuskan
Perubahan pada status pada situasi saat ini
ekonomi, fungsi peran, Menyeediakan pengalihan melalui
lingkungan, kesehatan, pola televisi, radio, permainan, terapi
interaksi, konsep diri okupasi
Kebutuhan yang tidak Meyakinkan pasien dengan
terpenuhi menyentuh, saling memberi empatik,
dorong pasien untuk
Afektif mengekspresikan kemarahannya,
Menderita menangis
Cemas Memberikan lingkungan yang tenang
Ketakutan Menggunakan pendekatan yang
Distres tenang dan meyakinkan
Perasaan tidak adekuat Mendampingi pasien dan membantu
Iritabilitas untuk mengidentifikasi situasi yang
Marah mencetuskan kecemasan
Memeri dorongan kepada keluarga
Menyesal
untuk menemani.pasien
Khawatir
Pendidikan kesehatan
Memberikan informasi tentang
Perilaku
diagnosa dan perawatan,
Keterbatasan produktivitas
instruksikan tentang teknik relaksasi,
Mengekspresikan keluhan
jelaskan semua prosedur
karena perubahan kehidupan
Gelisah Aktivitas Kolaborasi
Gerakan berlebihan Memberikan pengobatan untuk
(misalnya gerakan kaki, mengurangi ansietas, sesuai dengan
lengan) kebutuhan
Insomnia
Kontak mata buruk
Menyelidik dan tidak
perhatian
Tujuan/Kriteria Hasil
Ansietas berkurang
Klien dapat mengontrol
kecemasan
Klien dapat menahan diri
dari perilaku yang
mencederai diri sendiri
Klien dapat berinteraksi
dengan baik
18. GANGGUAN HARGA DIRI
Nama
TGL Diagnosa Keperawatan Jam Intervensi Keperawatan &
Paraf
Meningkatkan harga diri klien,
Gangguan harga diri seperti pernyataan klien tentang
harga dirinya
Berhubungan dengan: Menentukan rasa percaya diri
Asumsi terhadap peran baru klien
Penyakit kronis Mempertahankan hubungan
Krisis situasi pribadi yang dekat
Ganggauan psikologis Memberikan motivasi untuk
melakukan hal-hal yang baru
Membantu klien untuk
Batasan karakteristik mengidentifikasi respn yang
Subjektif positif terhadap orang lain
Mengungkapkan rasa malu/ Menghindari tindakan yang
bersalah dapat mematahkan semangat
Mengungkapkan kejelekan diri klien
sendiri Memberikan penghargaan dan
pujian terhadap perkembangan
klien dalam pencapaian tujuan
Objektif
Menyangkal permasalahan yang Aktivitas Kolaboratif
nyata terhadap orang lain. Menemukan bantuan dari
Menolak umpan balik positif, sumber-sumber rumah sakit
melebih-lebihkan umpan balik (pekerja sosial, perawat
negatif tentang diri. spesialis klinis, dan pelayanan
Mengevaluasi diri seakan tidak keagamaan)
mampu menghadapi
permasalahan.
Membesar-besarkan Pendidikan Kesehatan
permasalahan Memberikan informasi tentang
Ragu-ragu mencoba hal/situasi pentingnya konseling dan
baru ketersediaan sumber-sumber
Hipersentsivitas terhadap dikomunitas
kritikan/ hinaan oarng lain Mengajarkan ketrampilan untuk
Mengalihkan tanggung jawab/ bersikap positif melalui bermain
kesalahan terhadap peran, model peran, dan diskusi
permasalahan Mengajarkan orangtua dan
kleuarga pentingnya
Tujuan/Kriteria Hasil ketertarikan dan dukungan
Klien mengungkapkan terhadap perkembangan konsep
penerimaan diri diri yang positif pada klien.
Pemenuhan peran yang
signifikan
Penerimaan kritikan dari orang
lain
Keinginan untuk melawan
orang lain
19. GANGGUAN POLA TIDUR
Nama
Diagnosa
TGL Jam Intervensi Keperawatan &
Keperawatan
Paraf
Memantau pola tidur pasien dan mencatat
Gangguan Pola Tidur hubungan faktor-faktor fisik (apnea saat
tidur , sumbatan jalan napas,
Berhubungan dengan: nyeri/ketidaknyamanan, dan sering
Psikologis berkemih atau faktor-faktor psikologis
Proses penuaan (ketakutan) yang dapat mengganggu pola
Ansietas tidur pasien.
Agens biokimia Mengidentifikasi faktor-faktor yang
Suhu tubuh menyebabkan klien kurang tidur/ tidak
Irama sirkadian bisa tidur (ketakutan, masalah yang tidak
asinkron terselesaikan, dan konflik).
