D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Penyusun
Anisa Maharani Putri Kurniawan Tarigan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….01
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………02
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………03
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..03
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………03
C. Tujuan……………………………………………………………………………….03
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….04
A. Pengertian Virus Corona…………………………………………………………..04
B. Gejala Virus Corona………………………………………………………………..04
C. Dampak Virus Corona Terhadap Budaya Etika di Indonesia………………….05
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….07
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………07
B. Saran………………………………………………………………………………..08
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..09
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan
pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga
berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis
daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan
berbagai jenis tikus.
Oleh karena itu, kali ini saya akan memaparkan apa-apa saja dampak yang
dapat ditimbulkan oleh virus Corona terhadap budaya etika di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
- Untuk mengetahui apa-apa saja dampak yang akan ditimbulkan oleh virus
corona terhadap budaya etika yang selama ini berlangsung di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun,
rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam
tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti.
Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus
corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk
unta, kucing, dan kelelawar.
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan
menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata
kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa
dari manusia ke manusia.
Tidak dipungkiri bahwa dengan beredarnya kabar virus corona yang telah
menjangkiti Indonesia berdampak pada sikap masyarakat yang menjadi lebih over-
protektif terhadap lingkungan sekitarnya. Ketakutan terhadap virus corona akan
memberikan pengaruh terhadap sikap sosial masing-masing individu. Kita akan lebih
mudah menaruh curiga pada orang yang batuk, bersin, atau terlihat pucat di sekitar
lingkungan kita.
Sebagai contoh, jika kita tengah mengalami kondisi badan yang kurang fit
segera berobat ke dokter. Segera gunakan alat proteksi diri seperti masker jika
hendak bersosialisasi kendati dokter tidak memberi diagnosis positif corona atau
penyakit parah lainnya. Selain itu, kita juga perlu memiliki inisiatif untuk mengurangi
interaksi bersentuhan dengan orang lain seperti berjabat tangan dan berpelukan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya "sadar diri" dan memastikan orang lain aman
dan nyaman bersama kita. Lain halnya jika kita dalam kondisi sehat dan menemukan
orang di sekitar kita yang terlihat tidak baik-baik saja. Etika sosial kita terhadap mereka
bisa ditunjukkan dengan membujuk mereka untuk pergi ke klinik atau rumah sakit
terdekat untuk periksa, atau sekadar bertanya kabar dan memberikan nasihat secara
baik untuk menjaga kesehatan.
Wabah corona menjadi ketakutan kita bersama. Namun, jangan sampai wabah
ini merenggut cara kita memanusiakan sesama. Selain mengedepankan aspek
materiil seperti menjaga perilaku hidup sehat, mengenakan masker, berolahraga rutin,
dan asupan bergizi, aspek non materiil juga perlu dipelihara seperti etika sosial kita
terhadap sesama yang tercermin dari sikap peduli, saling pengertian,
dan aware dengan lingkungan sosial kita.
Corona mungkin bisa merenggut nyawa manusia, tetapi ada satu hal yang tidak
bisa direnggut olehnya; kemanusiaan.
A. Kesimpulan
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu:
B. Saran
Sebagai makhluk sosial, kita seharusnya tidak memikirkan diri sendiri demi
menyelamatkan nyawa kita. Vius corona memang menghalangi kita untuk melakukan
kontak fisik bahkan untuk berkomunikasi. Kalaupun ingin melakukan kegiatan
tersebut, kita harus sedia masker, sarung tangan, dan lain sebagainya untuk
mencegah virus corona.
Namun, adanya virus corona ini bukan berarti kita harus curiga kepada setiap
orang yang tiba-tiba terkena batuk, pilek, ataupun demam. Virus corona juga bukan
untuk membuat kita meletakkan rasa benci ataupun curiga terhadap orang lain.
Adanya virus corona ini membuat kita sadar, bahwa kita harus mencintai diri
kita sendiri dengan menjaga kesehatan kita, namun bukan berarti menjadi egois
seperti memborong produk-produk kesehatan untuk diri kita sendiri. Virus corona juga
menyadarkan kita betapa berharganya menghabiskan kebersamaan dengan orang
lain.
Oleh karena itu, kiranya setelah usai wabah virus ini, kita dapat lebih menjaga
kesehatana kita dan menghargai waktu yang kita miliki bersama orang yang kita
sayangi, seperti teman ataupun keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
- Ancaman Corona Dan Etika Sosial Kita. Nurullahi, Aditya. 03 Maret 2020.
Diakses 23 April 2020. <https://news.detik.com/kolom/d-
4923222/ancaman-corona-dan-etika-sosial-kita>