Anda di halaman 1dari 32

Ekuitas - 2

Laba Ditahan

Laba Ditahan
1. Rugi Bersih 1. Laba bersih
2. Penyesuaian tahun sebelumnya 2. Penyesuaian tahun sebelumnya
3. Dividen 3. Penyesuaian reorganisasi semu
4. Transaksi saham treasury
Dividen dan Kebijakan Dividen
Dividen adalah pembayaran sebagian laba perusahaan
kepada para pemegang saham.

Dividen umumnya lebih kecil dari saldo LDT, karena:


1. Adanya persetujuan dengan kreditur untuk tidak
membagikan laba ditahan seluruhnya guna
mengantisipasi kemungkinan terjadinya rugi.
2. Adanya peraturan dari instansi yang berwenang.
3. Adanya kebijakan pencadangan untuk reinvestasi.
4. Adanya kebijakan untuk membayar dividen setiap tahun.
5. Adanya kebijakan pencadangan guna menutup rugi.
Contoh Kebijakan Dividen
Perusahaan merencanakan untuk menahan (tidak
membagi) laba karena perusahaan memerlukan dana
untuk mengembangkan perusahaan dan tidak akan
membagi dividen tunai untuk saham biasa kelompok A
dan kelompok B dalam beberapa tahun mendatang.
Kebijakan ini disebabkan karena perusahaan terikat
pada persetujuan dengan kreditur (debt agreements).
Perusahaan baru akan membayarkan dividen untuk
saham biasa kelompok A dan B hanya apabila utang
kepada kreditur sudah jatuh tempo dan terlebih dahulu
membayar dividen untuk saham prioritas.
Dividen dan Kebijakan Dividen
Tanggal-tanggal yang berhubungan dengan dividen:
1. Date of declaration: yaitu tanggal pengumuman
dividen. Pada saat diumumkan, perusahaan akan
mendebit rekening Laba Ditahan dan mengkredit
rekening Utang Dividen.
2. Date of record: yaitu tanggal pencatatan pemegang
saham yang berhak menerima pembayaran dividen.
Pada tanggal ini tidak ada jurnal yang dibuat.
3. Date of payment: yaitu tanggal pembayaran dividen.
Pada tanggal ini, perusahaan akan mendebit rekening
Utang Dividen dan mengkredit rekening Kas.
Dividen dan Kebijakan Dividen
Jenis-jenis Dividen
1. Cash Dividend: dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas.
2. Property Dividend: dividen yang dibayarkan dalam bentuk aktiva
selain kas.
3. Scrip Dividend: yaitu dividen yang pembayarannya ditunda, dengan
cara mengeluarkan scrip, yang menyerupai utang wesel.
4. Liquidating Dividend (dividen likuidasi)
5. Stock Dividend (dividen saham): yaitu dividen yang diberikan kepada
pemegang saham dalam bentuk saham. Dalam transaksi stock
dividen ini, tidak ada aktiva yang dibagikan dan setiap pemegang
saham tetap memiliki proporsi hak pemilikan yang sama dengan
sebelum pembagian dividen dan nilai buku saham juga tidak berubah.
Stock Dividend
• Kalau harga pasar saham yang dibagikan
sebagai dividen mempengaruhi harga pasar
yang sudah dipegang -> maka dasarnya
NILAI NOMINAL -> terjadi jika dividen
yang dibagikan > 20-25%, disebut dengan
LARGE STOCK DIVIDEND
• Kalau tidak mempengaruhi harga pasar maka
dasarnya HARGA PASAR -> terjadi jika
dividen yang dibagikan < 20-25%, disebut
dengan SMALL STOCK DIVIDEND
Stock Split
• Pemecahan nilai nominal saham menjadi
nilai nominal lain yang lebih kecil. Agar
nilai pasar saham menjadi turun.
• Tidak mempengaruhi nilai modal saham,
tetapi hanya mempengaruhi jumlah lembar
saham
• Tidak ada pencatatan, tetapi cukup memo
Stock Split VS Stock Dividen
• Stock Split:
– Jumlah lembar saham bertambah
– Nilai nominal saham turun
– Nilai pasar saham turun
• Stock Dividen
– Jumlah lembar saham bertambah
– Nilai nominal saham tetap
– Nilai pasar saham turun, jika LARGE STOCK
DIVIDEN
Pembatasan Laba Yang Ditahan
• Tujuan: agar tidak bisa dibagikan sebagai
dividen tetapi hanya bisa digunakan untuk
tujuan tertentu. Misalnya: melunasi utang
jangka panjang, melindungi modal kerja,
pengembangan perusahaan (ekspansi) dan
menutup kemungkinan rugi dimasa depan.
Contoh 1: (Cash dividend). Pada tanggal 10 Juni 2006, PT
Renjana mengumumkan dividen tunai sebesar Rp2.500,00 per
lembar saham untuk 1.800.000 lembar saham yang tercatat
pada tanggal 16 Juni 2006. Dividen ini akan dibayarkan pada
tanggal 16 Juli 2006.