Pajanan Memberikan rasa nyaman pada klien
gelap/cahaya siang untuk tidur (menghindari suara keras dan
hari penggunaan lampu saat malam, berikan
Sindrom lingkungan yang tenang, damai, dan
perlambatan atau meminimalkan laporan).
kemajuan fase tidur Memfasilitasi klien untuk
Depresi mempertahankan rutinitas waktu tidur
Diet pasien, pertanda/keperluan sebelum tidur,
Keletihan dan benda-benda yang familiar, jika
Ketakutan diperlukan.
Menganjurkan pasien untuk menghindari
Perubahan jadwal
makanan dan minuman pada jam tidur
tidur/bangun yang
yang dapat mengganggu tidur.
sering
Membantu pasien untuk membatasi tidur
Ketidakadekuatan
di siang hari dengan menyediakan
hygiene tidur
aktivitas yang meningkatkan kondisi
Kehilangan
terjaga, jika diperlukan
pasangan tidur,
Memberikan pijatan yang nyaman,
perubahan tidur
pengaturan posisi, dan sentuhan afektif.
Kondisi terjaga
Mengatur jadwal tidur siang, jika
yang maladaptif
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Perubahan
tidur
hormonal secara
Mengelompokkan aktivitas perawatan
periodic yang
untuk meminimalkan tindakan yang dapat
berhubungan
membangunkan; berikan siklus tidur
dengan gender
minimal 90 menit
Pikiran sebelum
tidur
Pendidikan Kesehatan
Perpisahan dari
Menjelaskan pentingnya tidur yang
orang yang berarti
adekuat selama sakit, dan stres
psikososial
Tujuan/Kriteria Hasil
Berdiskusi pasien dan orang lain yang
Jumlah jam tidur
penting tentang faktor-faktor yang dapat
klien tidak
berpengaruh pada gangguan pola tidur.
terganggu (sesuai
kebutuhan)
Tidak ada masalah Aktivitas Kolaborasi
dengan pola, Berdiskusi dengan dokter tentang
kualitas, dan perlunya meninjau kembali program
rutinitas tidur atau pengobatan jika berpengaruh pada pola
istirahat tidur
Perasaan segar
setelah bangun
tidur atau istirahat
Tidur siang yang
sesuai usia
Terjaga dengan
waktu yang sesuai
20. KELETIHAN
Objektif
Menurunkan
kinerja
Meningkatkan
kebutuhan istirahat
Lesu atau tidak
bergairah.
Tujuan/kriteria
hasil:
Dapat beradaptasi
dengan aktivitas
Pasien dapat
menyeimbangan
aktivitas dan
istirahat
Nutrisi pasien
adekuat
21. GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Nama
Diagnosa
TGL Jam Intervensi Keperawatan &
Keperawatan
Paraf
Mengkaji penerimaan perawatan, sumber-
Gangguan sumber, system pendukung, keterampilan
pertumbuhan dan koping, dan tingkat komitmen untuk
perkembangan membuat rencana perawatan
Identifikasi masalah fisik yang potensial
Berhubungan dengan: dan berhubungan dan buat rencana untuk
Efek kecaacatan fisik pencegahannya
Defisiensi Memantau interaksi dan komunikasi
lingkungan dan orangtua-anak
stimulasi Magkaji keadekuatan nutrisi
Ketidakadekuatan Memantau kecenderungan peningkatan
menerima asuhan atau penurunan berat badan
Ketidakkonsistenan Memantau tingkat tanggung jawab yang
ketanggapan diterima pasien
Ketidakacuhan Membantu pasien dalam mencapai
Ketergantungan obat tingkat pertumbuhan dan perkembangan
Terpisah dari orang selanjutnya melalui penyelesaian tugas
yang berarti tertentu pada tingkat pertumbuhannya.
