Anda di halaman 1dari 5

Dampak Covid-19 Terhadap Tata Cara Beribadah Dalam Beragama

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
Imanuel Ardana Tarigan
Kelas IX-5
SMP SWASTA PUTRI CAHAYA MEDAN
Medan Baru Jl.Hayam Wuruk No.11 Kelurahan Petisah Hulu ,Kecamatan Medan Baru
Kota Medan
Provinsi Sumatra Utara
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dampak Covid-
19 Terhadap Tata Cara Beribadah Dalam Beragama”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
guru pada bidang studi Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pentingnya peran agama bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya pun menyadari bahwa masih adanya kekurangan  dan kelemahan dari
makalah saya ini. Maka dari itu saya berharap agar ibu guru dapat memberikan kritik
serta saran untuk makalah saya ini,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
anpa saran yang membangun.

DenganDengan selesainya makalah saya ini,mudah-mudahan makalah sederhana ini


dapat dipahami dengan baik oleh semua orang khususnya bagi pembaca agar dapat
bermanfaat bagi kita semua. 

Latar Belakang
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
ataupun pada manusia. Di indonesia, masih melawan virus Corona hingga saat ini, begitupun
juga di negara-negara lain. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa
melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan
pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu.
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali
ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus
Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah.
Gejala awal virus Corona yaitu:
1. Batuk.
2. Letih.
Hi3. Sesak nafas dan tidak enak badan.

Adapun pencegahan agar tidak terkena viris Corona antara lain:


1. Mencuci tangan.
2. Jangan menyentuh benda-benda di tempat umum.
3. Hindari keramaian.
4. Menjaga jarak dengan orang lain.
Di indonesia jumlah kasus virus corona yang terkomfirmasi adalah 369. Yang sedang dalam
masa perawtan sebanyak 320 orang 86,721% dari yang terkonfirmasi. Seseorang yang
dinyatakan sembuh 17 orang dari 4,607 yang terkonfirmasi. Dan yang di nyatakan meninggal
dunia 32 orang dari 8,672 yang terkonfirmasi.

Di daerah DKI Jakarta yang terkonfirmasi sebanyak 215 orang, sembuh 14 orang dan 18
orang lainnya meninggal dunia. Jawa barat terkonfirmasi 41 orang terjangkit, 1 orang di
nyatakan sembuh dan 7 meninggal dunia. Dan masih banyak lagi daerah-daerah yang
terjangkit virus Corona.

Persebaran Virus Corona di Indonesia

Virus corona (SARS-CoV-2/COVID-19, sebelumnya disebut 2019-nCoV) adalah


jenis virus penyebab penyakit seperti flu biasa, MERS, SARS, dan penyakit saluran
pernapasan lain yang berpotensi mematikan. Meskipun bisa berakibat serius,
langkah-langkah pencegahan bisa membantu melindungi kesehatan seseorang dari
virus corona, baik di masyarakat, di rumah, dan selama merawat orang yang sedang
sakit.

Virus ini pertama kali muncul di Wuhan, salah satu kota di China. Menurut berita
yang beredar soal sumber kemunculan virus ini, mulai dari makanan hingga hewan-
hewan unggas. Hal ini dikarenakan belum adanya informasi jelas soal asal muasal
kemunculan virus tersebut.

Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk
Indonesia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan

Di Indonesia, penyebaran virus ini dimulai sejak tanggal 02 Maret 2020, diduga berawal dari
salah satu warga negara Indonesia yang melakukan kontak langsung dengan warga negara
asing yang berasal dari Jepang. Hal tersebut telah diumumkan oleh bapak Presiden Jokowi.
Seiring dengan berjalannya waktu, penyebaran covid-19 telah mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut dapat diketahui dari data berikut.
dok.istimewa
Dilihat dari data diatas, dapat diketahui jika penyebaran virus corona (covid-19) ini paling
banyak terjadi di pulau Jawa. Pada tanggal 27 Maret 2020 penyebaran virus corona di
Indonesia telah mencapai angka 1.046 jiwa yang positif covid-19, 46 jiwa sembuh, dan 87
jiwa meninggal dunia. Persebaran virus ini diprediksi akan terus meningkat hingga bulan
April.

DAMPAK COVID-19 SECARA GLOBAL

•EKONOMI

Tanpa ampun, pandemi Covid-19 dan gejolak perekonomian global menghantam


sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia sekaligus dalam sekali pukul.
Telaknya lagi, kedua pukulan itu mendarat di kuartal pertama di mana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 baru saja dilaksanakan. Tidak mudah
bagi APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal untuk menyesuaikan diri
dengan arus ketidakpastian yang masih akan terus berubah dalam tiga kuartal ke
depan.

•SOSIAL

Ekonomi global dapat menyusut hingga satu persen pada 2020 karena pandemi
Virus Corona baru atau COVID-19, dan dapat berkontraksi lebih jauh jika
pembatasan kegiatan ekonomi diperpanjang tanpa respons fiskal memadai. Hal itu
disampaikan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN-DESA) yang
dilansir Antara pada Kamis (2/4/2020).

Pengarahan UN-DESA menemukan bahwa jutaan pekerja berisiko kehilangan


pekerjaan ketika hampir 100 negara menutup perbatasan nasional mereka. Itu bisa
berarti kontraksi ekonomi global 0,9 persen pada akhir 2020, atau bahkan lebih
tinggi jika pemerintah gagal memberikan dukungan pendapatan dan membantu
meningkatkan belanja konsumen.
DAMPAK COVID-19 TERHADAP AGAMA

Di tengah wabah Corona, masjid, gereja, sinagoga, kuil dan wihara harus
beradaptasi dan mengubah tradisi.

MelaluiMelalui ritual dan seremoni, agama mendefinisikan diri lewat kebersamaan


dan spiritualitas. Mencium batu suci, gulungan Taurat, buku doa dan salib, atau
menengguk minuman dari cawan yang sama, adalah contoh kebiasaan yang kini
harus dihentikan untuk sementara waktu. 

COVID-19 memaksa kegiatan keagamaan di dunia ikut beradaptasi lantaran


larangan perkumpulan massa. 

Hari-hari ini keuskupan dan gereja di seluruh dunia ramai-ramai membatalkan acara
keagamaan. Sinagoga di Amerika Serikat dan Eropa menutup pintu. Festival Purim
umat Yahudi yang biasanya berlangsung ramai dan meriah layaknya karnaval, kali
ini hanya dirayakan separuh hati. 

PENUTUP

Dalam menghadapi pandemi covid-19, kita harus selalu waspada, menjaga


kesehatan, dan selalu berdoa kepada Tuhan agar tetap diberi perlindungan

Demikian makalah saya, jika ada kata kata yang salah mohon dimaafkan

Anda mungkin juga menyukai