Jun. 10 Laba Ditahan 4.500.000.000


Utang Dividen 4.500.000.000

Jun. 16 Tidak ada jurnal

Juli 16 Utang Dividen 4.500.000.000


Kas 4.500.000.000
Contoh 2: (Property dividend). PT Belladona ingin menyerahkan investasi
dalam sekuritas yang memiliki kos Rp2.500.000.000 kepada para
pemegang saham dengan mengumumkan property dividen pada tanggal 28
Desember 2006. Penyerahan ini akan dilakukan pada tanggal 30 Januari
2007 untuk pemegang saham yang tercatat pada tanggal 15 Januari 2007.
Pada saat dividen ini diumumkan, nilai pasar sekuritas adalah
Rp4.000.000.000.

Des. 28 Investasi Dlm. Sekuritas 1.500.000.000


Laba Kenaikan Sekuritas 1.500.000.000

Des. 28 Laba Ditahan 4.000.000.000


Utang Dividen Property 4.000.000.000

Jan. 30 Utang Dividen Property 4.000.000.000


Investasi Dlm. Sekuritas 4.000.000.000
Contoh 3: (Scrip dividend). PT Mutiara saat ini tidak memiliki
kas dalam jumlah yang cukup untuk membayar dividen, oleh
karena itu pada tanggal 27 Mei 2006 perusahaan mengumumkan
scrip dividend, berupa wesel berjangka 2 bulan senilai Rp1.600
per lembar untuk 2.531.250 lembar saham yang tercatat pada
tanggal 5 Juni 2006. Wesel tersebut berbunga 10% dan jatuh
tempo pada tanggal 27 Juli 2006.

Mei 27 Laba Ditahan 4.050.000.000


Utang Wesel 4.050.000.000

Juli 27 Utang Wesel 4.050.000.000


Biaya Bunga 67.500.000
Kas 4.117.500.000
Contoh 4: (Liquidating dividend). PT Cempaka mengumumkan
dividen tunai sebesar Rp2.400.000.000 dengan catatan
Rp900.000.000 merupakan pembagian laba, sedangkan sisanya
merupakan pengembalian modal.

Laba Ditahan 900.000.000


Premi Saham Biasa 1.500.000.000
Utang Dividen 2.400.000.000

Utang Dividen 2.400.000.000


Kas 2.400.000.000
Contoh 5. (Stock Dividend). PT Indragiri saat ini memiliki 1.000
lembar saham beredar yang memiliki nilai nominal Rp200.000
per lembar, dan saldo laba ditahan sebesar Rp100.000.000.
Perusahaan mengumumkan stock dividend 10%, dengan
mengeluarkan 100 lembar saham. Nilai pasar saham pada saat itu
adalah Rp260.000 per lembar.