Kekerasan Menciptakan lingkungan yang dapat
Perubahan dalam mendukung aktivitas kehidupan sehari-
sistem keluarga hari dengan kemandirian penuh
Distress janin Membina hubungan terapeutik dan saling
Rawat gabung percaya
inadekuat Memberikan aktivitas yang dapat
Perawatan prenatal meningkatkan interaksi di antara anak-
inadekuat anak
Ibu berpenyakit Memberi dukungan untuk
akut/kronis mengekspresikan diri melalui pujian atau
Penyakit neonatal umpan balik positif atas usaha-usahanya
Kemiskinan
Prematuritas Pendidikan untu pasien/keluarga
Trauma perpisahan Mengajarkan tentang tahapan
Gaya hidup ibu yang perkembangan normal dan perilaku yang
tidak sehat selama berhubungan
kehamilan Mendemonstrasikan aktivitas yang
meningkatkan perkembangan
Batasan karakteristik:
Objektif Aktivitas kolaboratif
Perubahan Bertindak sebagai manajer kasus untuk
pertumbuhan fisik menjamin perawatan yang menyeluruh
Penurunan respons dengan mengkoordinasikan pengobatan,
nutrisi, sekolah, rehabilitasi, dan layanan
Keterlambatan atau
sosial
kesulitan dalam
menguasai suatu Rujuk pengasuh ke kelompok pendukung,
keterampilan khusus sesuai kebutuhan
dari seusianya
Afek datar
Ketidakmampuan
untuk melakukan
perawatan diri atau
aktivitas control diri
yang layak bagi
usianya
Tidak bergairah
Tujuan/kriteria hasil:
Anak akan mencapai
norma pertumbuhan
yang diharapkan
Anak akan mencapai
tahapan penting
perubahan fisik,
kognitif, dan
kemajuan psikososial
sesuai usianya, tanpa
keterlambatan
Kematangan fisik
akan berkembang
secara normal
Lampiran 11
Disusun Oleh:
Waslifour Glorya Daeli
071101026
d. Sasaran
Keluarga dan pasien yang terinfeksi penyakit Demam Berdarah Dengue.
e. Metode
Ceramah dan Diskusi (Tanya Jawab)
g. Media
Leaflet
h. Pengorganisasian
Penyuluh : Waslifour Glorya Daeli
i. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media
Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam 2 menit
- Memperkenalkan - Mendengarkan dan
diri memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
Kegiatan - Menjelaskan 6 menit Leaflet
inti tentang: pengertian,
etiologi, manifestasi
klinis, faktor resiko,
klasifikasi,
patofisiologi,
pemeriksaan - Mendengarkan dan
penunjang, memperhatikan
pencegahan,
penatalaksanaan,
prognosis,
komplikasi, dari
DBD
Penutup - Memberikan - Mengajukan 2 menit Leaflet
kesempatan pada pertanyaan
klien dan keluarga
bertanya
- Mengevaluasi - Mendengarkan dan
pengetahuan klien memberikan
dan keluarga tentang umpan balik
materi yang
disampaikan dengan
memberikan
pertanyaan
- Menyimpulkan - Mendengar dan
materi yang telah memperhatikan
disampaikan
- Membagikan leaflet - Menerima leaflet
- Memberi salam - Menjawab salam
j. Kriteria Evaluasi
- Evaluasi Struktur
Kesiapan klien dan keluarga mengikuti penyuluhan kesehatan,
media dan alat dapat memadai, dan tempat sesuai dengan kegiatan
- Evaluasi Proses
Kegiatan pendidikan penyuluhan kesehatan dilakukan sesuai
dengan waktu yang direncanakan, peserta mengikuti kegiatan dengan
aktif dan kooperatif, peserta menanyakan hal-hal yang kurang jelas,
peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
- Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit diharapkan
peserta dapat menjelaskan kembali tentang pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan
penunjang, pencegahan, penatalaksanaan, prognosis, komplikasi, dari
DBD.
k. Referensi
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Volume 2, (terjemahan). Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI
A. PENGERTIAN
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh 4
serotipe virus dengue dan ditandai dengan 4 gejala krisis utama yaitu: demam
yang tinggi, manifestasi pendarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbulnya renjatan sebagai akibat dari kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan kematian. Infeksi akut ini disebabkan oleh arbovirus
(Arthhropodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (aedes
albopictus dan aedes aegypti).
B. ETIOLOGI
Virus masuk ke dalam tubuh lewat gigitan nyamuk aedes aegypti yang
tinggal di dalam rumah atau nyamuk aedes aegypti yang biasa berada di kebun
pekarangan rumah. Keduanya bias sama menularkan virus dengue, namun
nyamuk aedes aegypti yang paling sering menjadi penularnya.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam yang tinggi mendadak yang berlangsung slama 2-7 hari >39°C.
2. Pendarahan trauma pada kulit
3. Hepatomegali
4. Anoreksia/ muntah-muntah
5. Nyeri perut, nyeri pada otot dan tulang
6. Sakit kepala
7. Nadi cepat dan lemah (< 20 mmHg)
8. Kulit dingin
9. Anak gelisah
10. Lidah kotor dan susah BAB
D. FAKTOR RESIKO
1. Bermukim di wilayah yang terjangkit DBD
2. Ada tetangga yang terjangkit DBD
3. Sedang musim DBD
4. Tinggal di lingkungan kumuh
5. Gizi buruk
E. KLASIFIKASI
Grade I : Kesadaran kompos Mentis, keadaan mum lemah, tanda-tanda
vital dan nadi lemah
Grade II : Kesadaran kompos Mentis, kedaan umum lemah ada
pendarahan spontan ptekia, perdarahan gusi dan telinga,serta
nadi lemah
Grade III : Kesadaran apatis, somnoken, keadaan umum lemah, nadi
Lemah/ kecil dan tidak teratur serta tensi menurun.
Grade IV : kesadaran koma tanda-tanda vital: nadi tak teraba, tensi tidak
Teratur, ekstermitas dingin, berkeringat dan kulit tampak
biru.
F. PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami
keluhan dan gejala karena anemia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limpa. Fenomena patofisiologi utama
yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dengan DHF ialah
meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilatoksin,
histamine, dan serotonin serta aktifasi system kalikrein yang berakibat akstravasi
cairan intravaskulan ke ekstravaskular. Hal ini berakibat berkurangnya volum
plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan
renjakan.plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan
demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan.pada penderita dengan
renjatan berat, volum plasma dapat menurun sampai > 30%. Adanya kebocoran
plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukanya cairan dalam
rongga serosa yaitu rongga perikonium pleura dan perikard yang pada autopsy
ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya melalui infuse.
Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak
segera diatasi dapat berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian.
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastic stelah pemberian
plasma yang efektif, sedangkan pada autopsy tidak ditemukan kerusakan dinding
pembuluh darah yang destruktif, menimbulkan dugaan bahwa perubahan
fungsional dinding pembuluh darah mungkin disebabkan mediator farmakologis
yang bekerja singkat. Sebab lain pada DHF adalah perdaraan hebat yang biasanya
timbul setelah renjatan berlangsung lama.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:
1. Hb dan PCU meningkat ( ≥ 20% )
2. Trobositopenia (≤ 100.000/ ml )
3. Leucopenia (lingkungan normal atau lekositosis)
4. Lg D dengue positif
5. Hasil pemeriksanaan kimia darah menunjukan : hipoproteinemia,
hipokloremia dan hiponatremia
6. Ureum dan pH darah mungkin meningkat
7. Asidosis metabolic : pCO2 < 35-40 mmHg dan HCO3 rendah
8. SGOT/ SGPT meningkat
H. PENCEGAHAN
Pencegahan umum dan program pemberantasan dari pemerintah.
Pencegahan umum dan program dalam memberantas penyakit demam berdarah
yang dilakukan oleh pemerintah telah mengalami perbaikan selama hampir 36
tahun. Dekade pertama adalah dengan cara penyemprotan dengan menggunakan
alat potabel dan ultra low volume (ULV). Dan dekade kedua dilakukan dengan
penyemprotan yang ditambah dengan larvaside atau yang dikenal dengan abate.
Secara umum pencegahan dilakukan dengan:
1. Penyemprotan atau vagging.
2. Pemberian bubuk abate pada bak penampungan air
3. PSM (1993) diikuti pembentukan kelompok kerja (pokja) DBD yang
merupakan koordinasi pemberantasan DBD dalam wadah LKMD
4. Pemerintah juga membentuk forum kerjasama linta sektoraldi tiap
tingkat administrasi pemerintah (kecamatan, kabupaten, propinsi, dan
pusat) yang disebut dengan kelompok kerja oprasional
5. Gunakan pemberantasan sarang nyamuk (GPSN). Pertama kali tanggal
14 april 1998. gerakan tersebut meliputi 3M, yaitu:
Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur
sedikitnya seminggu sekali / menaburkan bubuk abate
kedalamnya
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
Mengukur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan
I. PENATALAKSANAAN
1. Kasus DBD yang diperkenankan berobat jalan:
a. Bila penderita hanya mengeluh panas
b. Keinginan minum dan makan masih baik
c. Mengatasi panas tinggi mendadak diberikan otot panas parasetamol 10-15
mg/KgBB setiap 3-4 jam diulang jika simtom panas masih nyata diatas
38,5ºC.