Laba Ditahan 26.000.000


Saham Biasa Dibagikan 20.000.000
Premi Saham Biasa 6.000.000
Saham Biasa Dibagikan 20.000.000
Saham Biasa 20.000.000
Keistimewaan Saham Prioritas
• Convertible (dapat dikonversi): pemegang
saham prioritas dapat menukarkan dgn
saham biasa dgn rasio yg telah ditentukan
• Callable (dpt ditarik):ditarik dengan harga
tertentu (lebih mahal) untuk memperoleh
modal kembali. Dividen tertunggak harus
dibayarkan.
• Kumulatif >< Tidak Kumulatif
– Kumulatif: dividen yang tidak dibagikan
dianggap sebagai tunggakan .
– Tidak2 Kumulatif: dividen yang tidak
dibagikan dianggap hilang.
• Partisipasi: pembagian dividen dibagi sama
(dgn prosentase tertentu) dengan saham
biasa.
– Partisipasi penuh: selain mendapatkan dividen
dgn prosentase tertentu, juga mendapatkan
tambahan dividen (jika terdapat sisa) secara
proporsional dgn saham biasa.
– Partisipasi tidak penuh (parsial): selain
mendapatkan dividen dgn prosentase tertentu,
juga mendapatkan tambahan dividen (jika
terdapat sisa) dgn prosentase sebesar sisa
partisipasinya.
Dividen dan Kebijakan Dividen

Posisi Modal dan Laba Ditahan:


Sebelum dividen
Modal Saham, 1.000 lembar @ Rp200.000 Rp200.000.000,00
Laba Ditahan 100.000.000,00
Jumlah Modal Rp300.000.000,00

Hak Pemegang Saham:


A. 400 lembar, 40% Hak Pemilikan, nilai buku Rp120.000.000,00
B. 500 lembar, 50% Hak Pemilikan, nilai buku 150.000.000,00
C. 100 lembar, 10% Hak Pemilikan, nilai buku 30.000.000,00
Rp300.000.000,00
Dividen dan Kebijakan Dividen
Setelah pengumuman namun sebelum pembayaran dividen:
Modal Saham, 1.000 lembar @ Rp200.000 Rp200.000.000,00
Modal Saham Dibagikan, 100 lembar @200.000 20.000.000,00
Premi Saham 6.000.000,00
Laba Ditahan 74.000.000,00
Jumlah Modal Rp300.000.000,00
Dividen dan Kebijakan Dividen

Setelah pembayaran dividen


Modal Saham, 1.100 lembar @ Rp200.000 Rp220.000.000,00
Premi Saham 6.000.000,00
Laba Ditahan 74.000.000,00
Jumlah Modal Rp300.000.000,00
Hak Pemegang Saham:
A. 440 lembar, 40% Hak Pemilikan, nilai buku Rp120.000.000,00
B. 550 lembar, 50% Hak Pemilikan, nilai buku 150.000.000,00
C. 110 lembar, 10% Hak Pemilikan, nilai buku 30.000.000,00
Perhitungan Dividen

PT Que-Sera merencanakan akan membagi dividen tunai


sebesar Rp100.000.000. Saham yang beredar terdiri dari
saham biasa dengan nilai nominal Rp800.000.000 dan
saham preferen 6% dengan nilai nominal Rp200.000.000.
Apabila SP tidak kumulatif dan tidak berpartisipasi
SP SB Total
6% dari Rp200 juta Rp12.000.000 Rp12.000.000
Sisanya untuk SB Rp88.000.000 88.000.000
Total Rp12.000.000 Rp88.000.000 Rp100.000.000
Perhitungan Dividen
Jika Saham prioritas tidak berpartisipasi dan kumulatif, dan
dividen tidak dibayarkan selama dua tahun terakhir.