4. Koreksi elektrosit dan kelainan metabolic kadar kalium dalam serum pada
kasus yang berat biasanya rendah
5. Obat penenang
a. Chloral hidrat oral/ rectal dosis 12,5-50 mg/kg (jangan lebih 1 jam)
b. Valium 0,3-0,5 mg/kg/BB/kali (bila tidak terjadi gangguan system
pernafasan)
c. Lorgactil 1 mg/kg/BB/hari
d. Terapi O2
e. Tranfusi darah
f. Perawatan dirumah
g. Minum yang banyak.
h. Dicatat seberapa banyak minumnya
i. Dicatat kencing jam berapa
j. Nutrisi harus terpenuhi
k. Kalau demam diatas 38C diberi parasetamol
l. Dilarang keras memberikan Salisilat dan ibuprofen.
m. Tiap hari mulai hari ke 3, 4, 5, 6 sebaiknya kontrol dokter dan pemeriksaan
darah terutama hematokrit dan trombosit.
J. PROGNOSIS
Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, syock yang
tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang. Kematian dapat juga
disebabkan oleh sepsis karena tindakan dan lingkungan bangsal rumah sakit yang
kurang bersih. Kemudian terjadi kasus yang berat yaitu waktu muncul komplikasi
pada sistem saraf, kardiovaskuler, pernafasan, darah dan organ lain
K. KOMPLIKASI
Peningkatan jumlah kasus ini mempunyai hubungan dengan manifestasi
tidak umum, manifestasi ini termasuk fenomena SSP seperti kejang, spastisitas,
perubahan kesadaran dan proses transit. Bentuk kejang halus kadang terjadi
selama fase demam pada bayi. Kejang ini mungkin hanya kejang demam
sederhana, karena cairan serebrospinal ditemukan normal dalam kasus ini.
Intoksikasi air akibat dari pemberian cairan isotonik berlebihan untuk mengatasi
pasien dengan hipoatremia dapat menimbulkan ensefalopati. Ada beberapa
laporan tentang isolasi virus / anti dengue IgM dari cairan serebrospinal. Namun
sampai sekarang tidak ada bukti keterlibatan langsung virus dengue dalam
kerusakan neural.
Perawatan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah komplikasi
iatrogenik dalam pengobatan DHF. Komplikasi ini termasuk sepsis, pneumonia,
infeksi luka, dan dehidrasi berlebihan. Penggunaan jalur intravena terkontaminasi
dapat menyebabkan sepsis gram negatif yang disertai dengan demam, syok, dan
pendarahan berat, pneumonia dan infeksi lain dapat menyebabkan dan
menyulitkan pemulihan. Hidrasi berlebihan dapat menyebabkan GG atau
pernafasan.
Lampiran 12
EVALUASI PENYULUHAN
“DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
/DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
Disusun Oleh:
Waslifour Glorya Daeli
071101026
2) Intervensi
Berdasarkan data tersebut, praktikan merencanakan penyuluhan mengenai
Demam Berdarah Dengue kepada para keluarga dan pasien DBD. Kegiatan
penyuluhan dilakukan pada tanggal 20-21 Juni 2012. Sasaran kegiatan
tersebut adalah kepada para keluarga dan pasien DBD.
3) Implementasi
Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari yaitu tanggal 20-21 2012 pukul
10 s/d selesai di ruang rawat inap anak Melati I / Ruang III yang dilakukan
oleh Mahasiswa PBLK Program Profesi Nurse Universitas Sumatera Utara.
Mahasiswa PBLK Program Profesi Nurse Universitas Sumatera Utara
memberikan penjelasan mengenai pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
faktor resiko, klasifikasi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, pencegahan,
penatalaksanaan, prognosis, komplikasi, dari DBD. Praktikan menggunakan
media leaflet dan dilakukan secara face to face kepada peserta penyuluhan.
4) Evaluasi
Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar. Sebagian besar peserta
penyuluhan sangat berantusias dan kooperatif dalam mengikuti penyuluhan.
Peserta banyak bertanya kepada penyuluh terkait dengan bahan penyuluhan
yang diberikan oleh praktikan. Praktikan memberikan jawaban yang tepat
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan. Setelah
diberi penjelasan yang lebih rinci mengenai pertanyaan yang diajukan oleh
peserta, peserta terlihat lebih faham dan mengerti mengenai program keluarga
berencana. Kemudian praktikan juga melakukan evaluasi terhadap peserta
penyuluhan terkait dengan bahan penyuluhan yang telah diberikan oleh
praktikan, sekitar 75 % peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh penyuluh dengan benar.
Lampiran 13
=PENCEGAHAN=
Gerakan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (3M Plus)
Menguras tempat-tempat penampungan DEMAM
air secara teratur sedikitnya seminggu BERDARAH
sekali / menaburkan bubuk abate
kedalamnya
DENGUE
Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air
Mengubur atau menyingkirkan barang-
barang bekas yang dapat menampung
air hujan