SP SB Total
Dividen SP Terutang Rp24.000.000 Rp24.000.000
Dividen SP tahun ini 12.000.000 24.000.000
Sisanya untuk SB Rp64.000.000 64.000.000
Total Rp36.000.000 Rp64.000000 Rp100.000.000
Perhitungan Dividen
Jika Saham prioritas berpartisipasi penuh dan tidak kumulatif
SP SB Total
Dividen tahun ini (6%) Rp12.000.000 Rp48.000.000 Rp60.000.000
Dividen partisipasi (sesuai
dengan proporsi modal):
- Saham preferen 1/5 8.000.000
- Saham biasa 4/5 32.000.000 40.000.000
Total Rp20.000.000 Rp80.000.000 Rp100.000.000
Perhitungan Dividen
Saham prioritas berpartisipasi penuh dan kumulatif, dan dividen
tidak dibayarkan selama dua tahun terakhir.
SP SB Total
Dividen terutang tahun lalu Rp24.000.000 Rp24.000.000
Dividen tahun ini (6%) 12.000.000 Rp48.000.000 60.000.000
Dividen partisipasi (1,6%)*) 3.200.000 12.800.000 16.000.000
Total Rp39.200.000 Rp60.800.000 Rp100.000.000
*) dapat juga dihitung dengan perbandingan modal 1: 4
Stock Splits
Merupakan upaya untuk menurunkan nilai saham per lembar
Tidak ada jurnal yang dibuat, cukup dibuatkan Memorandum
Note yang menunjukkan bahwa Nilai Nominal per lembar
saham turun dan Jumlah lembar saham juga naik.
Illustrasi:
Modal Sebelum Stock Split
Modal Saham, 1.000 lembar @ Rp200.000,00 Rp200.000.000
Laba Ditahan 100.000.000
Jumlah Modal Rp300.000.000
Modal Setelah Stock Split 1 lembar menjadi 2 lembar
Modal Saham, 2.000 lembar @ Rp100.000,00 Rp200.000.000
Laba Ditahan 100.000.000
Jumlah Modal Rp300.000.000
Pencadangan Laba Ditahan
1. Merupakan penyisihan/pencadangan sebagian
dari laba ditahan untuk keperluan khusus,
seperti reinvestasi, ekspansi, dsb.
2. Diatur dengan FASB Statement No. 5
"Accounting for Contingencies": Pembatasan
laba ditahan merupakan praktik yang dapat
diterima, namun harus disajikan sebagai
bagian dari kelompok rekening Modal di dalam
Neraca, dan harus diidentifikasikan dengan
jelas sesuai dengan tujuan pencadangan
tersebut.
Pencadangan Laba Ditahan

3. Pada dasarnya "hanya" merupakan


reklasifikasi laba ditahan, yang mencerminkan
keinginan manajemen untuk tidak membagikan
"bagian yang dicadangkan" untuk dibagikan
sebagai dividen, karena perusahaan ingin
menggunakannya untuk keperluan khusus.
4. Apabila pencadangan dipandang tidak
diperlukan lagi, maka saldo laba ditahan yang
disisihkan tersebut harus dikembalikan ke
rekening Laba Ditahan.
Pencadangan Laba Ditahan

Alasan Dilakukannya Pembatasan LDT


1.Legal restriction
2. Contractual restrictions
3. Existence of possible or expected loss
4. Protection of working capital position

Pencatatan Pembatasan LDT


• Dibentuk cadangan untuk perluasan pabrik sebesar
Rp800.000.000,00 per tahun selama 5 tahun
dengan cara mentransfer dari Laba Ditahan
Pencadangan Laba Ditahan

Jurnal yang harus dibuat setiap tahun (tahun ke 1 – 5):

Laba Ditahan 800.000.000


Cadangan LDT Perluasan Pabrik 800.000.000

Pada akhir tahun ke 5, rencana ekspansi telah selesai


direalisasi

Cadangan LDT PP 4.000.000.000


Laba Ditahan 4.000.000.000
Pencadangan Laba Ditahan
Pengungkapan Pembatasan Laba Ditahan dan Dividen:
Dean Food Company
Catatan atas Laporan Konsolidasi
Perjanjian Kredit. Pada tanggal 31 Mei 2006, perusahaan
menyepakati perjanjian kredit sebagai berikut: aktiva bersih
minimum $175 juta, modal kerja minimum $60 juta, dan
current ratio minimum 1.25 harus dijaga; kira-kira $63 juta laba
ditahan harus dibatasi untuk pembayaran dividen tunai dan
pembelian kembali saham; dan Perusahaan tidak boleh
memiliki utang jangka panjang lebih dari 40% dari jumlah
modal

Anda mungkin juga menyukai